Dampak Ekonomi Wisata TINJAUAN PUSTAKA

15 Pendekatan biaya perjalanan berhubungan dengan tempat khusus dan mengukur nilai dari tempat tertentu dan bukan rekreasi pada umumnya Hufschmidt et al, 1987. Secara umum terdapat dua teknik yang digunakan dalam menentukan nilai ekonomi berdasarkan TCM, yaitu zonal travel cost method ZTCM dan individual travel cost method ITCM. ZTCM merupakan pendekatan yang relatif mudah dan murah. Pendekatan ini bertujuan untuk mengukur nilai dari jasa rekreasi dari sebuah tempat secara keseluruhan. ZTCM diaplikasikan dengan mengumpulkan informasi dari jumlah kunjungan ke tempat rekreasi dari berbagai daerah atau zona. Dalam hal ini, biaya perjalanan dan waktu akan meningkat seiring dengan meningkatnya jarak, maka informasi yang didapat memungkinkan peneliti untuk memperhitungkan jumlah kunjungan di berbagai harga. Informasi tersebut digunakan untuk membangun fungsi permintaan dan mengestimasi surplus konsumen, atau keuntungan ekonomi untuk jasa rekreasi dari sebuah tempat. Metodologi ITCM secara prinsip sama dengan ZTCM Mehmet dan Turker, 2006 namun ITCM menggunakan data dari survei setiap pengunjung dalam analisis statistik bukan data dari masing-masing zona. Sehingga metode ini memerlukan data yang lebih banyak dan analisis lebih rumit, tetapi akan memberikan hasil yang lebih tepat.

2.5 Dampak Ekonomi Wisata

Analisis dampak ekonomi kegiatan pariwisata umumnya berfokus pada perubahan penjualan, penghasilan dan penempatan tenaga kerja yang terjadi akibat kegiatan pariwisata. Pada dasarnya analisis dampak ekonomi pariwisata menelusuri aliran uang dari belanja wisatawan, yaitu: 1 Kalangan usaha dan badan-badan pemerintah selaku penerima pengeluaran wisatawan, 2 Bidang 16 usaha lainnya selaku pemasok supplier barang dan jasa kepada usaha pariwisata, 3 Rumah tangga selaku penerima penghasilan dari pekerjaan di bidang pariwisata dan industri penunjangnya, 4 Pemerintah melalui berbagai pajak dan pungutan resmi dari wisatawan, usaha dan rumah tangga Milasari,2010. Menurut Stynes et al. 2000, pengaruh total pariwisata terhadap ekonomi wilayah merupakan penjumlahan dari dampak langsung direct effects, dampak tidak langsung indirect effects dan dampak ikutan induced effects. Dampak primer atau langsung adalah perubahan jumlah penjualan, pendapatan, pekerjaan dan penerimaan pada usaha penerima awalpertama pembelanjaan pengunjung, misalnya kenaikan jumlah wisatawan yang menginap di hotel-hotel akan langsung menghasilkan kenaikan penjualan di sektor perhotelan. Tambahan penjualan yang diterima hotel-hotel dan perubahan pembayaran yang dilakukan hotel-hotel untuk upah dan gaji karyawan, pajak dan kebutuhan barang dan jasa. Terdapat dua jenis pengaruh sekunder, yaitu dampak tidak langsung dan dampak ikutan. Dampak tidak langsung adalah perubahan jumlah penjualan, pendapatan, pekerjaan dan penerimaan di sektor-sektor yang mensuplai barang dan jasa kepada komponen usaha penerima awalpertama pembelanjaan pengunjung sedangkan dampak ikutan adalah perubahan dalam aktivitas ekonomi wilayah yang dihasilkan oleh pembelanjaan rumah tangga. Rumah tangga membelanjakan pendapatannya yang bersumber dari upah atau gaji diberbagai komponen usaha yang dipengaruhi oleh keberadaan pariwisata. Dampak total ekonomi pariwisata merupakan jumlah keseluruhan dampak yang terjadi baik langsung, tidak langsung maupun lanjutan, yang masing-masing dapat diukur sebagai keluaran bruto gross output atau penjualan sales, 17 penghasilan income, penempatan tenaga kerja employment dan nilai tambah value added. Menurut Clement dalam Yoeti 2008 ketika wisatawan mengunjungi suatu tempat tujuan wisata, wisatawan tersebut pasti akan membelanjakan uang mereka untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan selama melakukan kunjungan. Uang yang dibelanjakan tersebut tidak berhenti beredar, tetapi berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain selama periode tertentu. Hal inilah yang dinamakan efek pengganda Multiplier effect. Efek pengganda Multiplier effect memiliki beberapa prinsip seperti yang dijelaskan oleh Yoeti 2008 yaitu: 1. Uang yang dibelanjakan wisatawan tidak pernah berhenti beredar dalam kegiatan ekonomi dimana uang itu dibelanjakan. 2. Uang itu selalu berpindah tangan, dari orang satu ke orang yang lain. 3. Semakin cepat uang berpindah tangan, semakin besar pengaruh uang itu dalam perekonomian setempat dan semakin besar nilai koefisien multiplier. 4. Uang itu akan hilang dari peredaran, apabila uang itu tidak lagi berpindah tangan tetapi berhenti dari peredaran karena sudah tidak memberikan pengaruh terhadap perekonomian setempat. 5. Pengukuran terhadap besar kecilnya uang yang dibelanjakan wisatawan itu dilakukan setelah melalui beberapa kali transaksi dalam periode tetentu.

2.6 Penelitian Terdahulu