1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan  jangka  panjang  perusahaan  adalah  untuk  mengoptimalkan  nilai perusahaan.  Tingginya  nilai  perusahaan  dapat  menggambarkan  kesejahteraan
pemilik  perusahaan.  Suatu  perusahaan  dikatakan  mempunyai  nilai  yang  baik jika  kinerja  perusahaannya  baik.  Nilai  perusahaan  dapat  terlihat  dari  nilai
pasar  atau  nilai  buku  perusahaan  dari  ekuitasnya.  Harga  saham  dari  suatu perusahaan  dapat  mencerminkan  nilai  perusahaan  tersebut,  jika  harga  saham
perusahaan tinggi maka dapat disimpulkan nilai perusahaan tersebut juga baik. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang
mempunyai  peranan  penting  bagi  pengukuran  dan  penilaian  kinerja  sebuah perusahaan.  Tujuan  laporan  keuangan  adalah  menyediakan  informasi  yang
menyangkut  posisi  keuangan,  kinerja  perusahaan,  serta  perubahan  posisi keuangan  yang  bermanfaat  bagi  sejumlah  besar  pemakai  dalam  pengambilan
keputusan ekonomi. Oleh karena itu, laporan  yang berkualitas,  yang terbebas dari  rekayasa  dan  mengungkapkan  informasi  sesuai  dengan  fakta  yang
sebenarnya menjadi kepentingan banyak pihak. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan,  seperti  pemegang  saham,  investor,  kreditor,  pemerintah, masyarakat maupun pihak-pihak lainnya.
2 Bagi  pihak  investor,  laporan  keuangan  berguna  dalam  pengambilan
keputusan  yang  nantinya  dapat  memaksimalkan  jumlah  investasinya.  Bagi pihak  kreditor,  laporan  keuangan  digunakan  untuk  membantu  mereka  dalam
memutuskan  pinjaman  dan  bunga  yang  harus  dibayar.  Sedangkan  bagi pemerintah,  laporan  keuangan  dapat  digunakan  untuk  mengatur  aktivitas
perusahaan,  menetapkan  kebijakan  pajak,  dan  untuk  menyusun  statistik pendapatan nasional.
Laporan  keuangan  seringkali  disalahgunakan  oleh  manajemen  dengan melakukan  perubahan  dalam  penggunaan  metode  akuntansi  yang  digunakan,
sehingga  akan  mempengaruhi  jumlah  laba  yang  ditampilkan  dalam  laporan keuangan.  Hal  ini  sering  dikenal  dengan  istilah  manajemen  laba  earning
management.  Manajemen  laba  merupakan  suatu  tindakan  yang  dilakukan oleh  pihak  manajemen  yang  dapat  mempengaruhi  tingkat  laba  yang
ditampilkan.  Menurut  Ma‟ruf  2006  dalam  Praditia  2010  menyatakan bahwa  manajemen  laba  dapat  mengurangi  kredibilitas  laporan  keuangan
apabila  digunakan  untuk  mengambil  keputusan,  karena  manajemen  laba merupakan  suatu  bentuk  manipulasi  atas  laporan  keuangan  yang  menjadi
sarana komunikasi antara manajer dan pihak eksternal perusahaan. Tujuan dari manajemen  laba  adalah  untuk  meningkatkan  kesejahteraan  pihak  tertentu
walaupun  dalam  jangka  panjang  tidak  terdapat  perbedaan  laba  kumulatif perusahaan  dengan  laba  yang  dapat  diidentifikasikan  sebagai  suatu
keuntungan Fischer dan Rosenzweirg, 1995.
