36 Laporan  keuangan  yang  berkualitas,  relevan  dan  dapat
dipercaya  dihasilkan  dari  audit  yang  dilakukan  secara  efektif  oleh auditor yang berkualitas. Pemakai laporan keuangan lebih percaya
pada  laporan  keuangan  yang  diaudit  oleh  auditor  yang  dianggap berkualitas  dibandingkan  dengan  auditor  yang  kurang  berkualitas,
karena  mereka  menganggap  bahwa  untuk  mempertahankan kredibilitasnya  auditor  akan  lebih  berhati-hati  dalam  melakukan
proses audit untuk mendeteksi salah saji atau kecurangan. Auditor yang  berkualitas  akan  melakukan  audit  yang  berkualitas  pula.
Maka,  dapat  dikatakan  bahwa  reputasi  auditor  dapat  sangat menentukan  kredibilitas  laporan  keuangan  karena  semakin  besar
ukuran  kantor  akuntan  publik,  akan  semakin  baik  pula  kualitas audit.  Demikian  juga  dengan  semakin  baik  independensi  dan
kualitas  auditor  akan  berdampak  pula  terhadap  pendeteksian earnings
management yang
berdampak negatif
terhadap pengukuran  kinerja  perusahaan  Widyanindyah,  2001.  Hal  ini
menunjukkan  bahwa  reputasi  auditor  dapat  merupakan  salah  satu penghalang bagi perusahaan untuk melakukan manajemen laba.
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan
adalah suatu
skala, dimana
dapat diklasifikasikan  besar  kecilnya  perusahaan  menurut  berbagai  cara,  antara
lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain.
37 Menurut  Rodoni  dan  Ali  2010,  proksi  ukuran  perusahaan
biasanya  adalah  total  aset  perusahaan.  Total  aset  maupun  nilai  pasar ekuitas  perusahaan  menjadi  faktor  penentu  dalam  mengukur  besar
kecilnya  suatu  perusahaan.  Dengan  semakin  besarnya  total  aset  yang dimiliki kita dapat melihat modal aset yang dimiliki.
Uyun 2011 dalam penelitiannya menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan  berpengaruh  positif  signifikan  terhadap  kinerja  keuangan
perusahaan.  Perusahaan  dengan  aset  besar  biasanya  akan  mendapatkan perhatian  lebih  dari  masyarakat.  Hal  ini  akan  menyebabkan  perusahaan
lebih  berhati-hati  dalam  melakukan  pelaporan  keuangannya.  Perusahaan diharapkan  akan  selalu  berusaha  menjaga  stabilitas  kinerja  keuangan
mereka. Pelaporan kondisi keuangan yang baik ini tentu tidak serta merta dapat  dilakukan  tanpa  melalui  kinerja  yang  baik  dari  semua  lini
perusahaan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
ukuran  perusahaan  adalah  suatu  variabel  yang  dapat  digunakan  dalam mengukur  besar  atau  kecilnya  suatu  perusahaan  yang  diukur  dengan
menggunakan komponen ukuran perusahaan yaitu dari besarnya aset yang dimiliki, nilai pasar ekuitas danatau penjualan perusahaan.
5. Nilai Perusahaan
Scott  2006  menjelaskan  bahwa  tujuan  utama  perusahaan  adalah memaksimalkan  nilai,  atau  harga  saham  perusahaan.  Menurut  Fama
1978  nilai  perusahaan  akan  tercermin  dari  harga  sahamnya.  Semakin
38 tinggi  harga  saham  maka  semakin  tinggi  nilai  perusahaan.  Keberhasilan
atau  kegagalan  keputusan  manajemen  hanya  dapat  dinilai  berdasarkan dampaknya pada harga saham perusahaan.
Menurut  Weston  dan  Brigham  1993,  harga  saham  didefinisikan sebagai:
”the price at which stock sells in the market.” Sedangkan, harga pasar  saham  adalah  nilai  pasar  sekuritas  yang  dapat  diperoleh  investor
apabila  investor  menjual  atau  membeli  saham,  yang  ditentukan berdasarkan  harga  penutupan  atau  closing  price  di  bursa  pada  hari  yang
bersangkutan.  Jadi,  harga  penutupan  atau  closing  price  merupakan  harga saham terakhir kali pada saat berpindah tangan di akhir perdagangan.
Harga  saham  didasarkan  pada  penilaian  dari  eksternal  perusahaan terhadap aset perusahaan serta pertumbuhan pasar saham. Harga pasar dari
saham  perusahaan  yang  terbentuk  antara  pembeli  dan  penjual  di  saat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham
dianggap sebagai cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Menurut  Kesuma  2009,  harga  saham  adalah  nilai  nominal
penutupan  closing  price  dari  penyertaan  atau  pemilikan  seseorang  atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang berlaku secara
reguler  di  pasar  modal  di  Indonesia.  Jika  perusahaan  mencapai  prestasi yang  baik,  maka  saham  perusahaan  tersebut  akan  banyak  diminati  oleh
banyak  investor.  Prestasi  baik  yang  dicapai  perusahaan  dapat  dilihat  di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan.
