Telah diuji pada Tanggal : Selasa, 02 April 2013
PANITIA PENGUJI TESIS 1. Prof. DR. dr. Hasan Sjahrir,Sp.SK
2. Prof. dr. Darulkutni Nasution,Sp.SK Penguji
3. dr. Darlan Djali Chan,Sp.S 4. dr. Yuneldi Anwar,Sp.SK
Penguji 5. dr. Rusli Dhanu,Sp.SK
6. dr. Kiking Ritarwan,MKT,Sp.SK Penguji
7. dr. Aldy S Rambe,Sp.SK Penguji
8. dr. Puji Pinta O. Sinurat, Sp.S 9. dr. Khairul P. Surbakti,Sp.S
10. dr. Cut Aria Arina,Sp.S 11. dr. Kiki M. Iqbal,Sp.S
12. dr. Alfansuri Kadri,Sp.S 13. dr. Aida Fithrie, Sp.S
14. dr.Irina Kemala Nasution, Sp.S 15. dr.Haflin Soraya Hutagalung, Sp.S
16. dr. Fasifah Irfani Fitri, Sp.S
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
HUBUNGAN ANTARA OBAT ANTI EPILEPSI DENGAN KOGNITIF DAN
BEHAVIOR PADA PASIEN EPILEPSI
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 02 April 2013
SISKA IMELDA TAMBUNAN
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan segala berkat dan kasihNYA sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis magister kedokteran klinik ini. Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan penyelesaian program
magister kedokteran klinik pada Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Saraf di Fakultas Kedokteran USURSUP H. Adam Malik Medan.
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari dalam penelitian ini dan penulisan tesis ini masih dijumpai banyak kekurangan. Oleh sebab
itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak untuk kebaikan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan Ketua TKP PPDS I Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Magister
Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Penyakit Saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. DR. dr. Hasan Sjahrir, Sp.SK, selaku Guru Besar Tetap Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara RSUP H. Adam Malik Medan yang telah banyak memberi
Universitas Sumatera Utara
bimbingan dan masukan yang berharga dengan penuh kesabaran dan ketelitian kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
3. Dr. Rusli Dhanu, Sp.SK, Ketua Departemen SMF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP H.
Adam Malik Medan saat tesis ini disusun dan sebagai pembimbing pertama tesis, yang dengan sepenuh hati telah mendorong,
mengarahkan serta membimbing dan mengoreksi dengan penuh kesabaran dan ketelitian sehingga penulis dapat menyelesaian
tesis ini. 4. Dr. Yuneldi Anwar, Sp.SK, Ketua Program Studi Departemen
SMF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan masukan
berharga kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. 5. Dr. Kiki M. Iqbal, Sp.S selaku pembimbing kedua yang dengan
sepenuh hati , kesabaran dan ketelitian telah membimbing, mendorong dan mengarahkan penulis mulai dari perencanaan,
pembuatan dan penyelesaian tesis magister ini. 6. Dr. Alfansuri Kadri, Sp.S selaku pembimbing ketiga yang dengan
sepenuh hati, kesabaran dan ketelitian telah membimbing, mendorong dan mengarahkan penulis mulai dari perencanaan,
pembuatan dan penyelesaian tesis magister ini. 7. Guru-guru penulis: Prof. dr. Darulkutni Nasution, Sp.SK, dr.
Darlan Djali Chan, Sp.S, dr. Kiking Ritarwan, MKT, Sp.SK, dr.
Universitas Sumatera Utara
Aldy S. Rambe, Sp.SK, dr. Irsan NHN Lubis,Sp.S, dr. Puji Pinta O. Sinurat, Sp.S, dr. Khairul P. Surbakti, Sp.S, Alm.dr, S.
Irwansyah, Sp.S, dr. Iskandar Nasution, Sp.S, dr. Cut Aria Arina, Sp.S, dr. Aida Fithrie, Sp.S, dr. Dina Listyanigrum, Sp.S, Msi,med,
dr. Irina Kemala Nasution, Sp.S, dr. Haflin Soraya Hutagalung, Sp.S, dr. Fasifah Irfani Fitri, Sp.S dan lain – lain yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, baik di Departemen Ilmu Penyakit Saraf, maupun DepartemenSMF lainnya di lingkungan FK – USU
RSUP H. Adam Malik Medan, terima kasih yang setulus – tulusnya saya ucapkan atas segala bimbingan selama ini.
8. Drs. Abdul Jalil A. A, M.Kes, selaku pembimbing statistik yang telah membimbing, membantu dan meluangkan waktunya dalam
pembuatan tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih. 9. Direktur RSUP. H. Adam Malik Medan, yang telah memberikan
kesempatan, fasilitas dan suasana kerja yang baik sehingga penulis dapat mengikuti pendidikan magister ini sampai selesai.
