Metode dan Analisis Data Penelitian

25 menyimpang pencilan data tidak digunakan dalam analisis. Seluruh data hasil wawancara yang mempunyai validitas dirata-ratakan untuk selanjutnya digunakan dalam analisis. Data sekunder yang dikumpulkan yaitu : 1 Data jumlah penduduk 2 Data jumlah nelayan 3 Data ukuran dan jumlah armada penangkapan 4 Data jenis dan jumlah alat tangkap 5 Data produksi penangkapan 6 Data sarana dan prasarana Data-data tersebut diperoleh dari Dinas Pertanian dan Kelautan Sub Dinas Perikanan Kota Tegal, Biro Pusat Statistik, Tempat Pelelangan Ikan TPI, Pusat Pendaratan Ikan PPI dan instansi terkait lainnya.

3.3 Metode dan Analisis Data Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu kajian didasarkan pada hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan data-data penunjang. Dalam penelitian ini kajian yang dilakukan, difokuskan pada aspek biologi, teknis, ekonomi, sosial dan kelembagaan perikanan jaring arad yang berbasis di Kota Tegal. Proses kajian terhadap perikanan jaring arad disajikan pada Gambar 4. 1 Aspek Biologi Kajian aspek biologi dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan yaitu dengan mengikuti kegiatan operasi penangkapan ikan komersial menggunakan jaring arad milik nelayan di sekitar wilayah pesisir Kota Tegal perairan sampai sejauh 4 mil. Hasil tangkapan ikan diukur panjangnya dan dihitung jumlahnya sedangkan untuk mengetahui spesies ikan yang tertangkap digunakan buku identifikasi spesies Gloerfelt-Tarp dan Kailola, 1990 dan Allen et al., 2000. Selain itu informasi tentang potensi sumberdaya dan biologi reproduksi tingkat kematangan gonad. TKG untuk jenis-jenis hasil tangkapan dominan diperoleh dari hasil penelitian terdahulu dan kajian literatur. 26 Perkembangan produksi hasil tangkapan jaring arad dianalisis dengan menggunakan data statistik selama 5 tahun. 2 Aspek Teknis Kajian aspek teknis dilakukan melalui observasi dan pengukuran langsung di lapangan terhadap unit penangkapan jaring arad di Kota Tegal. Observasi dan pengukuran tersebut meliputi beberapa parameter : - Spesifikasi jaring arad : ukuran panjang jaring arad, bahan jaring yang digunakan serta ukuran mata jaring mesh size pada bagian sayap, badan dan kantong cod-end. - Spesifikasi armada penangkapan : ukuran perahu, mesin yang digunakan serta alat bantu penangkapan yang digunakan. - Metode pengoperasian dan daerah penangkapan jaring arad di wilayah pesisir Kota Tegal. Analisis aspek teknis dilakukan secara deskriptif terhadap efektifitas pengoperasian jaring arad dan kesesuaian dengan daerah penangkapan. Untuk menghitung jumlah alat tangkap jaring arad yang dapat dioperasikan di wilayah perairan Kota Tegal digunakan perhitungan Swept Area, dengan menggunakan rumus : A = C x GR x V x T Keterangan : A = Luas area yang disapu km 2 C = Nilai konstanta bukaan mulut jaring pada saat dioperasikan 0,5 GR= Panjang Ground Rope m V = kecepatan kapal pada saat penarikan jaring kmjam T = Lama penarikan jaring jam Data swept area ini diperlukan untuk menentukan kebijakan tentang jumlah armada jaring arad yang sebaiknya dioperasikan di perairan Kota Tegal. 3 Aspek Sosial Kajian aspek sosial dilakukan dengan mengetahui tingkat konflik yang terjadi di masyarakat terhadap pengoperasian jaring arad di Kota Tegal dan 27 penerimaan masyarakat serta sistem bagi hasil. Hal-hal tersebut diidentifikasi melalui parameter: - Berapa jumlah dan jenis alat tangkap yang beroperasi? - Bagaimana tingkat penerimaan hasil tangkapan jaring arad di masyarakat ? - Bagaimana presepsi pengoperasian alat tangkap jaring arad di wilayah pesisir Kota Tegal ? - Bagaimana sistem kepemilikan dan bagi hasil antara nelayan dan juragan ? Kajian ini didasarkan dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Khusus untuk persepsi pengoperasian jaring arad responden yang diwawancarai adalah nelayan jaring arad dan nelayan yang melakukan penangkapan pada jalur 1 perairan hingga sejauh 4 mil, bakul, petugas koperasi, staf Sub Dinas Perikanan, staf Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan BPPP Tegal, Kepala dan staf PPI dan TPI. Hal ini didasarkan pada keterkaitan dan pengetahuan responden tentang jaring arad. 4 Aspek Ekonomi Kajian aspek ekonomi dilakukan terhadap kelayakan usaha nelayan jaring arad, yang melakukan kegiatan penangkapan satu hari trip one-day fishing trip dan dua hari trip two-day fishing trip. Kelayakan usaha dilakukan untuk mengetahui berapa besarnya modal yang dibutuhkan untuk melakukan usaha jaring arad dan berapa keuntungannya. Perhitungan yang dilakukan meliputi biaya yang dikeluarkan, investasi dan penerimaan. Kelayakan usaha dapat diketahui dengan menggunakan analisis RC ratio. Nilai RC dapat dihitung menggunakan rumus : Biaya Penerimaan C R = Kriteria kelayakan yang digunakan adalah : RC 1, usaha menguntungkan RC = 1, usaha impas tidak untung dan tidak rugi RC 1, usaha merugi Kadariah et al.,1999. 28 Kajian ini didasarkan pada data hasil wawancara dengan nelayan serta responden yang berkaitan dengan aktifitas nelayan seperti bakul, juragan, petugas TPI dan toko penyedia sarana penangkapan ikan. 5 Aspek Kelembagaan Kajian aspek kelembagaan meliputi kajian sistem kelembagaan di tingkat nelayan yaitu : kelompok nelayan dan KUD, kelembagaan pemerintah yaitu : Dinas Pertanian dan Kelautan Sub dinas Perikanan, kelembagaan TPI dan PPI serta kelembagaan permodalan yaitu bank. Kajian ini didasarkan pada data hasil wawancara, observasi dan hasil dokumentasi.

3.4 Analisis Strategi Kebijakan Pengelolaan Perikanan Jaring Arad