Gambar 13 Persentase koloni karang keras di Daerah Pemanfaatan.
4.4.3 Taman Wisata Alam Laut TWAL
Berdasarkan kehadiran genus karang keras di TWAL pada tahun 2006 diperoleh 36 jumlah genus karang keras. Tahun 2008 dan 2009 jumlah genus
karang keras menunjukkan peningkatan sebesar 39 dan 38 genus. Hal ini menunjukkan setelah terjadinya gempa dan tsunami pada tahun 2004 di Aceh
kondisi pemulihan ekosistem terumbu karang di Pulau Weh secara alami telah terlihat. Pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar 29 jumlah genus karang keras.
Jumlah genus karang keras di TWAL disajikan pada lampiran 7 dan Sepuluh besar persentase koloni karang keras pada masing-masing waktu pengamatan
disajikan pada gambar 14.
Gambar 14 Persentase koloni karang keras di TWAL. Dari hasil pengamatan di TWAL pada tahun 2006, 2008, 2009 dan 2011
diperoleh persentase koloni karang keras yaitu dari koloni Acropora sebesar 34, 33, 26 dan 25. Koloni Favites sebesar 2, 7, 4 dan 6. Koloni
Montipora sebesar 6, 7, 6 dan 8. Koloni Pocillopora sebesar 3, 6, 6
dan 6. Koloni Porites sebesar 26, 24, 30 dan 26. Selain itu juga ditemukan sepuluh besar persentase koloni karang yang
mengalami perbedaan pada setiap tahunnya, seperi koloni Favia hanya ditemukan dalam sepuluh besar pada tahun 2008 dan 2011 dengan 3 dan 3. Koloni
Goniastrea hanya ditemukan pada tahun 2006 dan 2008 dengan jumlah 3 dan
3, pada pengamatan tahun 2006 koloni Diploastrea belum ditemukan. Pada tahun 2008, 2009 dan 2011 koloni Diploastrea telah terdapat 1, 5 dan 5.
Koloni pavona hanya terdapat pada sepuluh besar pada tahun 2006, 2009 dan 2011 dengan 3, 1 dan 2.
4.4.4 Kawasan Konservasi laut Daerah KKLD
Dari hasil pengamatan terhadap genus karang keras di KKLD terlihat adanya perbedaan jumlah genus karang keras pada waktu 2006, 2008, 2009 dan
2011. Jumlah genus karang keras pada setiap tahun pengamatan yaitu sebesar 37, 29, 34 dan 21 jumlah genus karang keras. Jumlah genus masing-masing di KKLD
menunjukkan adanya fluktuasi antara kehadiran genus baru pada setiap tahun pengamatan. Jumlah genus karang keras di KKLD disajikan pada lampiran 8
dan sepuluh besar persentase koloni karang keras pada masing-masing waktu
pengamatan disajikan pada gambar 15. Dari hasil pengamatan pada tahun 2006, 2008, 2009 dan 2011 di peroleh
persentase koloni Acropora sebesar 19, 18 dan 21. Koloni Heliopora sebesar 13, 8, 5 dan 17. Koloni Montipora sebesar 2, 1, 5 dan 18.
Koloni Porites tertinggi yang ditemukan pada setiap tahun sebesar 51, 56, 50 dan 47.
Terdapat sepuluh besar persentase koloni karang yang mengalami perbedaan pada setiap tahunnya seperi koloni Favia dan Goniopora ditemukan dalam
sepuluh besar pada tahun 2009 dan 2011, koloni Millepora ditemukan dalam
sepuluh besar pada tahun 2006 dan 2008. Pada setiap tahun terjadi perubahan
terus berlangsung dan mulai adanya kenaikan genus karang di KKLD. Hal ini terkait dengan strategi karang yang berbeda-beda untuk menempati suatu kawasan
Sorokin 1993.
Gambar 15 Persentase koloni genus karang keras di KKLD. Jumlah individu genus karang secara umum di Pulau Weh dan Pulau Aceh
di dominansi oleh genus Acropora, Favites, Heliopora, Millepora, Montipora, Pavona
, Pocilliopora dan Porites. Morton 1990 menyatakan bahwa pola penyebaran biota karang di kawasan Indo-Pasifik secara umum hampir sama.
Pada daerah dimana energi gelombang paling besar diterima oleh terumbu didominasi oleh Pocillopora spp yang berasosiasi dengan karang api Millepora
sp.. Pada lereng terumbu paling luar dimana pergerakan airnya kecil, kecepatan arus dan kekuatan gelombang berkurang didominasi oleh Acropora spp, dengan
beberapa Pocillopora dan Millepora sebagai selingan. Bentuk utama Acropora yang mendominasi daerah pengamatan adalah
bentuk branching bercabang dan tabulate meja. Pada daerah rataan terumbu, daerah arus kuat, Porites sp, merupakan jenis karang yang paling banyak dijumpai
dan biasanya berasosiasi dengan Pavona sp. atau Acropora sp. Ini sejalan dengan Stoddart 1971 yang mengatakan bahwa komunitas Acropora banyak terdapat di
terumbu yang menghadap angin dan komunitas Porites yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap perairan yang keruh serta arus yang kuat Nasir et al. 2004.