Analisis Biaya Perjalanan Travel Cost Analysis Pendugaan Surplus Konsumen

24

4.4 Metode Pengambilan Contoh

Metode yang digunakan dalam pengambilan contoh pengunjung adalah non-probability sampling dimana pada metode ini tidak memberikan kemungkinan yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dijadikan responden. Responden dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana peneliti tidak mengambil contoh secara acak melainkan dengan pertimbangan tertentu dan secara sengaja Singarimbun dan Effendi 1987 dalam Novianti 2010. Responden pengunjung adalah mereka yang berusia 15 tahun keatas dan sedang melakukan kegiatan wisata di Situ Cipondoh. Usia 15 tahun keatas dipilih karena dinilai dapat berkomunikasi dengan baik dan bersedia untuk diwawancarai sehingga mudah untuk mendapatkan data yang diperlukan. Jumlah sampel untuk pengunjung Situ Cipondoh sebanyak 60 orang. Metode pengambilan contoh responden pada unit usaha dan tenaga kerja lokal serta masyarakat sekitar dilakukan dengan bentuk purposive sampling, dimana anggota responden dipilih dan disesuaikan berdasarkan kriteria tertentu yaitu keterwakilan jenis usahanya. Responden terpilih untuk unit usaha sebanyak 16 unit usaha dan tenaga kerja lokal sebanyak 23 orang. Pengambilan contoh responden untuk masyarakat sekitar dengan pertimbangan kriteria responden terpilih adalah masyarakat yang mengetahui keberadaan wisata Situ Cipondoh sebanyak 30 orang.

4.4.1 Analisis Biaya Perjalanan Travel Cost Analysis

Metode penilaian untuk mengukur nilai ekonomi wisata alam yang paling banyak dipakai adalah Travel Cost Method TCM. Metode ini menduga nilai 25 ekonomi kawasan wisata berdasarkan penilaian yang diberikan masing-masing individu atau masyarakat terhadap kenikmatan yang tidak ternilai dalam rupiah dari biaya yang dikeluarkan untuk berkunjung ke sebuah objek wisata, baik itu opportunity cost maupun biaya langsung yang dikeluarkan seperti biaya transportasi, konsumsi makanan, minuman, hotel, tiket masuk dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, maka model yang dibangun untuk menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan wisata ke Situ Cipondoh yang dibentuk dengan model regresi linear berganda dan dilakukan dengan metode biaya perjalanan individual Individual Travel Cost Method tiap individu pertahun kunjungan, yaitu: Y = b + b 1 X 1 - b 2 X 2 – b 3 X 3 - b 4 X 4 + b 5 X 5 + ε dimana: Y = Jumlah kunjungantrip tahunan ke Situ Cipondoh jumlah kunjungan per tahun X 1 = Pendapatan responden rupiah per tahun X 2 = Biaya Perjalanan individu ke Situ Cipondoh rupiah X 3 = Umur responden tahun X 4 = Waktu tempuh ke Situ Cipondoh menit X 5 = Jumlah rombongan orang ε = Error term b 1 - b 5 = Koefisien regresi untuk faktor X 1 -X 5 Variabel-variabel diatas dipilih berdasarkan teori-teori penelitian terdahulu dan observasi di lapang. Ada tidaknya masalah multikolinearitas perlu dipertimbangkan dalam membuat suatu model regresi. Adanya hubungan antar 26 variable bebas multikolinearitas tidak menjadi hal yang serius jika tujuan dari model regresi untuk keperluan perkiraan atau peramalan. Namun, jika tujuan dari model regresi untuk keperluan memperkirakan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari X i terhadap Y, maka adanya multikolinearitas menjadi hal yang serius Supranto,2004 dalam Novianti,2010.

4.4.2 Pendugaan Surplus Konsumen

Setelah mengetahui fungsi permintaan maka kita dapat mengukur surplus konsumen yang merupakan proxy dari nilai WTP terhadap lokasi rekreasi Fauzi, 2004. Surplus konsumen untuk fungsi permintaan yang telah dibuat bersifat linear dapat diukur melalui formula : Dimana : N = Jumlah kunjungan yang dilakukan oleh individu i b 1 = Koefisien dari biaya perjalanan.

4.4.3 Analisis Regresi Berganda