12 penangkapannya sudah sangat jauh. Alat tangkap pukat pantai, payang, dogol,
cantrang dan jaring lingkar, hasil tangkapannya didaratkan di PPI Tegalsari, sedangkan PPI Muarareja hanya mendaratkan hasil tangkapan alat tangkap jaring
arad, bundes dan trammel net yaitu berupa udang yang langsung di jual ke bakul. Apabila nelayan menghasilkan tangkapan ikan dalam jumlah besar mereka
menjualnya di TPI Tegalsari, tetapi jumlahnya tidak terdata dalam laporan hasil tangkapan di TPI,
Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Tegal, 2005
.
2.4 Sumberdaya Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir berdasarkan Naskah Akademik Pengelolaan Wilayah Pesisir dapat didefenisikan melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan ekologis,
pendekatan administratif dan pendekatan perencanaan. Berdasarkan aspek ekologis wilayah pesisir adalah wilayah yang masih dipengaruhi oleh proses-
proses laut seperti pasang surut ke arah darat dan sedimentasi ke arah laut. Dari aspek administratif wilayah pesisir adalah wilayah yang secara administrasi
pemerintahan memp unyai batas terluar sebelah hulu dari kecamatan atau kabupatenkota yang mempunyai laut dan kearah laut sejauh 12 mil dari garis
pantai untuk provinsi atau sepertiga untuk kabupatenkota yaitu sekitar 4 mil. Ditinjau dari aspek perencanaan, wilayah pesisir adalah wilayah perencanaan
pengelolaan yang difokuskan pada isu-isu yang akan ditangani secara bertanggungjawab Bengen, 2004.
Wilayah pesisir adalah unik, memiliki nilai ekonomi tinggi, namun terancam keberlanjutannya. Di wilayah pesisir terdapat berbagai habitat dan
ekosistem seperti estuari, terumbu karang, padang lamun sea grass, dan hutan mangrove. Ekosistem wilayah pesisir berperan penting sebagai penyedia pangan,
tempat perlindungan dan tempat berkembangbiak berbagai jenis ikan, udang, kerang dan biota laut lainnya selain itu ekosistem mangrove dan terumbu karang
juga memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pelindung pantai dan pemukiman pesisir dari hantaman gelombang, badai dan erosi pantai Bengen,
2002. Wilayah pesisir juga merupakan tempat kompetisi antara pemangku kepentingan stakeholders dalam pemanfaatan wilayah dan sumberdaya yang ada
dan sering berujung pada konflik dan kerusakan integritas fungsi ekosistem
BAPPENAS, 2004.
13 Ekosistem wilayah pesisir mempunyai keterkaitan ekologis yang erat
antara satu dengan lainnya, sehingga mempunyai produktivitas yang tinggi dan berperan penting dalam menunjang sumberdaya ikan. Hal ini dapat dilihat dari
kenyataan bahwa kehidupan dari sekitar 85 biota laut tropis, termasuk Indonesia, bergantung pada ekosistem pesisir. Demikian pula sekitar 90 dari
total hasil tangkapan ikan dunia berasal dari perairan pesisir Berwick, 1993; FAO, 2000 diacu dalam Bengen 2004.
Menurut Dahuri 2004 dalam mencapai keberlanjutan sumberdaya di wilayah pesisir diperlukan adanya keterpaduan integration yang mengandung
tiga dimensi yaitu : sektoral, bidang ilmu dan keterkaitan ekologis. Keterpaduan secara sektoral berarti bahwa perlu adanya koordinasi tugas, wewenang dan
tanggung jawab antar sektor atau instansi pemerintah tertentu horizontal integration
dan antar tingkat pemerintahan mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi sampai pusat vertical integration. Keterpaduan dari
sudut pandang keilmuan mensyaratkan bahwa di dalam pengelolaan wilayah pesisir hendaknya dilaksanakan atas dasar pendekatan interdisiplin ilmu
interdisciplinary approaches,yang melibatkan bidang ilmu: ekonomi, ekologi, teknik, sosiologi, hukum, dan lainnya yang relevan. Ini wajar karena wilayah
pesisir pada dasarnya terdiri dari sistem sosial yang terjalin secara kompleks dan dinamis. Seperti diketahui bahwa wilayah pesisir pada dasarnya tersusun dari
berbagai macam ekosistem mangroves, terumbu karang, estuaria, pantai berpasir, dan lainnya yang satu sama lainnya saling terkait, tidak berdiri sendiri.
Perubahan atau kerusakan yang menimpa satu ekosistem akan menimpa pula ekosistem lainnya. Selain itu, wilayah pesisir juga dipengaruhi oleh berbagai
macam kegiatan manusia maupun proses-proses alamiah yang terdapat di lahan atas upland areas maupun laut lepas oceans.
2.5 Gambaran Umum Trawl