Kawasan Konservasi laut Daerah KKLD

Gambar 15 Persentase koloni genus karang keras di KKLD. Jumlah individu genus karang secara umum di Pulau Weh dan Pulau Aceh di dominansi oleh genus Acropora, Favites, Heliopora, Millepora, Montipora, Pavona , Pocilliopora dan Porites. Morton 1990 menyatakan bahwa pola penyebaran biota karang di kawasan Indo-Pasifik secara umum hampir sama. Pada daerah dimana energi gelombang paling besar diterima oleh terumbu didominasi oleh Pocillopora spp yang berasosiasi dengan karang api Millepora sp.. Pada lereng terumbu paling luar dimana pergerakan airnya kecil, kecepatan arus dan kekuatan gelombang berkurang didominasi oleh Acropora spp, dengan beberapa Pocillopora dan Millepora sebagai selingan. Bentuk utama Acropora yang mendominasi daerah pengamatan adalah bentuk branching bercabang dan tabulate meja. Pada daerah rataan terumbu, daerah arus kuat, Porites sp, merupakan jenis karang yang paling banyak dijumpai dan biasanya berasosiasi dengan Pavona sp. atau Acropora sp. Ini sejalan dengan Stoddart 1971 yang mengatakan bahwa komunitas Acropora banyak terdapat di terumbu yang menghadap angin dan komunitas Porites yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap perairan yang keruh serta arus yang kuat Nasir et al. 2004. Selanjutnya Suharsono 1995 menyebutkan bahwa genus Acropora dan Pocillopora tumbuh sangat cepat dan mendominansi pertumbuhan karang di bekas muntahan lahar Pulau Gunung Api.

4.5 Pemulihan Karang Rekruetmen

Salah satu cara melihat proses pemulihan ekosistem karang adalah dengan melihat rekruetmen karang. Dari hasil penelitian di masing-masing kawasan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan rekruetmen yang sangat signifikan pada tahun 2008 dibandingkan pada tahun 2006 dan kembali turun pada tahun 2009 dan 2011 Gambar 16. Peningkatan jumlah rekrutmen pada tahun 2008 menunjukkan telah terjadi pemulihan secara alami setelah terjadinya gempa dan tsunami di Aceh. Hal yang paling penting dalam proses ini adalah ketersedian larva karang dan substrat yang baik untuk penempelan. Kelompok organisme yang berasosiasi akan berperan dalam pembentukan komunitas karang yang stabil. Komunitas karang yang berada disekitar lokasi ataupun komunitas karang serta sifat-sifat reproduksi karang akan berpengaruh terhadap rekruetmen karang dan kemampuannya untuk membentuk komunitas karang. Persentase rekruetmen paling tinggi terdapat pada lokasi daerah pemanfaatan dan Pulau Aceh. Hal tersebut terjadi akibat di kedua kawasan tersebut merupakan kawasan yang paling sedikit persentase karang keras dibandingkan TWAL dan KKLD yang persentase karang keras lebih tinggi di tahun sebelumnya. Rekrutmen akan tumbuh pada substrat keras yang belum ditempeli karang hidup sehingga kawasan yang tutupan karangnya tinggi maka jumlah rekruetmennya akan sedikit. Sedangkan pada lokasi yang persentase karang hidupnya sedikit maka akan terjadi peningkatan persentase rekruetmen, kondisi tersebut menandakan adanya proses pemulihan ekosistem terumbu karang secara bertahap. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase tutupan karang keras secara bertahap setiap tahunnya di kawasan penelitian. Gambar 16. Persentase rekrutmen karang keras di setiap kawasan rata-rata ±SE. Pengamatan rekruetmen dilakukan pada tahun 2006, 2008, 2009, dan 2011 secara berturut-turut di seluruh kawasan penelitian. Dari hasil transek kuadrat di masing-masing kawasan menunjukkan perbedaan nyata dari persentase rekrutmen karang keras. Pulau Aceh mempunyai rata-rata rekruetmen setiap tahun 10,49, 33,44, 12,22 dan 19,77, Daerah Pemanfaatan mempunyai tingkatan rata- rata rekruetmen setiap tahun 6,86, 34,12, 12,15 dan 13,14, TWAL mempunyai tingkatan rata-rata rekruetmen setiap tahun 9,18, 29,47, 7,89 dan 12,00 , KKLD mempunyai tingkatan rata-rata rekruetmen setiap tahun 4,22, 22,64, 9,36 dan 3,25, persentase rekrutmen karang disetiap kawasan disajikan pada lampiran 9. Rekruetmen karang merupakan perintis penting bagi pemulihan karang yang mengalami kerusakan akibat gangguan Connell 1997. Rekruetmen merupakan supply individu baru dalam suatu populasi, untuk terumbu karang didefenisikan sebagai pertumbuhan karang muda dengan ukuran lebih kecil dari 10 cm. Hasil pengamatan rekruetmen karang ini secara umum menunjukkan bahwa kondisi substrat dan kualitas perairan berpengaruh terhadap koloni karang yang di jumpai pada lokasi ini. Proses rekrutmen karang merupakan indikator yang penting terhadap regenerasi terumbu karang dan potensi pertumbuhannya. Keberhasilan rekrutmen karang dengan berbagai cara reproduksi akan bervariasi di dalam dan antar lokasi, 5 10 15 20 25 30 35 40 Pulau Aceh Daerah Pemanfaatan Taman Wisata Alam Laut Kawasan Konservasi Laut Dae P ew rs en ta se Rek ru tm en K a ra n g 2006 2008 2009 2011