39 Menurut  Rika  dan  Ishlahuddin  2008,  nilai  perusahaan  dapat
didefinisikan  sebagai  nilai  pasar  saham.  Alasannya  karena  nilai perusahaan  dapat  memberikan  kemakmuran  atau  keuntungan  bagi
pemegang  saham  secara  maksimum  jika  harga  saham  perusahaan meningkat.  Semakin  tinggi  harga  saham,  maka  makin  tinggi  keuntungan
pemegang saham sehingga keadaan ini akan diminati oleh investor karena dengan permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai perusahaan
juga  akan  meningkat.  Nilai  perusahaan  dapat  dicapai  dengan  maksimum jika  para  pemegang  saham  menyerahkan  urusan  pengelolaan  perusahaan
kepada  orang-orang  yang  berkompeten  dalam  bidangnya,  seperti  manajer maupun komisaris.
Rasio-rasio  keuangan  digunakan  investor  untuk  mengetahui  nilai pasar  perusahaan.  Rasio  tersebut  dapat  memberikan  indikasi  bagi
manajemen  mengenai  penilaian  investor  terhadap  kinerja  perusahaan  di masa  lalu  dan  prospeknya  dimasa  depan.  Ada  beberapa  rasio  yang  dapat
digunakan  dalam  mengukur  nilai  pasar  suatu  perusahaan.  Salah  satunya yaitu  dengan  rumus  hitung  yang  dikembangkan  oleh  James  Tobin
1967.  Rasio  ini  dinilai  bisa  memberikan  informasi  paling  baik,  karena dalam  rumus  Tobin‟s  Q  memasukkan  semua  unsur  hutang  dan  modal
saham  perusahaan,  tidak  hanya  saham  biasa  danatau  ekuitas  perusahaan saja  yang  dimasukkan,  melainkan  juga  seluruh  aset  perusahaan.  Dengan
memasukkan  seluruh  aset  perusahaan,  berarti  perusahaan  tidak  hanya terfokus  pada  satu  tipe  investor  saja  yaitu  investor  dalam  bentuk  saham.
40 Tetapi,  juga  untuk  kreditur  karena  sumber  pembiayaan  operasional
perusahaan  bukan  hanya  dari  ekuitasnya  saja  tetapi  juga  dari  pinjaman yang diberikan oleh kreditur Ujiyantho dan Pramuka, 2007.
Rasio  ini  merupakan  konsep  yang  berharga  karena  menunjukkan estimasi  pasar  keuangan  saat  ini  tentang  nilai  hasil  pengembalian  dari
setiap  investasi  yang  dilakukan  Herawaty,  2008.  Semakin  besar  nilai rasio  Tobin‟s  Q  menunjukkan  bahwa  perusahaan  memiliki  prospek
pertumbuhan  yang  baik.  Hal  ini  dapat  terjadi  karena  semakin  besar  nilai pasar  aset  perusahaan,  semakin  besar  kerelaan  investor  untuk
mengeluarkan  pengorbanan  yang  lebih  untuk  memiliki  perusahaan tersebut.
B. Penelitian Terdahulu
Adapun  hasiltemuan-temuan  penelitian  terdahulu  mengenai  topik danatau  objek  penelitian  yang  relevan  dengan  penelitian  ini  dapat  dilihat
dalam tabel berikut:
41
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti Tahun
Judul Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan
Perbedaan
1
Estiasih et al 2015
The Influence of Corporate
Social Responsibility
CSR and Good Corporate
Governance GCG on Firm
Value: The Characteristic
of the Company as Moderating
Variable 1.  Corporate
governance sebagai
variabel prediktor bagi
nilai perusahaan.
2.  Nilai perusahaan
sebagai variabel yang
diminati.
3.  Menggunakan ukuran
perusahaan proxy
karakteristik perusahaan
1.  Tidak menguji efek moderasi
karakteristik perusahaan atas
hubungan antara variabel
independen dan dependen-nya.
2.  Ukuran perusahaan
sebagai variabel independen;
3.  Tidak menggunakan
CSR sebagai variabel
independen. 1.  Semua variabel,
kecuali CSR dan komite audit proxy
GCG tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap nilai
perusahaan;
2.  Tidak semua proxy karakteristik
perusahaan dapat memoderasi
hubungan antara variabel bebas; dan
variabel terikat; dan
3.  Dalam hubungannya dengan variabel
terikat, tidak semua variabel bebas
dimoderasi.
2
Kristiani et al 2014
Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance dan
Ukuran Perusahaan
terhadap Manajemen
Laba 1.  Mekanisme
corporate governance
sebagai variabel
independen;
2.  Menggunakan proxy
variabel karakteristik
perusahaan ukuran
perusahaan untuk
menjelaskan variabel
dependen 1.  Nilai perusahaan
sebagai variabel dependen;
2.  Manajemen laba sebagai variabel
independen 1.  Kepemilikan
institusional, kepemilikan
manajerial, komposisi dewan
komisaris, komite audit, dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba;
2.  Secara simultan semua variabel
independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen
42
No.
Peneliti Tahun
Judul Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan
Perbedaan
3
Suhani 2013
Analisis Pengaruh
Earning Management,
Mekanisme Corporate
Governance, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan 1.  Menggunakan
mekanisme corporate
governance, earning
management, dan ukuran
perusahaan sebagai
variabel independen;
2.  Nilai perusahaan
sebagai variabel yang
diminati. 1.  Menambahkan
komite audit sebagai proxy
mekanisme corporate
governance;
2.  Nilai perusahaan diproksikan
dengan rumus Tobin‟s Q;
3.  Periode pengamatan
adalah 3 tahun; 4.  Mengujikan
objek studi terhadap
perusahaan- perusahaan
manufaktur sektor consumer
goods 1.  Earning
Management, kepemilikan
institusional, dan ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Namun, jumlah
dewan komisaris, kepemilikan
manajerial, dan kualitas audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan;
2.  Secara simultan, seluruh variabel
bebas bepengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan
4
Rice 2013  Pengaruh Leverage,
Kepemilikan Institusional,
Ukuran dan Nilai
Perusahaan terhadap
Tindakan Manajemen
Laba 1.  Menggunakan
proxy variabel
mekanisme corporate
governance sebagai
variabel independen;
2.  Menggunakan proxy
karakteristik perusahaan
ukuran perusahaan
sebagai variabel
independen 1.  Nilai perusahaan
sebagai variabel yang diminati;
2.  Manajemen laba sebagai variabel
independen; 3.  Tidak
menggunakan leverage sebagai
variabel independen;
4.  Menggunakan lima proxy untuk
variabel mekanisme
corporate governance
1.  Secara simultan, semua variabel
bebas berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba;
2.  Secara parsial, hanya leverage,
kepemilikan institusional, dan
nilai perusahaan yang berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba.
43
No.
Peneliti Tahun
Judul Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan
Perbedaan
5
Lestari dan Pamudji
2013 Pengaruh
Earnings Management
terhadap Nilai Perusahaan
Dimoderasi dengan Praktik
Corporate Governance
1.  Nilai perusahaan
sebagai variabel
dependen;
2.  Earning management
sebagai variabel
independen 1.  Menggunakan 5
proxy mekanisme corporate
governance sebagai variabel
independen;
2.  Proxy karakteristik
perusahaan ukuran
perusahaan sebagai variabel
independen; 1.  Manajemen laba
berpengaruh negatif signifikan terhadap
nilai perusahaan;
2.  Keempat variabel corporate
governance, baik secara terpisah
maupun simultan, tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan;
3.  Semua variabel GCG, selain
kepemilikan manajerial,
memoderasi pengaruh earnings
management terhadap nilai
perusahaan.
6
Susanto dan Subekti
2012 Pengaruh
Corporate Social
Responsibility dan Good
Corporate Governance
terhadap Nilai Perusahaan
1.  Nilai perusahaan
sebagai variabel
dependen;
2.  Corporate governance
sebagai variabel
independen 1.  Tidak
menggunakan CSR sebagai
variabel independen;
2.  Menggunakan earning
management dan ukuran
perusahaan sebagai variabel
independen Komisaris independen
dan kepemilikan manajerial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap nilai
perusahaan. Sedangkan, CSR, komite audit, dan
kepemilikan institusional tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
44
No.
Peneliti Tahun
Judul Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan
Perbedaan
7
Kartika dan Nikmah
2011 Pengaruh
Corporate Governance dan
Investment Opportunity Set
IOS terhadap Kualitas Laba
dan Nilai Perusahaan
1.  Nilai perusahaan
sebagai variabel
dependen;
2.  Corporate governance
sebagai variabel
independen 1.  Tidak
menggunakan investment
opportunity set IOS sebagai
variabel independen;
2.  Tidak menggunakan
kualitas laba sebagai variabel
dependen;
3.  Menggunakan ukuran
perusahaan sebagai variabel
independen 1.  Komite audit dan
kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laba, tetapi tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan;
2.  Kepemilikan manajerial
berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laba dan nilai perusahaan;
3.  Kualitas laba tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Sumber: Referensi Penelitian Terdahulu
45
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka  pemikiran  danatau  model  penelitian  dapat  dibuat  dalam bentuk bagan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Kepemilikan  Institusional  X
1
,  digunakan  sebagai  Proxy Mekanisme  Corporate  Governance  dalam  penelitian  Estiasih
et al 2015, Kristiani et al 2014, Suhani 2013, Lestari dan Pamudji  2013, Susanto dan Subekti 2012, dan Kartika dan
Nikmah 2011
Kepemilikan  Manajerial  X
2
,  digunakan  sebagai  Proxy Mekanisme  Corporate  Governance  dalam  penelitian  Estiasih
et al 2015, Kristiani et al 2014, Suhani 2013, Lestari dan Pamudji  2013, Susanto dan Subekti 2012, dan Kartika dan
Nikmah 2011 Komisaris  Independen  X
3
,  digunakan  sebagai  Proxy Mekanisme  Corporate  Governance  dalam  penelitian  Estiasih
et al 2015, Kristiani et al 2014, Suhani 2013, Lestari dan Pamudji  2013, Susanto dan Subekti 2012, dan Kartika dan
Nikmah 2011
Komite  Audit  X
4
,  digunakan  sebagai  Proxy  Mekanisme Corporate Governance  dalam penelitian  Estiasih  et al  2015,
Kristiani et al 2014, Susanto dan Subekti 2012, dan Kartika dan Nikmah 2011
Kualitas  Audit  X
5
,  digunakan  sebagai  Proxy  Mekanisme Corporate  Governance  dalam  penelitian  Suhani  2013,  dan
Lestari dan Pamudji 2013 Earning  Management  X
6
,  digunakan  dalam  penelitian Kristiani et al 2014, Suhani 2013, Rice 2013, dan Lestari
dan Pamudji 2013 Ukuran  Perusahaan  X
7
,  digunakan  dalam  penelitian  Estiasih et al 2015, Kristiani et al 2014, Suhani 2013, Rice 2013,
Lestari dan Pamudji 2013 Nilai Perusahaan Y,
digunakan dalam
penelitian  Estiasih  et al
2015, Suhani
2013,  Rice  2013, Lestari  dan  Pamudji
2013,  Susanto  dan Subekti  2012,  dan
Kartika  dan  Nikmah 2011
46
D. Hipotesis
1. Pengaruh  Mekanisme  Corporate  Governance,  Earning  Management,
dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Penelitian  oleh  Jhoni  Suhani  2013  yang  menganalisis  pengaruh earning
management, mekanisme
corporate governance
yang diproksikan  dengan  kepemilikan  institusional,  kepemilikan  manajerial,
komisaris  independen,  kualitas  audit,  dan  ukuran  perusahaan  terhadap nilai perusahaan menemukan bahwa, secara simultan, variabel independen
memiliki  pengaruh  yang  signifikan  terhadap  nilai  perusahaan,  dengan kemampuan  variabel  independen  sebagai  prediktoruntuk  menjelaskan
variabel  dependen-nya  sebesar  58,9  .  Penelitian  serupa  yang  dilakukan oleh  Anggraini  2013,  yang  menggunakan  variabel  independen  good
corporate  governance  yang  diproksikan  dengan  dewan  komisaris, komisaris  independen,  dan  komite  audit,  dan  ukuran  perusahaan,
menemukan bahwa, secara simultan, variabel-variabel independen tersebut berpengaruh  signifikan  terhadap  nilai  perusahaan,  dengan  39,5  varians
dalam  nilai  perusahaan,  secara  signifikan,  dapat  dijelaskan  oleh  keempat variabel independen dalam penelitiannya.
Berdasarkan  temuan-temuan  atas  hasil  penelitian  tersebut,  diduga kemampuan  variabel-variabel  independen  yang  digunakan  oleh  peneliti-
peneliti  tersebut  masih  relevan  untuk  digunakan  sebagai  prediktoruntuk menjelaskan  varians  dalam  nilai  perusahaan  sebagai  variabel  dependen
dalam penelitian ini.
47 Maka, hipotesisnya adalah:
H
1
:  ketujuh  variabel  independen  kepemilikan  institusional –  proxy
mekanisme corporate governance – X
1
, kepemilikan manajerial – proxy
mekanisme  corporate  governance –  X
2
,  komisaris  independen –  proxy
mekanisme corporate governance – X
3
, komite audit – proxy mekanisme
corporate governance – X
4
, kualitas audit – proxy mekanisme corporate
governance –  X
5
,  earning  management  X
6
,  dan  ukuran  perusahaan X
7
, secara simultan, berpengaruh terhadap nilai perusahan.
2. Pengaruh  Mekanisme  Corporate  Governance  terhadap  Nilai