20
2.5 Biaya Transportasi dalam Perdagangan
Biaya transportasi memberikan pengaruh langsung yang sangat besar terhadap perdagangan internasional, yaitu dengan meningkatkan harga atau
komoditi yang diperdagangkan, baik bagi negara pengekspor maupun bagi negara pengimpor. Biaya transportasi juga memberikan pengaruh tidak langsung terhadap
lokasi penyelenggaraan produksi dan pusat-pusat industri secara internasional. Jepang meminimalkan biaya transportasi dengan membangun pusat-pusat industri
di negara yang menjadi pasar ekspornya. Biaya transportasi meliputi ongkos pengapalan, biaya bongkar muat di pelabuhan, premi asuransi serta aneka
pungutan pada saat komoditi yang diperdagangkan itu disimpan di suatu tempat sementara transit.
Ketika biaya transportasi sangat tinggi dan metode pengiriman dan pengemasan barang belum sempurna, maka berdampak pada suatu barang tidak
dapat diperdagangkan secara internasional. Perkembangan metode perkapalan kargo kontainer dengan pengemasan barang dalam jumlah yang sangat besar ke
dalam kotak-kotak standart dapat menurunkan biaya pengemasan dan pengiriman berbagai barang. Banyak komoditi yang semula tidak pernah melintasi tapal batas
antar negara menjadi komoditi utama dalam perdagangan internasional. Biaya transportasi memegang peranan yang penting dalam perdagangan internasional.
Dalam analisis keseimbangan parsial, dijelaskan hubungan biaya transportasi dengan eksporimpor. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam hal ini
adalah sebagai berikut : 1.
Kurs mata uang dari negara-negara yang mengadakan perdagangan konstan. 2.
Tingkat pendapatan dari kedua belah pihak juga konstan. 3.
Tingkat konsumsi, produksi dan perdagangan komoditi yang dipertukarkan antar ke 2 negara tersebut tidak konstan.
Gambar 13 menunjukkan analisis keseimbangan parsial atas biaya transportasi.
21
30 50
70 100
30 50
70 100
X X
E E
Ekspor Impor
Negara 1
D
X
S
X
S
X
P
X
3 5
7 9
11 13
15
D
X
Negara 2
Sumber: Savatore, 1997
Gambar 13. Analisis Keseimbangan Parsial atas Biaya Transportasi
Tanpa adanya perdagangan internasional, Negara 1 akan memproduksi komoditi X sebanyak 50 unit, dan dia akan mengadakan konsumsi dalam jumlah
yang sama berdasarkan harga equilibrium Px = 5 dolar ini ditunjukkan sebagai titik perpotongan antara Dx dan Sx di Negara 1. Sedangkan negara 2 akan
mengadakan komoditi X sebanyak 50 unit, dan jumlah itu pula yang akan dikonsumsinya berdasarkan Px = 11 dolar. Setelah perdagangan internasional
berlangsung antara ke dua negara tersebut, negara 1 akan mengekspor komoditi X ke negara 2. Begitu hal ini terjadi, Px akan meningkat di negara 1, sedangkan Px
di negara 2 akan turun. Jika biaya transportasinya adalah 2 dolar per unit komoditi
22
X, Px di negara 2 akan melampaui Px di negara 1 sebesar 2 dolar. Biaya tersebut akan dibagi rata oleh kedua negara demi menyeimbangkan nilai perdagangan di
antara mereka. Dalam gambar 13, hal tersebut terjadi apabila Px = 7 dolar di negara 1, dan Px = 9 dolar di negara 2. Pada Px = 7 dolar maka negara 1 akan
meningkatkan produksi komoditi X hingga 70 unit, sedangkan konsumsi domestiknya akan turun, sehingga hanya tinggal 30X, sedangkan 40X sisanya
akan di ekspor ke negara 2. Di negara 2, dimana Px = 9 dolar, produksi komoditi X akan segera
mengalami penurunan menjadi hanya 30 unit, namun tingkat konsumsinya mengalami peningkatan hingga 70 unit, sementara 40 unit kekurangannya akan
diimpor dari negara 1. Tanpa adanya biaya-biaya transportasi setelah perdagangan berlangsung, maka harga yang berlaku di kedua negara akan sama
yakni Px = 8 dolar, dan jumlah komoditi X yang diperdagangkan akan mencapai 60 unit. Dengan demikian adanya biaya transportasi mengakibatkan turunnya
tingkat spesialisasi dalam produksi yang pada gilirannya menurunkan volume dan keuntungan perdagangan. Biaya transportasi mengakibatkan perbedaan harga
absolut dan relatif atas komoditi X di kedua negara. Dalam kenyataannya, biaya transportasi tidak terbagi sama rata diantara 2 negara, porsi biaya yang dipikul
oleh tiap-tiap negara tidak sama. Secara umum, semakin tajam kemiringan Dx dan Sx di negara 1 secara relatif terhadap kurva permintaan dan penawaran di negara
2, akan semakin besar bagian biaya transportasi yang harus dipikul oleh negara 1.
2.6 Teknologi Informasi Komunikasi dalam Perdagangan