Surplus Konsumen dan Nilai Ekonomi Situ Cipondoh Implikasi Kebijakan Pengembangan Wisata Situ Cipondoh

68

6.3 Surplus Konsumen dan Nilai Ekonomi Situ Cipondoh

Surplus konsumen dapat diketahui dengan cara menguadratkan jumlah kunjungan kemudian dibagi dengan dua kali koefisien biaya perjalanan Fauzi,2004. Berdasarkan konsep WTP yang dibangun, WTP pengunjung adalah sama dengan surplus konsumen. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan pendekatan biaya perjalanan, diperoleh surplus konsumen atau nilai WTP pengunjung Situ Cipondoh yaitu sebesar Rp 52,874 Lampiran 5 per individu per kunjungan sedangkan nilai ekonomi Situ Cipondoh diperoleh dengan mengalikan hasil WTP atau surplus konsumen yang dihasilkan dengan total jumlah kunjungan Situ Cipondoh selama bulan Juni 2010 hingga Mei 2011. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai ekonomi Situ Cipondoh yaitu sebesar Rp 94.591,00.

6.4 Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Situ Cipondoh

Kegiatan wisata dapat memberikan berbagai dampak antara lain dampak ekonomi, sosial maupun budaya. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan wisata dapat berupa dampak positif maupun negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan dari suatu kegiatan wisata antara lain kebisingan ataupun masalah kebersihan sedangkan dampak positif yang ditimbulkan dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain adalah aspek ekonomi. Dampak ekonomi yang dapat ditimbulkan dari suatu kegiatan wisata antara lain terciptanya lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan. Dampak ekonomi yang ditimbulkan dari suatu kegiatan wisata terdiri dari tiga jenis yaitu dampak langsung direct impact, dampak tidak langsung indirect impact dan dampak lanjutan induced Impact Vanhove, 2005. 69

