Siklus Daur Hidup Mobil Toyota Avanza dan Strategi Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor
SKRIPSI
SIKLUS DAUR HIDUP MOBIL TOYOTA AVANZA DAN
STRATEGI PEMASARAN PADA PT TOYOTA ASTRA
MOTOR
OLEH
ZAHRA WAINI ALVI
080502180
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
ABSTRAK
SIKLUS DAUR HIDUP MOBIL TOYOTA AVANZA DAN STRATEGI PEMASARAN PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR
Penelitian ini berjudul “Siklus Daur Hidup Mobil Toyota Avanza dan Strategi Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor”. Dalam menentukan strategi pemasaran, suatu perusahaan harus mengetahui tahapan suatu produk dalam daur hidup produk dengan tujuan agar perusahaan dapat mengambil kebijakan terhadap produk, dalam hal ini mobil Toyota Avanza pada PT Toyota Astra Motor dalam setiap tahapan. Pada penelitian ini, digunakan strategi pemasaran berdasarkan daur hidup produk yang dikembangkan dengan bauran pemasaran (product, price, place, and promotion).
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan divisi-divisi yang terkait dengan pemasaran Toyota Avanza, product knowledge Toyota Avanza, website, brosur, dan sebagainya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tahapan mobil Toyota Avanza pada daur hidup produk, mengetahui strategi-strategi pemasaran yang telah dijalankan dan mengetahui alternatif strategi-strategi pemasaran berdasarkan daur hidup produk mobil Toyota Avanza. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mobil Toyota Avanza berada pada tahap kedewasaan, ditandai dengan perusahaan Toyota Astra Motor yang memperkenalkan All New Avanza saat ini dan juga Avanza Veloz.
(3)
ABSTRACT
LIFE CYCLE OF TOYOTA AVANZA AND STRATEGIC MARKETING AT PT TOYOTA ASTRA MOTOR
The title of this research is "Life Cycle of Toyota Avanza and Strategic Marketing at PT Toyota Astra Motor". In determining marketing strategy, a company must know step of a product in product life cycle with a purpose to that company can take policy to product in every step, in this case is Toyota Avanza product at PT Toyota Astra Motor. At this research, applied marketing strategy based on product life cycle developed with marketing mix ( product, price, place, and promotion).
This study used a qualitative descriptive approach. Data was collected by conducting interviews with divisions associated with the marketing of Toyota Avanza, Toyota Avanza product knowledge, website, brochures, and so on. The purpose of this study to determine the stage of a Toyota Avanza on the life cycle of the product, know the marketing strategies that have been implemented and determine alternative marketing strategy based on product life cycle in a Toyota Avanza. From the results of the research showed that Toyota Avanza is at maturity stage, characterized by Toyota Astra Motor introduced the All New Avanza Avanza current and Veloz.
(4)
KATA PENGANTAR
Bismilahirrahmanirrahim.
Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Siklus Daur Hidup Mobil Toyota Avanza dan Strategi
Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor”.
Peneliti menyadari penyusunan skripsi ini dapat selesai dengan tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan, petunjuk, saran serta motivasi dari berbagai
pihak. Untuk itu, peneliti dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini khususnya kepada :
1. Bapak Arifin Lubis sebagai pelaksana Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME selaku Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE., MM selaku Dosen
Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak masukan
(5)
6. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembaca
Penilai yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran dan kritik demi
kesempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang
telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama
menduduki bangku perkuliahan serta menyelesaikan skripsi ini.
8. Orangtua peneliti Elvi Sahlan SH dan Wildani Nasution yang selalu
memberikan arahan dan motivasi.
9. Kedua Adik dari peneliti Rosmi Alvida dan M. Ramadan Alvi yang menjadi
tempat curahan hati selalu.
10. Teman Manajemen 2008, Jihan, Putri, Dwi, Ecut, Tira, Dana, Yuni, Indah,
Della, Tita, terima kasih atas kebersamaan yang kita lalui selama ini, semoga
kita meraih kesuksesan di masa depan.
Akhir kata, peneliti berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan peneliti lainnya. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
serta memberikan balasan kebaikan kepada seluruh pihak yang telah bersedia
membantu penyelesaian skripsi ini.
Medan, Januari 2013
Peneliti
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. . ...9
2.1 Tinjauan pustaka ... 9
2.1.1 Konsep Pemasaran... ... 9
2.1.2 Konsep Strategi Pemasaran ... 12
2.1.3 Konsep Bauran Pemasaran... 14
2.1.4 Strategi Pemasaran ... 23
2.1.5 Konsep Daur Hidup Produk ... 29
(7)
Berdasarkan Daur Hidup Produk ... 33
2.1.7 Hubungan antara Daur Hidup Produk dengan Bauran Pemasaran ... 37
2.2 Peneliti Terdahulu ... 38
2.3 Kerangka Konseptual ... 40
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 41
BAB III METODE PENELITIAN ... 43
3.1 Jenis Penelitian ... 43
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 43
3.3 Batasan Operasional ... 43
3.4 Definisi Operasional ... 44
3.5 Populasi dan Sampel ... 44
3.6 Jenis Data ... 45
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 45
3.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 46
3.9 Teknik Analisis ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 51
4.1.1 Sejarah Perusahaan PT Toyota-Astra Motor ... 51
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 52
4.1.3 Jaringan Distribusi Perusahaan ... 53
4.1.4 Sejarah Dealer Toyota Auto2000 Krakatau ... 54
(8)
4.2 Hasil Analisis ... 62
4.2.1 Siklus Daur Hidup Mobil Toyota Avanza Dan Strategi Pemasaran ... 62
4.3 Pembahasan ... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79
5.1 Kesimpulan ... 79
5.2 Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 82
(9)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Merek Mobil dengan Penjualan Terbanyak ... 3
1.2 Varians Terlaris Mobil Honda pada Juni 2012 ... 3
2.1 Hubungan antara Daur Hidup Produk dengan Bauran Pemasaran ... 37
3.1 Defenisi Operasionalisasi Variabel ... 44
4.1 Perbedaan Avanza Lama dan All New Avanza ... 67
(10)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Siklus Hidup Penjualan Dan Laba ... 30
2.2 Kurva Sigmoid ... 41
4.1 Logo Toyota ... 51
4.2 Toyota Avanza Tipe E ... 58
4.3 Toyota Avanza Tipe-G... 59
4.4 Toyota Avanza Tipe - S ... 60
4.5 Toyota Avanza Veloz... 61
4.6 Avanza Lama ... 65
4.7 All New Avanza ... 66
4.8 Avanza Veloz ... 66
4.9 Interior All New Avanza ... 66
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Daftar wawancara untuk Manajer Toyota Avanza ... 86
2 Daftar wawancara untuk Agent Toyota Avanza ... 89
3 Daftar wawancara untuk Pelanggan Toyota Avanza ... 92
4 Jawaban Hasil Wawancara ... 94
(12)
ABSTRAK
SIKLUS DAUR HIDUP MOBIL TOYOTA AVANZA DAN STRATEGI PEMASARAN PADA PT TOYOTA ASTRA MOTOR
Penelitian ini berjudul “Siklus Daur Hidup Mobil Toyota Avanza dan Strategi Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor”. Dalam menentukan strategi pemasaran, suatu perusahaan harus mengetahui tahapan suatu produk dalam daur hidup produk dengan tujuan agar perusahaan dapat mengambil kebijakan terhadap produk, dalam hal ini mobil Toyota Avanza pada PT Toyota Astra Motor dalam setiap tahapan. Pada penelitian ini, digunakan strategi pemasaran berdasarkan daur hidup produk yang dikembangkan dengan bauran pemasaran (product, price, place, and promotion).
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan divisi-divisi yang terkait dengan pemasaran Toyota Avanza, product knowledge Toyota Avanza, website, brosur, dan sebagainya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tahapan mobil Toyota Avanza pada daur hidup produk, mengetahui strategi-strategi pemasaran yang telah dijalankan dan mengetahui alternatif strategi-strategi pemasaran berdasarkan daur hidup produk mobil Toyota Avanza. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mobil Toyota Avanza berada pada tahap kedewasaan, ditandai dengan perusahaan Toyota Astra Motor yang memperkenalkan All New Avanza saat ini dan juga Avanza Veloz.
(13)
ABSTRACT
LIFE CYCLE OF TOYOTA AVANZA AND STRATEGIC MARKETING AT PT TOYOTA ASTRA MOTOR
The title of this research is "Life Cycle of Toyota Avanza and Strategic Marketing at PT Toyota Astra Motor". In determining marketing strategy, a company must know step of a product in product life cycle with a purpose to that company can take policy to product in every step, in this case is Toyota Avanza product at PT Toyota Astra Motor. At this research, applied marketing strategy based on product life cycle developed with marketing mix ( product, price, place, and promotion).
This study used a qualitative descriptive approach. Data was collected by conducting interviews with divisions associated with the marketing of Toyota Avanza, Toyota Avanza product knowledge, website, brochures, and so on. The purpose of this study to determine the stage of a Toyota Avanza on the life cycle of the product, know the marketing strategies that have been implemented and determine alternative marketing strategy based on product life cycle in a Toyota Avanza. From the results of the research showed that Toyota Avanza is at maturity stage, characterized by Toyota Astra Motor introduced the All New Avanza Avanza current and Veloz.
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia bisnis dewasa ini semakin cepat. Kemampuan suatu
perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumennya merupakan suatu
tantangan yang harus dihadapi oleh setiap organisasi bisnis manapun. Sejalan
dengan kebutuhan masyarakat yang makin meningkat, maka persaingan antar
perusahaan semakin meningkat tajam. Perusahaan berlomba-lomba untuk
menawarkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan dapat
memberikan tingkat kepuasan tertentu bagi konsumennya. Bermacam-macam
produk ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumennya, meliputi
barang-barang yang sifatnya barang-barang konsumsi dan barang-barang-barang-barang yang bersifat industrial.
