Distribusi kognitif dan behavior subjek penelitian Hubungan antara jenis obat anti epilepsi dengan kognitif. Hubungan antara jumlah obat anti epilepsi dengan kognitif.

IV.1.2. Distribusi kognitif dan behavior subjek penelitian

Subjek yang mengkonsumsi OAE minimal 1 bulan diperoleh nilai rerata MMSE adalah 26,8±2,6, dimana kognitif normal 30 org 52,6 dan terganggu 27 org 47,4. Pada digit span didapatkan yang atensi baik 39 org 68,4 dan terganggu 18 org 31,6 dengan nilai rerata adalah 5,2±1,3.Gambar 7 Gambar 7. Grafik Distribusi Kognitif 39 30 18 27 5 10 15 20 25 30 35 40 45 MMSE Digit Span Normal Terganggu Pada penilaian behavior, subjek terbanyak adalah pasien yang mengalami depresi ringan 22 org 38,6 sementara yang mengalami depresi berat hanya 11 org 19,3, sedang 13 org 22,8 dan minimal 11 org 19,3, dimana rerata skor Beck Depression Inventory adalah 19,3±9,6. Sedangkan rerata skor ansietas adalah 11,9±7,1 dimana ansietas minimal 17 org 29,8, Universitas Sumatera Utara ringan 26 org 45,6, sedang 10 org 17,5 dan ansietas berat 4 org 7. Gambar 8 Gambar 8. Grafik Distribusi Behavior 17 11 26 22 10 13 4 11 5 10 15 20 25 30 BDI BAI Minimal Ringan Sedang Berat

IV.1.3. Hubungan antara jenis obat anti epilepsi dengan kognitif.

Pemeriksaan MMSE pada kelompokVPA diperoleh 58,1 normal dan 6,4 terganggu, kelompok PHT diperoleh 12,9 normal dan 16,2 terganggu sedangkan kelompok CBZ diperoleh 6,4 terganggu dan tidak ada yang normal. Pemeriksaan digit span pada kelompok VPA diperoleh atensi normal 64,5, kelompok PHT diperoleh 12,9 normal dan 16,2 terganggu sedangkan kelompok CBZ diperoleh atensi normal 6,4 dan tidak ada yang terganggu. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov antara jenis OAE dengan MMSE dan digit span diperoleh nilai p MMSE dan digit span adalah 0,021 dan Universitas Sumatera Utara 0,014 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis OAE dengan gangguan kognitif pada pasien epilepsi. Tabel 11

V.1.4. Hubungan antara jumlah obat anti epilepsi dengan kognitif.

Jumlah OAE yang dikonsumsi oleh sampel pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu: monoterapi mengkonsumsi 1 jenis saja, VPAPHTCBZ dan politerapi mengkonsumsi kombinasi antara VPAPHTPBCBZ. Pemeriksaan MMSE pada kelompok monoterapi diperoleh 38,6 normal dan 15,8 terganggu, sedangkan pada kelompok politerapi hanya 14 yang normal dan 31,6 terganggu. Pemeriksaan digit span pada kelompok monoterapi diperoleh 45,6 normal dan hanya 8,8 yang terganggu, sedangkan pada kelompok politerapi sama-sama diperoleh 22,8 yang normal maupun terganggu. Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square antara jumlah OAE dengan MMSE dan digit span diperoleh nilai p adalah 0,002 dan 0,006, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah OAE yang dikonsumsi dengan gangguan kognitif pada pasien epilepsi. Tabel 11 Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Hubungan jenis dan jumlah obat anti epilepsi dengan kognitif pada pasien epilepsi. MMSE p Digit Span p Normal Terganggu Normal Terganggu n n n n VPA 18 58,1 2 6,4 0,021 20 64,5 0,014 PHT 4 12,9 5 16,2 4 12,9 5 16,2 CBZ 2 6,4 2 6,4 Total 22 71 9 29 26 83,8 5 16,2 Monoterapi 22 38,6 9 15,8 0,002 26 45,6 5 8,8 0,006 Politerapi 8 14 18 31,6 13 22,8 13 22,8 Total 30 52,6 27 47,4 39 68,4 18 31,6 Uji Kolmogorov-Smirnov, p 0,05 Uji Chi-Square, p 0,05 Universitas Sumatera Utara

IV.1.5. Hubungan antara durasi konsumsi OAE dengan kognitif.