6.4.1 Dampak Ekonomi Langsung Direct Impact

Dampak ekonomi langsung dari kegiatan wisata Situ Cipondoh berasal dari aktifitas ekonomi yang terjadi antara wisatawan dengan masyarakat lokal yang memiliki unit usaha di lokasi wisata tersebut. Keberadaan unit usaha di suatu lokasi wisata membantu para wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka selama melakukan kegiatan wisata. Pengeluaran yang dikeluarkan wisatawan selama berwisata antara lain digunakan untuk konsumsi di lokasi, parkir, sarana permainan, toilet dan kebutuhan lainnya. Proporsi terbesar yang dikeluarkan wisatawan selama berwisata adalah untuk konsumsi di lokasi wisata sebanyak 35.46 dan biaya perjalanan sebanyak 22.49. Besarnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi di lokasi wisata disebabkan oleh warung makanan yang berada di Situ Cipondoh memiliki harga yang terjangkau dengan beragam jenis makanan sehingga menyebabkan para wisatawan lebih memilih untuk membeli makanan di lokasi wisata dibandingkan dengan membawa makanan dari rumah. Keterangan mengenai proporsi pengeluaran wisatawan Situ Cipondoh dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Proporsi Pengeluaran Wisatawan Situ Cipondoh Biaya Proporsi Biaya perjalanan 22,49 Tiket masuk 12,76 Konsumsi dari rumah 14,08 Konsumsi dilokasi 35,46 Souvenir 0,25 Parkir 4,05 Dokumentasi 0,19 Toilet 0,99 Sarana Permainan 9,74 Jumlah 100,00 Sumber : Data Primer Diolah 2011 70 Rata-rata pengeluaran pengunjung untuk satu kali kunjungan adalah sebesar Rp 55.392, jumlah pengeluaran wisatawan berkisar antara Rp 11.500 –Rp 117.000 dengan jumlah pengunjung rata-rata per bulan yaitu 1.789 orang, maka jumlah pengeluaran pengunjung per bulan yang berpengaruh terhadap ekonomi lokal yaitu Rp 62.857.503. Kebocoran merupakan bagian uang yang dibelanjakan wisatawan yang tidak dibelanjakan kembali dan tidak memberi pengaruh pada kegiatan ekonomi setempat Yoeti, 2008. Proporsi kebocoran yang terjadi di Situ Cipondoh sebanyak 36.57, kebocoran yang terjadi digunakan untuk biaya perjalanan dan konsumsi di rumah. Proporsi kebocoran yang cukup tinggi dapat diminimalisasi dengan cara peningkatan fasilitas disekitar lokasi wisata sehingga proporsi pengeluaran di luar lokasi wisata dapat semakin optimal. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Proporsi Pengeluaran Pengunjung per Bulan di Wisata Alam Situ Cipondoh Keterangan Proporsi Rata-rata pengeluaran pengunjung RphariPengunjung 55.392 Proporsi pengeluaran di lokasi wisata 63,43 Proporsi kebocoran 36,57 Proporsi Pengeluaran Rp 35.135 Total Kunjungantahun orang 21.468 Jumlah Pengunjung per bulan orang 1789 Total pengeluaran pengunjung per bulan Rp 62.857.503 Total Kebocoran per bulan Rp 36.238.188 Sumber: Data primer diolah 2011 Dampak ekonomi langsung dari suatu pariwisata merupakan pendapatan yang diperoleh unit usaha lokal yang berasal dari pengeluaran wisatawan. Dampak langsung dapat diketahui dari pendapatan pemilik usaha yaitu sebesar 71 72.30 yang sebagian besar pengeluaran unit usaha digunakan untuk biaya operasional unit usaha yaitu seperti biaya untuk pembelian bahan baku dan biaya sewa dan untuk kebutuhan pangan harian dengan masing-masing proporsi sebesar 14,58 dan 12,66. Sisanya pendapatan yang diperoleh unit usaha dialokasikan untuk upah tenaga kerja dan transportasi lokal. Keterangan mengenai proporsi pengeluaran unit usaha dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Proporsi Pengeluaran Unit Usaha Komponen Biaya Proporsi Pendapatan Pemilik 72,30 Upah Tenaga Kerja 0,44 Biaya Operasional Pembelian Bahan Baku dan biaya sewa 14,58 Transportasi Lokal 0,01 Kebutuhan Pangan Harian 12,66 Total 100,00 Sumber : Data Primer diolah 2011 Berdasarkan tabel diatas dari 72,30 pendapatan pemilik usaha, Estimasi total penerimaan unit usaha perbulan adalah sebesar Rp 224.204.122, nilai tersebut merupakan rata-rata penerimaan sampel unit usaha lokal yaitu sebanyak 16 unit. Kemudian dari estimasi total penerimaan unit usaha perbulan diperoleh estimasi total pendapatan pemilik unit usaha sebesar Rp 162.099.580.

6.4.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung Indirect Impact

Dampak ekonomi tidak langsung indirect impact berasal dari tenaga kerja yang bekerja pada unit usaha yang berada di wisata Situ Cipondoh. Sebagian besar unit usaha yang berada di Situ Cipondoh dikelola langsung oleh pemilik, Namun terdapat sebagian unit usaha yang menggunakan tenaga kerja 72 lokal. Hal tersebut mengakibatkan kecilnya proporsi pengeluaran unit usaha untuk tenaga kerja yaitu hanya sebesar 0.44 Tabel 12. Dampak ekonomi tidak langsung dapat dihitung melalui pendapatan yang diperoleh tenaga kerja lokal. Rata-rata pendapatan tenaga kerja perbulan adalah sebesar Rp 767.857 dimana masih berada dibawah rata-rata upah minimum regional UMR Kota Tangerang pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp 1.250.000. Estimasi total penerimaan tenaga kerja perbulan secara keseluruhan adalah sebesar Rp 17.480.000. Pengeluaran wisatawan terhadap unit usaha yang berada di Situ Cipondoh secara tidak langsung mempengaruhi penerimaan tenaga kerja lokal. Keterangan mengenai jenis pekerjaan dan jumlah tenaga kerja lokal dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 13. Tabel 13. Jumlah Tenaga Kerja dan Jenis Pekerjaan pada Situ Cipondoh Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja Penjaga Arena Permainan 4 Penjaga Loket Tiket 3 Penjaga Parkir 6 Pengurus Taman 2 Petugas Kebersihan 3 Penjaga Kios 5 Total 23 Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei 2011