10. Ucapan terima kasih penulis kepada Bapak Amran Sitorus dan Syafrizal serta seluruh perawat dan pegawai yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. 11. Semua pasien epilepsi yang berobat jalan di poli epilepsi
RSUP.H.Adam Malik, Medan yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, penulis ucapkan terima kasih yang mendalam.
Universitas Sumatera Utara
12. Rekan-rekan sejawat peserta PPDS-1 Departemen Ilmu Penyakit Saraf FK-USURSUP. H. Adam Malik, Medan, yang telah banyak
memberikan masukkan berharga kepada penulis melalui diskusi- diskusi kritis, serta selalu memberikan dorongan kepada penulis
untuk menyelesaikan tesis magister ini. 13. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis ucapkan
kepada kedua orang tua saya: Eclon Tambunan dan Netty Nainggolan serta ibu mertua saya, Nellys Simamora, yang selalu
memberikan dorongan, semangat dan nasehat serta doa yang tulus agar tetap sabar dan semangat dalam mengikuti pendidikan
magister sampai selesai. 14. Teristimewa kepada suami tercinta Kardat Arnes Sihotang, ST,
yang sangat membantu saya dengan penuh kesabaran dan pengertian, setia mendampingi dengan luapan cinta dan kasih
sayang dalam suka maupun duka dalam menjalani pendidikan dan menyelesaikan tesis ini, saya ucapkan terima kasih yang setulus-
tulusnya. 15. Tersangat istimewa kepada anak saya tercinta, Bramantio Praja
Sihotang untuk semua pengertian dan kemandiriannya serta telah menjadi penyemangat, penghilang rasa penat, sumber motivasi
dan inspirasi dalam menjalani program pendidikan dan penyelesaian tesis magister ini.
Universitas Sumatera Utara
16. Kepada semua keluarga, rekan dan sahabat yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu yang telah membantu saya sekecil
apapun, saya haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih membalas semua jasa
dan budi baik mereka yang telah membantu penulis tanpa pamrih dalam mewujudkan cita-cita penulis. Akhirnya penulis
mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Medan, 02 April 2013
Dr. Siska Imelda Tambunan
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.IDENTITAS 1. Nama
: dr. Siska Imelda Tambunan 2. TempatTgl.Lahir
: Sidikalang, 07 Mei 1979 3. Agama
: Protestan 4. Pekerjaan
: PNS di RSUD dr. F.L. Tobing, Sibolga 5. Nama Ayah
: Eclon Tambunan 6. Nama Ibu
: Netty Nainggolan 7. Nama Suami
: Kardat Arnes Sihotang, ST 8. Nama Anak
: Bramantio Praja Sihotang
II. RIWAYAT PENDIDIKAN 1. 1985-1991
: SD Negeri 030277 - Sidikalang
2. 1991-1994 : SMP Negeri 1 - Sidikalang
3. 1994-1997 : SMU Negeri 1 - Medan
4. 1998 - 2005 : Fakultas Kedokteran UKI – Jakarta
5. 2010 - sekarang : PPDS Ilmu Penyakit Saraf FK USU - Medan
III. RIWAYAT PEKERJAAN 1. 2005 – 2006
: Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FK UKI. 2. 2006 – 2007
: PTT Puskesmas di Kec. Bawolatu, Nias. 3. 2007 – 2008
: IBU Foundation, Nias. 4. 2008 - sekarang
: PNS RSUD dr. F.L. Tobing, Sibolga.
III. KEANGGOTAAN PROFESI 1. 2005 – 2008
: Anggota IDI Cabang Jakarta Timur 2. 2008 – 2010
: Anggota IDI Cabang Tapteng-Sibolga 3. 2010 - Sekarang
: Anggota IDI Cabang Medan 4. 2010 - Sekarang
: Anggota Muda PERDOSSI Cabang Medan
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman PANITIA PENGUJI TESIS
ii LEMBARAN PERNYATAAN
iii KATA PENGANTAR
iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix DAFTAR ISI
x DAFTAR SINGKATAN
xiv DAFTAR LAMBANG
xvi DAFTAR TABEL
xvii DAFTAR GAMBAR
xviii DAFTAR LAMPIRAN
xix ABSTRAK
xx ABSTRACT
xxi
BAB.I PENDAHULUAN
1 I.1. Latar Belakang
1 I.2. Perumusan Masalah
6 I.3. Tujuan Penelitian
6 I.3.1. Tujuan Umum
6 I.3.2. Tujuan Khusus
6 I.4. Hipotesa
7 I.5. Manfaat Penelitian
7
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 II.1. Fungsi kognitif
9 1. Atensi
9 2. Bahasa
10 3. Memori
10 4. Visuospatial
11 5. Fungsi eksekutif
12 II.1.1. Assesmen kognitif
13 1. Mini-Mental State Examination
13 2. Digit Span
14 II.2. Behavior
15 II.2.1. The Beck Scale
17 II.3. Epilepsi
18 II.3.1. DefInisi
18 II.3.2. Epidemiologi
19 II.3.3. Klasifikasi