3 Manajemen  laba  merupakan  masalah  keagenan  yang  seringkali  dipicu
oleh  adanya  pemisahan  peran  atau  perbedaan  kepentingan  antara  pemegang saham  dengan  manajemen  perusahaan  Praditia,  2010.  Manajer  yang
bertanggung  jawab  atas  pengelolaan  perusahaan  lebih  banyak  mengetahui informasi-informasi  yang  bermanfaat  untuk  kelangsungan  hidup  perusahaan,
baik informasi internal maupun prospek perusahaan di masa yang akan datang bila  dibandingkan  dengan  pemegang  saham,  sehingga  memungkinkan  agen
memanipulasi informasi yang dapat menguntungkan agen. Hal tersebut dapat membuat  investor  kehilangan  kepercayaan  terhadap  investasinya,  dan  bisa
menyebabkan investor menarik kembali dana  yang telah diinvestasikan. Oleh karena itu, diperlukan perlindungan terhadap kepentingan investor dari prilaku
menyimpang yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Hal-hal  yang  mengindikasikan  terjadinya  manajemen  laba  seperti
kenaikan  atau  penurunan  laba  kotor  yang  besar,  defisit  yang  cukup  besar dalam  arus  kas  operasi  relatif  terhadap  laba  bersih,  perubahan  prinsip
akuntansi  dan  estimasi  serta  perbedaan  substansial  antara  pertumbuhan penjualan  dan  penerimaan  dapat  mempengaruhi  nilai  perusahaan  pada  suatu
periode  tertentu  sehingga  akan  berpengaruh  pula  terhadap  persepsi  pihak- pihak
yang berkepentingan
dalam mengambil
keputusan. Untuk
meminimumkan terjadinya tindakan manajemen laba, maka perusahaan perlu menerapkan  mekanisme  good  corporate  governance  dalam  sistem
pengendalian dan pengelolaan perusahaan.
4 Corporate governance adalah salah satu cara yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga nilai perusahaan juga  ikut  meningkat.  Corporate  governance  merupakan  suatu  sistem  yang
mengatur dan
mengendalikan perusahaan
yang diharapkan
dapat meningkatkan  nilai  perusahaan  kepada  para  pemegang  saham.  Di  Indonesia
sendiri, corporate governance mulai mengemuka sejak terjadinya krisis  yang berkepanjangan  pada  tahun  1998.  Sejak  saat  itu,  baik  pemerintah  maupun
investor  mulai  memberikan  perhatian  yang  cukup  signifikan  dalam  praktik corporate governance.
Pada  prinsipnya,  manajemen  laba  memang  tidak  menyalahi  prinsip akuntansi  yang  berlaku  umum.  Namun,  manajemen  laba  dinilai  dapat
menurunkan  kepercayaan  masyarakat  terhadap  perusahaan.  Dengan  semakin menurunnya  kepercayaan  masyarakat,  maka  hal  ini  dapat  menurunkan  nilai
perusahaan karena banyak investor yang akan menarik kembali investasi yang telah  mereka  tanamkan  Scott,  2006.  Praktek  manajemen  laba  dinilai
merugikan karena dapat menurunkan nilai laporan keuangan dan memberikan informasi yang tidak relevan bagi investor.
