Tinjauan kepustakaan Akibat Hukum Akuisisi Terhadap Perjanjian Tenaga Kerja

E. Tinjauan kepustakaan

Perusahaan adalah suatu istilah perekonomian yang dikenal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan peraturan lainnya diluar Kitab Undang- Undang Hukum Dagang. Namun demikian, secara eksplisit, apa yang dimaksud dengan perusahaan tidak ada dijumpai dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang itu sendiri. Mentri Kehakiman Nederland minister van Justitie Nederland memberi pengertian perusahaan : “Barulah dapat dikatakan adanya perusahaan apabila pihak yang berkepentingan bertindak secara tidak terputus-putus, terang-terangan serta di dalam kedudukan tertentu untuk memperoleh laba bagi dirinya sendiri”. Pendapat Molenggraaf memberikan perumusannya bahwa perusahaan ialah sebagai berikut: “ Barulah dikatakan ada perusahaan jika secara terus menerus bertindak keluar untuk memperoleh penghasilan dengan mempergunakan atau ` menyerahkan barang- barang atau mengadakan perdagangan”. Dari pengertian diatas, ada dua unsur pokok yang terkandung dalam suatu perusahaan yaitu: 1. Bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha baik berupa suatu persekutuan atau badan usaha yang didirikan, bekerja dan berkedudukan di Indonesia. 2. Jenis usaha yang berupa kegiatan dalam bidang bisnis, yang dijalankan secara terus menerus untuk mencari keuntungan. Berdasarkan unsur-unsur perusahaan sebagaimana dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan bahwa suatu perusahaan adalah setiap badan usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang perekonomian secara terus-menerus, bersifat tetap, dan terang-terangan dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba yang dibuktikan dengan pembukuan. 13 Perseroan Terbatas PT merupakan bentuk usaha kegiatan ekonomi yang paling disukai saat ini, hal ini lah yang mengakibatkan banyaknya muncul perseroan-perseroan baru yang bergerak di bidang yang sama , ataupun bidang lainnya. UUPT memberikan pengertian perseroan terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dengan undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Perseroan Terbatas PT yang ada di Indonesia dapat dibedakan kedalam 2 dua bentuk yaitu: 14 1. PT tertutup, adalah suatu Perseroan Terbatas yang saham-sahamnya masih dipegang oleh beberapa orang perusahaan saja, sehingga jual-beli sahamnya dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan oleh Anggaran Dasar Perseroan, yang pada umunya diserahkan kepada kebijaksanaan pemegang saham yang bersangkutan 13 Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 35. 14 Johannes Ibrahim, Hukum Organisasi Perusahaan Pola Kemitraan dan Badan Hukum Bandung: Rafika Aditama, 2006, hlm. 53. 2. PT Terbuka, suatu Perseroan Terbatas yang modal dan sahamnya telah memenuhi syarat-syarat tertentu, dimana saham-sahamnya dipegang oleh banyak orang banyak perusahaan, yang penawaran sahamnya dilakukan kepada publik masyarakat sehingga jual beli sahamnya dilakukan melalui pasar modal. Menurut dunia hukum dan bisnis, yang dimaksud dengan akuisisi adalah sederhana saja, yaitu setiap perbuatan hukum untuk mengambil alih seluruh atau sebagian besar saham danatau aset dari perusahaan lain. Apabila diambil alih tersebut adalah saham, maka dengan akuisisi tersebut beralihlah pula pengendalian terhadap perusahaan target tersebut. 15 UUPT ataupun PP Nomor 27 Tahun 1998 mengartikan akuisisi perusahaan sebagai suatu akuisisi saham saja. Jadi, tidak termasuk akuisisi aset ataupun akuisisi lainnya seperti akuisisi bisnis. Pengambillihan dilakukan melalui pengambilalihan saham yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut. Dalam Pasal 1 Ayat 3 PP Nomor 27 Tahun 1998 ini mengartikan akuisisi adalah suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan-badan hukum atau oleh orang perorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar dari perseroan terbatas yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan terbatas. Prinsipnya, suatu akuisisi dilakukan dengan dilatarbelakangi oleh salah satu atau lebih maksud sebagai berikut: 15 Munir fuady I, Op.Cit., hlm.4. 