20 II.3.4. Hubungan epilepsi dengan kognitif behavior
21 II.4. Obat anti epilepsi
22 II.4.1. Sejarah Obat Anti epilepsi
22 II.4.2. Farmakologi Dasar Obat Anti epilepsi
24 II.4.3. Mekanisme kerja Obat Anti epilepsi
26 II.4.4. Adverse Effect Obat Anti epilepsi
28 II.5. Hubungan obat anti epilepsi dengan kognitif dan behavior
30
Universitas Sumatera Utara
II.6. Kerangka Teori 35
II.7. Kerangka Konsepsional 36
BAB III. METODE PENELITIAN
37 III.1. Tempat dan Waktu
37 III.2. Subjek Penelitian
37 III.2.1. Populasi sasaran
37 III.2.2. Populasi terjangkau
37 III.2.3. Besar sampel
38 III.2.4. Kriteria inklusi
38 III.2.5. Kriteria eksklusi
39 III.2.6. Instrumen Penelitian
39 III.3. Batasan Operasional
39 III.4. Rancangan Penelitian
42 III.5. Pelaksanaan Penelitian
42 III.5.1. Pengambilan sampel
42 III.5.2. Variabel yang diamati
43 III.5.3. Kerangka operasional
44 III.5.4. Analisa statistik
45 III.5.5. Jadwal penelitian
46 III.5.6. Biaya Penelitian
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
47 IV.1. Hasil penelitian
47 IV.1.1. Karakteristik subjek penelitian
47
Universitas Sumatera Utara
IV.1.2. Distribusi kognitif dan behavior subjek penelitian. 50
IV.1.3. Hubungan jenis obat anti epilepsi dengan kognitif. 51 IV.1.4. Hubungan jumlah obat anti epilepsi dengan kognitif.
52 IV.1.5. Hubungan durasi obat anti epilepsi dengan kognitif.
53 IV.1.6. Hubungan jenis obat anti epilepsi dengan behavior.
57 IV.1.7. Hubungan jumlah obat anti epilepsi dengan behavior.
58 IV.1.8. Hubungan durasi obat anti epilepsi dengan behavior.
60 IV.2. Pembahasan
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
70 V.1. Kesimpulan
70 V.2. Saran
72
DAFTAR PUSTAKA 73
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN
AMPA : Amino-methyl-propanoic acid
APT : Amnesia pasca trauma
BAI : Beck Anxiety Inventory
BDI : Beck Depression Inventory
Ca
2+
cAMP : Cyclic adenosine monophosphate
: Calsium
CBZ ; Carbamazepine
CLB : Clobazam
CNS : Central nervous system
ETS : Ethosuximide
EEG : Electroencephalography
FBM : Felbamate
fMRI : Fungsional magnetic resonance imaging
GABA : Gamma-aminobutyric acid
GBP : Gabapentine
IQ : Intelligence quotient
K
+
LEV : Levetiracetam
: Kalium
LTG : Lamotrigine
Na
+
MMSE : Mini Mental Status Examination
: Natrium
Universitas Sumatera Utara
NMDA : N-methyl D-aspartate
OAE : Obat anti epilepsi
OXC : Oxcarbazepine
PB : Phenobarbital
PERDOSSI : Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia PGB
: Pregabalin PHT
: Phenitoin SKG
: Skala koma Glascow TGB
: Tiagabine TPM
: Topiramate VGB
: Vigabatrin VPA
: Sodium valproat WHO
: World health organization ZNS
: Zonisamide
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMBANG
n : Besar sampel
α : Alfa
β : Beta
β −
1
Z : Power, ditetapkan 0,10 1,282
−
2 1
α
Z : Kesalahan tipe 1, ditetapkan 0,05 1,96
P : Hasil jumlah proporsi sasaran dan proporsi yang diteliti dibagi dua
P
1
P : Proporsi sasaran
2
p : Tingkat kemaknaan
: Proporsi yang diteliti
: Persen
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Skor median MMSE adjustment pada usia dan lama pendidikan
14 Tabel 2
Skor median MMSE 14
Tabel 3 Klasifikasi epilepsy
21 Tabel 4 Parameter Farmakokinetik obat anti epilepsy
25 Tabel 5
Dosis obat anti epilepsy 26
Tabel 6 Mekanisme kerja obat anti epilepsi
27 Tabel 7
Adverse effect pemakaian obat anti epilepsi jangka panjang 29
Tabel 8 Efek kejiwaan dan behavior OAE
29 Tabel 9
Jadwal kegiatan penelitian 46
Tabel 10 Karakteristik subjek penelitian 48
Tabel 11 Hubungan antara jenis dan jumlah obat anti epilepsi dengan kognitif pada pasien epilepsi
53
Tabel 12 Hubungan antara durasi konsumsi obat anti epilepsi dengan kognitif pada pasien epilepsi
56
Tabel 13 Hubungan antara jenis obat anti epilepsi dengan behavior pada pasien epilepsi
57
Tabel 14 Hubungan antara jumlah obat anti epilepsi dengan behavior pada pasien epilepsi
59
Tabel 15 Hubungan antara durasi konsumsi obat anti epilepsi dengan behavior pada pasien epilepsi
62
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Struktur kimiawi obat anti epilepsi
