Dr. Darlan Djali, SpS Dr. Khairul P. Surbakti, SpS

Jawaban :  Sudah dilakukan perbaikan dengan mengubah posisi letak no halaman.  Sudah dilakukan perbaikan penulisan kutipan.  Pada penelitian ini, tidak dilakukan analisa data untuk menilai domain yang terganggu. Pada hasil pemeriksaan MMSE dan digit span hanya dikelompokkan normal dan terganggu tanpa melihat domain mana yang terganggu.  Tabel 13 adalah tabel tentang hubungan durasi konsumsi OAE dengan kognitif, dimana analisa statistik pada tabel ini adalah antara hasil MMSE dan digit span dengan durasi konsumsi masing- masing OAE dengan mengabaikan apakah obat dikonsumsi secara mono ataupun politerapi.  Nilai p telah dicantum pada bab kesimpulan di hal.70 dr. Kiking Ritarwan, MKT, SpSK

6. Dr. Darlan Djali, SpS

Pertanyaan :  Mohon dikoreksi abstrak yang berbahasa inggris.  Pada hal.31, apakah test sternberg itu?  Pada hal.32, laporan FDA terdapat kasus kejadian bunuh diri, apakah hal ini sudah pernah terjadi di Medan?  Mengapa tercantum perbedaan waktu pada hal. 35 dengan 45?  Pada hal.37, mengapa pasien berumur diatas 50 thn di eksklusikan?  Kriteria eksklusi di hal 37, tercantum stroke dan riwayat obat-obata, bagaimana mengetahuinya?  Apakah itu SPSS? Universitas Sumatera Utara Jawaban :  Abstrak yang berbahasa inggris telah dikoreksi. halaman xviii  Sternberg test adalah pemeriksaan fungsi kognitif dengan menggunakan fungsional MRI berkecepatan tinggi dimana pencitraaan dilakukan bersamaan dengan saat pasien sedang proses berpikir working memory.  Belum ada data tentang kejadian bunuh diri akibat penggunaan OAE.  Pada hal. 35 tercantum rentang waktu pengumpulan data sampel penelitian sedangkan pada hal.45 adalah rentang waktu penelitian ini, mulai dari persiapan proposal, pengumpulan sampel hingga pengolahan data dan penyajian hasil penelitian.  Pasien umur diatas 50 tahun di ekslusikan karena pada usia diatas 50 tahun sudah dapat terjadi forgetfullness sehingga akan membiaskan pemeriksaan fungsi kognitif.  Riwayat stroke disingkirkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan riwayat obat-obatan berdasarkan dari anamnesis pasien.  Statistical Product and Science Service atau SPSS adalah suatu sistem software analisa statistik. Dr. Darlan Djali, SpS

7. Dr. Khairul P. Surbakti, SpS

Pertanyaan :  Diantara beragam obat anti epilepsi, obat mana yang berhubungan dengan kognitif dan behavior?  Bagaimana mekanisme kerja OAE menganggu kognitif dan behavior? Universitas Sumatera Utara Jawaban :  Obat anti epilepsi yang menganggu fungsi kognitif adalah phenobarbital, phenytoin dan asam valproat. Pengaruh OAE terhadap behavior bisa psikotropik positif ataupun negatif. Efek positif OAE terhadap behavior adalah carbamazepine stabilisasi mood dan anti-mania, phenobarbital anxiolitik dan asam valproat anti-mania. Efek negatif OAE adalah felbamate ansietas, levetiracetam depresi dan psikosis, tiagabine, topiramate,vigabatrine dapat menyebabkan depresi. halaman 29,32,33  Obat anti epilepsi akan mengurangi iritabilitas neuron dan meningkatkan inhibisi postsinaptik atau mengubah sinkronisasi jaringan saraf untuk menurunkan eksitabilitas neuron, dimana pengurangan berlebihan eksitabilitas neuronal ini dapat mengakibatkan kecepatan motorik dan psikomotorik melambat, dan atensi buruk dan terganggu pengolahan memori, yang merupakan efek samping umum pada blokade sodium channel dan peningkatan aktivitas inhibisi GABAergik. Sedangkan terhadap behavior, OAE GABAergic dapat dihubungan dengan perkembangan sedasi, depresi, hiperaktiftas, agresif, impulsiveness dan gangguan tidur dan efek positifnya adalah anxiogenic dan anti- mania. Sedangkan obat anti-glutamatergic dapat sebagai anxiogenic dan anti depresan. halaman 33. Dr. Khairul P. Surbakti, SpS Universitas Sumatera Utara

8. Dr. Puji Pinta O. Sinurat, SpS