47
pelaku usaha dalam merespons peluang tersebut. Kondisi ini menyebabkan peningkatan inovasi produk maupun diversifikasi usaha yang pada gilirannya
dapat meningkatkan daya saing. Dengan kata lain, penggunaan internet dapat mendorong peningkatan daya saing, kecepatan respons terhadap peluang pasar
serta mendorong inovasi dan efisiensi produksi.
Tabel 4. Pengguna Internet per 100 Penduduk Negara-negara ASEAN
dan Asia Timur Periode 2006-2009
Sumber : World Development Indicators 2010
Tabel 4 menyajikan persentase pengguna internet negara-negara ASEAN dan Asia Timur periode 2006-2009. Di setiap negara, pengguna internet selalu
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Tahun 2009 negara dengan pengguna internet tertinggi adalah Korea Selatan dan terendah adalah Philipina. Tingginya
pengguna internet di Korea Selatan karena ternyata kecepatan akses internet di Korea Selatan jauh di atas kecepatan rata-rata di seluruh dunia yaitu 21,71
Megabits per detik. Indonesia berada dalam urutan ke 138 dalam hal kecepatan akses internet, yaitu 1,21 Megabits per detik. Rendahnya pengguna internet di
Philipina disebabkan karena mahalnya biaya akses internet dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
4.3 EksporImpor Barang Teknologi Informasi Komunikasi
Pesatnya penggunaan teknologi informasi komunikasi mengharuskan peningkatan ketersediaan barang teknologi informasi komunikasi di suatu negara.
Ketersediaan barang teknologi informasi komunikasi bisa berasal dari produksi
Negara Tahun
2006 2007
2008 2009
China 10,60
16,13 22,50
28,84 Japan
68,52 74,08
75,16 77,72
Hong Kong 65,35
57,20 59,10
61,40 Korea Selatan
73,29 78,00
80,24 80,91
Indonesia 4,76
5,79 7,92
8,70 Malaysia
51,64 55,70
55,80 57,61
Philippines 5,74
5,97 6,22
6,47 Singapore
59,32 67,67
69,64 73,35
Thailand 17,16
20,03 23,89
25,80 Vietnam
17,45 20,99
24,17 27,50
48
dalam negeri maupun ekspor. Negara yang over produksi barang teknologi informasi komunikasi akan melakukan ekspor, sedangkan negara yang
kekurangan barang teknologi informasi komunikasi akan melakukan impor. Cina dan Hong Kong menjadi pengekspor barang teknologi informasi komunikasi
terbesar dengan nilai US 498 miliar pada tahun 2009, atau 66,3 dari pangsa pasar dunia
Gambar 18 Menggambarkan persentase eksporimpor barang teknologi informasi komunikasi di negara
–negara ASEAN dan Asia Timur tahun 2009. Negara dengan persentase ekspor barang teknologi informasi komunikasi tertinggi
terhadap total ekspor adalah Philipina. Hal ini karena dukungan Fujitsu Philipines, Inc yang menjadi pendukung ekspor pemerintah Philipina. Negara
dengan persentase ekspor barang teknologi informasi komunikasi terendah terhadap total ekspor adalah Indonesia dan Vietnam. Di Indonesia dan Vietnam ,
impor barang teknologi informasi komunikasi lebih tinggi daripada ekspornya. Hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia dan Vietnam hanya sebagai pemakai
produk teknologi informasi komunikasi.
Sumber : World Development Indicators, 2010 diolah
Gambar 18. Ekspor Impor Barang Teknologi Informasi Komunikasi
Negara-negara ASEAN dan Asia Timur Tahun 2009
4.4 Indeks Infrastruktur
Infrastruktur memiliki peran yang sangat penting dalam sistem perekonomian. Semakin baik keadaan infrastruktur, semakin baik pula
pengaruhnya terhadap perekonomian. Infrastruktur merupakan urat nadi
10 20
30 40
50 60
Pers e
n
Ekspor barang teknologi informasi komunikasi Impor barang teknologi informasi komunikasi
49
perekonomian, yang menentukan lancar atau tidaknya kegiatan perekonomian. Jika suatu negara memiliki infrastruktur yang bagus, bisa dipastikan memiliki
keadaan ekonomi yang kuat. Sebaliknya, jika suatu negara memiliki infrastruktur yang relatif jelek, keadaan ekonominya pun cenderung tidak begitu bagus.
Kebijakan infrastruktur dapat dijadikan strategi induk oleh pemerintah, yakni menjadi lokomotif pergerakan perekonomian. Strategi ini pernah dilakukan
Amerika Serikat dan Eropa pada masa krisis tahun 1930-an. Infrastruktur yang baik merupakan salah satu daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di suatu
negara. Tabel 5 menyajikan indeks infrastruktur negara-negara ASEAN dan
negara-negara Asia Timur periode 2006-2009. Negara dengan indeks infrastruktur tertinggi adalah Singapura, Hongkong dan Jepang. Sedangkan negara dengan
indeks infrastruktur terendah adalah Indonesia dan Philipina. Korea Selatan, Malaysia dan Thailand mempunyai infrastruktur yang cukup bagus. Indeks
infrastruktur menggambarkan kondisi infrastruktur di masing-masing negara, meskipun data ini merupakan persepsi pelaku bisnis tentang kondisi infrastruktur
di negara masing-masing. Semakin tinggi nilai indeks infrastruktur suatu negara maka semakin baik kondisi infrastruktur negara tersebut. Nilai indeks
infrastruktur di suatu negara cenderung stagnan selama periode 2006-2009, tidak mengalami perubahan yang cukup berarti. Hal itu disebabkan, karena perubahan
indeks infrastruktur memerlukan effort yang besar dari penentu kebijakan suatu negara.
Sebagai negara berkembang, China melakukan kombinasi strategi kebijakan pengembangan infrastruktur, yang dipadukan dengan strategi daya
saing ekspor. Selain hal tersebut, China juga menerapkan kebijakan infrastruktur yang match dengan desain industrialisasi. Cina sebagai negara dengan jumlah
penduduk terbesar dunia berhasil menggerakkan ekonomi domestiknya dengan memberikan komitmen yang jelas pada prioritas pembangunan infrastruktur.
Salah satu prioritas utama yang dilakukan Cina dalam memperbaiki kondisi ekonomi negaranya adalah dengan melaksanakan pembangunan infrastruktur. Ini
dilakukan karena Pemerintah Cina menyadari infrastruktur merupakan syarat utama dalam membangun perekonomian.
50
Negara Tahun
2006 2007
2008 2009
China 3,3
3,6 3,9
3,4 Japan
6,1 5,9
5,7 6,3
Hong Kong 6,4
6,2 6,3
6,4 Korea Selatan
5,2 5,6
5,6 5,1
Indonesia 2,8
2,6 2,8
2,5 Malaysia
5,8 5,7
5,6 5,7
Philippines 2,6
2,6 2,9
2,7 Singapore
6,7 6,6
6,7 6,6
Thailand 4,9
5,1 4,8
5,0 Vietnam
2,6 2,8
2,7 2,6
Sumber : Doing Business
– World Bank, 2010
4.5 Waktu EksporImpor Waktu eksporimpor merupakan total waktu yang diperlukan untuk suatu