24 Gambar 2.
Aksi obat anti epilepsI pada inhibisi dan eksitasi 28
Gambar 3. Diagram jenis kelamin sampel penelitian
47 Gambar 4.
Diagram lama pendidikan sampel penelitian 48
Gambar 5. Diagram jenis bangkitan sampel penelitian
48 Gambar 6.
Grafik distribusi jenis obat anti epilepsi 49
Gambar 7. Grafik distribusi kognitif
50 Gambar 8.
Grafik distribusi behavior 51
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Penjelasan Kepada Subjek penelitian Lampiran 2. Surat Persetujuan ikut dalam Penelitian
Lampiran 3. Lembar Pengumpul Data Penelitian Lampiran 4. Nilai skor Mini Mental State Examination
Lampiran 5. Digit Span Lampiran 6. Beck Depression Inventory II
Lampiran 7. Beck Anxiety Inventory Lampiran 8. Surat Komite Etik Penelitian Bidang Kesehatan FK-USU
Lampiran 9. Data Dasar Sampel Penelitian
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK Latar Belakang dan Tujuan:
Epilepsi adalah penyakit kronis yang merupakan masalah medik dan sosial, dimana masalah medik bisa
berdampak pada gangguan kognitif dan mental. Di lain pihak, obat anti epilepsi dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan behavior dengan
menekan eksitabilitas neuron atau meningkatkan neurotransmiter inhibitor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara obat anti epilepsi
dengan kognitif dan behavior pada pasien epilepsi. Metode:
Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan terhadap pasien epilepsi umum idiopatik yang berobat ke poliklinik epilepsi
bagian Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan periode 10 September sampai 31 Desember 2012. Pada pasien yang telah mengkomsumsi obat
anti epilepsi lebih dari 4 minggu dilakukan pemeriksaan MMSE dan digit span untuk menilai kognitif serta pengisian kuisioner Beck Depresion
Inventory BDI dan Beck Anxiety Inventory BAI untuk mendeteksi depresi dan ansietas terhadap 57 penderita yang memenuhi kriteria inklusi
penelitian. Hasil:
Terdapat 57 pasien dalam penelitian ini, terdiri dari 35 org 61,4 perempuan dan 22 38,6 lelaki. Jenis bangkitan terdiri dari 47 92,5
tonik-klonik dan 10 17,5 absence. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis obat anti epilepsi dengan gangguan kognitif p=0,003
sedangkan terhadap behavior diperoleh hubungan yang signifikan antara jenis obat anti epilepsi dengan depresi p 0,001 namun tidak ada
hubungan yang signifikan dengan ansietas p 0,469. Terhadap jumlah obat anti epilepsi diperoleh hubungan yang signifikan antara jumlah obat
anti epilepsi dengan gangguan kognitif tetapi tidak ada hubungan yang signifikan dengan behavior. Tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara durasi konsumsi obat anti epilepsi dengan gangguan kognitif dan behavior kecuali hubungan antara durasi konsumsi phenitoin dengan
MMSE p=0,027 dan depresi p=0,021. Kesimpulan:
Ada hubungan yang signifikan antara jenis dan jumlah obat anti epilepsi dengan gangguan kognitif. Sedangkan adverse effect obat
anti epilepsi dengan behavior diperoleh hubungan yang signifikan antara jenis obat anti epilepsi dengan depresi.
Kata Kunci:
Obat anti epilepsi–kognitif–behavior-epilepsi umum idiopatik
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Backgound and Purpose : Epilepsy is a chronic disease which is a
medical and social problem, where medical problems can affect the cognitive and mental disorder. On the other hand, antiepileptic drugs can
adversely affect cognitive function and behavior by suppressing neuronal excitability or enhancing inhibitory neurotransmission. The aim of this
study is to determine the association between antiepileptic drugs with cognitive and behavior in epilepsy patient.
Methods:
This is a cross sectional study which is perform to idiopathic generalized epileptic patients in the epileptic clinic of H. Adam Malik
hospital from period September 10 until December 31, 2012. Fifty seven patients whom comsumption antiepileptic drugs more than four weeks and
fulfil the inclusion criteria will done investigate of MMSE and digit span to assess the cognitive and then admission filling the questionnaire of Beck
Depression Inventory BDI and Beck Anxiety Inventory BAI to detect depression and anxiety.
