Taman Wisata Alam Laut TWAL Kawasan Konservasi Laut Daerah KKLD

Gambar 27 Komposisi ikan berdasarkan famili di TWAL. Komposisi spesies ikan-ikan karang di TWAL pada tahun 2006 diperoleh jumlah keseluruhan ikan karang sebanyak 4.273 individu ikan karang yang termasuk kedalam 135 spesies. Pada tahun 2008 jumlah keseluruhan ikan karang adalah 13.656 individu ikan karang yang termasuk kedalam 255 spesies. Pada tahun 2009 dan 2011 jumlah keseluruhan ikan karang adalah 7.954 dan 3.483 individu ikan karang yang termasuk kedalam 224 dan 164 spesies. Gambar 28 Komposisi ikan berdasarkan spesies di TWAL. Persentase spesies ikan karang sepuluh besar tertinggi yang ditemukan pada setiap tahun pengamatan di TWAL adalah dari spesies Chromis dimidiata 8, 11, 5 dan 9, Scarus Niger 4, 3, 8 dan 6, Pseudanthias Squamipinnis 11, 12, 10 dan 12 Sepuluh besar kategori persentase ikan karang berdasarkan spesies dapat dilihat pada gambar 28.

4.8.4 Kawasan Konservasi Laut Daerah KKLD

Visual sensus terhadap ikan karang di KKLD pada tahun 2006, 2008, 2009 dan 2011 diperoleh jumlah keseluruhan famili ikan karang adalah 31, 36, 36 dan 30 famili. Jumlah famili yang ditemukan pada setiap tahun pengamatan adalah dari famili Acanthuridae 35, 9, 6 dan 14, Caesionidae 17, 1, 14 dan 5, Chaetodontidae 3, 5, 4 dan 4, Labridae 1, 9, 5 dan 16, Pomacentridae 68, 59, 48 dan 40, Serranidae 3, 3, 8 dan 5 dan famili lainnya 3, 6, 5 dan 6. Sepuluh besar persentase ikan karang berdasarkan famili dapat dilihat pada gambar 29. Gambar 29 Komposisi ikan berdasarkan famili di KKLD. Komposisi spesies ikan-ikan karang di KKLD pada tahun 2006 diperoleh jumlah keseluruhan ikan karang sebanyak 9.678 individu ikan karang yang termasuk kedalam 137 spesies. Pada tahun 2008 jumlah keseluruhan ikan karang adalah 11.328 individu ikan karang yang termasuk kedalam 228 spesies. Pada tahun 2009 dan 2011 jumlah keseluruhan ikan karang adalah 12.946 dan 3.256 individu ikan karang yang termasuk kedalam 216 dan 140 spesies. Gambar 30 Komposisi ikan berdasarkan spesies di KKLD. Persentase spesies ikan karang sepuluh besar tertinggi yang ditemukan pada setiap tahun pengamatan di KKLD adalah dari spesies Chromis Dimidiata 15, 22, 13 dan 19, Chromis Ternatensis 35, 21, 17 dan 10 dan spesies lainnya 14, 41, 30 dan 48. Sepuluh besar persentase ikan karang berdasarkan spesies dapat dilihat pada gambar 30. Asosiasi habitat dapat digunakan untuk menjelaskan pola distribusi ikan karang dan banyak spesies yang mempunyai distribusi geografis yang luas. Kelompok ikan karang yang selalu berasosiasi dengan karang akan mencapai kelimpahan yang sangat tinggi dalam habitat yang mempunyai kisaran geografis besar. Asosiasi ini kemungkinan dapat dijadikan sebagai penjelasan tentang biogeografis Choat dan Bellwood 1991. Menurut White 1987, dasar perairan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan pola distribusi dan kelimpahan ikan karang. Kekayaan jenis spesies ikan karang bukan merupakan indikator yang bagus untuk tekanan perikanan, tapi kelimpahan, struktur ukuran dan biomassa dari populasi ikan dinilai responsif terhadap variasi-variasi tekanan perikanan. Tekanan perikanan biasanya pertama menyingkirkan individu-individu berukuran besar seperti Serranidae, Lutjanidae dari populasi, struktur ukuran dari populasi ikan adalah variabel yang sangat responsif terhadap perubahan dari tekanan perikanan atau interfensi pengelolaan Micheli et al. 2004. Sama halnya dengan berat ikan dimana berat mempunya hubungan exponential dengan ukuran, menyingkirkan individu berukuran besar dari populasi sering kali memberikan efek yang jelas pada total biomassa populasi dibandingkan dengan perubahan dari kelimpahan ikan. Interaksi ikan karang yang terjadi dalam ekosisitem terumbu karang salah satunya adalah grazing dilakukan oleh ikan-ikan famili Singanidae, Pomacentridae, Achanturidae dan Scaridae yang merupakan herbivora grazer pemakan alga sehingga pertumbuhan alga yang bersaing ruang hidup dengan karang dapat terkendali Nybakken 1997. Secara umum setiap kawasan pengamatan pada tahun 2006, 2008, 2009 dan 2011 famili Pomacentridae yang dominan ditemukan