Berbicara  mengenai  kinerja  perusahaan  yang  dihitung  dengan  rasio keuangan,  tidak  akan  dapat  dipisahkan  dari  ukuran  perusahaan  yang
dicerminkan dengan total aset yang dimiliki. Semakin besar aset yang dimiliki perusahaan,  memungkinkan  kinerja  keuangan  yang  terjadi  dalam  operasional
suatu  perusahaan  semakin  besar  pula  Darmawati,  2004.  Keuntungan, kerugian  dan  biaya  yang  dapat  ditekan  mungkin  saja  berbeda  dengan
5 perusahaan  dengan  aset  yang  lebih  kecil.  Ukuran  perusahaan  merupakan  hal
yang penting dalam proses pelaporan keuangan. Ukuran  perusahaan  dapat  diukur  dengan  melihat  seberapa  besar  aset
yang  dimiliki  oleh  sebuah  perusahaan.  Aset  yang  dimiliki  perusahaan  ini menggambarkan  hak    kewajiban  serta  permodalan  perusahaan.  Darmawati
2004 menyatakan bahwa perusahaan besar pada dasarnya memiliki kekuatan finansial  yang  lebih  besar  dalam  menunjang  kinerja,  tetapi  disisi  lain
perusahaan dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar. Perusahaan  dengan  aset  besar  biasanya  akan  mendapatkan  perhatian
lebih  dari  masyarakat.  Hal  ini  akan  menyebabkan  perusahaan  lebih  berhati- hati  dalam  melakukan  pelaporan  keuangannya.  Uyun  2011  dalam
penelitiannya menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian  mengenai  dampak  dari  earning  management  terhadap  nilai perusahaan,  peranan  danatau  pengaruh  mekanisme  corporate  governance
terhadap  objektivitas  kebijakan  perusahaan  dalam  pencapaian  nilai perusahaan,  termasuk  pengkajian  mengenai  kompleksitas  ukuran  perusahaan
dan  kaitannya  dengan  nilai  perusahaan –  ataupun  kombinasi  dari  variabel-
variabel  tersebut –  telah  banyak  dilakukan  dan  dengan  hasil  temuan  yang
beragam.  Sebagaimana  contoh,  hasil  penelitian  yang  dilakukan  Gabrielsen  et al  1997,  Wedari  2004,  dan  Herawaty  2008  yang  menemukan  pengaruh
signifikan praktek corporate governance terhadap earning management, yang berbeda dengan temuan dari beberapa penelitian, seperti yang dilakukan oleh
6 Darmawat
i 2004, yang justru „berhasil membuktikan‟ bahwa tidak terdapat hubungan  yang  signifikan  antara  praktek  corporate  governance  terhadap
earning  management.  Begitu  juga  dengan  temuan  penelitian  mengenai pengaruh  positif  signifikan  earning  management  terhadap  nilai  perusahaan
oleh Herawaty 2008, dimana penelitian  yang dilakukan oleh Fernandes dan Ferreira 2007 dan Mursalim 2003 menunjukkan  sebaliknya,  yakni bahwa
manajemen  laba  mempunyai  hubungan  yang  negatif  terhadap  nilai perusahaan.
Adapun,  penelitian  Herawaty  2008  yang  menguji  hubungan  antara manajemen  laba  dan  nilai  perusahaan  yang  dimoderasi  oleh  corporate
governance,  menunjukkan  bahwa  praktek  komisaris  independen,  kualitas audit  dan  kepemilikan  institusional  merupakan  variabel  pemoderasi  antara
earning management dan nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan manajerial bukan  merupakan  variabel  moderator.  Penelitian  serupa  oleh  Lestari  dan
Pamudji  2013  berhasil  menemukan  bahwa  manajemen  laba  memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan, empat
variabel  corporate  governance,  yakni:  komisaris  independen,  kepemilikan manajerial,  kepemilikan  institusional,  dan  kualitas  audit,  baik  secara  parsial
maupun  simultan,  tidak  memiliki  pengaruh  yang  signifikan  terhadap  nilai perusahaan. Hasil pengujian efek pemoderasi  variabel  corporate governance,
menunjukkan  bahwa  variabel  corporate  governance  tidak  keseluruhan berpengaruh  signifikan  dalam  memoderasi  pengaruh  earning  management
terhadap nilai perusahaan.
