62 muncul  karena  observasi  yang  berurutan  sepanjang  waktu  berkaitan
antara  satu  sama  lainnya.  Masalah  ini  timbul  karena  residual kesalahan  pengganggu  tidak  bebas  dari  satu  observasi  ke  observasi
lainnya.  Model  regresi  yang  baik  adalah  yang  bebas  dari  autokorelasi Ghozali, 2011.
Dalam  penelitian  ini,  pengujian  autokorelasi  dilakukan  dengan menggunakan  Runs  Test,  yang  merupakan  bagian  dari  statistik  non-
parametrik  yang  bertujuan  untuk  menguji  apakah  antar-residual terdapat korelasi yang tinggi atau tidak Ghozali, 2011.
Pendeteksian autokorelasi
dilakukan dengan
cara membandingkan  nilai  perolehan  hasil  pengujian  asymptotic
significance  terhadap  nilai  probabilitas  0,05.  Jika  nilai  perolehan 0,05,  maka  dapat  dikatakan  bahwa  model  regresi  bebas  dari  masalah
autokorelasi Ghozali, 2011. Begitupun sebaliknya.
3. Uji Koefisien Determinasi
Uji  Koefisien  determinasi  digunakan  untuk  menggambarkan kemampuan  model  menjelaskan  variasi  yang  terjadi  dalam  variabel
dependen  Ghozali,  2011.  Koefisien  determinasi  dinyatakan  dalam persentase.  Nilai  koefisien  korelasi  ini  berkisar  antara  0  dan  1.  Nilai
koefisien yang  kecil  menunjukkan  bahwa  kemampuan  variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi dalam nilai variabel dependen amat terbatas.  Nilai  yang  mendekati  1  berarti  variabel-variabel  independen
63 memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi nilai variabel dependen Ghozali, 2011.
4. Uji Statistik F F Test
Uji  statistik  F  menunjukkan  apakah  semua  variabel  independen yang  dimasukkan  dalam  model  mempunyai  pengaruh  secara  bersama-
sama simultan terhadap variabel  dependen Ghozali, 2011. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama simultan terhadap
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05.
Menurut  Santoso  2010,  dasar  pengambilan  keputusan  dalam  uji
statistik F ini adalah sebagai berikut:
a.  Jika nilai probabilitas di bawah 0,05, maka semua variabel independen mempunyai  pengaruh  secara  bersama-sama  terhadap  variabel
dependen sehingga hipotesis alternatifnya Ha diterima.
b.  Jika  nilai  probabilitas  di  atas  0,05,  maka  semua  variabel  independen tidak  mempunyai  pengaruh  secara  bersama-sama  terhadap  variabel
dependen sehingga hipotesis alternatifnya Ha ditolak. Dalam  penelitian  ini,  uji  statistik  F  F  test  digunakan  untuk  menguji
hipotesis-1.
5. Uji Statistik t t Test
Uji  statistik  t  menunjukkan  seberapa  jauh  pengaruh  satu  variabel penjelas  atau  independen  secara  individual  dalam  menerangkan  variasi
nilai  variabel  dependen  Ghozali,  2011.  Uji  statistik  t  digunakan  untuk
64 mengetahui  ada  atau  tidaknya  pengaruh  masing-masing  variabel
independen secara individual  terhadap variabel dependen  yang diuji  pada tingkat signifikansi 0,05.
Menurut  Santoso  2010,  dasar  pengambilan  keputusan  dalam  uji statistik t ini adalah sebagai berikut:
a.  Jika  nilai  probabilitas  signifikansi  di  bawah  0,05,  maka  variabel independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen sehingga hipotesis alternatifnya Ha diterima. b.  Jika  nilai  probabilitas  signifikansi  di  atas  0,05,  maka  variabel
independen  secara  individual  tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya Ha ditolak.
Dalam  penelitian  ini,  uji  statistik  t  t  test  digunakan  untuk  menguji hipotesis 2-8.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel  dependen  adalah  tipe  variabel  yang  dijelaskan  atau dipengaruhi  oleh  variabel  independen  Indriantoro  dan  Supomo,  2002.
Variabel  dependen  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  nilai perusahaan.  Kesejahteraan  pemegang  saham  dapat  dilihat  dari  nilai
perusahaan.  Semakin  tinggi  nilai  perusahaan,  maka  menggambarkan semakin  sejahtera  pula  pemiliknya.  Nilai  perusahaan  tercermin  dari  nilai
pasar danatau nilai buku perusahaan dari kepemilikan ekuitasnya. Dalam neraca  keuangan,  ekuitas  menggambarkan  total  modal  perusahaan.  Nilai
65 perusahaan  diukur  dengan  menggunakan  rumus  Tobin‟s  Q  yang  telah
dimodifikasi  versi  Chung  dan  Pruitt  1994  yang  dihitung  dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: Q
=   Nilai Perusahaan MVS   =   Market Value of All Outstanding Share
D =   Debt
TA =
Firm’s Assets Market  value  of  all  outstanding  share  MVS  merupakan  nilai  pasar
saham  yang diperoleh dari perkalian jumlah saham  yang beredar dengan harga  saham  penutupan  closing  price.  Sedangkan,  debt  merupakan
besarnya  nilai  pasar  hutang,  yang  dihitung  dengan  menggunakan persamaan berikut:
Keterangan: D
=   Debt AVCL      =   Acc
ounting Value of the Firm’s Current Liabilitites AVLTD  =
Accounting Value of the Firm’s Long Term Debt AVCA      =
Accounting Value of the Firm’s Current Assets MVS + D
Q
________________
TA
D = AVCL – AVCA + AVLTD
66
2. Variabel Independen