Begitu banyaknya produk yang beredar di pasaran sehingga konsumen
dapat dengan mudah memilih diantara berbagai macam produk yang ditawarkan.
Dengan adanya persaingan antar perusahaan semakin tajam, maka masing -
masing perusahaan harus mampu mendeteksi apa yang menjadi keinginan
konsumen. Ini bukan merupakan hal yang mudah karena apa yang diinginkan
konsumen tersebut senantiasa berubah dari waktu ke waktu.
Disamping itu tingkat kestabilan kondisi pasarpun selalu berubah-ubah
dari waktu ke waktu. Menyadari hal tersebut, maka perusahaan selalu dituntut
untuk dapat mempertahankan keberadaan produk yang dihasilkan dalam pasar
(15)
berubah-ubah dari waktu ke waktu akan berpengaruh terhadap berapa lama
produk tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau dengan
kata lain akan berpengaruh terhadap siklus kehidupan suatu produk dalam
masyarakat.
Untuk industri otomotif sendiri mengalami peningkatan penjualan yang luar biasa terutama pada penjualan mobil nasional. PT Toyota Astra Motor adalah salah satu industri otomotif terbesar di Indonesia. Penjualan mobil selama kuartal pertama 2012 di Indonesia tanpa data lengkap dari Toyota untuk
wholesale naik 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya untuk periode yang sama. Hal tersebut disimpulkan berdasarkan data terakhir yang diterima Kompas Otomotif dari anggota Gaikindo. Pada kuartal pertama 2011 ini sudah terjual 250.533 unit untuk seluruh kategori, komersial dan penumpang. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, 225.739 unit Toyota tak tergoyahkan sebagai merek yang terus mendominasi pasar mobil di tanah air dengan menikmati 38,34 persen, dapat dilihat pada table 1.1 berikut :
Tabel 1.1
Merek Mobil dengan Penjualan Terbanyak
Sumber :
Pos. Merek Unit Pangsa (%)
Januari Februari Maret Total
1. Toyota 29.189 33.558 33.309 96.056 38,34 2. Daihatsu 13.345 13.556 13.198 40.099 16,01 3. Mitsubishi 11.941 12.642 11.982 36.565 14,59 4. Suzuki 5.600 8.488 7.120 21.208 8,47 5. Nissan 5.792 5.577 5.998 17.367 6,93
6. Hino 3.000 2.637 3.020 8.657 3,46
7. Honda 1.553 1.904 4.686 8.143 3,25
8. Isuzu 2.718 2.628 2.655 8.001 3,19
9. Kia 888 1.275 1.302 3.465 1,38
(16)
PT Toyota Astra Motor memiliki varians terlaris dengan penjualan
terbanyak pada Juni 2012 dan termasuk pada data terlengkap yang diperoleh dari
Gaikindo dengan Toyota avanza pada peringkat pertama terlaris pada penjualan
sebesar 17.061 unit, lalu disusul pada penjualan terlaris kedua yaitu Toyota kijang
inova sebesar 6.913 unit, lalu Toyota rush sebesar 3.286 unit.
Tabel 1.2
Varians Terlaris Mobil Honda pada Juni 2012
Peringkat Varians Terlaris Jumlah Unit Penjualan
1. Toyota avanza 17.061 unit
2. Toyota kijang inova 6.913 unit
3. Toyota rush 3.286 unit
4. Toyota yaris 2.920 unit
5. Toyota fortuner 1.638 unit
6. Toyota hilux pikap 1.265 unit Sumber : Gaikindo
Sejak pertama kali diluncurkan tahun 2004, Toyota Avanza menunjukkan
dominasinya dalam peningkatan penjualan mobil nasional tersebut. Penjualan
Toyota Avanza terus mengalami peningkatan setiap tahunnya hingga mencapai
posisi teratas di tahun 2006 dan 2007 hingga saat ini tahun 2012 Toyota Avanza
masih menjadi varians terlaris dari PT Astra Motor. Astra mendesain produk
Avanza sebagai penerus produ Kijang generasi terdahulu yang dianggap sudah
selesai siklus hidup teknologinya.Versi khusus dari Avanza (S Type) diluncurkan pada akhir 2004 dengan menggunakan mesi
juga ditujukan sebagai All
Avanza-Xenia VVTi dan Automatic Edition. Edisi khusus ini juga dilengkapi dengan transmisi otomatis. Hanya 200 unit Avanza (S Type) yang diproduksi. Pada akhir
(17)
aksesoris, peningkatan performa serta mesin baru berteknologi
melengkapi semua versi. Pada akhir tahun 2006 juga diluncurkan New S-Type (1.5 S VVT-i) yang merupakan versi terlengkap dengan mesin berkapasitas
1500cc VVT-i, Rear Parking Sensor, teknologi pengereman
aluminium 15". Mesin 1500cc VVT-i yang digunakan oleh Toyota Avanza
memiliki spesifikasi yang sama persis denganType tersedia dalam dua pilihan transmisi, manual dan automatic. Dan pada 2011 Toyota meluncurkan versi terbaru dari Avanza yaitu All New Avanza dengan berbagai perubahan desain yang elegant dan fitur entertainment yang lebih keren.
Penambahan control Audio Pada kemudi kini di terapkan yang terletak di sebelah kiri untuk memudahkan pengendara dalam mengatur audio. Kemudinya
pun kini mengadopsi 2 warna, silver (di tengah) dan abu-abu. Soal desain spedometer juga menjadi pokok utama perubahan. Pada spedometer New Avanza, Toyota memadukan 2 warna, yakni warna merah dan hitam. Sekilas melihat
beberapa model desain Avanza lama, desain spedometernya Avanza pernah
memanfaatkan warna biru dan orange. dibagian spedometer juga terdapat multi-information display (MID), yang pasti informasi display-nya untuk mencatat jarak tempuh dan konsumsi bahan bakar mobil itu sudah pasti ada karena hal tersebut
adalah hal pokok. Perubahan juga terlihat pada desain blower yang kini lebih lebar. diatas blower AC depan terdapat ventilasi untuk pertukaran udara. Dashboard tengahnya menggunakan warna silver. Bentuk fitur entertainment-nya kini lebih keren dengan adanya CD player yang terlihat menyatu dengan dashboard.
(18)
PT Toyota Astra Motor merupakan penyedia berbagai macam mobil
sesuai dengan kebutuhan saat ini, mobil yang irit bagi keluarga, anak muda, dan
memiliki suku cadang yang baik. Dalam penelitian ini siklus daur hidup produk
menjadi variabel penelitian, bagaimana upaya Toyota untuk memperpanjang
siklus hidup produknya, terutama pada Toyota Avanza yang mengalami
perubahan. Dimana siklus daur hidup produk adalah suatu konsep penting yang
memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti
halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus
Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar.
Siklus hidup produk ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena
memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu
penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya. Ada berbagai
pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam siklus hidup produk suatu
produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination.
Pada dasarnya siklus daur hidup produk selalu berubah-ubah karena sulit
menduga lamanya suatu tahap dan para manajer pemasaran sendiri sering tidak
bisa memastikan pada tahap apa produk mereka saat ini berada. Suatu produk
mungkin kelihatannya mencapai tahap kedewasaan, padahal hanya mencapai saat
mendatar pada tahap pertumbuhan untuk sementara sebelum menaiknya kurva
(19)
seperti siklus hidup organisasi yang alami dan pasti. Pola daur hidup menjadi
akibat dari berbagai strategi pemasaran yang telah ditentukan perusahaan. Jika
penjualan suatu produk menurun, manajer pemasaran tidak segera mengambil
kesimpulan bahwa produk sudah jelas masuk ke tahap kemunduran, karena masih
dimungkinkan diambil langkah-langkah strategi pemasaran untuk menaikkan
kembali penjualan. Sedangkan variabel penelitian yang berikutnya adalah strategi
pemasaran yang bertujuan untuk mengetahui kelompok konsumen eksternal
organisasi dimana didalamnya terdapat segmen pasar yaitu sub kelompok pembeli
dalam pasar.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Siklus Daur Hidup Mobil Toyota Avanza dan Strategi
Pemasaran Pada PT Toyota Astra Motor”.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Bagaimana siklus daur hidup mobil Toyota Avanza dan
strategi pemasaran pada PT Toyota Astra Motor.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis siklus daur
hidup mobil Toyota Avanza dan strategi pemasarannya pada PT Toyota Astra
(20)
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi perusahaan untuk lebih
memahami sejauh mana siklus daur hidup produk dan strategi pemasaran.
2. Bagi peneliti
Menambah dan memperluas pengetahuan peneliti dalam bidang
pemasaran khususnya yang berhubungan dengan siklus daur hidup produk dan
strategi pemasaran.
3. Bagi Peneliti lain
Sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Pemasaran
Umumnya orang mendefinisikan dengan menjual atau mengiklankan suatu
barang atau jasa, tetapi sebenarnya pemasaran lebih dari sekedar proses menjual
atau mengiklankan produk saja. Pemasaran menurut Kotler (2007:10) dapat
didefinisikan sebagai berikut : pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan
proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk dan jasa yang bernikai dengan pihak lain.
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh
para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan
untuk berkembang dan mendapat laba. Pemasaran merupakan aktivitas yang biasa
dilakukan setiap orang dalam hidupnya, setiap organisasi, baik bisnis maupun non
bisnis juga tidak terlepas dari aktivitas pemasaran.
Menurut Kotler (2007:4) menyatakan bahwa Pemasaran membahas
pengidentifikasian dan pemenuhan kebutuhan sosial dan manusiawi atau secara
singkat dapat dikatakan memenuhi kebutuhan dengan mendapatkan laba.