6.4.3 Dampak Ekonomi Lanjutan Induced Impact

Dampak ekonomi lanjutan induced impact merupakan dampak ekonomi yang diperoleh berdasarkan pengerluaran yang dikeluarkan oleh tenaga kerja lokal yang berada di kawasan wisata. Jenis pengeluaran yang dikeluarkan tenaga kerja lokal antara lain digunakan untuk biaya konsumsi, biaya sekolah anak, biaya listrik, biaya kebutuhan sehari-hari dan biaya transportasi. Sebagian besar 73 pengeluaran tenaga kerja lokal di Situ Cipondoh digunakan untuk biaya konsumsi dengan proporsi sebesar 75,4. Dampak lanjutan merupakan pengeluaran tenaga kerja lokal yang kembali berputar di tingkat ekonomi lokal, dalam hal ini berupa biaya konsumsi dengan biaya transportasi dengan persentase keseluruhan adalah 85.37. Proporsi pengeluaran tenaga kerja secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Proporsi Pengeluaran Tenaga Kerja Biaya Proporsi Biaya Konsumsi 75,4 Biaya Sekolah Anak 5,34 Biaya Listrik 7,59 Biaya Kebutuhan Sehari- hari 9,97 Biaya Transportasi 1,70 Jumlah 100,00 Sumber : Data Primer Diolah 2011 Estimasi dampak lanjutan perbulan dapat diperoleh melalui estimasi total pengeluaran yang dikalkulasikan dengan persentase pengeluaran yang berdampak terhadap ekonomi lokal. Bedasarkan hal tersebut estimasi dampak lanjutan perbulan Situ Cipondoh diperoleh sebesar Rp 15.685.030,95.

6.4.4 Nilai Efek Pengganda Multiplier Effect

Efek pengganda Multiplier Effect dapat digunakan untuk mengukur dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar kawasan wisata. Efek pengganda dapat dilihat dari jumlah pengeluaran pengunjung selama melakukan wisata di Situ Cipondoh. Terdapat tiga ukuran nilai pengganda yang dapat di estimasi, yaitu: 1 Keynesian local income multiplier merupakan nilai yang diperoleh dari dampak langsung atas pengeluaran pengunjung, 2 ratio income multiplier tipe I merupakan nilai yang diperoleh dari dampak tidak langsung atas pengeluaran 74 pengunjung dan 3 ratio income multiplier tipe II merupakan nilai yang diperoleh dari dampak lanjutan. META, 2001.Nilai pengganda dari ketiga tipe tersebut dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Nilai Pengganda dari Pengeluaran Wisatawan Multiplier Nilai Keynesian Income Multiplier 4,04 Ratio Income Multiplier Tipe 1 1,08 Ratio Income Multiplier Tipe 2 1,16 Sumber : Data Primer Diolah 2011 Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa dampak langsung yang diterima unit usaha dari pengeluaran wisatawan yaitu sebesar 4,04, dimana setiap peningkatan satu rupiah pengeluaran wisatawan akan memiliki dampak langsung terhadap ekonomi lokal secara keseluruhan sebesar 4,04 rupiah. Nilai Ratio Income Multiplier Tipe 1 adalah sebesar 1,08, dimana setiap peningkatan satu rupiah pada penerimaan unit usaha akan mengakibatkan penigkatan sebesar 1,08 rupiah pada pendapatan pemilik usaha dan tenaga kerja. Nilai ratio income multiplier tipe II sebesar 1,16 menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu rupiah pada penerimaan unit usaha akan meningkatkan 1,16 rupiah pada pendapatan pemilik usaha, pendapatan tenaga kerja, dan pengeluaran konsumsi tenaga kerja di ekonomi lokal yang akan berputar pada masyarakat lokal. Dampak ekonomi selama satu tahun terakhir yaitu dari bulan Juni 2010 hingga Mei 2011 secara bentuk nominal diperoleh dengan mengalikan nilai keynesian multiplier dengan pengeluaran wisatawan yang berdampak terhadap ekonomi lokal yang dijumlahkan selama 12 bulan satu tahun. Nominal dampak ekonomi Situ Cipondoh selama satu tahun terakhir adalah Rp 3.117.169.997. Berdasarkan pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa keberadaan wisata Situ 75 Cipondoh telah nyata secara ekonomi baik secara langsung direct, tidak langsung indirect maupun lanjutan induced terhadap masyarakat sekitar. Nilai multiplier dapat ditingkatkan melalui pengembangan objek wisata sehingga mampu meningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Situ Cipondoh dan dapat meningkatkan jumlah unit usaha maupun tenaga kerja lokal. Hal ini dapat meningkatkan proporsi pengeluaran pengunjung di kawasan wisata yang dapat mempengaruhi perekonomian masyarakat lokal baik secara langsung maupun tidak langsung.