Result
: Fifty seven patients are participating in this study; consist of 35 61.4 women and 22 38.6 men. Seizure type consist 47 92.5
tonic-clonic and 10 17.5 absence. There is significant association between kind of antiepileptic drugs with cognitive impairment p=0,003,
while towards behavior got significant association between kind of antiepilepstic drugs with depression p=0,001 but no significant
association with anxiety p=0,469. There is significant association between numbers of antiepileptic drugs with cognitive impairment but no
significant association with behavior. There are no significant association between duration of antiepileptic drugs with cognitive impairment and
behavior except significant association between comsumption duration of Phenitoin with MMSE p=0,027 and depression p=0,021.
Conclusions:
There are significant associations between number and kind of antiepileptic drugs with cognitive impairment. While the behavior
adverse effect of antiepileptic drugs get the significant association between kinds of antiepileptic drugs with depression.
Key words:
Antiepileptic drugs-cognitive-behavior-idiopathic generalized epileptic.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK Latar Belakang dan Tujuan:
Epilepsi adalah penyakit kronis yang merupakan masalah medik dan sosial, dimana masalah medik bisa
berdampak pada gangguan kognitif dan mental. Di lain pihak, obat anti epilepsi dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan behavior dengan
menekan eksitabilitas neuron atau meningkatkan neurotransmiter inhibitor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara obat anti epilepsi
dengan kognitif dan behavior pada pasien epilepsi. Metode:
Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan terhadap pasien epilepsi umum idiopatik yang berobat ke poliklinik epilepsi
bagian Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan periode 10 September sampai 31 Desember 2012. Pada pasien yang telah mengkomsumsi obat
anti epilepsi lebih dari 4 minggu dilakukan pemeriksaan MMSE dan digit span untuk menilai kognitif serta pengisian kuisioner Beck Depresion
Inventory BDI dan Beck Anxiety Inventory BAI untuk mendeteksi depresi dan ansietas terhadap 57 penderita yang memenuhi kriteria inklusi
penelitian. Hasil:
Terdapat 57 pasien dalam penelitian ini, terdiri dari 35 org 61,4 perempuan dan 22 38,6 lelaki. Jenis bangkitan terdiri dari 47 92,5
tonik-klonik dan 10 17,5 absence. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis obat anti epilepsi dengan gangguan kognitif p=0,003
sedangkan terhadap behavior diperoleh hubungan yang signifikan antara jenis obat anti epilepsi dengan depresi p 0,001 namun tidak ada
hubungan yang signifikan dengan ansietas p 0,469. Terhadap jumlah obat anti epilepsi diperoleh hubungan yang signifikan antara jumlah obat
anti epilepsi dengan gangguan kognitif tetapi tidak ada hubungan yang signifikan dengan behavior. Tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara durasi konsumsi obat anti epilepsi dengan gangguan kognitif dan behavior kecuali hubungan antara durasi konsumsi phenitoin dengan
MMSE p=0,027 dan depresi p=0,021. Kesimpulan:
Ada hubungan yang signifikan antara jenis dan jumlah obat anti epilepsi dengan gangguan kognitif. Sedangkan adverse effect obat
anti epilepsi dengan behavior diperoleh hubungan yang signifikan antara jenis obat anti epilepsi dengan depresi.
Kata Kunci:
Obat anti epilepsi–kognitif–behavior-epilepsi umum idiopatik
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Backgound and Purpose : Epilepsy is a chronic disease which is a
medical and social problem, where medical problems can affect the cognitive and mental disorder. On the other hand, antiepileptic drugs can
adversely affect cognitive function and behavior by suppressing neuronal excitability or enhancing inhibitory neurotransmission. The aim of this
study is to determine the association between antiepileptic drugs with cognitive and behavior in epilepsy patient.
Methods:
This is a cross sectional study which is perform to idiopathic generalized epileptic patients in the epileptic clinic of H. Adam Malik
hospital from period September 10 until December 31, 2012. Fifty seven patients whom comsumption antiepileptic drugs more than four weeks and
fulfil the inclusion criteria will done investigate of MMSE and digit span to assess the cognitive and then admission filling the questionnaire of Beck
Depression Inventory BDI and Beck Anxiety Inventory BAI to detect depression and anxiety.
Result
: Fifty seven patients are participating in this study; consist of 35 61.4 women and 22 38.6 men. Seizure type consist 47 92.5
tonic-clonic and 10 17.5 absence. There is significant association between kind of antiepileptic drugs with cognitive impairment p=0,003,
while towards behavior got significant association between kind of antiepilepstic drugs with depression p=0,001 but no significant
association with anxiety p=0,469. There is significant association between numbers of antiepileptic drugs with cognitive impairment but no
significant association with behavior. There are no significant association between duration of antiepileptic drugs with cognitive impairment and
behavior except significant association between comsumption duration of Phenitoin with MMSE p=0,027 and depression p=0,021.
