Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan

18 relatif tertinggi. Selektivitas merupakan fungsi dari suatu alat penangkapan ikan dalam menangkap`organisme dalam jumlah spesies tertentu dan selang ukuran tertentu pada suatu populasi di daerah penangkapan ikan. Selektivitas alat penangkapan terdiri dari dua komponen yaitu selektivitas ukuran dan selektivitas spesies Matsuoka, 1995. Perbaikan teknologi trawl sehingga memenuhi kriteria ramah lingkungan dapat dilakukan melalui peningkatan selektivitas di bagian kantong cod-end dari trawl . Berbagai cara dapat dilakukan untuk meningkatkan selektivitas trawl seperti penggunaan BED Evans dan Wahyu, 1996. Masing- masing metode tersebut perlu diteliti secara cermat sehingga ditemukan suatu metode yang paling sesuai dengan kondisi sumberdaya dan lingkungan serta kebiasaan ne layan. Kalau tidak maka perbaikan selektivitas trawl tersebut akan sia-sia sebagaimana halnya dengan penerapan BED pada pukat udang di Indonesia timur yang tidak efektif sehingga nelayan enggan menggunakannya Evans dan Wahyu, 1996.

2.8 Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan

Secara sosiologis karakteristik masyarakat nelayan berbeda dengan masyarakat petani seiring dengan perbedaan sumberdaya alam yang tersedia. Masyarakat petani memiliki sumberdaya yang terkontrol, yaitu pengelolaan lahan untuk memproduksi suatu komoditas dengan output yang dapat diprediksi menyebabkan mobilitas usaha yang relatif rendah dan elemen resiko yang tidak besar. Sementara itu nelayan mengakses sumberdaya alam yang bersifat open access. Karakteristik sumberdaya ini menyebabkan nelayan mesti berpindah- pindah untuk memperoleh hasil tangkapan yang maksimal sehingga resiko nelayan sangat tinggi. Hal ini berpengaruh pada karakter nelayan yang keras, tegas dan terbuka Satria et al., 2002. Menurut Kusnadi 2002, penggolongan sosial masyarakat nelayan dapat ditinjau dari tiga sudut pandang yaitu : 1 Ditinjau dari penguasaan alat-alat produksi atau peralatan tangkap perahu, jaring dan perlengkapan yang lain, struktur masyarakat nelayan terbagi kedalam kategori nelayan pemilik dan nelayan buruh. Nelayan buruh 19 tidak memiliki alat-alat produksi dan hanya menyumbangkan jasa tenaganya dengan memperoleh hak-hak yang sangat terbatas. Secara kuantitatif jumlah nelayan buruh lebih besar dibandingkan nelayan pemilik. 2 Ditinjau dari skala investasi modal usahanya, struktur masyarakat nelayan terbagi kedalam kategori nelayan besar dan nelayan kecil. Disebut nelayan besar karena modal yang diinvestasikan dalam usaha perikanan relatif banyak, sedangkan pada nelayan kecil modal usahanya sedikit. 3 Ditinjau dari teknologi peralatan tangkap yang digunakan, struktur masyarakat nelayan terbagi dalam kategori nelayan modern dan nelayan skala kecil. Perbedaan-perbedaan tersebut membawa implikasi pada tingkat pendapatan dan kemampuan atau kesejahteraan sosial ekonomi. Nelayan buruh dapat bekerja pada unit penangkapan yang dimiliki nelayan skala besar atau nelayan skala kecil. Tingkat pendapatan nelayan buruh yang bekerja pada nelayan skala besar tidak menjamin tingkat kesejahteraan yang lebih baik dibanding bila bekerja pada nelayan skala kecil. Hal ini karena ketimpangan sistem bagi hasil antara nelayan pemilik dengan nelayan buruh lebih besar terjadi pada unit penangkapan yang lebih modern. Masyarakat nelayan umumnya dicirikan dengan kuatnya ikatan patron- klien. Ikatan tersebut merupakan konsekuensi dari sifat kegiatan penangkapan ikan yang penuh dengan resiko dan ketidakpastian. Bagi nelayan menjalin ikatan dengan patron merupakan langkah yang penting untuk menjaga kelangsungan kegiatannya karena patron-klien merupakan institusi jaminan sosial ekonomi. Menurut Legg 1983 diacu dalam Satria et al., 2002, tata hubungan patron- klien umumnya berkaitan dengan : 1 Hubungan diantara pelaku yang menguasai sumberdaya yang tidak sama; 2 Hubungan yang bersifat khusus yang merupakan hubungan pribadi yang mengandung keakraban; dan 3 Hubungan yang didasarkan pada asas saling menguntungkan. Kemiskinan dan tekanan-tekanan sosia l ekonomi yang dihadapi oleh nelayan disebabkan oleh fluktuasi musim- musim penangkapan, terbatasnya daya 20 jangkau teknologi penangkapan, ketimpangan dalam sistem bagi hasil dan tidak adanya jaminan sosial tenaga kerja yang pasti, lemahnya penguasaan jaringa n pemasaran dan masalah permodalan Kusnadi, 2002.

2.9 Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan