9 iklim muson di Indonesia BPPP, 1996. Menurut Nontji 1987 iklim muson
dibagi menjadi 3 periode yaitu musim barat Desember – Maret, musim Timur Juni – Agustus dan musim peralihan April – Mei dan September – Nopember.
Pola angin tersebut berimplikasi terhadap perubahan suhu, arah arus, kecepatan arus, salinitas.
Pada musim barat gelombang yang terjadi lebih besar dibandingkan pada musim timur, sehingga puncak upaya penangkapan ikan yang terbesar terjadi pada
musim timur. Pada saat itu banyak armada penangkapan yang beroperasi, hal ini disebabkan karena armada penangkapan di wilayah perairan Kota Tegal terutama
nelayan kecil sebagian besar menggunakan perahu berukuran berukuran kecil 10 GT. Nelayan jaring arad beroperasi sepanjang tahun, namun intensitas
operasinya dipengaruhi oleh musim penangkapan. Hal ini karena nelayan kecil Kota Tegal tidak memp unyai pilihan lain dalam mencukupi kebutuhan
ekonominya selain melaut Puslitbang Perikanan, 1991.
2.3 Perkembangan Unit Penangkapan Ikan dan Produksi
Perahukapal penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan Kota Tegal ada tiga macam yaitu perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan kapal motor.
Jumlah perahukapal penangkapan disajikan pada Tabel 2. Jumlah total perahukapal penangkapan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan kecuali
pada tahun 2004. Perkembangan perahukapal penangkapan menunjukkan
peningkatan yang berbeda untuk setiap jenis nya. Kapal motor mengalami
peningkatan yang cukup besar yaitu terjadi pada tahun 1998 sebesar 165,07 , sedangkan pada tahun 2003 kapal motor mengalami jumlah yang tertinggi dan
peningkatannya yaitu sebesar 22,43 dibandingkan tahun sebelumnya. Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Tegal, 2005.
Perahu motor tempel jumlahnya cenderung menurun sejak tahun 2001, penyebabnya adalah nelayan menjual perahu karena makin tingginya biaya
operasional terutama biaya BBM dan berkurangnya hasil tangkapan BPPP Tegal, 2005.
10 Tabel 2 Jumlah perahukapal penangkapan di Kota Tegal tahun 1997 – 2004
Tahun Perahu Tanpa
Motor Unit Perahu Motor
Tempel Unit Kapal Motor
Unit Jumlah
Unit 1997
21 505
146 672
1998 14
535 387
936 1999
10 393
419 822
2000 12
469 455
936 2001
17 538
467 1022
2002 27
424 602
1053 2003
36 413
767 1216
2004 3
418 636
1057
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tegal 2005
Alat tangkap yang dipergunakan oleh nelayan Kota Tegal dala m melakukan operasi penangkapan sangat beragam. Jenis-jenis alat tangkap tersebut
disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Jenis dan jumlah alat tangkap yang beroperasi di Kota Tegal tahun 1997
– 2004
No. Janis Alat Tangkap
1997 1998
1999 2000
2001 2002
2003 2004
1 Purse seine
65 66
89 122 154
202 243 201 2
Gill net 20
17 18
16 27
28 25
21 3
Jaring dogolcantrang 286 365 380
368 343 327 321 347
4 Payang
30 9
9 9
9 9
9 9
5 Trammel net
79 86
64 26
22 36
29 36
6 Pukat pantai
29 18
27 27
27 24
21 8
7 Pancing rawai
57 70
78 64
26 36
41 36
8 Jaring insang lingkar
12 9
9 7
5 5
4 9
Jaring kerang garuk 12
9 9
9 8
8 8
10 Jaring rampus
48 40
30 12
12 12
12 11
Jaring cumi 1
12 Jaring arad
39 48 101
274 402 359 361 339
13 Alat tangkap lain
101 58
32 24
6 7
5 32
Jumlah
778 795
846 959
1041 1053
1079 1029
Sumber : Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Tegal 2005