Berdasarkan pengertian pemasaran di atas pemasaran dapat diartikan,
sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan
(22)
barang dan jasa kepada kelompok pembeli. Jadi, pemasaran merupakan suatu
interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan pertukaran, tetapi
pemasaran bukanlah merupakan suatu cara yang sederhana sekedar untuk
menghasilkan penjualan.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian pemasaran yang dikemukakan
oleh beberapa ahli yang kelihatannya berbeda tapi sebenarnya sama. Perbedaan
ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran dari segi yang berbeda-beda.
Ada yang menitikberatkan pada segi fungsi, segi produknya, segi
kelembagaannya, segi manajemennya dan ada pula yang menitikberatkan dari
semua segi tersebut sebagai suatu sistem.
Pemasaran berasal dari kata pasar (market). Pasar merupakan tempat dimana penjual dan pembeli melakukan pertukaran barang, penawaran dan
pertukaran barang tersebut dapat dikatakan pemasaran. Hal ini sesuai dengan
pengertian pemasaran menurut Saladin (2003:1) yang mendefinisikan pemasaran
sebagai Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menetukan harga, promosi dan mendistribusikan barang – barang
yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan
perusahaan.
Strategi pemasaran bertujuan untuk mengetahui kelompok konsumen
eksternal organisasi dimana di dalamnya terdapat segmen pasar yaitu sub
kelompok pembeli dalam pasar. Kebutuhan dan keinginan pembeli serta tanggapan
terhadap usaha-usaha pemasaran semua segmen hampir sama dan berbeda diantara
(23)
peluang daripada ancaman.
Menurut Kotler (2007:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :
a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen. b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada
saat membeli suatu produk.
d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk
yang ditawarkan oleh pesaing.
e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.
Peluang dan ancaman memungkinkan bisnis merancang produk yang
sesuai dengan prefensi kelompok konsumen yang bervariasi. Perusahaan
hendaknya berkonsentrasi dalam pemenuhan kebutuhan tertentu agar bisa lebih
(24)
2.1.2 Konsep Strategi Pemasaran
Menurut Assauri (1998:37), perencanaan strategi pemasaran bertujuan
menemukan peluang menarik dan penyusunan strategi pemasaran yang memiliki
orientasi kepada keuntungan (laba) bagi perusahaan. Dalam memasarkan produk
yang dihasilkan agar dikenal masyarakat diperlukan kemampuan pemasaran untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, pada dasarnya dipengaruhi oleh pilihan
terhadap strategi pemasaran yang digunakan. Strategi pemasaran adalah rencana
yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan
panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan
pemasaran suatu pemasaran. Strategi pemasaran merincikan pasar target dan
bauran pemasaran (Marketing Mix) yang berkaitan. Strategi pemasaran juga bisa didefinisikan sebagai gambar besar yang memperlihatkan hal-hal yang akan
dilakukan perusahaan dalam pasar tertentu. Ada dua bagian yang diperlukan :
1. Pasar target, yaitu sekelompok konsumen yang homogen (serupa) yang akan
dihimbau perusahaan.
2. Bauran pemasaran, yaitu sejumlah variabel yang dapat dikendalikan yang
digabungkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kelompok target.
Penetapan strategi pada dasarnya merupakan proses tindakan pengambilan
keputusan guna menghadapi situasi-situasi yang ada dan yang diperkirakan dengan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, sehingga diharapkan dapat memberikan
hasil yang optimal bagi pihak perusahaan. Penetapan strategi dapat dipandang hasil
dari proses bagaimana perusahaan mengambil keputusan mengenai faktor
(25)
faktor eksternal perusahaan. Sebelum suatu strategi pemasaran dilaksanakan, pihak
perusahaan harus menganalisa keadaan lingkungan sekitar. Analisa lingkungan
bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan
mencakup semua faktor, baik yang berada didalam maupun diluar perusahaan yang
dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang diinginkan. Dengan melakukan
analisis terhadap lingkungan dalam menjalankan operasionalnya perusahaan
berarti memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan-kelemahan serta
akan memberikan peringatan dini guna mengatasi ancaman yang mungkin ada.
Strategi pemasaran yang dijalankan perusahaan bertujuan untuk mencapai
pasar sasaran yang tepat dari segmen pasar yang ada, sehingga apakah perusahaan
akan menggunakan pendekatan pemasaran terdifferensiasi atau tidak, atau
menggunakan pemasaran yang terkonsentrasi, tiga alternatif bagi perusahaan
dalam hal ini adalah :
1. Pemasaran tanpa pembedaan, yaitu pendekatan dimana tidak ada pembagian
yang khusus atau segmen tertentu dalam pasar.
2. Pemasaran dengan pembedaan, yaitu perusahaan mengidentifikasi beberapa
segmen dalam pasar dan menerapkan bauran pemasaran (marketing mix) yang berbeda bagi segmen tersebut.
3. Pemasaran terkonsentrasi, yaitu pasar terbagi dalam beberapa segmen,
perusahaan tetap menetapkan suatu bauran pemasaran yang sama bagi setiap
segmen yang ada.
Strategi pemasaran yang dijalankan perusahaan bertujuan untuk mencapai
(26)
kuantitatif dan kualitatif yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan
pemasaran dinyatakan sebagai standar performa yang ditargetkan untuk dicapai
dalam jangka waktu tertentu.
2.1.3 Konsep Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan konsep yang penting dilakukan sebuah perusahaan dalam menjalankan strategi pemasarannya.
Pengembangan marketing mix bertujuan agar perusahaan dapat mencapai sasaran
dan tujuannya. Menurut McCarthy, Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus
mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.
Menurut Assauri (1998:180) bauran pemasaran (marketing mix) didefinisikan sebagai berikut : Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana yang dapat
dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau
konsumen. Dari pengertian marketing mix diatas menurut Lupiyoadi (2006:70) alat pemasaran yang dimaksud diklasifikasikan yang secara umum dikenal dengan 4P
yaitu : product (produk), price (harga), place (tempat/distribusi), dan promotion (promosi/iklan).
Menurut Lupiyoadi (2006:70) Bauran pemasaran (marketing mix) tersebut penjelasannya sebagai berikut :
(27)
1. Produk(Product)
Produk merupakan hal yang paling utama yang menjadi perhatian
konsumen. Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang
memberikan sejumlah nilai pada konsumen. Pada perusahaan jasa, produk jasa
tidak menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen.
Perusahaan harus bisa menghasilkan produk jasa yang unggul serta dibutuhkan dan
disenangi konsumen agar sebuah produk jasa bisa laku di pasaran. Identifikasi
produk jasa tersebut dengan sangat jelas juga akan sangat membantu konsumen
mengingat produk jasa yang disediakan perusahaan. Keputusan paling mendasar
yang harus diambil oleh sebuah perusahaan adalah produk jasa yang bagaimana
yang harus disediakan untuk konsumen (target market). Strategi produk ini merupakan variabel yang sangat penting karena akan mempengaruhi
variabel-variabel lainnya. Yang dimaksud dalam pembahasan produk jasa di sini adalah
Total Produk, yang terdiri dari :
a. Produk inti (core product), merupakan fungsi inti dari produk tersebut. b. Produk yang diharapkan (expected product), produk apa yang
diharapkan konsumen.
c. Produk tambahan (augmented product), tambahan produk dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan, pelayanan,
pemeliharaan, dan pengantaran cuma-cuma.
(28)
2. Harga (Price)
Kotler (2007:64) mendefenisikan Harga adalah jumlah nilai yang
konsumen pertukarkan untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau
menggunakan suatu produk atau jasa.
Harga yang ditentukan perusahaan dengan tepat akan sangat
mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Harga juga akan
memberi nilai kepada konsumen dan akan mempengaruhi citra produk.
Ada beberapa hal yang akan sangat mempengaruhi penentuan harga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga adalah :
a. Pemosisian (positioning) jasa. b. Sasaran perusahaan
c. Tingkat persaingan.
d. Siklus hidup jasa.
e. Elastisitas permintaan.
f. Struktur biaya.
g. Sumber daya yang digunakan.
h. Kondisi ekonomi secara umum.
i. Kapasitas jasa.
Ada beberapa hal pula yang menjadi strategi penentuan harga, yaitu :
a. Skimming pasar (Market Skimming)
Dalam skimming pasar, produk baru awalnya ditawarkan dengan harga premium. Tujuannya adalah untuk menutup biaya investasi secepatnya. Strategi ini
(29)
dibanding merek-merek yang pernah ada. Kedua, merek tersebut dilindungi oleh
hak paten.
b. Penentuan harga penetrasi (Penetration Pricing)
Penetuan harga produk baru yang relatif murah dengan tujuan memperluas
pangsa pasar.
c. Penentuan harga prestis dan ekonomis (Prestige and Economy Pricing)
Penentuan harga prestis adalah strategi menaikkan harga jasa diatas harga
rata-rata dan penentuan harga ekonomi adalah strategi menurunkan harga jasa dibawah
harga rata-rata.
d. Penetuan harga majemuk (Multiple pricing)
Penentuan harga ini merupakan diskon kuantitas. Harga yang lebih murah
dikenakan jika kuantitas produk atau jasa yang dibeli semakin banyak. Biasanya
ditemukan pada toko-toko retail.
e. Penentuan harga ganjil (Odd pricing)
Penentuan harga ganjil didasarkan konsep psikologi dimana Rp. 999, dirasakan
secara psikologi, lebih rendah dari Rp. 1.000 (belum ribuan, masih ratusan).
Dalam penentuan harga jasa ini tergantung dari banyak hal, karena memang
tidak ada satu pun metode yang tepat untuk semua kondisi. Hal-hal tersebut atara
lain :
a. Besarnya anggaran iklan/promosi yang diinginkan
Jika anggaran promosi rendah mungkin karena harga barang atau jasa rendah.
(30)
b. Jenis produk
Harga produk sebaiknya kompetitif dengan produk lain.
c. Sasaran pangsa pasar
Pangsa pasar dan harga biasanya berbanding terbalik. Jika ingin pangsa pasar
yang tinggi maka harga harus rendah, begitu pula sebaliknya.
d. Saluran pemasaran
Semakin banyak tingkatan saluran pemasaran, maka harga yang ditetapkan
semakin tinggi.
e. Pandangan tentang laba
Jika perusahaan ingin menutup biaya maka hendaknya harga awal tinggi,
sementara untuk memelihara penjualan jangka panjang maka harga hendaknya
ditetapkan rendah.
f. Keragaman atau keunikan produk
Produk yang mempunyai banyak fungsi dapat dikenakan harga yang tinggi
daripada produk dengan satu fungsi.
g. Ada atau tidaknya jasa tambahan
Dalam produk adakalanya kita menemukan jasa tambahan. Contoh:
pemasangan dan pelatihan.
h. Siklus hidup penggunaan produk
Produk yang tahan lama dapat dikenakan harga yang lebih tinggi daripada
produk sekali pakai.
i. Amortisasi investasi
(31)
tinggi daripada harga yang rendah.
j. Ancaman pesaing baru
Jika ancaman persaingan muncul, sebaiknya menetapkan harga yang rendah. Jika
tidak ada ancaman, gunakan penentuan harga skimming.
Terdapat beberapa metode penetapan harga, diantaranya yaitu :
a. Penetapan harga yang paling mendasar adalah dengan menambahkan
penambahan yang standar terhadap biaya produksi (mark up).
b. Penetapan harga sasaran pengembalian adalah dengan perusahaan
menentukan harga yang akan menghasilkan sasaran tingkat
pengembalian atas investasinya (ROI).
c. Penetapan harga nilai yang diterima yaitu semakin banyak perusahaan
yang menetapkan harga berdasarkan pada nilai yang diterima dari
produk mereka. Perusahaan melihat pada persepsi nilai konsumen bukan
pada biaya penjual sebagai kunci dalam menetapkan harga, perusahaan
menggunakan variabel non harga dalam bauran pemasaran untuk
membangun nilai yang dirasa dalam benak konsumen.
d. Harga yang sedang berlaku adalah penetapan harga menurut harga yang
sedang berlaku saat ini pada pasar. Perusahaan menentukan harganya
berdasarkan harga-harga pesaing, yang berarti kurangnya perhatian pada
biaya atau permintaannya sendiri, perusahaan mungkin menetapkan
harga yang sama, lebih tinggi atau kurang daripada harga pesaing
utamanya.
(32)
persaingan yang mana merupakan hal umum dimana
perusahaanperusahaan berusaha mendapatkan pelayanan melalui tender.
Perusahaan-perusahaan ini mendasarkan harganya dengan harapan
bagaimana pesaing akan menetapkan harga dan bukan pada sekedar
pada hubungan yang kaku antara biaya dan permintaan perusahaan,
perusahaan ingin memenangkan kontrak dalam hal itu biasanya
memerlukan harga yang lebih rendah daripada harga para pesaing.
Strategi penetapan harga menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan dalam
situasi menetapkan harga pada produk baru.
3. Saluran Distribusi(Distribution)
Pemilihan saluran distribusi yang tepat dalam penyampaian jasa akan
sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Saluran distribusi adalah setiap
rangkaian perusahaan atau orang yang ikut serta dalam arus barang dan jasa dari
produsen kepada pemakai atau konsumen akhir.
Saluran distribusi yang dapat dipilih perusahaan antara lain :
a. Penjual langsung (direct sales). b. Agen atau broker.
c. Agen/broker penjual atau pembeli.
d. Waralaba (franchise) dan pengantar jasa terkontrak. 4. Promotion (promosi)
Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual
kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan
(33)
kegiatan yang berusaha mengkomunikasikan produk dan jasa yang bertujuan
mendorong pelanggan sasaran untuk melakukan pembelian. Promosi dipandang
sebagai arus informasi atau organisasi tindakan yang menciptakan pertukaran
dalam pemasaran. Promosi juga bertujuan memberitahu pelanggan target tentang
ketersediaan produk yang tepat pada tempat yang tepat dan pada harga yang tepat.
Promosi memiliki berbagai elemen yang disebut dengan Promotion Mix, yang terdiri dari penjualan perorangan (personal selling), penjualan massal (mass selling), pengiklanan (advertising), publisitas (publicity-public relation), dan promosi penjualan (sales promotion).
Adapun beberapa metode promosi yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah :
a. Penjualan Perorangan (Personal Selling)
Untuk menginformasikan kepada masyarakat secara langsung mengenai
produk-produk yang akan dijual. Dengan personal selling bisa terjadi komunikasi dua arah antara perusahaan dengan konsumen dan sekaligus dapat menjalin
hubungan baik dengan konsumen. Hubungan yang baik antara perusahaan dengan
konsumen harus selalu dijaga agar dapat menciptakan konsumen yang loyal
terhadap perusahaan.
b. Penjualan Massal (Mass Selling)
Penjualan massal (mass selling) adalah kegiatan berkomunikasi dengan sejumlah besar pelanggan potensial pada saat yang sama. Cara ini tidak sebaik jika
dibandingkan dengan penjualan perorangan karena penjualan perorangan
menyediakan umpan balik segera walaupun biaya akan sangat mahal. Tetapi
(34)
Ada dua bentuk utama penjualan massal, yaitu :
1. Periklanan (Advertising)
Periklanan adalah setiap bentuk penyajian gagasan, barang, atau jasa yang
dibayar, yang sifatnya bukan pribadi oleh sponsor yang dapat dikenali. Iklan yang
dipakai harus selalu diperhatikan penyajian iklan seperti memilih gambar,
warna-warna menarik, menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti dan menarik.
Media promosi yang digunakan mempunyai tujuan utama memberikan informasi
kepada masyarakat yang tidak terjangkau oleh tenaga penjual. Media-media yang
dapat digunakan antara lain seperti majalah, surat kabar, radio, dan TV, tanda
(simbol), dan selebaran melalui pos.
2. Publisitas (Publicity)
Publisitas (publicity) adalah setiap bentuk penyajian gagasan, barang, atau, jasa yang tidak dibayar, tetapi orang yang mempublikasikannya tetap dibayar.
Misalnya dengan produsen melakukan suatu acara bincang-bincang di suatu media
nasional.
3. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan (sales promotion) bertujuan merangsang minat, usaha
mencoba, atau pembelian oleh pelanggan akhir atau pihak lain dalam saluran
pemasaran. Promosi penjualan dapat diarahkan kepada konsumen langsung,
(35)
2.1.4 Strategi Pemasaran
Dala
bagus, bisnis sulit untuk berkembang baik. Sebagus apapun produknya, namun bila
tidak dibarengi dengan kemampuan memasarkan secara efektif, bisnis hanya akan
jalan di tempat. Memang dalam bisnis apapun persaingan itu sudah pasti ada.
Untuk itulah kita perlu strategi pemasaran yang jitu untuk menerobos ketatnya
persaingan. Ada tiga elemen dalam strategi pemasaran yaitu segmentation, targeting dan positioning. Segmentasi pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur pasar. Sedangkan targeting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi dan menjangkau pasar. Setelah pasar sasaran dipilih, maka
proses selanjutnya adalah melakukan positioning. Positioning pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memasuki jendela otak konsumen. Positioning biasanya tidak menjadi masalah dan tidak dianggap penting selama barang-barang yang
tersedia dalam suatu masyarakat tidak begitu banyak dan persaingan belum
menjadi sesuatu yang penting. Positioning baru akan menjadi penting bilamana persaingan suda sangat sengit.
2.1.4.1 Segmentasi (Segmentation)
Kotler (2007:291), mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses
untuk membagi pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang lebih
homogen, dimana tiap kelompok konsumen dapat dipilih sebagai target pasar
untuk dicapai perusahaan dengan strategi bauran pemasarannya.
(36)
spesifik dan memenuhi kebutuhan sebagian pasar yang menjadi targetnya,
sehingga kegunaan segmentasi pasar untuk desain strategi pemasaran adalah
sebagai berikut :
1. Memperoleh posisi bersaing yang lebih efektif bagi merek-merek yang ada.
2. Lebih mengefektifkan lagi posisi merek saat ini dengan bertumpu pada pasar
yang terbatas.
3. Memisahkan posisi dua atau lebih merek dari perusahaan yang sama untuk
meminimalisasi kanibalisme.
4. Mengidentifikasi gap dalam pasar yang menunjukkan peluang untuk
mengembangkan produk baru.
Segmentasi pasar yang efektif harus memenuhi persyaratan berikut :
1. Dapat diukur (measureability) : menunjukkan bahwa besar daya beli setiap segmen harus dapat diukur dengan tingkat tertentu, meskipun pada
kenyataannya beberapa variabel tertentu tidak mudah diukur.
2. Dapat dicapai (accessibility) : menunjukkan seberapa jauh segmen dapat dijangkau dan dilayani dengan efektif.
3. Berarti (substantially) : suatu kelompok akan pantas disebut segmen apabila cukup besar dan atau cukup menguntungkan
4. Layak (feasibility) : menunjukkan seberapa jauh program-program efektif dapat disusun untuk menarik minat segmen pasar.
Situmorang (2012:140), menyatakan beberapa manfaat dari segmentasi pasar
adalah :
(37)
2. Membantu dalam mendesain program-program pemasaran
3. memperbaiki alokasi strategi sumber daya pemasaran.
Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:
1. Demografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam
kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis sepert: Usia, jenis kelamin, besarnya
keluarga, pendapatan, ras, pendidikan, pekerjaan, geografis.
2. Psikografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam
kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, dan
lain-lain. Informasi demografis sangat berguna, tetapi tidak selalu menyediakan
informasi yang cukup untuk membagi konsumen ke dalam segmen-segmen,
sehingga diperlukan segmen berdasarkan psikografis untuk lebih memahami
karakteristik konsumen.
3. Perilaku
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi konsumen ke dalam
segmen-segmen berdasarkan bagaimana tingkah laku, perasaan, dan cara konsumen
menggunakan barang/situasi pemakaian, dan loyalitas merek. Cara untuk membuat
segmen ini yaitu dengan membagi pasar ke dalam pengguna dan non-pengguna
(38)
1. Menganalisis Pasar Sasaran Potensial
Menurut Situmorang (2012:142), satu kerangka analitis yang dapat
dimanfaatkan manajer untuk tujuan perbandingan potensi pasar sasaran di masa
depan adalah matriks daya tarik pasar/posisi bisnis (market attractiveness/business). Tahap-tahap dalam mengembangkan matriks daya tarik pasar/posisi bisnis untuk menganalisis pasar sasaran adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : Pemilihan daya tarik pasar dan faktor-faktor kekuatan bisnis.
Mengevaluasi daya tarik pasar tertentu dan evaluasi posisi kompetitif sekarang
atau posisi kompetitif potensial perusahaan di dalamnya secara alami membangun
analisis peluang.
Tahap 2 : Memberi bobot setiap daya tarik dan faktor kekuatan bisnis,
Tahap 3-4 : Memeringkat setiap segmen berdasarkan daya tarik pasar dan kekuatan
perusahaan.
Tahap 5 : Memproyeksikan posisi masa depan pasar.
Tahap 6 : Mengevaluasi implikasi untuk memilih pasar sasaran dan
mengalokasikan sumber daya.
2.1.4.2 Target (Targeting)
Target (targeting) adalah memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki atau cara perusahaan mengoptimalkan suatu pasar dan dalam penentuan
target pasar perusahaan harus menggunakan konsep prioritas, variabilitas dan
fleksibilitas Kotler (2007:295). Konsep prioritas dipakai karena perusahaan tidak
(39)
menghadapi situasi persaingan yang sudah semakin meningkat, karena perusahaan
tidak bisa memberikan pelayanan yang sama kepada semua orang yang usah
diprioritaskan. Semakin sama akan semakin tidak optimal, dan perusahaan dapat
optimal dalam melayani orang jika bisa memberikan lebih banyak variasi. Konsep
feksibilitas ada hubungannya dengan variasi tadi karena semakin fleksibel, suatu
perusahaan bisa memberikan variasi tangpa banyak keluar ongkos tambah.
2.1.4.3 Posisi (Positioning)
Positioning adalah penentuan posisi pasar menunjukkan bagaimana suatu
positioning yang dapat dilakukan :
a. Positioning berdasarkan perbedaan produk.
Pendekatan ini dapat dilakukan jika produk suatu perusahaan mempunyai
kekuatan yang lebih dibandingkan dengan pesaing dan konsumen harus merasakan
benar adanya perbedaan dan manfaatnya.
b. Positioning berdasarkan atribut produk atau keuntungan dari produk.
Pendekatan ini berusaha mengidentifikasikan atribut apa yang dimiliki suatu
produk dan manfaat yang dirasakan oleh kosumen atas produk tersebut.
c. Positioning berdasarkan pengguna produk.
Pendekatan ini hampir sama dengan targeting dimana lebih menekankan pada siapa pengguna produk.
d. Positioning berdasarkan pemakaian produk.
(40)
e. Positioning berdasarkan pesaing.
Pendekatan ini digunakan dengan membandingkan keunggulan-keunggulan
yang dimiliki oleh pesaing sehingga konsumen dapat memilih produk mana yang
lebih baik.
f. Positioning berdasarkan kategori produk.
Pendekatan ini digunakan untuk bersaing secara langsung dalam kategori
produk, terutama ditujukan untuk pemecahan masalah yang sering dihadapi oleh
pelanggan.
g. Positioning berdasarkan asosiasi.
Pendekatan ini mengasosiasikan produk yang dihasilkan dengan asosiasi yang
dimiliki oleh produk lain. Harapannya adalah sebagian asosiasi tersebut dapat
memberikan kesan positif terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
h. Positioning berdasarkan masalah.
Pendekatan ini digunakan untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa produk
yang ditawarkan memiliki positioning untuk dapat memecahkan masalah. Langkah dalam mengembangkan strategi positioning yaitu :
1. Mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif. Jika perusahaan dapat menentukan
posisinya sendiri sebagai yang memberikan nilai superior kepada sasaran terpilih,
maka ia memperoleh keunggulan komparatif.
2. Dalam menawarkan produk dengan suatu competitive advantage, perusahaan harus menyediakan suatu alasan mengapa pelanggan akan merasa bahwa produk
(41)
3. Perusahaan harus mengevaluasi respon dari target market sehingga dapat memodifikasi strategi bila dibutuhkan.
2.1.5 Konsep Daur Hidup Produk
Setelah meluncurkan produk baru, tentunya perusahaan ingin produknya
bisa terus diterima pasar dalam jangka waktu yang panjang. Walaupun perusahaan
tidak mungkin berharap produknya akan dapat dijual selamanya, perusahaan pasti
berusaha untuk dapat meperoleh laba yang semaksimal mungkin untuk
menanggung semua resiko yang mungkin timbul saat produk tersebut dipasarkan.
Tidak berbeda dengan makhluk hidup produk memiliki suatu siklus hidup atau
daur hidup produk yang dikenal dengan nama Product Life Cycle (PLC).
Daur hidup produk menguraikan tahapan yang dilalui suatu produk baru
dari awal sampai akhir. Siklus daur hidup produk menggambarkan tahap-tahap
yang berbeda dalam perkembangan sejarah penjualan dari suatu produk.
Persamaan dari tahap-tahap ini adalah peluang dan masalah yang berbeda
berkenaan dengan strategi pemasaran dan potensial. Dengan mengidentifikasi
tahap dimana suatu produk berbeda, atau mungkin arah perkembangannya,
(42)
Sumber : Kotler (2007 :389)
Gambar. 2.1 Siklus Hidup Penjualan Dan Laba
1. Tahap perkenalan (introduction)
Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar
walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya
barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan,
biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang
dilakukan memang harus agresif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di
samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh
masih rendah.
2. Tahap pertumbuhan (growth)
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan
cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah
(43)
perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai
memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat
dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan
menurunkan harga jualnya.
3. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih
meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen
maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam
sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru.
Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi
untuk menghadapi persaingan.
4. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu
mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru.
Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang
lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi
pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh
menurun. Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti
dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu
yang sangat terbatas Alternatif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen
pada saat penjualan menurun antara lain :
(44)
b. Meninjau kembali dan memperbaiki program pemasaran serta program
produksinya agar lebih efisien.
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada
barang yang sudah ada.
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
2.1.6 Penentuan Strategi Pemasaran Berdasarkan Daur Hidup Produk Secara garis besar konsep daur hidup produk sangat berguna dalam rangka
mengembangkan strategi pemasaran dalam berbagai tahap dalam daur hidup
produk.
Strategi pemasaran (Kotler 2007:391) yang digunakan dalam tahapan daur
hidup produk terdiri dari :
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Empat strategi pemasaran yang dapat digunakan dalam tahap ini adalah :
a. Strategi peluncuran cepat (rapid- skimming strategy)
Merupakan peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat
promosi tinggi. Perusahaan mengenakan harga tinggi untuk memperoleh
laba per unit yang setinggi mungkin. Biaya promosi yang tinggi untuk
meyakinkan pasar tentang manfaat produk walaupun harganya mahal.
Strategi ini dapat diterima dengan asumsi : sebagian pasar potensial tidak
(45)
membayar harga yang diminta; dan perusahaan menghadapi persaingan
potensial dan bermaksud membangun merek.
b. Strategi peluncuran lambat (low-skimming strategy).
Strategi ini bisa diterima dengan asumsi: ukuran pasar terbatas; sebagian
besar pasar sadar akan produk itu; pembeli bersedia membayar dengan harga
tinggi; dan persaingan potensial belum mengancam.
c. Strategi penetrasi cepat (rapid-penetration strategy).
Strategi ini bisa diterima bila pasar besar, pasar tidak menyadari kehadiran
produk; sebagian besar pembeli peka terhadap harga; terdapat persaingan
potensial yang kuat; dan biaya produksi per unit turun sejalan dengan skala
produksi dan bertambahnya pengalaman manufaktur.
d. Strategi penetrasi lambat (slow-penetration strategy)
Perusahaan percaya permintaan pasar sangat peka terhadap harga tetapi
kurang peka terhadap promosi, strategi ini masuk akal bila pasar besar; pasar
sangat sadar akan produk; pasar peka terhadap harga; dan ada persaingan
potensial.
2. Tahap pertumbuhan (Growth)
Strategi pemasaran pada tahap pertumbuhan
a. Perusahaan meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan
produk baru dan gaya yang lebih baik.
b. Perusahaan menambahkan model-model baru dan produk-produk penyerta
(yaitu, produk-produk dengan berbagai ukuran, rasa dan sebagainya yang
(46)
c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran
distribusi baru.
e. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk
(product-awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product-preference advertising).
f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap
harga di lapisan berikutnya.
3. Tahap kedewasaan (Maturity)
Pada tahap dewasa, beberapa perusahaan meninggalkan produk mereka
yang kurang kuat. Mereka memilih untuk mengkonsentrasikan sumber daya
mereka pada produk yang lebih menguntungkan dan produk baru.