7 Perbedaan  temuan  atas  hasil  dari  penelitian-penelitian  terdahulu  diduga
dapat  disebabkan  oleh  adanya  perbedaan  dalam  penggunaan  basis  teori  dan permodelan  kerangka  pemikiran,  karakteristik  objek  dan  subjek  penelitian,
serta  mungkin  pilihan  desain  penelitian  oleh  peneliti.  Adanya  perbedaan temuan-temuan dari penelitian tersebut menjadi salah satu motivasi terbesar
– selain tentu saja potensi implikasi dari temuan atas hasil penelitian yang akan
dilakukan – untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menganalisis dan
menguji kembali hubungan antar-variabel tersebut. Lebih  spesifiknya,  penelitian  ini  merupakan  replikasi  dan  upaya
pengembangan  dari  penelitian  sebelumnya,  yaitu  penelitian  yang  dilakukan Jhoni  Suhani  2013.  Perbedaan  penelitian  ini  dengan  penelitian  sebelumnya
adalah sebagai berikut: 1.  Terdapat  penambahan  variabel  independen  berupa  komite  audit,  sebagai
proxy mekanisme corporate governance dengan indikator jumlah anggota komite  audit  di  perusahaan,  yang  diperoleh  dari  penelitian  Estiasih  et  al
2015,  Kristiani  et  al  2014,  dan  Susanto  dan  Subekti  2012.  Selain karena  disarankan  oleh  peneliti  terdahulu,  variabel  tersebut  juga  sangat
relevan dengan perkembangan di dunia bisnis saat ini. Dalam prakteknya, keberadaan  komite  audit  menjadi  salah  satu  syarat  yang  harus  dipenuhi
bagi perusahaan yang hendak mengakses pasar modal di Indonesia dengan menjadi  anggota  terdaftar  pada  Bursa  Efek  Indonesia.  Mengingat  fungsi
danperanan  potensial  dari  keberadaannya,  keberadaan  komite  audit  di suatu  perusahaan  dapat  menjadi  salah  satu  tolak  ukur  alternatif  dalam
8 penilaian  perusahaan  karena  dapat  mencerminkan  sistemtata  kelola  dari
perusahaan tersebut. 2.  Menerapkan  beberapa  teknik  pengukuran  alternatif  atas  variabel
penelitian,  meliputi:  1  variabel  nilai  perusahaan,  akan  diukur  dengan menggunakan  rumus  hitung  Tobin‟s  Q  yang  telah  dimodifikasi  versi
Chung dan Pruitt 1994 yang juga telah sering digunakan dalam beberapa penelitian  terdahulu;  2  variabel  kepemilikan  manajerial,  akan  diukur
dengan  indikator  persentase  kepemilikan  saham  oleh  manajerial,  yang diperoleh  dari  penelitian  Estiasih  et  al  2015,  Kristiani  et  al  2014,
Susanto  dan  Subekti  2012,  dan  Kartika  dan  Nikmah  2011;  dan  3 variabel  ukuran  perusahaan,  dalam  pengukurannya,  akan  digunakan  nilai
logaritma natural dari total aset perusahaan, yang diperoleh dari penelitian Rice 2013.
3.  Sampel  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  perusahaan- perusahaan  manufaktur  sektor  consumer  goods,  yang  merupakan
kelompok  populasi  dari  unit  sampling  penelitian  sebelumnya;  dan menggunakan  periode  pengamatan  3  tahun,  yakni  2012-2014.  Pada
dasarnya,  tiap-tiap  elemen  populasi  memiliki  karakteristik  yang  dapat berbeda  satu  sama  lain.  Karakteristik  yang  dimaksud,  antara  lain,  dapat
berupa:  ukuran  perusahaan,  profitabilitas,  danatau  growth  opportunity dari  tiap-tiap  perusahaan,  yang  cenderung  bersifat  dinamis,  dalam  satuan
waktu relatif tertentu. Dengan memperbaharui spesifikasi data pengamatan dalam  penelitian,  temuan  atas  hasil  penelitian  ini  berpotensi  dapat
9 memberikan  perbandingan  mengenai  teori  terdahulu  berkenaan  dengan
objek studi, dengan temuan atas hasil penelitian saat ini.
Penelitian  ini  mengambil  judul:  “Analisis  Pengaruh  Mekanisme Corporate  Governance,  Earning  Management,  dan  Ukuran  Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan
”.
B. Rumusan Masalah