Distribusi spasial dan temporal ikan karang keras antara kawasan
Epinephelinae-serranidae, 27 Lethrinidae, 36 Pempheridae dan 6 Belonidae.
Berdasarkan analisis koresponden pada tahun 2009 terhadap famili ikan karang menunjukkan pada kawasan DP dan TWAL kemiripan famili ikan karang
yang ditemukan pada kawasan tersebut, dicirikan dengan didominasi oleh no 25 Kyphosidae, 30 Microdesmidae, 33 Muraenidae, 52 Synodonthidae, 54
Zanclidae, 12 Cirrhitidae, 35 Ostraciidae, 29 Malacanthidae, 45 Scaridae, 40 Pomacanthidae dan famili lainnya. Pada kawasan PA didominasi famili ikan
karang dari no 30 Microdesmidae, 42 Priacanthidae, 3 Apogonidae, 9 Carangidae, 22 Haemulidae, 43 Ptereleotridae, 28 Lutjanidae, 49
Siganidae, 32 Mullidae, 48 Serranidae dan 41 Pomacentridae. Pada kawasan KKLD didominasi famili ikan karang dari no 20 Fistulariidae, 26
Labridae, 28 Lutjanidae dan 51 Syngnathidae.
Gambar 32 Hasil analisis faktorial koresponden sebaran ikan karang A tahun 2006, B tahun 2008, C tahun 2009 dan D tahun 2011.
Berdasarkan analisis koresponden pada tahun 2011 terhadap famili ikan karang menunjukkan pada kawasan DP dan TWAL menunjukkan kemiripan
famili karang yang ada pada kawasan tersebut. Adapu famili ikan karang yang didominasi kawasan tersebut ditujukkan pada no 46 Scarini-Labridae, 49
Siganidae, 27 Lethrinidae, 29 Malacanthidae, 33 Muraenidae, 47 Scorpaenidae, 5 Balistidae, 40 Pomacanthidae, 25 Kyphosidae dan 53
Tetraodontidae. Pada kawasan PA didominasi famili ikan karang oleh no 28 Lutjanidae, 3 Apogonidae, 11 Chaetodontidae, 34 Nemipteridae, 21
Gobiidae, 31 Monacanthidae, 20 Fistulariidae, 41 Pomacentridae dan 43 Ptereleotridae. Pada kawasan KKLD didominasi famili ikan karang dari no 38
Plesiopidae, 54 Zanclidae, 36 Pempheridae, 46 Scarini-Labridae, 37 Pinguipedidae, 53 Tetraodontidae, 4 Aulostomidae, 1 Acanthuridae dan 26
Labridae. Tabel 5 Kode famili ikan karang untuk datang spasial dan temporal.
No Famili ikan karang No Famili ikan karang
1 Acanthuridae
29 Malacanthidae
2 Anthiinae-Serranidae
30 Microdesmidae
3 Apogonidae
31 Monacanthidae
4 Aulostomidae
32 Mullidae
5 Balistidae
33 Muraenidae
6 Belonidae
34 Nemipteridae
7 Bleniidae
35 Ostraciidae
8 Caesionidae
36 Pempheridae
9 Carangidae
37 Pinguipedidae
10 Centriscidae
38 Plesiopidae
11 Chaetodontidae
39 Plotosidae
12 Cirrhitidae
40 Pomacanthidae
13 Dactylopteridae
41 Pomacentridae
14 Dasyatidae
42 Priacanthidae
15 Diodontidae
43 Ptereleotridae
16 Echeneidae
44 Rachycentridae
17 Ephipidae
45 Scaridae
18 Ephippidae
46 Scarini-Labridae
19 Epinephelinae-Serranidae
47 Scorpaenidae
20 Fistulariidae
48 Serranidae
21 Gobiidae
49 Siganidae
22 Haemulidae
50 Sphyraenidae
23 Hemirhamphiidae
51 Syngnathidae
24 Holocentridae
52 Synodonthidae
25 Kyphosidae
53 Tetraodontidae
26 Labridae
54 Zanclidae
27 Lethrinidae
28 Lutjanidae
Secara umum dapat dilihat bahwa pada setiap tahun pengamatan terjadi perubahan terhadap dominasi famili ikan karang yang ada pada setiap kawasan hal
ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perairan yang ada pada setiap kawasan pengamatan. Berdasarkan distribusi spasial dan temporal yang terbentuk
dari hasil analisis koresponden tersebut diatas terlihat bahwa famili ikan karang memiliki preferensi terhadap karakteristik habitat dengan asosiasi genus karang
yang beragam. Secara umum distribusi famili ikan karang cenderung merata di setiap
kawasan penelitian. Hal ini di tandai oleh kehadiran jenis-jenis ikan karang dari famili yang hampir sama pada setiap kawasan, terutama jenis ikan karang dari
famili Pomacentridae, Acanthuridae, labridae dan Serranidae. Kondisi ini diduga berhubungan dengan faktor kebiasaan makan dari ikan tersebut Arturo et al
2005 dan sebaran jenis ikan yang luas, terutama famili Pomacentridae, Achanturidae dan Labridae Durville et al 2003.