Strategi pemasaran pada tahap dewasa, beberapa strategi yang dapat dilakukan.
a. Modifikasi pasar
perusahaan dapat mencoba memperluas pasar untuk mereknya yang mapan
dengan mengatur dua faktor yang membentuk volume penjualan, yaitu jumlah
pemakaian merek dan tingkat pemakaian per pemakai.
Perusahaan dapat mencoba memperluas jumlah pemakai merek dengan tiga
cara :
1) Mengubah orang yang bukan pemakai
2) Memasuki segmen pasar baru
3) Memenangkan pelanggan pesaing.
(47)
perusahaan dapat mendorong penjualan dengan memodifikasi karakteristik
produk melalui:
1) Peningkatan kualitas
Hal ini bertujuan meningkatkan kinerja fungsional produk seperti,daya
tahan, keandalan, kecepatan, rasa, dan sebagainya.
2) Peningkatan keistimewaan
Hal ini bertujuan menambah keistimewaan baru seperti, ukuran, berat,
bahan tambahan, aksesoris. Keanekaragaman, keamanan, atau
kenyamanan produk akan semakin meluas.
3) tahap penurunan (Decline)
Strategi pemasaran selama masa penurunan
1. mengidentifikasi produk lemah
2. menentukan strategi pemasaran yang harus segera dilakukan
3. keputusan penghentian.
Sebagai contoh implementasi siklus daur hidup produk terhadap strategi
(48)
Sumber : Toyota Astra Motor
Gambar 2.2 Mobil Toyota
Pada saat tahap perkenalan menggunakan strategi peluncuran cepat (rapid- skimming strategy), Perusahaan mengenakan harga tinggi untuk memperoleh laba per unit yang setinggi mungkin. Biaya promosi yang tinggi melalui media massa
maupun media elektronik dengan mengggunakan artis sebagai brand ambassador (duta iklan) telah meyakinkan pasar tentang manfaat produk walaupun harganya
mahal. Konsumen telah sadar akan produk dan dapat membayar harga yang
diminta, dan perusahaan menghadapi persaingan potensial dan bermaksud
membangun merek.
Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran
distribusi baru dibeberapa kota untuk memperluas layanannya pada konsumen dan
perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk ( product-awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (
(49)
product-preference advertising), strategi inilah yang digunakan perusahaan pada saat produk mengalami pertumbuhan.
2.1.6.1 Hubungan antara Daur Hidup Produk dengan Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Tabel 2.1
Hubungan antara Daur Hidup Produk dengan Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Strategy Objectives
Introducing Growth Mature Decline
Strategi Produk Menawarkan produk dasar Menawarkan produk, pelayanan dan garansi Diversifikasi merek dan garansi Menarik jenis produk yang lemah Strategi Harga Menggunakan cost plus Harga menembus pasar Harga untuk menyaingi pesaing berat Menurunkan harga Strategi Distribusi Membangun distribusi selektif Membangun distribusi intensif Membangun distribusi lebih intensif Lebih selektif dengan menghapus outlet yang tidak menguntungkan Strategi Promosi Membangun promosi penjualan yang gencar untuk membujuk agar orang mau mencoba Mengadakan pengurangan untuk memanfaatkan permintaan konsumen Terus mendorong pergeseran merek Dikurangi sampai tingkat minimal Strategi Periklanan Membangun kesadaran produk diantara pengadopsian awal dengan agen Membangun kesadaran dan minat terhadap pasar Menekankan perbedaan dan keunggulan merek Mengadakan pengurangan sampai tingkat yang dibutuhkan untuk mempertahankan pelanggan yang royal
Sumber : Philip Kotler, Marketing Management, Analysis, Planning, Implementations, and Control, 8thed (Englewood Cliffts, NJ: Prentice Hall, 1994), hal. 365
(50)
2.2 Peneliti Terdahulu
Ardansyah (2008). “Analisis strategi pemasaran kartu simpati berdasarkan
daur hidup produk pada PT. Telkomsel Tbk”. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui tahapan kartu simpati pada daur hidup produk, mengetahui strategi
pemasaran yang telah dijalankan dan mengetahui alternatif strategi pemasaran
berdasarkan daur hidup produk kartu simpati.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara
dengan divisi-divisi yang terkait dengan pemasaran kartu simpati, product knowledge kartu simpati, website, brosur, dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif bersifat deskriptif analitis. Pada penelitian
ini, digunakan strategi pemasaran berdasarkan daur hidup produk yang
dikembangkan dengan bauran pemasaran (product, price, place, and promotion). Setelah dilakukan perhitungan menggunakan Metode Polli and Cook,
kartu simpati berada pada tahap pertumbuhan. PT. Telkomsel menetapkan
strategistrategi pemasaran yang tepat dalam memasarkan kartu simpatinya pada
tahap pertumbuhan dan kondisi pasar saat ini.
Suprayitno (2008), “Analisis siklus hidup produk untuk menentukan
strategi pemasaran (Studi kasus pada PT Rikio Indonesia)”. Salah satu produk
yang dihasilkan PT Rikio Indonesia adalah sepatu merek Power Ace. Dalam
siklus hidup produknya, produk ini jika dilihat secara parsial berada pada tahapan
penurunan, tetapi ada beberapa produk pada tahap pertumbuhan dan pertumbuhan
kembali sehingga perusahaan harus bisa menetapkan strategi perusahaan yang jitu
(51)
posisi produk pada tahap pertumbuhan lambat. Kenaikan dan penurunan total
tentunya tidak terlepas dari harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan karena
harga mempengaruhi pendapatan. Strategi pemasaran yang perlu dilakukan adalah
pengembangan produk yang dianggap tidak lagi diminati konsumen serta dengan
meningkatkan kualitas produk, memperbanyak saluran distribusi dan memasuki
segmen pasar baru. Dari segi iklan perusahaan harus bisa membuat konsumen
memilih produk tertentu.
Windiastuti (2010), “Analisa Konsep Daur Hidup Produk dan Penetapan
Strategi Pemasaran PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri Program Proteksi
Kesehatan”. Menghadapi persaingan antar perusahaan khususnya perusahaan
asuransi masing-masing perusahaan harus menentukan strategi pemasaran yang
tepat diharapkan dapat bertahan di era persaingan yang ketat. Penentuan strategi
pemasaran dalam penelitian ini diperinci menjadi dua metode. Yang pertama
pendekatan kualitatif yaitu dengan menggunakan metode Taylor dan yang kedua
dengan menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode Polli
Cook. Hasil penelitian dengan menggunakan kedua metode tersebut menunjukkan
bahwa PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri pada program kesehatan berada pada
tahap pertumbuhan. Dari hasil penelitian tersebut dan berdasarkan matriks strategi
daur hidup menganalisis strategi pemasaran yang meliputi strategi produk, harga,
distribusi, dan promosi baik yang sudah yang sudah dilakukan maupun yang
(52)
2.3 Kerangka Konseptual
Dalam perkembangan konsep pemasaran modern dimana konsumen
ditempatkan sebagai sentral perhatian, setiap perusahaan merasa perlu untuk
menyelidiki keputusan pembelian konsumen secara terperinci, apa yang dibeli
konsumen, kapan dan dimana mereka membeli, berapa banyak membeli, dan
mengapa mereka sampai membeli, berapa banyak mereka membeli, dan mengapa
mereka sampai membeli dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran yang
diharapkan mampu meraih pangsa pasar yang tersedia. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen, salah satu strategi perusahaan
dalam membentuk perilaku pembelian konsumen adalah menciptakan merek.
Dengan semakin tingginya persaingan di industri otomotif yang juga
disebabkan semakin tingginya harga barang kebutuhan sehari-hari konsumen dan
harga bakar minyak, produsen otomotif dituntut untuk dapat memberikan nilai
lebih secara terus menerus melalui penyempurnaan produk untuk dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada akhirnya. Hal ini
dikarenakan konsumen yang menjadi sentral dari kegiatan pemasaran semakin
lama semakin selektif di dalam produk pilihannya dan juga turut dimanjakan oleh
varian model, bentuk, dan spesifikasi lainnya yang ditawarkan oleh produsen
otomotif.
Bila Siklus Hidup Produk dianggap sebagai nilai strategik bagi suatu
perusahaan, maka manajernya harus dapat menentukan dimana posisi Siklus
(53)
ditentukan dengan kombinasi tiga faktor yang menunjukan ciri status produk dan
membandingkan hasilnya dengan pola yang umum.
Konsep siklus hidup produk sangat baik digunakan untuk
menginterpretasikan dinamika produk dan pasar. Kelemahan dari konsep ini, yaitu
kurang dapat digunakan sebagai alat prediksi karena sejarah penjualan
menunjukkan pola yang beragam, dan tahap-tahapnya itu berbeda durasinya.
Selain itu, perusahaan juga menemui kesulitan untuk mengetahui di tahap apa
suatu produk sedang berkembang.
2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah diuraikan di muka
mengenai variabel siklus daur hidup produk terhadap strategi pemasaran maka
kerangka pemikiran teoritis yang diajukan dalam pemelitian ini digambarkan
sebagai berkut :
Perkenalan
Pertumbuhan
Kedewasaan
Penurunan Pergerakan
Waktu A
B
C D
Sumber : Kotler (2007:389)
(54)
Penjelasan proses tahapan yaitu :
1. Tahap perkenalan (introduction), periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat produk itu diperkenalkan ke pasar. Pada tahap ini tidak ada laba karena
besarnya biaya-biaya untuk memperkenalkan produk.
