38
25.207 14.561
536 783
1.018 4.629 1.839
5.448 14.638
5.000 10.000
15.000 20.000
25.000 30.000
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
Tahun Produksi kg
Gambar 15 Perkembangan produksi udang yang didaratkan di PPI Muarareja Kota Tegal Dinas Pertanian dan Perikanan, 2005
4.1.2 Aspek Teknis 4.1.2.1 Metode dan teknik pengoperasian jaring arad
Ukuran panjang total jaring arad yang digunakan nelayan Kota Tegal bervariasi yaitu 16 m sampai 22 m, disesuaikan dengan ukuran kapal yang
digunakan. Jaring arad dioperasikan dengan cara diheladiseret dari posisi buritan kapal yang bergerak menelusuri dasar perairan.
Penurunan jaring dilakukan pada posisi buritan kapal dengan kondisi kapal bergerak maju sambil menyetel panjang tali selambar. Panjang tali selambar
disesuaikan dengan kedalam perairan, dimaksudkan agar jaring tidak terlalu menggaruk dasar perairan sehingga beban perahu tidak terla lu berat. Penghelaan
jaring dapat dilakukan dengan tali selambar bercabang atau tanpa cabang antara kapal dengan otter board. Penarikan jaring yang dimulai dari penarikan tali
selambar dengan cara ditarik dengan menggunakan tenaga manusia, sampai jaring arad naik ke atas geladak kapal dan sebelum dinaikkan ke geladak, kantong jaring
cod-end dibersihkan dari kotoran dan lumpur.
4.1.2.2 Spesifikasi jaring arad
Spesifikasi jaring arad yang digunakan nelayan Kota Tegal terdiri dari sayap jaring, badan jaring, kantong jaring, pelampung, pemberat, otter board dan
tali ris, untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 10 dan desain alat tangkap jaring arad disajikan pada Gambar 16.
39 Tabel 10 Spesifikasi alat tangkap jaring arad nelayan Kota Tegal
No. Komponen
Bahan Ukuran
mata jaring mm
Jumlah Mata
jaring 1.
Sayap jaring Polyethylene
50 A. Bagian atas
jaring - Panjang
50 175
- Lebar atas 50
20 - Lebar bawah
50 50
B. Bagian bawah jaring
- Panjang 50
225 - Lebar atas
50 20
- Lebar bawah 50
40 2.
Badan Jaring Polyethylene
38, 25 A. Bagian atas
jaring - Panjang
38 140
- Lebar atas 38
230 - Lebar bawah
38 150
- Panjang 25
150 - Lebar atas
25 140
- Lebar bawah 25
120 B. Bagian bawah
jaring - Panjang
38 70
- Lebar atas 38
170 - Lebar bawah
38 150
- Panjang 25
150 - Lebar atas
25 140
- Lebar bawah 25
120 3.
Kantong jaring Polyethylene
- Panjang 19
80 - Lebar atas
19 80
- Lebar bawah 19
80 4.
Pelampung Vinyl
spongesoft 14 bh
5. Pemberat Timah
40 bh 6. Otter board
Kayu 2 bh
- Panjang 80 cm
- Lebar 45 cm
7. Tali ris atas
PE Multifilament
Ø 10 mm - Panjang
18 m 8.
Tali ris bawah PE
Multifilament Ø 14 mm
- Panjang 22 m
40
20 20 20 20
Tali ris atas Tali ris bawah
∅ 10 mm
∅ 14 mm
18 m 22 m
A
B
PE
◊ 50 mm
50 50
75 80
75 PE
◊ 50 mm
40 40
65 40
65 PE
◊ 38 mm
C
PE ◊
38 mm
D
150 150
140 140
P E P E
◊ 25 mm
◊ 25 mm
E E
120 120
80 80
PE F P E ◊
19 mm ◊
19 mm
Keterangan : A :
Sayap bagian atas B :
Sayap bagian bawah CD :
Badan bagian atas E :
Badan bagian bawah F :
Kantong Gambar 16 Desain jaring arad yang digunakan nelayan Kota Tegal
41
4.1.2.3 Kesesuaian Biofisik Penangkapan
Wilayah perairan laut utara Jawa memiliki topografi dasar perairan yang landai. Kedalaman perairan hingga 4 mil dari garis pantai berkisar 10-40 m dan
kedalaman pengoperasian alat tangkap jaring arad berkisar 5-10 m. Dasar perairan bersubstrat lumpur atau lumpur berpasir Dinas Pertanian dan Kelautan Kota
Tegal, 2003. Dengan kondisi topografi dasar perairan tersebut di atas, maka jaring arad yang tergolong dalam bottom mini trawl sesuai dioperasikan di
wilayah perairan tersebut. 4.1.3
Aspek Ekonomi
Dalam mengetahui tingkat keberhasilan dari kegiatan usaha perikanan jaring arad di Kota Tegal dilakukan analisis usaha yaitu dengan menghitung
perbandingan antara total pene rimaan dan pengeluaran RC ratio. Analisis ini untuk menggambarkan apakah suatu usaha memperoleh keuntungan atau
mengalami kerugian. Komponen pengeluaran yang dijadikan dasar perhitungan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap, sedangkan komponen penerimaan yaitu
nilai penjualan hasil tangkapan yang dihitung selama satu tahun. Jumlah trip yang dihitung merupakan rata-rata jumlah trip setiap bulan dalam setahun.
