b. Informan Sampel adalah sebagian dari populasi, terdiri dari beberapa anggota
populasi. Sebagian ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin meneliti seluruh anggota populasi, oleh karena itu harus membentuk sebuah perwakilan
populasi Ferdinand, 2006:231. berbagai metode penentuan sampel merupakan cara-cara untuk meminimalisir kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi.
yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pihak Dealer Toyota Auto2000 Krakatau Jl. Sisingamangaraja km 9,8 Amplas.
3.6 Jenis Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari informasi melalui
wawancara dengan informan pada penelitian ini yaitu Dealer Toyota Auto2000 Krakatau.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, melalui perkembangan perusahaan, dokumentasi, buku-buku ilmiah, dan literatur
lainnya yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a.
Wawancara Interview Interview digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus
Universitas Sumatera Utara
diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah responden sedikit Sugiyono,2008:194. Interview
dalam penelitian ini dilakukan pada pihak Toyota yaitu pada manajer pada perusahaan Auto 2000, agent, dan konsumen yang menggunakan mobil Toyota
Avanza. b.
Pengamatan Observation Melakukan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti di Dealer
Toyota Auto2000 Krakatau. Pengamatan yang dilakukan mengenai siklus daur hidup produk mobil Toyota Avanza berupa bagaimana perkembangan Toyota
Avanza saat ini, promosi yang dilakukan perusahaan,harga mobil, dan keunggulan dan kelemahan pemakaian mobil Toyota Avanza tersebut.
c. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.
3.8 Prosedur Pengumpulan Data 3.8.1 Pra-
Depth Interview
Peneliti memulai depth interview dengan menggunakan langkah-langkah seperti yang disarankan oleh Mulyana 2003:82 ,yaitu :
1. Menemukan subjek penelitian Untuk menemukan orang yang akan dijadikan subjek penelitian, peneliti harus
terjun ke lapangan untuk menemukan orang yang layak untuk diwawancara.
Universitas Sumatera Utara
Sejalan dengan proses ini, peneliti dapat meminta rujukan mengenai siapa lagi orang yang mempunyai pengalaman atau karakteristik serupa.
2. Menentukan jumlah responden Dalam metode depth interview tidak ada kriteria baku mengenai berapa
jumlah responden yang harus diwawancarai. Sebagai aturan umum, peneliti berhenti melakukan wawancara sampai data menjadi jenuh. Pada penelitian ini
jumlah responden yang diwawancarai sebanyak 7 responden. 3. Variasi responden
Pertimbangan dalam pemilihan sampel ini adalah bahwa sampel sebaiknya bervariasi, dilihat dari ciri demografisnya, sehingga hasil penelitian tidak
menyimpang karena faktor-faktor sosio-ekonomi, gender, atau kepribadian yang tidak relevan, akan diperkaya oleh orang-orang yang berlainan dalam
ciri-ciri tersebut. Pada penelitian ini, variasi responden diambil dari gender laki-laki maupun perempuan, pekerjaan responden baik pegawai kantoran
maupun wiraswasta, yang telah berkeluarga dan yang belum berkeluarga.
3.8.2 Pada Saat Depth Interview
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peneliti saat melakukan depth interview, yaitu :
1. Memulai wawancara Wawancara dimulai dengan basa-basi ketimuran, namun tetap proporsional
dan secukupnya, apalagi bila responden adalah orang penting dan hanya memiliki waktu yang terbatas.