Conclusions:
There are significant associations between number and kind of antiepileptic drugs with cognitive impairment. While the behavior
adverse effect of antiepileptic drugs get the significant association between kinds of antiepileptic drugs with depression.
Key words:
Antiepileptic drugs-cognitive-behavior-idiopathic generalized epileptic.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Epilepsi yang merupakan penyakit kronik masih tetap merupakan masalah medik dan sosial. Masalah medik yang disebabkan oleh gangguan
komunikasi neuron bisa berdampak pada gangguan kognitif dan mental. Dilain pihak obat-obatan anti epilepsi juga bisa berefek terhadap gangguan kognitif dan
behavior. Oleh sebab itu pertimbangan untuk pemberian obat yang tepat adalah penting mengingat efek obat yang bertujuan untuk menginhibisi bangkitan listrik
tapi juga bisa berefek pada gangguan kognitif dan behavior. Epilepsi terjadi di seluruh dunia, hampir di seluruh daerah tidak kurang
dari tiga kejadian tiap 1000 orang. Setiap tahunnya, diantara setiap 100.000 orang akan terdapat 40-70 kasus baru. Epilepsi mempengaruhi 50 juta orang
diseluruh dunia, dan 80 dari mereka tinggal di negara berkembang. Epilepsi lebih sering timbul pada usia anak-anak atau orang tua diatas 65 tahun, namum
epilepsi dapat muncul kapan saja. Pada systemic review terkini, angka prevalensi untuk epilepsi aktif bervariasi dari 1,5-14 per 1.000 orangtahun di Asia,
Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki sedikit lebih besar kemungkinan terkena epilepsi daripada perempuan.Meyer dkk, 2010
Berapa banyak pasien epilepsi di Indonesia, sampai sekarang belum tersedia data hasil studi berbasis populasi. Bila dibandingkan dengan negara
berkembang lain dengan tingkat ekonomi sejajar, probabilitas penyandang
Universitas Sumatera Utara
epilepsi di Indonesia sekitar 0,7-1,0 dan bila jumlah penduduk Indonesia sekitar 220 juta maka sekitar 1,5-2 juta orang kemungkinan mengidap epilepsi dan
kasus baru sekitar 250.000 pertahun.Hawari, 2012 Epilepsi diterapi dengan obat-obatan anti epilepsi jangka panjang dimana
akan dititrasi hingga berhenti jika minimal selama 2 tahun bebas kejang. Sementara obat anti epilepsi dapat menyebabkan perburukkan kognitif dan
gangguan behavior yang nantinya dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien.Eddy dkk, 2011
Kerja obat anti epilepsi OAE akan menurunkan irritability neuron dimana mungkin menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan seperti penurunan
fungsi kognitif dan efek behavior dimana terhadap behavior mungkin memberikan rentang efek mulai dari iritabel dan hiperaktifitas hingga efek psikotropik positif
pada mood.Loring dkk, 2007 Suatu studi yang membandingkan fungsi kognitif antara pasien epilepsi
yang belum mendapat terapi dengan kelompok yang telah diterapi selama setahun menemukan bahwa pasien yang telah diterapi obat anti epilepsi OAE
menunjukkan hasil cognitive perfomance buruk dengan pemeriksaan MMSE Adanya pemburukkan kognitif secara langsung akan mempengaruhi kualitas
hidup pasien.Palanisamy dkk, 2011 Adverse effects obat anti epilepsi dapat mengakibatkan gangguan
behavior, dimana yang tersering adalah depresi phenobarbital, vigabatrin, tiagabine, topiramat; ansietas lamotrigine, felbamate, levetiracetam.Marco,
2009
Universitas Sumatera Utara
Studi parallel yang dilakukan untuk membandingkan efek kognitif carbamazepine, phenobarbital, phenitoin dan pirimidone pada pasien dengan
onset baru epilepsi menemukan tidak konsekuennya pola semua obat anti epilepsi dan sedikit perubahan pada kognitif setelah terapi obat anti epilepsi
OAE. Studi lain yang membandingkan carbamazepine CBZ dan valproat acid VPA menemukan efek negatif pada kognitif untuk keduanya. Berbeda dengan
phenobarbital PB bermakna mengakibatkan gangguan kognitif lebih jelek dibandingkan yang lain. Obat anti epilepsi terbaru tampaknya memberikan
adverse effect kognitif lebih sedikit seperti gabapentine GBP, lamotrigine LTG dan levetiracetam LEV dibandingkan carbamazepine CBZ sedangkan
topiramat TPM menunjukkan asosiasi dengan resiko gangguan kognitif yang lebih besar.Sung-Pa dkk, 2008
Penelitian Ogunrin Olubunmi dkk di afrika terhadap carbamazepine CBZ, phenitoin PHT dan phenobarbital PB menunjukkan bahwa efek obat
