Aspek Kelembagaan Hasil .1 Aspek Biologi

45 masyarakat terhadap pengoperasian alat tangkap jaring arad disajikan pada Tabel 12. Penggunaan alat tangkap jaring arad oleh nelayan Kota Tegal dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat karena setiap armada menggunakan jumlah ABK 2-4 orang. Kemudian dari hasil tangkapan berupa ikan dan udang kecil dapat membuka peluang bagi keluarga nelayan terutama kaum wanita serta masyarakat untuk pengolahan ikan menjadi ikan asin dan terasi. Tabel 12 Persepsi masyarakat terhadap pengoperasian jaring arad di Kota Tegal Tingkat pendidikan responden Pendapat responden terhadap pengoperasian jaring arad No. Responden Jumlah SD SMP SMA PT dilarang diijinkan dengan syarat 1 Nelayan jaring arad Nelayan alat tangkap lain 20 13 16 9 4 3 - 1 - - - 23 90 62 10 15 2 Bakul 3 1 2 - - - 100 - 3 Dinas 3 - - 2 1 - - 100 4 BPPP 3 - - - 3 - - 100 5 PPI TPI 2 - - 1 1 - 50 50 6 Koperasi 2 - - 2 - - 50 50 Jumlah 46 26 9 6 5 Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, hasil olahan berupa ikan asin dan terasi yang merupakan hasil tangkapan jaring arad dipasarkan di masyarakat bahkan sampai keluar daerah. Demikian pula denga n hasil tangkapan udang dan ikan segar tidak ada pengecualian dan perbedaan harga dengan hasil tangkapan alat tangkap lain baik di TPI maupun di pasar.

4.1.5 Aspek Kelembagaan

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung bahwa sistem kelembagaan di tingkat nelayan telah ada yaitu dengan adanya kelompok nelayan, HNSI dan KUD. Nelayan jaring arad yang mayoritas berada di Kelurahan Muarareja sebagian besar menjadi anggota kelompok nelayan. Kelompok nelayan jaring arad rutin mengadakan pertemuan sehingga apabila timbul suatu permasalahan terutama mengenai pengoperasian jaring arad yang rawan konflik akan dengan cepat diatasi karena dalam setiap pertemuan selalu dihadiri oleh 46 aparat dinas terkait yaitu Dinas Pertanian dan Kelautan dan BPPP. Kelompok nelayan di Kota Tegal terdapat di Kecamatan Tegal Barat yaitu di Kelurahan Tegalsari dan Muarareja serta di Kecamatan Tegal Timur yaitu di Kelurahan Panggung dan Mintaragen. Daftar kelompok nelayan di kedua kecamatan disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Daftar kelompok nelayan berdasarkan jenis nelayan Kecamatan Kelompok Nelayan Jenis nelayanalat tangkap Jumlah anggota Tegal Barat • Muarareja • Tegalsari 1. Nelayan Muarareja 2. Karya tani 3. Belanak 4. Bandeng 5. Lumba- lumba Arad, trammel net, gill net, pancing Budidaya tambak Dogol dan cantrang Purse seine Budidya tambak 280 25 481 331 20 Tegal Timur • Panggung • Mintaragen 1. Martoloyo 2. Margo Mino Makmur 3. Margo Mino Makmur Budidaya tambak Budidaya tambak Budidaya tambak 25 106 30 Kelembagaan permodalan yang telah ada, yaitu koperasi dan bank. Sampai saat ini kelembagaan tersebut belum mampu menggeser peran bakul patron. Bank yang telah ditunjuk oleh pemerintah untuk bermitra dengan nelayan yaitu bank Bukopin. Peranan dari bank Bukopin saat ini baru sebagai perantara pemerintah dalam penyaluran dana bergulir yang selama ini selalu rawan penyelewengan. Dengan pengguliran dana pinjaman melalui bank diharapkan nelayan mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengembalian dana. Sektor Perikanan dan Kelautan di Kota Tegal belum berdiri sendiri dan masih bergabung dengan Sektor Pertanian dan Peternakan. Hal ini merupakan salah satu kendala dalam menerapkan suatu kebijakan di sektor perikanan. Sampai saat ini belum ada Perda yang mengatur pengelolaan wilayah pesisir dan laut. Struktur organisasi Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Tegal disajikan pada Gambar 18. Sub Dinas Perikanan dan Kelautan mempunyai tiga seksi, yaitu Seksi Pengairan, Seksi Kekayaan Laut dan Seksi Perikanan. Kegiatan pembinaan, pengaturan dan pengawasan dilakukan oleh Seksi Kekayaan Laut, sedangkan kegiatan pengolahan hasil perikanan dan pemasaran hasil dilakukan oleh Seksi Perikanan. 47 Gambar 18 Struktur organisasi Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Tegal.

4.1.6 Analisis S.W.O.T