dalam setiap tahun pengamatan hal ini merupakan famili dari ikan-ikan yang berukuran kecil, bersifat teritori dan tinggal dekat dengan substrat dan sangat dipengaruhi oleh karakteristik morfologi dari substratnya Robert Ormond 1987. Bahkan beberapa Pomacentridae memanfaatkan karang sebagai habitat dari pada sebagai sumber makanan Chabanet et al 1997. Kelompok Pomacentridae pemakan alga sangat bersifat teritori dan biasanya lebih jarang mengelompok dari pada ikan yang pemakan plankton. Kelompok planktivor umumnya bergerombol schooling dan membentuk kelompok yang lebih rapat. Spesies-spesies yang umum dijumpai pada perairan Pulau Weh dan Pulau Aceh adalah Chromis dimidiata, Chromis ternatensis, Chromis viridis, Chromis weberi, Dascyllus Carneus, Dascyllus trimaculatus, Dascyllus reticulatus, lepidozygus tapeinosoma, Plectroglyphidodon lacrymatus dari famili Pomacentridae. Labridae sebagai famili terbesar juga yang ditemukan umumnya menyukai struktur terumbu karang yang kompleks yang mampu menyediakan tempat tinggal bagi berbagai ukuran dan kelompok invertebrata. Labridae dapat ditemukan di semua bentuk pertumbuhan lifeform karang karena habitatnya bervariasi Chabanet dan Letourneur 1995. Pada perairan Pulau Weh dan Pulau Aceh spesies dari famili Labridae yang umum dijumpai adalah Bodianus mesothorax, Gomphosus varius, Hemigymnus fasciatus, Labroides bicolor, Labroides dimidiatus, Thalassoma janseni, Thalassoma lunare dan lain-lain. Acanthuridae merupakan famili terbesar juga yang ditemukan pada setiap kawasan dalam penelitian ini. Kelompok ikan ini digolongkan sebagai herbivora karena memakan filamentous dan unicellular alga yang menyelimuti permukaan substrat karang mati. Montgomery 1990, Gerking 1994, Kuiter dan Tonozuka 2001c. Spesies yang umum dijumpai seperti Acanthurus leucosternon, Ctenochaetus Striatus , Gnathodentex aureolineatus , Stethojulis bandanensis , Scarus niger dan Zebrasoma scopas dari famili Acanthuridae. Chaetodonitidae merupakan kelompok ikan yang memiliki berbagai variasi makanan mulai dari karang, plankton, invertebrata, spons dan beberapa jenis alga. Chaetodonitidae memiliki hubungan yang kuat dengan karang dan mereka banyak bersifat obligate corralivores pemangsa karang Bouchon-Navaro et al. 1985. Metabolisme atau kebutuhan energi dari Chaetodonitidae sangat berhubungan dengan kesehatan karang sehingga jenis pemangsa karang tersebut merupakan calon potensial sebagai indikator perubahan terhadap terumbu karang Crosby dan Resse 1996. Beberapa jenis Chaetodonitidae yang sudah diteliti sebagai indikator perubahan lingkungan adalah Chaetodon multicinctus, C. ornatissimus, C. trifasciatus dan C. unimaculatus Houringan et al. 1988. Hubungan yang kuat antara penutupan karang hidup dengan keragaman dan kelimpahan famili chaetodontidae adalah ciri yang umum dari terumbu karang Roberts dan Ormond 1987, Adjeroud et al. 1998 dimana koloni-koloni karang menyediakan sumber makanan untuk spesies-spesies chaetodontidae pemakan karang. Caesioniidae merupakan ikan pemakan zooplankton planktivora dan biasanya bergerombol dalam mencari makanan Kuiter dan Tonozuka 2001b; Bellwood dan Choat 2006. Caesioniidae menyukai tebing-tebing karang dan memanfaatkan karakteristik perairan hydrological characteristics yang dimiliki oleh terumbu karang dalam menahan, memelihara dan mengumpulkan plankton. Spesies yang sering ditemukan pada perairan Pulau Weh dan Pulau Aceh adalah Caesio xanthonota , Pterocaesio tile, Caesio lunaris dan lain-lain. Famili Serranidae merupakan ikan ekonomis yang penting dalam perikanan karena famili ini merupakan ikan target yang menjadi penangkapan nelayan pada umumnya. Spesies yang umum dijumpai pada perairan Pulau Weh dan Pulau Aceh adalah Cephalopholis argus, Cephalopholis leopardus, Cephalopholis spiloparaea , Epinephelus fasciatus, Pseudanthias evansi, Pseudanthias squamipinnis dan spesies lainnya. Keberadaan kelompok ikan ini disuatu lokasi diperkirakan ada hubungannya dengan perilakunya, karena itulah digolongkan dalam predator yang relatif besar yang selalu bergerak dan bukan merupakan spesies teritori biasa Samiloys 1997.

4.9 Distribusi spasial dan temporal koloni karang keras antara kawasan

penelitian. Hasil analisi faktorial koresponden jumlah koloni karang keras berdasarkan genus di Pulau Aceh PA, daerah pemanfaatan DP, taman wisata alam laut TWAL dan kawasan konservasi laut daerah KKLD ditampilkan pada gambar 31 dan no genus karang disajikan pada tabel 4. Grafik hasil analisis faktorial koresponden pada tahun 2006 memperlihatkan kelompok asosiasi jumlah koloni setiap genus dengan kawasan penelitian. Pada kawasan PA yang didominasi oleh genus no 55 Symphyllia, 50 Psammocora, 18 Diploastrea, 41 Pachyseris, 39 Montastrea, 28 Goniopora dan 43 Pavona. Pada kawasan DP yang didominasi genus karang no 56 Tubipora, 57 Turbinaria, 21 Euphyllia, 25 Galaxea, 26 Gardineroseris, 44 Pectinia dan 48 Pocillopora. Pada kawasan TWAL yang didominasi genus dengan no 37 Merulina, 53 Seriatopora, 34 Leptastrea, 15 Cyphastrea, 11 Coscinaraea dan 2 Acropora. Pada kawasan KKLD terdapat genus karang dengan no 3 Alveopora, 31 Heliopora, 20 Echinopora, 36 Lobophyllia dan 49 Porites. Pada analisis faktorial koresponden tahun 2008 terjadi perubahan terhadap kelompok karang yang ada pada kawasan PA dan TWAL dimana pada kawasan ini mempunyai genus karang yang hampir sama yang didominasi oleh no 15 Cyphastrea, 25 Galaxea, 23 Favites, 18 Diploastrea, 48 Pocillopora, 28 Goniopora, 53 Seriatopora, 46 Platygyra, 35 Leptoria dan 33 Hydnophora. Pada kawasan DP yang didominasi genus karang no 56 Tubipora, 16 Dendrophyllia, 21 Euphyllia, 26 Gardineroseris, 24 Fungia, 39 Montastrea, 50 Psammocora, 22 Favia, 44 Pectinia, 47 Plerogyra dan genus lainnya. Pada kawasan KKLD didominasi oleh genus dengan no 36 Lobophyllia, 20 Echinopora, 49 Porites dan 41 Pachyseris. Pengamatan pada tahun 2009 hasil analisis faktorial untuk kawasan KKLD dan TWAL memiliki kemiripan genus karang yang terdapat pada kawasan tersebut. Kelompok genus karang yang dicirikan oleh genus no 6 Barabattoia,18 Diploastrea,20 Echinopora, 28 Goniopora, 29 Halomitra, 42 Palaustrea,44 Pectinia, 45 Physogyra, 46 Platygyra, 47 Plerogyra, 49 Porites dan 55 Symphyllia. Pada kawasan PA menunjukkan genus yang didominasi oleh no 2 Acropora, 30 Heliofungia, 41 Pachyseris, 48 Pocillopora, 53 Seriatopora, 54 Stylophora dan 57 Turbinaria. Sementara pada kawasan DP didominasi genus oleh no 1Acanthastrea, 10 Coeloseris, 12 Ctenactis, 21 Euphyllia, 22 Favia, 27 Goniastrea, 33 Hydnophora, 35 Leptoria, 37 Merulina, 39 Montastrea dan 40 Montipora. Sementara itu hasil analisis faktorial koresponden untuk tahun 2011 menunjukkan tidak ada kawasan yang mempunyai kemiripan genus karang yang terdapat. Pada kawasan PA kelompok genus karang yang didominasi oleh genus no 27 Goniastrea, 50 Psammocora, 53 Seriatopora dan 54 Stylophora. Pada kawasan DP didominasi oleh genus no 20 Echinopora, 21 Euphyllia, 22 Favia, 24 Fungia, 33 Hydnophora, 38 Millepora, 40 Montipora, 41 Pachyseris dan 49 Porites. Pada kawasan TWAL didominasi oleh genus no 5 Astreopora, 18 Diploastrea, 23 Favites, 25 Galaxea, 37 Merulina, 39 Montastrea, 43 Pavona dan 46 Platygyra. Pada kawasan KKLD didominasi oleh genus no 28 Goniopora, 31 Heliopora, 41 Pachyseris dan 49 Porites. Secara umum dapat dilihat bahwa pada setiap tahun pengamatan terjadi perubahan terhadap dominasi genus karang yang ada pada setiap kawasan hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perairan yang ada pada setiap kawasan pengamatan. Kecerahan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terhadap berlangsungnya produktifitas primer melalui fotosintesis, tingginya tingkat kecerahan akan mendukung proses pertumbuhan karang diperairan.