pada kognitif memperlihatkan pemburukan bermakna pada mental speed dengan pengecualian pada hasil kelompok PHT yang menunjukkan perbaikan pada
auditory reaction time; CBZ tidak signifikan mempengaruhi memori verbal. Ketiga obat anti epilepsi tersebut signifikan menurunkan kemampuan atensi pasien. PB
menunjukkan skor yang buruk pada memori verbal dan non-verbal.Olubunmi dkk, 2005
Penelitian yang membandingkan keefektipan beberapa obat anti epilepsi pada 417 orang tua yang berumur
≥ 55 tahun dengan epilepsi, Hi ba Arif dkk, menemukan bahwa topiramat TPM terbanyak menyebabkan adverse effect
terhadap kognitif dan pskiatri; clobazam CLB, oxcarbazepine OXC dan valproat acid VPA menyebabkan gangguan psikiatri masing-masing 10-19,9,
Universitas Sumatera Utara
5-9,9 dan 2-4,9 namun tidak menyebabkan pemburukan kognitif; carbamazepine CBZ tidak menganggu fungsi kognitif dan psikiatri. Secara
keseluruhan dari kesepuluh OAE tersebut terhadap 417 sampel menyebabkan pemburukan kognitif 5-9,9 dan gangguan psikiatri 2-4,9. Dimana pemburukan
kognitif yang dilaporkan adalah afasia, konsentrasi rendah, memori buruk, perlambatan psikomotor, perlambatan kognitif, bingungdisorientasi sementara
gangguan psikiatri adalah ansietas, iritabel, psikosis, depresi.Hiba dkk, 2010 Suatu studi kasus kontrol pada pasien-pasien dengan bangkitan onset
baru, dibandingkan antara kelompok yang mendapat obat anti epilepsi lebih dari 4 minggu 212 kasus dengan kelompok tanpa pengobatan 206 kontrol.
Hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan adverse event profile di antara kelompok kasus dengan monoterapi valproat acid,
carbamazepine, phenitoin, levetiracetam, lamotrigine dengan kelompok kontrol.Perucca dkk, 2011
Menurut Christian E. Elger, dkk menulis bahwa obat anti epilepsi menimbulkan adverse effect depresi rendah carbamazepine, clobazam,
felbamate, gabapentine, levetiracetam, lamotrigine, pregabalin, topiramat, valproat acid, zonisamide dan tinggi ethosuximide, phenobarbital, phenitoin,
tiagabine, vigabatrin; pemburukan kognitif rendah ethosuximide, felbamate, gabapentine, levetiracetam, lamotrigine, oxcarbazepine, pregabalin, tiagabine,
vigabatrin, valproat acid dan tinggi carbamazepine, clobazam, phenobarbital, phenitoin, topiramat, zonisamide.Elger dkk, 2008
Penelitian Ghaydaa tahun 2009 menemukan bahwa pasien epilepsi yang belum diterapi dan mendapat terapi menunjukkan hasil kinerja lebih jelek pada
Universitas Sumatera Utara
kognitif yang berbeda dan tes behavior dibandingkan dengan kelompok kontrol populasi normal. Pasein yang mendapat terapi obat anti epilepsi mempunyai
skor buruk pada memori untuk digit forward and backward, memori jangka pendek. Durasi asupan obat anti epilepsi berhubungan dengan memori objek,
memori non-verbal jangka pendek. Pasien epilepsi belum diterapi dan sudah diterapi mempunyai kinerja buruk pada tingkat sama pada tes fungsi behavior.
Dosis obat anti epilepsi berkorelasi dengan skor agresi verbal dan non-verbal sedangkan durasi asupan obat anti epilepsi berkorelasi dengan skor agresi non-
verbal.Ghaydaa, 2009 Efek negatif obat anti epilepsi terhadap kognitif seperti phenobarbital
dapat menyebabkan penurunan atensi; carbamazepine dan phenitoin menganggu memori; sedangkan valproat acid paling kecil mempengaruhi
kognitif.Loring dkk, 2004
I.2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian-penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah hubungan antara obat anti epilepsi dengan kognitif dan behavior pada pasien epilepsi?
I.3. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan:
Universitas Sumatera Utara
I.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara obat anti epilepsi dengan kognitif
dan behavior pada pasien epilepsi.
I.3.2. Tujuan Khusus I.3.2.1. Untuk mengetahui hubungan antara jenis obat anti epilepsi dengan
kognitif pada pasien epilepsi di RSUP H. Adam Malik. 1.3.2.2. Untuk mengetahui hubungan antara jenis obat anti epilepsi dengan
behavior pada pasien epilepsi di RSUP H.Adam Malik I.3.2.3. Untuk mengetahui hubungan antara jumlah obat anti epilepsi dengan
kognitif pada pasien epilepsi di RSUP H.Adam Malik. I.3.2.4. Untuk mengetahui hubungan antara jumlah obat anti epilepsi dengan
behavior pada pasien epilepsi di RSUP H.Adam Malik. I.3.2.5. Untuk mengetahui hubungan antara durasi konsumsi obat anti
epilepsi dengan kognitif pada pasien epilepsi di RSUP H.Adam Malik.