6.5 Implikasi Kebijakan Pengembangan Wisata Situ Cipondoh

Wisata Situ Cipondoh pertama kali dikembangkan menjadi tempat wisata sejak tahun 2007, tetapi mulai dikelola dengan baik oleh pihak pengelola pada tahun 2010. Untuk itu masih terdapat berbagai permasalahan diberbagai sektor, untuk meningkatkan tingkat kunjungan perlu adanya suatu kebijakan untuk mengembangkan wisata Situ Cipondoh baik kebijakan dari pemerintah daerah maupun dari pihak pengelola. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan wisata Situ Cipondoh adalah permasalahan mengenai lingkungan, pengelolaan wisata dan dukungan pemerintah daerah terkait. Permasalah lingkungan yang dihadapi dalam pengembangan wisata Situ Cipondoh antara lain masalah kebersihan, untuk mengatasi masalah kebersihan, alternatif kebijakan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pemeliharaan kebersihan melalui penambahan petugas kebersihan serta penambahan jumlah tempat sampah di tempat-tempat strategis untuk mengurangi kemungkinan pengunjung membuang sampah sembarangan. Selain itu, permasalahan lain ialah permukaan taman yang masih berupa tanah akan 76 mengurangi kenyamanan dan kebersihan lokasi wisata ketika hujan turun. Untuk mengatasi hal tersebut, pihak pengelola dapat mengganti permukaan taman dengan mengunakan conblock agar ketika hujan tidak terlihat kotor sehingga kenyamanan pengunjung tidak terganggu. Selain itu, salah satu kegiatan yang dapat dilakukan di Situ Cipondoh adalah memancing. Kegiatan ini cukup banyak diminati pengunjung, sehingga kemungkinan jumlah ikan yang terpancing tiap harinya akan semakin meningkat dan akan berdampak pada jumlah ikan yang semakin berkurang yang akan mengganggu keseimbangan ekosistem, untuk mengatasi masalah tersebut pihak pengelola dapat melakukan sistem pembatasan jumlah ikan yang dapat dipancing oleh pengunjung agar keseimbangan ekosistem Situ Cipondoh tidak terganggu dan jumlah ikan yang ada tidak habis. Masalah lain yang dihadapi dalam pengembangan wisata Situ Cipondoh adalah terkait dengan pengelolaan wisata. Pengembangan wisata yang baru dilakukan sekitar satu tahun yang lalu mengakibatkan masih banyak keterbatasan dalam hal pengelolaan wisata ini. Permasalahan yang terkait dengan pengelolaan wisata antara lain adalah permasalahan sarana dan prasarana, masalah promosi dan pemasaran dan permasalahan pendanaan. Alternatif kebijakan untuk mengatasi permasalahan sarana dan prasarana antara lain adalah dengan penambahan sarana permainan air atau sarana permainan dan atraksi lain untuk menambah variasi kegiatan yang dapat dilakukan pengunjung sehingga minat pengunjung untuk mengunjungi Situ Cipondoh semakin meningkat, perbaikan dan pemeliharaan fasilitas yang sudah ada seperti mushola, toilet, tempat duduk, tempat makan dan fasilitas lain yang mendukung dan penataan letak warung makanan lebih rapi lagi dan menambah jumlah tempat duduk yang ada di lokasi. 77 Alternatif kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah promosi dan pemasaran wisata Situ Cipondoh adalah dengan menentukan segmentasi pasar pengunjung situ cipondoh dan menyesuaikan jenis pemasaran sesuai dengan segmentasi yang ada. Salah satunya dapat membuat situs khusus wisata Situ Cipondoh untuk para remaja sebagai sarana promosi. Sedangkan, untuk masalah pendanaan pihak pengelola dapat mengidentifikasi sumber dana potensial yang peduli dengan pengembangan wisata Situ Cipondoh. Masalah lain yang dihadapi dalam pengembangan wisata Situ Cipondoh adalah kurang pedulinya pemerintah provinsi dan pemerintah daerah, sebagai pihak yang memiliki kewenangan atas Situ Cipondoh, terhadap keberadaan maupun pengelolaan wisata Situ Cipondoh untuk itu kebijakan yang dapat dilakukan ialah pemerintah daerah maupun pemerintah kota perlu mengadakan program-program tahunan khusus mengenai pariwisata untuk lebih mengenalkan wisata Situ Cipondoh kepada masyarakat luas. Selain itu, pemerintah daerah perlu membuat peraturan resmi dalam pemanfaatan situ Cipondoh sebagai lokasi wisata seperti normalisasi danau agar kondisi Situ Cipondoh tetap terjaga dan fungsi utama sebagai resapan air tetap terpenuhi. 78