2. Tahap pertumbuhan (growth), periode penerimaan pasar yang cepat dan peningkatan laba yang besar.
3. Kedewasaan/kematangan (maturity), periode penurunan pertumbuhan penjualan karena produk itu telah diterima oleh sebagian besar calon pembeli.
Laba akan stabil atau menurun karena persaingan yang meningkat.
4. Penurunan (decline), periode saat penjualan menunjukkan arah menurun dan laba menipis.
(55)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif kualitatif, yang merupakan
pengumpulan data untuk di uji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai
status terakhir dari subjek penelitian. ( Kuncoro 2009 : 12 ).
Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan membuat pencanderaan/lukisan/deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi
atau daerah tertentu secara sistematik, faktual, teliti, dan tidak ada hipotesis
(Ginting dan Situmorang, 2008 : 55).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dealer Toyota Auto2000 Krakatau Jl.
Sisingamangaraja km 9,8 Amplas. Penelitian ini dimulai dari bulan Nopember
2012 sampai dengan bulan Desember 2012.
3.3 Batasan operasional
Batasan operasional pada penelitian ini adalah :
a. Variabel independen (X), yaitu siklus daur hidup produk
b. Variabel dependen (Y), yaitu strategi pemasaran.
(56)
3.4 Definisi Operasional Variabel
Defenisi operasionalisasi variabel digunakan untuk memahami
variabel-variabel dan memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan penelitian,
terdiri dari :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Defenisi Variabel Indikator Variabel Siklus Daur Hidup Produk (X) Suatu perjalanan perubahan tahapan penjualan produk dalam masa hidupnya.
1. Tahap perkenalan (introduction) 2. Tahap pertumbuhan (growth) 3. Tahap kedewasaan (maturity) 4. Tahap kemunduran (decline) Strategi
Pemasaran
Pernyataan pokok cara yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan.
1. Segmentation 2. Targeting 3. Positioning 4. Marketing Mix a. Product b. Price
c. Distribution d. Promotion Sumber : Kotler (2007), Situmorang (2011) (diolah oleh peneliti)
3.5 Populasi dan sampel penelitian a. Populasi
Dalam penelitian masalah populasi dan sampel yang dipakai merupakan
salah satu faktor yang harus diperhatikan. Populasi adalah sejumlah individu
yang paling sedikit memiliki sifat yang sama (Hadi, 2000:278). Populasi pada
penelitian ini dilakukan pada pihak Dealer Toyota Auto2000 Krakatau Jl.
(57)
b. Informan
Sampel adalah sebagian dari populasi, terdiri dari beberapa anggota
populasi. Sebagian ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin meneliti
seluruh anggota populasi, oleh karena itu harus membentuk sebuah perwakilan
populasi (Ferdinand, 2006:231). berbagai metode penentuan sampel merupakan
cara-cara untuk meminimalisir kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi.
yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pihak Dealer Toyota Auto2000
Krakatau Jl. Sisingamangaraja km 9,8 Amplas.
3.6 Jenis Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari informasi melalui
wawancara dengan informan pada penelitian ini yaitu Dealer Toyota
Auto2000 Krakatau.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, melalui
perkembangan perusahaan, dokumentasi, buku-buku ilmiah, dan literatur
lainnya yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
a. Wawancara (Interview)
Interview digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus
(58)
diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah responden sedikit (Sugiyono,2008:194). Interview dalam penelitian ini dilakukan pada pihak Toyota yaitu pada manajer pada
perusahaan Auto 2000, agent, dan konsumen yang menggunakan mobil Toyota Avanza.
b. Pengamatan (Observation)
Melakukan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti di Dealer
Toyota Auto2000 Krakatau. Pengamatan yang dilakukan mengenai siklus daur
hidup produk mobil Toyota Avanza berupa bagaimana perkembangan Toyota
Avanza saat ini, promosi yang dilakukan perusahaan,harga mobil, dan keunggulan
dan kelemahan pemakaian mobil Toyota Avanza tersebut.
c. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai
relevansi dengan penelitian yang dilakukan.
3.8 Prosedur Pengumpulan Data 3.8.1 Pra-Depth Interview
Peneliti memulai depth interview dengan menggunakan langkah-langkah seperti yang disarankan oleh Mulyana (2003:82) ,yaitu :
1. Menemukan subjek penelitian
Untuk menemukan orang yang akan dijadikan subjek penelitian, peneliti harus
(59)
Sejalan dengan proses ini, peneliti dapat meminta rujukan mengenai siapa lagi
orang yang mempunyai pengalaman atau karakteristik serupa.
2. Menentukan jumlah responden
Dalam metode depth interview tidak ada kriteria baku mengenai berapa jumlah responden yang harus diwawancarai. Sebagai aturan umum, peneliti
berhenti melakukan wawancara sampai data menjadi jenuh. Pada penelitian ini
jumlah responden yang diwawancarai sebanyak 7 responden.
3. Variasi responden
Pertimbangan dalam pemilihan sampel ini adalah bahwa sampel sebaiknya
bervariasi, dilihat dari ciri demografisnya, sehingga hasil penelitian tidak
menyimpang karena faktor-faktor sosio-ekonomi, gender, atau kepribadian
yang tidak relevan, akan diperkaya oleh orang-orang yang berlainan dalam
ciri-ciri tersebut. Pada penelitian ini, variasi responden diambil dari gender
laki-laki maupun perempuan, pekerjaan responden baik pegawai kantoran
maupun wiraswasta, yang telah berkeluarga dan yang belum berkeluarga.
3.8.2 Pada Saat Depth Interview
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peneliti saat melakukan depth interview, yaitu :
1. Memulai wawancara
Wawancara dimulai dengan basa-basi ketimuran, namun tetap proporsional
dan secukupnya, apalagi bila responden adalah orang penting dan hanya
(60)
2. Mengajukan pertanyaan
a. Untuk memperoleh data secermat mungkin, digunakan tape recorder. Namun, sebelum menggunakan tape recorder, terlebih dahulu meminta izin kepada responden. Hal ini mungkin terjadi adalah responden menjadi
gugup ketika menyadari jawabannya direkam, namun biasanya hal ini
tidak berlangsung lama, dan kegugupan itu mencair seiring dengan
jalannya wawancara. Keuntungan peneliti bila menggunakan tape recorder adalah (1) peneliti dapat lebih berkonsentrasi penuh terhadap informasi yang diberikan responden karena tidak harus mencatat ataupun
menulis seluruh informasi yang terucap, dan (2) data menjadi lebih
lengkap dan akurat.
b. Pertanyaan dalam depth interview cenderung dimulai dengan kata tanya bersifat terbuka, seperti ‘bagaimana’, ‘apakah’, dan ‘mengapa’.
c. Peneliti harus dapat membawa wawancara ini menjadi sebuah ‘percakapan
informal’, sehingga peneliti dapat menggali apa yang responden rasakan
dan pikirkan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang akrab dan
informal. Pertanyaan bahkan dapat diajukan dalam bahasa daerah, bila
diyakini responden akan bersikap lebih terbuka.
3. Pedoman penyelenggaraan wawancara
Beberapa pedoman yang perlu diketahui dalam menyelenggarakan
wawancara, yaitu:
a. Penyusunan isi wawancara yang efektif, dengan berusaha menempatkan
(61)
b. Sikap dan ekspresi vokal yang tepat.
c. Saling membuka diri.
d. Sesuaikan penggunaan alat peraga dengan kondisi saat wawancara.
e. Memperhitungkan kepentingan dan perspektif penelitian.
4. Mengakhiri depth interview
a. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi (seperti tempat dan tanggal
lahir, usia, riwayat pendidikan, penghasilan, dan sebagainya) diajukan
pada akhir wawancara. Hal ini berkebalikan dengan pertanyaan dalam
survei yang umumnya menempatkan pertanyaan-pertanyaan pribadi ini
diawal wawancara. Tujuan teknik ini adalah menghindarkan responden
dari keharusan memberikan jawaban yang bersifat pribadi, yang mungkin
membuatnya malu atau tersinggung sehingga mempengaruhi jawaban atas
pertanyaan berikutnya, atau bahkan secara mendadak dan sepihak
membatalkan wawancara.
b. Pada akhir wawancara, peneliti sebaiknya meminta alamat, nomor telepon,
ataupun email responden. Tujuannya adalah agar memudahkan peneliti
untuk menghubungi responden bila membutuhkan data tambahan.
3.8.3 Pasca Depth Interview
Peneliti menyalin hasil wawancara ke dalam bentuk tulisan dan
memilah-milahnya berdasarkan kategorinya yang relevan, seperti model, hipotesis, atau
(62)
3.9 Teknik Analisis 1. Metode Deskriptif
Metode deskriptif merupakan metode yang dilakukan dengan cara menyusun
data, mengelompokkannya untuk dianalisis sehingga dapat memberikan
gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat serta hubungan hubungan
antar fenomena yang sedang diteliti.
2. Metode Triangulasi
Adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain diluar data itu untuk keperluan, pengecekan, atau sebagai pembanding
terhadap data itu.
Peneliti melakukan triangulasi dengan membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam metode kualitatif. Pada metode triangulasi dapat
diperoleh dengan berbagai cara :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang, tentang situasi terbuka
dan tertutup.
c. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang.
d. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
(63)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan PT Toyota-Astra Motor
PT Toyota-Astra Motor didirikan di Jakarta tahun 1971 oleh James Suliman
dari PT Gaya Motor, William Surjadjaja dari PT Astra International Inc. dan Zenichi
Koyama dari Toyota Motor Co. & Toyota Motor Sales of Japan-sebagai importer dan distributor kendaraan Toyota.
