Analisis S.W.O.T

47 Gambar 18 Struktur organisasi Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Tegal.

4.1.6 Analisis S.W.O.T

Berdasarkan hasil kajian aspek biologi, teknis, ekonomi, sosial dan kelembagaan terhadap pengoperasian alat tangkap jaring arad di wilayah perairan Kota Tegal, dilakukan analisis SWOT untuk menyusun strategi agar perikanan jaring arad dapat berkelanjutan di Kota Tegal. Analisis ini didasarkan pada faktor- faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman berdasarkan pada hasil kajian. Hasil kajian faktor- faktor strategi internal kekuatan dan kelemahan dan eksternal peluang dan anc aman disajikan pada Tabel 14 dan 15. KEPALA DINAS Tata Usaha Jabatan Fungsional Subag Umum dan Perlengkapan Subag Keuangan Subag Kepegawaian Sub Dinas Program Sub Dinas Tanaman Pangan Sub Dinas Peternakan Sub Dinas Perikanan dan Kelautan Sub Dinas Usaha Tani dan Nelayan 48 Tabel 14 Urutan kepentingan faktor-faktor strategi untuk aspek kekuatan dan kelemahan pengelolaan perikanan jaring arad di Kota Tegal Faktor-Faktor Strategi Bobot Rating Nilai Kekuatan • Perikanan jaring arad tidak menimbulkan konflik dan hasil tangkapannya diterima oleh masyarakat S1 0,65 4 2,60 • Usaha perikanan jaring arad masih menguntungkan secara ekonomi dengan tingkat keuntungan yang rendah S2 0,60 4 2,40 • Kebijakan pemerintah menjadikan sektor perikanan menjadi sektor unggulan S3 0.55 4 2,20 • Mempunyai sarana dan prasarana perikanan yang cukup lengkap S4 0,45 3 1,35 Kelemahan • Ketergantungan nelayan pada bakul dan pedagang pengumpul dalam pemasaran dan permodalan W1 0,40 2 0,80 • Kondisi SDM dan kelembagaan pemerintah masih terbatas dan belum ada koordinasi yang baik W2 0,35 2 0,70 • Belum ada Perda yang khusus mengatur pengelolaan perikanan tangkap di wilayah pesisir W3 0,55 1 0,55 • Alat tangkap jaring arad tidak selektif W4 0,50 1 0,50 • Sumberdaya ikan dan udang di wilayah perairan pantai utara Jawa telah over- fishing W5 0,50 1 0,50 • Jumlah jaring arad yang beroperasi sangat banyak dan tidak terkontrol W6 0,45 1 0,45 Total 12,05 49 Tabel 15 Urutan kepentingan faktor- faktor strategi untuk aspek peluang dan ancaman pengelolaan perikanan jaring arad di Kota Tegal Faktor-Faktor Strategi Bobot Rating Nilai Peluang • Adanya indikasi dan kemauan pemerintah dalam peninjauan kembali Keppres No. 39 tahun 1980 O1 0.65 4 2,60 • Terbukanya pasar dengan aksesibilitas yang sangat baik O2 0.50 4 2,00 • Perikanan jaring arad menyerap tenaga kerja sebagai anak buah kapal ABK dalam jumlah yang cukup besar O3 0,50 3 1,50 • Daya beli masyarakat akan produk perikanan semakin meningkat O4 0,45 3 1,35 • Hasil tangkapan ikan dari jaring arad dapat menciptakan peluang usaha bagi keluarga nelayan O5 0,40 2 0,80 Ancaman • Beroperasinya berbagai macam alat tangkap dari daerah lain termasuk nelayan andon T1 0.50 2 1,00 • Kenaikan harga BBM yang terjadi setiap tahun yang tidak diimbangi dengan peningkatan harga ikan T2 0.45 2 0,90 • Bertambahnya jumlah nelayan setiap tahun T3 0,40 2 0,80 • Degradasi sumberdaya ikan dan biota di kawasan pesisir T4 0.60 1 0,60 • Dapat terjadi konflik terbuka apabila tidak ada pengaturan dalam pengelolaan sumberdaya T5 0.55 1 0,55 Total 12,10 Hasil dari kajian faktor internal dan eksternal dilakukan penyusunan strategi dengan membuat matrik sehingga dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman pengelolaan perikanan jaring arad yang berbasis di Kota Tegal yang disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Dengan demikian akan diperoleh empat alternatif strategi yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, strategi memanfaatkan peluang untuk meminimalkan kelemahan dan strategi meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman. Strategi tersebut disajikan pada Tabel 16. 50 Tabel 16 Strategi pengelolaan perikanan menurut kombinasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman DALAM LUAR KEKUATAN • Perikanan jaring arad tidak menimbulkan konflik dan hasil tangkapan diterima oleh masyarakat S1 • Usaha perikanan jaring arad masih menguntungkan secara ekonomi dengan tingkat keuntungan yang rendah S2 • Kebijakan pemerintah menjadikan sektor perikanan sebagai sektor unggulan S3 • Mempunyai sarana dan prasarana perikanan yang cukup lengkap S4 KELEMAHAN • Ketergantungan nelayan pada bakul dan pedagang pengumpul dalam pemasaran dan permodalan W1 • Kondisi SDM dan kelembagaan pemerintah masih terbatas dan belum ada koordinasi yang baik W2 • Belum ada Perda yang khusus mengatur pengelolaan perikanan tangkap di wilayah pesisir W3 • Alat tangkap jaring arad tidak selektif W4 • Sumberdaya ikan dan udang di wilayah perairan pantai utara Jawa telah over- fishing W5 • Jumlah jaring arad yang beroperasi sangat banyak dan tidak terkontrol W6 PELUANG • Adanya indikasi dan kemauan pemerintah dalam peninjauan kembali Keppres No. 39 tahun 1980 O1 • Terbukanya pasar dengan aksesibilitas yang sangat baik O2 STRATEGI KEKUATAN-PELUANG • Pemanfaatan sumberdaya ikan dan udang sesuai potensi lestari dengan menggunakan teknologi penangkapan yang ramah lingkungan STRATEGI KELEMAHAN-PELUANG • Peninjauan kembali Keppres No. 391980 dan penyusunan Perda tentang pengelolaan perikanan tangkap • Peningkatan penyediaan sumber pendanaan bagi kegiatan di sektor perikanan yang didasarkan pada asas kerakyatan 51 TABEL 16 Lanjutan PELUANG STRATEGI KEKUATAN-PELUANG STRATEGI KELEMAHAN-PELUANG • Perikanan jaring arad menyerap tenaga kerja sebagai ABK dalam jumlah yang cukup besarO3 • Daya beli masyarakat akan produk perikanan semakin meningkat O4 • Hasil tangkapan ikan dari jaring arad dapat menciptakan peluang usaha O5 • Peningkatan produktivitas dan nilai tambah usaha perikanan melalui pemanfaatan sumberdaya perikanan berkelanjutan bagi masyarakat maupun pendapatan asli daerah ANCAMAN • Beroperasinya berbagai macam alat tangkap dari daerah lain termasuk nelayan andonT1 • Kenaikan harga BBM yang terjadi setiap tahun namun tidak diimbangi oleh peningkatan harga ikan T2 • Bertambahnya jumlah nelayan setiap tahun T3 • Degradasi sumberdaya ikan dan biota di kawasan pesisir T4 • Dapat terjadi konflik terbuka apabila tidak ada pengaturan dalam pengelolaan sumberdaya T5 STRATEGI KEKUATAN-ANCAMAN • Pemberdayaan masyarakat nelayan dalam pengolahan hasil perikanan STRATEGI KELEMAHAN-ANCAMAN • Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum di wilayah pesisir dan lautan • Membuka lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha bagi masyarakat pesisir sehingga tercapai peningkatan taraf hidup 52 Hasil matrik analisis yang didasarkan faktor internal dan eksternal kemudian diurutkan berdasarkan prioritas strategi yang akan direkomendasikan dalam upaya pengelolaan perikanan jaring arad yang berbasis di Kota Tegal. Urutan prioritas strategi disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Urutan strategi berdasarkan nilai skoring faktor internal dan faktor eksternal No. Strategi Skor 1. Pemanfaatan sumberdaya ikan dan udang sesuai potensi lestari dengan menggunakan teknologi penangkapan yang ramah lingkungan S-O S2+S3+O1+O3 8,90 2. Peningkatan produktivitas dan nilai tambah usaha perikanan melalui pemanfaatan sumberdaya perikanan berkelanjutan bagi masyarakat maupun pendapatan asli daerah S-O S2+S4+O2+O4+O5 7,90 3. Peningkatan penyediaan sumber pendanaan bagi kegiatan di sektor perikanan yang didasarkan pada asas kerakyatan W-O W1+W2+O2+O3+O4+O5 7,15 4. Pemberdayaan masyarakat nelayan dalam pengolahan hasil perikanan S-T S2+S4+T2+T3 5,45 5. Penyusunan Peraturan daerah tentang pengelolaan perikanan tangkap W-O W3+W4+W5+W6+O1 4,60 6. Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum di wilayah pesisir dan laut W-T W3+W4+W5+W6+T1+T4+T5 4,15 7. Membuka lapangan pekerjaan baru dan kesempatan berusaha bagi masyarakat pesisir sehingga tercapai peningkatan taraf hidup W-T W1+W2+T2+T3 3,20

4.2 Pembahasan

4.2.1 Aspek Biologi

Hasil tangkapan pada dua daerah penangkapan, yaitu daerah penangkapan sekitar 1 mil dengan kedalaman 5 m dan daerah penangkapan antara 2-3 mil dengan kedalaman 10 m, tidak ada perbedaan pada komposisi hasil tangkapan dan hasil tangkapan dominan menurut jumlah. Perbedaan yang terdeteksi adalah ukuran ikan yang tertangkap; gulamah dan beloso daerah penangkapan sekitar 1 mil lebih kecil dibandingkan dengan yang tertangkap pada daerah penangkapan sekitar 2-3 mil dari pantai. Dominasi udang dalam hasil tangkapan disebabkan daerah tersebut merupakan tempat hiduphabitat udang. Habitat udang tersebut adalah perairan lumpur berpasir yang berdekatan dengan muara sungai. Perairan tersebut adalah