Universitas Sumatera Utara
2. Mengajukan pertanyaan a. Untuk memperoleh data secermat mungkin, digunakan tape recorder.
Namun, sebelum menggunakan tape recorder, terlebih dahulu meminta izin kepada responden. Hal ini mungkin terjadi adalah responden menjadi
gugup ketika menyadari jawabannya direkam, namun biasanya hal ini tidak berlangsung lama, dan kegugupan itu mencair seiring dengan
jalannya wawancara. Keuntungan peneliti bila menggunakan tape recorder adalah 1 peneliti dapat lebih berkonsentrasi penuh terhadap
informasi yang diberikan responden karena tidak harus mencatat ataupun menulis seluruh informasi yang terucap, dan 2 data menjadi lebih
lengkap dan akurat. b. Pertanyaan dalam depth interview cenderung dimulai dengan kata tanya
bersifat terbuka, seperti ‘bagaimana’, ‘apakah’, dan ‘mengapa’. c. Peneliti harus dapat membawa wawancara ini menjadi sebuah ‘percakapan
informal’, sehingga peneliti dapat menggali apa yang responden rasakan dan pikirkan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang akrab dan
informal. Pertanyaan bahkan dapat diajukan dalam bahasa daerah, bila diyakini responden akan bersikap lebih terbuka.
3. Pedoman penyelenggaraan wawancara Beberapa pedoman yang perlu diketahui dalam menyelenggarakan
wawancara, yaitu: a. Penyusunan isi wawancara yang efektif, dengan berusaha menempatkan
pesan utama pada awal pembicaraan.
Universitas Sumatera Utara
b. Sikap dan ekspresi vokal yang tepat. c. Saling membuka diri.
d. Sesuaikan penggunaan alat peraga dengan kondisi saat wawancara. e. Memperhitungkan kepentingan dan perspektif penelitian.
4. Mengakhiri depth interview a. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi seperti tempat dan tanggal
lahir, usia, riwayat pendidikan, penghasilan, dan sebagainya diajukan pada akhir wawancara. Hal ini berkebalikan dengan pertanyaan dalam
survei yang umumnya menempatkan pertanyaan-pertanyaan pribadi ini diawal wawancara. Tujuan teknik ini adalah menghindarkan responden
dari keharusan memberikan jawaban yang bersifat pribadi, yang mungkin membuatnya malu atau tersinggung sehingga mempengaruhi jawaban atas
pertanyaan berikutnya, atau bahkan secara mendadak dan sepihak membatalkan wawancara.
b. Pada akhir wawancara, peneliti sebaiknya meminta alamat, nomor telepon, ataupun email responden. Tujuannya adalah agar memudahkan peneliti
untuk menghubungi responden bila membutuhkan data tambahan.
3.8.3 Pasca Depth Interview
Peneliti menyalin hasil wawancara ke dalam bentuk tulisan dan memilah- milahnya berdasarkan kategorinya yang relevan, seperti model, hipotesis, atau
kerangka teori yang sedang dibangun.
Universitas Sumatera Utara
3.9 Teknik Analisis
1. Metode Deskriptif Metode deskriptif merupakan metode yang dilakukan dengan cara menyusun
data, mengelompokkannya untuk dianalisis sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat serta hubungan hubungan
antar fenomena yang sedang diteliti. 2. Metode Triangulasi
Adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan, pengecekan, atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Peneliti melakukan triangulasi dengan membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Pada metode triangulasi dapat
diperoleh dengan berbagai cara : a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang, tentang situasi terbuka dan tertutup.
c. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang.
d. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT Toyota-Astra Motor
PT Toyota-Astra Motor didirikan di Jakarta tahun 1971 oleh James Suliman dari PT Gaya Motor, William Surjadjaja dari PT Astra International Inc. dan Zenichi
Koyama dari Toyota Motor Co. Toyota Motor Sales of Japan-sebagai importer dan distributor kendaraan Toyota.
Gambar 4.1 : Logo Toyota
Tahun 1973 didirikan PT Multi Astra-pabrik perakitan dan pada tahun 1976 mendirikan PT Toyota Mobilindo sebagai pabrikan komponen untuk kendaraan
komersial Toyota. Dalam rangka mengkonsolidasikan kegiatan bisnisnya pada tahun 1989, PT TAM melakukan merger dengan empat perusahaan afiliasi yaitu : PT
Toyota-Astra Motor , PT Toyota Mobilindo, PT Multi Astra and PT Toyota Engine Indonesia.
Universitas Sumatera Utara