Ikan-ikan dari famili Pomacentridae, khususnya yang berukuran kecil diduga memanfaatkan habitat karang bercabang dan foliose sebagai tempat
berlindung, baik terhadap pengaruh lingkungan maupun predator. Demikian pula halnya dengan famili ikan Chaetodontidae yang menjadi karang Acropora sebagai
sumber makanan dan tempat berlindung Hukom dan Bawole 1997. Ikan-ikan famili Siganidae, diduga lebih banyak berkaitan dengan pemanfaatan karang mati
yang beralga sebagai tempat mencari makan. Famili Lutjaniidae, Serranidae dan Labridae merupakan ikan menyukai
daerah yang memiliki topografi terbuka dengan tebing-tebing karang serta adanya rubble
. Huntsman dan Waters 1981 in Connel dan Kingsford 1998 menyatakan bahwa kehidupan di dasar perairan merupakan faktor yang sangat
penting bagi ikan-ikan seperti Serranidae dan Lutjaniidae terutama dalam hubungannya dengan habitat yang menyediakan mangsa-mangsa yang potensial.
Famili Labridae yang diindentifikasi umumnya sebagai karnivor yang mengeksploitasi biota sessile yang ada di terumbu karang dengan memakan
hewan invertebrata seperti krustasea dan molluska serta ikan-ikan kecil Choat dan Belwood 1991; Kuiter 1991; Pattengill et al 1997; Fishbase 2010.
Choat dan Bellwood 1991 menyatakan ada tiga bentuk interaksi antara ikan karang dengan habitatnya, yakni; 1 interaksi langsung, sebagai tempat
berlindung dari predator, 2 interaksi dalam mencari makan, dan 3 interaksi tidak langsung sebagai akibat struktur karang dan kondisi lingkungan hidrologi dan
aspek lainnya. Dalam hal bentuk interaksi ke-3, Arturo et al 2005 menemukan struktur komunitas dan distribusi ikan karang berhubungan dengan kompleksitas
habitat. Kompleksitas habitat tersebut didasarkan pada kategorisasi zona geografis bentuk-bentuk koloni pembentuk ekosistem terumbu karang. Pada penelitian
lainnya, Gratwicke dan Speight 2005 menemukan hubungan signifikan antara kelimpahan dan sebaran ikan dengan terumbu karang berdasrkan evaluasi
kompleksitas habitatnya.
5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Kajian Kondisi Terumbu Karang dan Komunitas Ikan Karang Pasca Tsunami di Perairan Pulau Weh dan Pulau Aceh,
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1.
Secara umum kondisi terumbu karang Pulau Weh lebih baik dibandingkan dengan Pulau Aceh. Dilihat dari segi pemulihan terumbu karang pasca tsunami
tahun 2006 sampai 2011 di Pulau Aceh menunjukkan tingkat pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan kawasan konservasi laut daerah KKLD
yang telah berada di titik optimum fase pemulihan. 2.
Terdapat peningkatan rekrutmen karang yang sangat signifikan pada tahun 2008 dibandingkan pada tahun 2006 sebagai indikator pemulihan ekosistem
terumbu karang. Persentase rekrutmen tertinggi terdapat pada lokasi daerah pemanfaatan dan Pulau Aceh.