Nelayan jaring arad Kota Tegal dalam melakukan operasi penangkapan ikan ada yang 1 hari trip dan 2 hari trip. Perhitungan analisis usaha jaring arad 1
hari trip dan 2 hari trip dapat dilihat pada Lampiran 4. Investasi yang dibutuhkan nelayan dalam melakukan penangkapan 1
haritrip sebesar Rp. 12.100.000,- untuk pembelian kapal, mesin dan alat tangkap, sedangkan nelayan yang melakukan penangkapan 2 haritrip investasinya sebesar
Rp. 16.000.000,-. Berdasarkan hasil analisis usaha menunjukkan bahwa usaha nelayan jaring arad di Kota Tegal masih menguntungkan hal ini ditunjukkan
dengan nilai RC 1 dimana nelayan 1 haritrip memiliki nilai RC sebesar 1,88. Hal ini berarti setiap pengeluaran Rp. 1 menghasilkan penerimaan sebesar Rp.
1,88. Sementara itu untuk nelayan yang melakukan penangkapan 2 haritrip memiliki nilai RC sebesar 1,94. Hal ini berarti setiap pengeluaran Rp. 1
menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,94. Dari data tersebut menunjukkan bahwa nelayan jaring arad yang melakukan penangkapan 2 haritrip lebih
42 menguntungkan, meskipun tingkat keuntungannya tergolong rendah. Perhitungan
analisis usaha disajikan pada Lampiran 4.1 dan 4.2. Perbandingan biaya investasi dan pendapatan nelayan jaring arad 1 hari
trip dan 2 haritrip disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 perbandingan biaya investasi dan pendapatan nelayan jaring arad
Kriteria Nelayan 1 hari trip Nelayan 2 hari trip
Jumlah ABK 2
3 Ukuran kapal
6,25x2,5x0,8 m 10x3x1,2 m
Ukuran jaring arad 16 m
22 m Jumlah mesinpk
12 pk dan 16 pk 16 pk dan 16 pk
Biaya investasi Rp. 12.100.000,-
Rp. 16.000.000,- Biaya operasional per trip
Rp. 99.400,- Rp. 509.800,-
Pendapatan nelayan pemilik per trip Rp. 52.732,-
Rp. 238.833,- Pendapatan nelayan buruh per trip
Rp. 17.577,- Rp. 79.611,-
Jumlah trip per tahun 240
96 RC
1,88 1,94
Biaya operasional alat tangkap jaring arad sebagian besar digunakan untuk pembelian BBM karena setiap armada penangkapan menggunakan 2 mesin
sebagai alat bantu penangkapan. Saat ini dengan harga BBM yang sangat mahal dan tidak diimbangi dengan harga jual udang dan ikan menyebabkan banyak
nelayan jaring arad yang tidak dapat beroperasi bahkan menjual armada penangkapannya. Berdasarkan hasil wawancara, saat ini jumlah jaring arad yang
beroperasi di Kota Tegal sebanyak 200 unit. Pendapatan nelayan jaring arad dihitung berdasarkan sistem bagi hasil,
yaitu pendapatan bersih dibagi dengan komponen biaya kapal, mesin, alat tangkap dan anak buah kapal ABK yang merupakan satu satuan. Jika dalam melakukan
penangkapan menggunakan 2 ABK maka hasilnya dibagi lima yaitu 35 bagian untuk pemilik kapal dan 15 bagian untuk setiap ABK, sedangkan untuk 3 ABK
36 bagian untuk pemilik kapal dan 16 bagian untuk setiap ABK. Pendapatan tersebut diperoleh dari penjualan ikan kepada bakul ataupun melalui TPI Gambar
17. Peranan bakul maupun pedagang pengumpul memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sistem pemasaran. Sistem pemasaran hasil tangkapan nelayan
jaring arad di Kota Tegal disajikan pada Gambar 17. Hasil tangkapan jaring arad yaitu berupa udang, ikan, rajungan, cumi- cumi
dan simping kerang seperti halnya hasil tangkapan alat tangkap lain tidak
43 mengalami pengecualian dalam hal pemasaran. Hasil tangkapan udang yaitu
udang jerbung dan udang dogol, sistem pemasarannya dikuasai oleh bakul dan pedagang pengumpul dan kemudian baru didistribusikan ke pasar lokal ataupun
pasar di luar daerah Tegal seperti Jakarta. Sementara itu untuk hasil tangkapan ikan, cumi-cumi, rajungan dan simping kerang dipasarkan pada pasar lokal.
Apabila nelayan mendapatkan hasil tangkapan ikan cukup banyak mereka menjual ikan tersebut melalui pelelangan di TPI Tegalsari. Selain dikonsumsi segar, ikan
hasil tangkapan jaring arad merupakan bahan baku bagi pembuatan ikan asin dan menghasilkan jenis ikan asin yang berkualitas baik seperti ikan gulamah. Untuk
hasil tangkapan berupa ikan-ikan kecil sebagian besar dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.
Gambar 17 Sistem pemasaran hasil tangkapan jaring arad di Kota Tegal.
4.1.4 Aspek Sosial