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Rata-rata pengunjung Situ Cipondoh berusia 21-25 tahun, rata-rata pekerjaan pengunjung ialah sebagai karyawan swasta dengan penghasilan berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 1.500.000. Karakteristik sosial ekonomi tenaga kerja di Situ Cipondoh rata-rata berusia antara 15-25 tahun dengan pendidikan terakhir SMP. Lama Bekerja di Situ Cipondoh rata-rata antar satu hingga dua tahun. Dalam sehari bekerja antara delapan hingga sepuluh jam. Modal usaha yang digunakan unit usaha di Situ Cipondoh antara Rp 500.000 hingga Rp 2.500.000. Pendapatan unit usaha rata-rata berkisar antara Rp 1.000.000 hingga Rp 3.000.000 per bulan. Rata-rata unit usaha telah berjalan selama 0-3 tahun. Masyarakat sekitar Situ Cipondoh berusia bekerja sebagai pedagang dengan penghasilan antara Rp 500.000- Rp 1.500.000 dan masyarakat telah tinggal di sekitar lokasi lebih dari sepuluh tahun. 2. Terdapat empat variabel yang berpengaruh terhadap fungsi permintaan Wisata Situ Cipondoh, keempat variabel tersebut ialah variabel pendapatan, variabel biaya perjalanan, variabel waktu tempuh dan variabel jumlah rombongan sedangkan variabel yang tidak berpengaruh terhadap fungsi permintaan ialah variabel usia. 3. Surplus ekonomi yang diterima pengunjung ialah sebesar Rp 52,874 per individu per kunjungan dan nilai ekonomi situ Cipondoh yaitu sebesar Rp94.591 ,00. 4. Rata-rata pengeluaran pengunjung untuk satu kali kunjungan adalah sebesar Rp 55.392, jumlah pengeluaran wisatawan berkisar antara Rp 11.500 –Rp