diri dan motivasi kerja sebesar 25,5 atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model efikasi diri dan motivasi kerja mampu menjelaskan sebesar
25,5 variasi variabel dependen kinerja. Sedangkan sisanya sebesar 74,5 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
5.4 Pembahasan Hasil Analisis Data
Pada bagian ini akan dibahas analisis terhadap hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Pembahasan dilakukan berdasarkan pada teori dan
penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Untuk mempermudah pembahasan atas analisis yang dilakukan, akan dijelaskan pengaruh
dari masing-masing variabel bebas yang meliputi efikasi diri, motiasi kerja terhadap variabel terikat yaitu kinerja.
5.4.1 Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Kinerja
Hasil pengujian pengaruh langsung efikasi diri terhadap kinerja secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t
hitung
= 2,077 t
tabel
= 2,026 dan probabilitas signifikanasi p = 0,045. Nilai p yang lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu
α = 0,05 mengindikasikan bahwa pengaruhnya signifkan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa efikasi
diri berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kinerja diterima. Hasil penelitian ini sangat relevan dengan teori ataupun hasil penelitian
terdahulu. Hasil penelitian Damelina 2006 menyatakan bahwa efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.
Universitas Sumatera Utara
Kinerja dipengaruhi oleh pancapaian sasaran pribadi, efikasi diri dan nilai terhadap insentif yang diperoleh dari kinerja tersebut Locke dan Latham,1990.
Goleman 1999 mengatakan bahwa tingkat efikasi diri merupakan alat prediksi yang lebih tepat untuk kinerja seseorang dibandingkan keterampilan atau pelatihan yang
dimiliki sebelum seseorang dipekerjakan. Hasil ini mengindikasikan model teoritik yang dikembangkan dalam
penelitian ini teruji secara empirik pada kepala subbagian di Unimed, hal ini berarti bahwa efikasi diri yang tinggi akan memampukan individu untuk mengukur
keunggulan dan kelemahannya dalam menyelesaikan suatu tugas. Oleh karena itu jika seseorang merasa yakin bahwa ia dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan yang
diharapkan atau bahkan melebihi yang diharapkan maka ini akan mendorong individu untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Sejalan dengan ini maka kinerja individu
juga akan membaik sesuai atau melebihi dari yang ditentukan.
5.4.2 Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Hasil pengujian pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t
hitung
= 3,397 t
tabel
= 2,026 dan probabilitas signifikanasi p = 0,002. Nilai p yang lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu
α = 0,05 mengindikasikan bahwa pengaruhnya signifkan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa motivasi
kerja berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kinerja diterima.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sangat relevan dengan teori ataupun hasil penelitian terdahulu. Hasil penelitian Hernowo dan Farid 2004 dalam penelitiaannya yang
berjudul “Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri” menyatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap
kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Wonogiri. Hernowo dan Farid mengatakan bahwa motivasi adalah kekuatan relatif dari dorongan yang timbul dalam
diri pegawai untuk berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan kebutuhan. Sedangkan
menurut Srie Yono, Djiwanto dan Hasibuan 2004 dalam penelitiannya tentang Analisis Pengaruh Insentif, Motivasi, Disiplin Kerja dan Budaya Kerja terhadap
Kinerja Pegawai pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Banyumas menyebutkan bahwa ada pengaruh dari insentif, motivasi, disiplin kerja dan budaya
kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Banyumas. Pengaruh ini bersifat positif artinya semakin tinggi tingkat
insentif, semakin tinggi motivasi, semakin baik disiplin kerja dan juga semakin baik budaya kerja maka kinerja pegawai BPKD Kabupaten Banyumas juga akan semakin
baik. Hasil penelitian Samsudin 2005 juga memperoleh hasil bahwa motivasi
kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Robin 2003 mengemukakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh variabel motivasi, kemampuan dan kesempatan. Mitchell
dalam Kinicky dan Robert 2006 juga mengemukakan bahwa motivasi mempengaruhi perilaku dan kinerja
Universitas Sumatera Utara
Hasil ini mengindikasikan model teoritik yang dikembangkan dalam penelitian ini teruji secara empirik pada kepala subbagian di Unimed, hal ini berarti
bahwa seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi terhadap pekerjaannya baik secara internal maupun secara eksternal akan memberi kekuatan pada individu untuk
mencapai tujuannya melalui penyelesaian tugas-tugasnya. Penyelesaian tugas-tugas menggambarkan kinerja individu.
5.4.3 Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja