Uji Asumsi Klasik Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Earning Management, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.

58 Nilai rata-rata mean menunjukan hasil analisis terhadap tendensi sentral data. Sedangkan, standar deviasi, varian, maksimum dan minimum menunjukkan hasil analisis terhadap dispersi data. Adapun, skewness kemencengan dan kurtosis menunjukkan bagaimana data terdistribusi Ghozali, 2011. Adapun, analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini, meliputi analisis atas nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan standar deviasi dari jumlah data.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan model regresi berganda terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari: uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak agar uji statistik untuk jumlah sampel kecil hasilnya tetap valid Ghozali, 2011. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji 59 statistik Ghozali, 2011. Dalam penelitian ini, kedua metode analisis tersebut digunakan. Uji kolmogorov-smirnov merupakan salah satu bagian dari uji statistik normalitas. Uji kolmogorov-smirnov dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Pada uji kolmogorov-smirnov jika tingkat signifikansi dibawah 0,05, maka data yang diuji memiliki perbedaan yang signifikan dengan data normal baku sehingga data yang diujikan tidak berdistribusi normal. Namun, jika tingkat signifikansi di atas 0,05, maka data yang diuji memiliki distribusi normal Ghozali, 2011. Uji ini diyakini lebih akurat daripada uji normalitas dengan grafik, karena uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan, jika tidak hati-hati secara visual kelihatan normal Ghozali, 2011. Metode grafik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat normal probability plot. Analisis normal probability plot dilakukan dengan cara membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal Ghozali, 2011. Jika pada grafik analisis terlihat data tersebar di sekitar garis diagonal sebagai representasi pola distribusi normal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi syaratasumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model 60 regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Dalam pengujian digunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi kemiripan. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antarsesama variabel independen bernilai 0 nol. Dengan kata lain, jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem multikolonieritas Ghozali, 2011. Pendeteksian multikolonieritas dilakukan dengan menggunakan nilai standar pembanding tolerance value dan variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10, maka dapat dikatakan bahwa model regresi bebas dari masalah multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu residual pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2011. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. 61 Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas pada model regresi adalah dengan melihat grafik scatter plot yang memprediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika pada grafik analisis tersebut ditemukan pola titik tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, dst, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi yang diujikan. Namun, apabila grafik analisis menunjukkan persebaran titik secara acak atau tidak memiliki pola yang jelas diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang diujikan bebas dari masalah heteroskedastisitas Ghozali, 2011. Selain dengan melihat grafik scatter plot, dapat digunakan pula Uji Glejser Glejser Test. Uji Glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel bebas. Apabila hasil dari uji Glejser bernilai kurang dariatau sama dengan 0,05, maka, dapat disimpulkan bahwa data mengalami gangguan heteroskedastisitas dan sebaliknya Ghozali, 2011. Dalam melakukan uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan metode uji Glejser dan analisis grafik scatter plot.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 Ghozali, 2011. Jika terdapat korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi 62 muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan antara satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi Ghozali, 2011. Dalam penelitian ini, pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Runs Test, yang merupakan bagian dari statistik non- parametrik yang bertujuan untuk menguji apakah antar-residual terdapat korelasi yang tinggi atau tidak Ghozali, 2011. Pendeteksian autokorelasi dilakukan dengan cara membandingkan nilai perolehan hasil pengujian asymptotic significance terhadap nilai probabilitas 0,05. Jika nilai perolehan 0,05, maka dapat dikatakan bahwa model regresi bebas dari masalah autokorelasi Ghozali, 2011. Begitupun sebaliknya.

3. Uji Koefisien Determinasi

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Earning Management, Mekanisme, Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2008-2011

3 13 140

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LABA DAN NILAI PERUSAHAAN

0 3 89

PENGARUH EARNING MANAGEMENT DAN MEKANISME GOOD Pengaruh Earning Management Dan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 7 19

PENGARUH EARNING MANAGEMENT DAN MEKANISME GOOD Pengaruh Earning Management Dan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 16

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2013.

0 6 14

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN PERTUMBUHAN INVESTASI Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Pertumbuhan Investasi Terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufakt

0 5 15

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba.

0 1 13

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba.

0 1 15

PENGARUH MEKANISME UKURAN PERUSAHAAN Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earnings Management (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012).

0 0 14

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earnings Management (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2

0 1 13