Gambar 4.1 : Logo Toyota
Tahun 1973 didirikan PT Multi Astra-pabrik perakitan dan pada tahun 1976
mendirikan PT Toyota Mobilindo sebagai pabrikan komponen untuk kendaraan
komersial Toyota. Dalam rangka mengkonsolidasikan kegiatan bisnisnya pada tahun
1989, PT TAM melakukan merger dengan empat perusahaan afiliasi yaitu : PT
Toyota-Astra Motor , PT Toyota Mobilindo, PT Multi Astra and PT Toyota Engine
(64)
Tahun 2003 dilakukan reorganisasi dari PT TAM menjadi PT Toyota Motor
Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan didirikan PT Toyota-Astra Motor (TAM) yang baru sebagai distributor.
Selain memproduksi untuk pasar domestik, PT TMMIN juga mengekport ke
beberapa Negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Papua Nugini,
Thailand bahkan Jepang.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT Toyota-Astra Motor dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah :
“to become a world class player in manufacturing and distribution excellence”.
Misi PT Toyota-Astra Motor dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah:
a. To maintain a leadership position in the automotive industry and distribution network in Indonesia.
b. To put he customer satisfaction as a first priority.
c. To make a positive contribution to the country’s social and economic development.
d. To encourage the growth of prosperity amongst employees, dealers and suppliers.
(65)
e. To protect environmental sustainability and secure working safety.
f. To encourage individual capabilities while at the same time developing team spirit as a major motivating issue.
4.1.3 Jaringan Distribusi Perusahaan
PT Toyota-Astra Motor berlokasi di Jl Yos Sudarso, Sunter II, Jakarta 14330,
telp (62-21) 6515551 (hunting), fax. (62-21) 6515360, berdiri sejak 15 Juli 2003 dengan investasi Rp 400.000.000.000,-
Pemegang saham PT Toyota-Astra Motor adalah PT Astra International Tbk.
(51%) dan Toyota Motor Corporation (49%), memiliki 5 main dealers di seluruh Indonesia yaitu:
1. PT Astra International ; dengan daerah pemasaran Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Timur, Bali, NTB, NTT dan Kalimantan Barat.
2. PT New Ratna Motor ; dengan daerah pemasaran D.I Jogjakarta dan Jawa
Tengah.
3. PT Agung Automall ; dengan daerah pemasaran Bangka Belitung, Riau, Jambi,
Bengkulu dan Bali.
4. PT Hasjrat Abadi ; dengan daerah pemasaran Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
(66)
5. NV Hadji Kalla Trd. Co. ; dengan daerah pemasaran Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, Gorontalo. Maluku, Maluku Utara, dan Papua.
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia berlokasi di Jl Yos Sudarso, Sunter II, Jakarta 14330, telp (62-21) 6515551 (hunting), fax. (62-21) 6515360, berdiri sejak 12 April 1971 dengan investasi Rp 19.500.000.000,-
Pemegang saham PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah Toyota Motor Corporation (95%) dan PT Astra International Tbk. (5%) dengan fasilitas produksi di daerah Sunter dan Karawang.
4.1.4 Sejarah Dealer Toyota Auto2000 Krakatau
Auto2000 adalah jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan
suku cadang Toyota yang manajemennya ditangani penuh oleh PT Astra
International Tbk. Saat ini Auto2000 adalah main dealer Toyota terbesar di
Indonesia, yang menguasai antara 70-80 % dari total penjualan Toyota. Dalam
aktivitas bisnisnya, Auto2000 berhubungan dengan PT Toyota Astra Motor yang
menjadi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Toyota. Auto2000 adalah dealer
resmi Toyota bersama 4 dealer resmi Toyota yang lain.
Auto2000 berkembang pesat karena memberikan berbagai layanan yang sangat
memudahkan bagi calon pembeli maupun pengguna Toyota. Dengan slogan “Urusan
Toyota jadi mudah” Auto2000 selalu mencoba menjadi yang terdepan dalam
(67)
Service), Express Maintenance (servis berkala hanya satu jam) dan Express Body Paint (perbaikan body 3 panel dalam 8 jam saja) Booking Service mencerminkan perhatian Auto2000 yang tinggi kepada pelanggannya. Auto2000 memiliki cabang
yang tersebar di seluruh Indonesia (kecuali Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, Jambi,
Riau, Bengkulu, Jawa Tengah dan D.I.Y). Selain cabang-cabang Auto2000 yang
berjumlah 66 outlet , Auto2000 juga memiliki dealer yang tersebar di seluruh
Indonesia (disebut indirect), yang totalnya berjumlah 67 outlet. Dengan demikian, terdapat 133 cabang yang mewakili penjualan Auto2000 di seluruh Indonesia. 48
Bengkel milik Auto2000 merupakan yang terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara.
Disamping itu Auto2000 juga memiliki 407 Partshop yang menjamin keaslian suku
cadang produk Toyota. Auto2000 berdiri pada tahun 1975 dengan nama Astra Motor
Sales, dan baru pada tahun 1989 berubah nama menjadi Auto2000.
Dealer Toyota Auto2000 Krakatau diresmikan pada Maret 2011, untuk
memberi kemudahan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada para konsumen
Toyota di wilayah Sumatera, khususnya Sumatera Utara, Tahun lalu pasar di area
Sumatera tumbuh lebih dari 40% dan perusahaan yakin tahun ini bisa berkembang
lebih baik lagi. Auto2000 Krakatau yang berlokasi di Jl. Krakatau no 22A, terdiri
dari area penjualan (showroom, tempat parkir, stock yard) dan area perkantoran (ruang sales, ruang administrasi, ruang meeting dan auditorium) outlet terbaru ini siap memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pelanggan Toyota. Hal ini
disesuaikan dengan lokasi dan kebutuhan pasar di cabang masing-masing.
Selama masa grand opening, 1-5 Maret, Auto2000 cabang Medan Krakatau memberikan penawaran khusus bagi konsumen yang membeli produk Toyota.
(68)
Auto2000 cabang Medan Krakatau memberikan penawaran menarik berupa kredit
dengan bunga ringan selama masa grand opening untuk semua tipe mobil Toyota, seperti Fortuner, Innova, Avanza, dan lainnya. Selain itu, Auto2000 cabang Medan
Krakatau telah beroperasi sejak Januari. Selama sebulan beroperasi, Auto2000
cabang Medan Krakatau mampu menjual 70 unit mobil Toyota melebihi target yang
telah ditetapkan, yakni 50 unit. Melihat pangsa pasar otomotif semakin membaik di
Sumatera Utara, perusahaan berharap penjualan unit mobil selalu mencapai target
yang telah ditetapkan, bahkan melebihi. Selain itu, untuk memanjakan para
konsumen, PT Astra International Tbk memberikan kesempatan kepada pembeli
untuk memenangkan 1 kilogram emas murni. Setiap pembelian produk Toyota baik
cashdan kredit, para konsumen akan mendapatkan dua kupon yang diundi setiap bulan.
4.1.5 Gambaran Umum Produk Toyota Avanza
Toyota Avanza adalah mobil yang diproduksi di
Xenia. Generasi pertama Mobil ini diluncurkan saat Gaikindo Auto Expopada 2003
dan terjual 100.000 unit pada tahun tersebut. Nama "Avanza" berasal dari
avanzato, yang berarti "peningkatan".
Versi khusus dari Avanza (Tipe S) diluncurkan pada akhir 2004,
menggunakan mesin dengan pengaturan katup variabel
(1)
Harga yang ditawarkan cukup bersaing dengan yang lain, saya rasa harganya sesuai dengan mutunya. Varian harga yang ditawarkan bermacam-macam mulai dari Rp 135-170 jutaan. Saya rasa harga masih bersaing dengan produk-produk sejenis lainnya.
4. Menurut Anda bagaimana perbandingan harga mobil Toyota Avanza dengan harga mobil pesaing lainnya ?
Perbandingan harga dengan pesaingnya tidak begitu jauh tetapi nilai jual kembali Toyota Avanza lebih tinggi.
5. Apa yang menjadi alasan Anda menggunakan Toyota Avanza ?
Harganya yang rasa masih terjangkau antara Rp 135-170 jutaan, mampu memuat banyak orang, nilai jual paling tinggi, mesinnya juga bagus, interior dan fitur-fitur Avanza yang saya sukai, layanan purna jualnya juga ada dimana saja, bensinnya juga lumayan irit, dan persediaan suku cadang dan accesories melimpah dipasaran dan berimbas pada harga beli yang murah.
c. Mengenai Tahap kedewasaan Produk Sebagai Strategi Pemasaran
(2)
Mereka selalu berinovasi pada tampilan-tampilan Avanza. Terutama peluncuran All New Avanza yang saya sukai lebih ekslusif.
6. Apakah mobil Avanza sudah memenuhi kebutuhan Anda ? Ya, saya merasa Avanza sesuai dengan kebutuhan saya.
d. Mengenai Tahap Penurunan Produk Sebagai Strategi Pemasaran
1. Apakah Menurut Anda pihak Astra Toyota pernah mengalami kegagalan dalam strategi pemasarannya terhadap produk mobil Toyota Avanza ? Jika Ya, Apakah setelah itu ada peluncuran produk baru dari PT Astra Toyota yang menarik perhatian Anda ?
Saya rasa Avanza belum pernah mengalami kegagalan dalam strategi pemasarannya, mereka selalu berinovasi pada produknya, agar tetap laku dan selalu meninjau apa kekurangannya dibandingkan produk pesaing.
(3)
LAMPIRAN 5
STRUKTUR ORGANISASI DEALER AUTO 2000 KRAKATAU
Kepala Cabang
Kepala Administrasi Sales Supervisor
Kasir Pre Delivery Service (PDS) Administrasi Unit Administrasi STNK Customer Relation Officer Divisi Marketing (30 Orang) Sales Supervisor Washing Revm (2 Orang)
(4)
LAMPIRAN 6
DOKUMENTASI PENELITIAN
(5)
(6)