Jumlah alat tangkap yang digunakan oleh nelayan yang terbanyak yaitu jenis purse seine, jaring dogolcantrang dan jaring arad. Berdasarkan desain dan
cara pengoperasiannya jaring dogol, cantrang dan jaring arad merupakan trawl. Pada tahun 2004 alat tangkap yang identik dengan trawl jumlahnya sekitar 686
unit 67, sedangkan jaring arad sebesar 33 dari total alat tangkap yang ada di Kota Tegal. Nelayan yang menggunakan armada motor tempel sebagian besar
menggunakan alat tangkap jaring arad yang dioperasikan di perairan pantai
11 dengan tipe dasar perairan lumpur berpasir dan topografi datar, kedalaman
perairan berkisar 5 – 10 m BPPP Tegal, 2005. Dari keseluruhan alat tangkap yang digunakan, jaring arad merupakan alat
tangkap dengan jumlah nomor dua terbesar setelah jaring dogol dan cantrang yaitu 339 unit pada tahun 2004. Perkembangan jaring arad mengalami peningkatan
yang sangat pesat terjadi pada tahun 2000 sebesar 171,29, jumlah terbanyak terjadi pada tahun 2001 sejumlah 402 unit. Akan tetapi sejak tahun 2002 alat
tangkap jaring arad mengalami penurunan. Hal ini seiring dengan penurunan jumlah perahu motor tempel yang sebagian besar digunakan dalam pengoperasian
jaring arad Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Tegal 2005. Dalam mendukung kegiatan perikanan tangkap di Kota Tegal terdapat tiga
Pangkalan Pendaratan Ikan PPI, yaitu PPI Pelabuhan, PPI Tegalsari dan PPI Muarareja yang dilengkapi dengan Tempat Pelelangan Ikan TPI,
Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Tegal, 2005
. Dari ketiga PPI yang ada aktifitas pelelangan ikan hanya berlangsung di
TPI Pelabuhan dan TPI Tegalsari, sedangkan di TPI Muarareja tidak ada aktifitas pelelangan ikan. Produksi perikanan tangkap di tiga PPI tersebut disajikan pada
Tabel 4. Tabel 4 Produksi perikanan tangkap disetiap PPI tahun 1995 – 2004
Produksi kg Tahun
PPI Pelabuhan PPI Tegalsari
PPI Muarareja
Jumlah
1995 18.545.177
2.021.001 61.752
20.627.930 1996
19.008.390 2.800.553
25.207 21.834.150
1997 21.900.585
2.550.578 14.638
24.465.801 1998
19.934.228 2.844.891
14.561 22.793.680
1999 19.594.516
2.577.776 5.448
22.177.740 2000
21.851.351 1.693.981
4.629 23.549.961
2001 29.753.871
1.264.701 1.839
31.020.411 2002
30.461.082 1.278.987
1.018 31.741.087
2003 26.790.740
923.445 783
27.714.968 2004
24.776.131 2.340.648
536 27.117.315
Sumber : Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Tegal 2005
Hasil tangkapan nelayan yang didaratkan PPI Pelabuhan merupakan hasil tangkapan yang berasal dari alat tangkap purse seine dan gill net yang
menggunakan armada kapal motor yang berukuran 10 GT. Armada tersebut dalam satu kali trip membutuhkan waktu lebih dari dua minggu karena daerah
12 penangkapannya sudah sangat jauh. Alat tangkap pukat pantai, payang, dogol,
cantrang dan jaring lingkar, hasil tangkapannya didaratkan di PPI Tegalsari, sedangkan PPI Muarareja hanya mendaratkan hasil tangkapan alat tangkap jaring
arad, bundes dan trammel net yaitu berupa udang yang langsung di jual ke bakul. Apabila nelayan menghasilkan tangkapan ikan dalam jumlah besar mereka
menjualnya di TPI Tegalsari, tetapi jumlahnya tidak terdata dalam laporan hasil tangkapan di TPI,
Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Tegal, 2005
.
2.4 Sumberdaya Wilayah Pesisir