I.3.2.6. Untuk mengetahui hubungan antara durasi konsumsi obat anti epilepsi dengan behavior pada pasien epilepsi di RSUP H.Adam
Malik. I.3.2.7. Untuk mengetahui karakteristik demografi umur, jenis kelamin,
pendidikan, onset dan tipe bangkitan epilepsi, variabel obat anti
Universitas Sumatera Utara
epilepsi jenis, dosis dan jumlah OAE pada pasien epilepsi di RSUP H.Adam Malik Medan.
I.4. HIPOTESIS
Terdapat hubungan antara obat anti epilepsi dengan kognitif dan behavior pada pasien epilepsi.
I.5. MANFAAT PENELITIAN I.5.1. Manfaat penelitian untuk ilmu pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara keilmuwan tentang hubungan antara obat anti epilepsi dengan kognitif dan behavior
pada pasien epilepsi, dimana perlunya pemeriksaan fungsi kognitif dan behavior secara berkala.
I.5.2. Manfaat penelitian untuk penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya tentang hubungan antara obat anti epilepsi dengan kognitif
dan behavior secara farmakologi.
I.5.3. Manfaat penelitian untuk masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Dengan mengetahui hubungan antara obat anti epilepsi dengan kognitif dan behavior bisa menjadi dasar pertimbangan dalam pemilihan jenis
obat anti epilepsi demi tercapai kualitas hidup penderita yang lebih baik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
Dengan mengetahui hubungan antara obat anti epilepsi dengan kognitif dan behavior bisa menjadi dasar pertimbangan dalam pemilihan jenis
obat anti epilepsi demi tercapai kualitas hidup penderita yang lebih baik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
II.1. FUNGSI KOGNITIF
Kognitif berasal dari bahasa latin ”cognoscere” yang artinya together co dan know nos. Kognitif termasuk sebagai sifat sensasi,
berpikir, persepsi, arousal dan kesadaran.Whitehouse, 2006 Fungsi Kognitif adalah merupakan aktivitas mental secara sadar
seperti berpikir, mengingat, belajar, dan menggunakan bahasa. Fungsi kognitif juga merupakan kemampuan atensi, memori, pertimbangan,
pemecahan masalah, serta kemampuan eksekutif seperti merencanakan, menilai, mengawasi, dan melakukan evaluasi.Strub dkk, 2000; Rizzo dkk,
2004. Fungsi kognitif terdiri dari :
1. Atensi
Atensi merupakan kemampuan untuk bereaksi atau memperhatikan satu stimulus tertentu spesifik dengan mampu mengabaikan stimulus lain baik
internal atau eksternal yang tidak dibutuhkan. Setelah menentukan kesadaran, pemeriksaan atensi harus dilakukan saat awal pemeriksaan neurobehavior
karena pemeriksaan modalitas kognitif lainnya sangat dipengaruhi oleh atensi yang cukup terjaga. Rizzo dkk, 2004
Atensi dan konsentrasi sangat penting dalam mempertahankan fungsi kognitif, terutama dalam proses belajar. Gangguan atensi dan konsentrasi akan
mempengaruhi fungsi kognitif lain seperti memori, bahasa dan fungsi eksekutif. Gangguan atensi dapat berupa dua kondisi klinik berbeda. Pertama
ketidakmampuan mempertahankan atensi maupun atensi yang terpecah atau
Universitas Sumatera Utara
tidak atensi sama sekali, dan kedua inatensi spesifik unilateral terhadap stimulus pada sisi tubuh kontralateral lesi otak.Rizzo dkk, 2004
2. Bahasa
Bahasa merupakan perangkat dasar komunikasi dan modalitas dasar yang membangun kemampuan fungsi kognitif. Oleh karena itu pemeriksaan
bahasa harus dilakukan pada awal pemeriksaan neurobehavior. Jika terdapat gangguan bahasa, pemeriksaan kognitif seperti memori verbal, fungsi eksekutif
akan mengalami kesulitan atau tidak mungkin dilakukan.Rizzo dkk, 2004 Gangguan bahasa afasia sering terlihat pada lesi otak fokal maupun
difus, sehingga merupakan gejala patognomonik disfungsi otak. Penting bagi klinikus untuk mengenal gangguan bahasa karena hubungan yang spesifik
antara sindroma afasia dengan lesi neuroanatomi. Kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa penting, sehingga setiap gangguan berbahasa akan
menyebabkan hendaya fungsional.Rizzo dkk, 2004
3. Memori