1. Akuisisi untuk mengeksploitasi energi Salah satu alasan yang kerap kali dikemukakan oleh orang-orang dalam melakukan akuisisi adalah untuk menambah sinergi dari 2 dua perusahaan yang bergabung kepemilikannya setelah akuisisi tersebut. Namun, sebelum dilakukan suatu akuisisi, haruslah terlebih dahulu diukur seberapa jauh sinergi tersebut akan dicapai dengan melakukan akuisisi yang bersangkutan. 16 2. Akuisisi untuk meningkatkan bagian pasar Akuisisi dalam bentuk horizontal dapat memperluas pasar dari produk yang dihasilkan, karena masing-masing perusahaan yang digabungkan dengan akuisisi tersebut mempunyai pasarnya sendiri-sendiri. Akan tetapi, kendala- kendala seringkali dihadapi dalam praktek, seperti kerja sama yang tidak jalan, atau perubahanpenyesuaian yang tersendat. 17 3. Akuisisi untuk melindungi pasar Akuisisi akan melindungi pasar jika dengan akuisisi tersebut dapat menyisihkan pesaing jika perusahaan target adalah pesaing bisnis sendiri. Dari segi yuridis, yang harus diperhatikan adalah jangan sampai akuisisi seperti itu bertentangan dengan peraturan tentang larangan monopoli dan anti trust di negara yang bersangkutan. 18 4. Akuisisi untuk mengakuisisi produk 16 Ibid., hlm.18. 17 Ibid., hlm.20. 18 Ibid., Adakalanya perusahaan perlu mengembangkan usahanya untuk menghasilkan produk lain selain dari produk yang sudah ada, untuk itu, perlu dilakukan akuisisi terhadap perusahaan lain yang sedang menghasilkan produk yang dikehendakinya, dengan harapan produk tersebut nantinya setelah akuisisi akan dikembangkan lebih lanjut. 19 5. Akuisisi untuk memperkuat bisnis inti Adakalanya untuk memperkuat bisnis inti, suatu perusahaan perlu melakukan akuisisi perusahaan lain. Tentunya yang diakuisisi tersebut adalah perusahaan yang bergerak di bisnis inti tersebut. Dengan demikian, diharapkan bisnis inti dari perusahaan yang bersangkutan menjadi semakin besar dan kuat. 20 6. Akuisisi untuk mendapatkan dasar berpijak perusahaan di luar negeri Untuk sebuah perusahaan, terutama yang berambisi untuk cepat berkembang menjadi besar, seringkali diperlukan pengembangannya ke luar negeri. Untuk itu mengakuisisi perusahaan di luar negeri adalah salah satu jalan yang dapat ditempuh. Disamping jalan-jalan lain misalnya pendirian perusahaan joint venture . Dalam hal ini juga perlu kehati-hatian, sebab cukup banyak juga setelah diakuisisi perusahaan di luar Negeri, hasilnya justru rugi. 21 7. Akuisisi untuk meningkatkan critical mass-competitive Adakalanya suatu perusahaan dituntut untuk cepat menjadi besar untuk dapat menjalankan bisnisnya.misalnya, jika perusahaan tersebut ingin mengikuti 19 Ibid., hlm. 21. 20 Ibid., 21 Ibid., tender-tender mega proyek. Agar dapat mencapai ukuran yang sangat besar secara cepat, akuisisi perusahaan adalah jalan yang baik, termasuk akuisisi perusahaaan di luar negeri. 22 Pengertian tenaga kerja menurut UU Ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Dalam undang-undang yang berlaku sebelum diberlakukannya undang-undang Ketenagakerjaan, yakni Undang-Undang Pokok Ketenagakerjaan Nomor 14 Tahun 1969, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam hubungan ini maka pembinaan tenaga kerja merupakan peningkatan kemampuan efektivitas tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan. Pengertian perjanjian kerja menurut UU Ketenagakerjaan Pasal 1 Angka 14 adalah suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja hak dan kewajiban kedua belah pihak. Dalam Pasal 52 Ayat 1 UU Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa perjanjian kerja dibuat atas dasar: 1. Kesepakatan kedua belah pihak; 2. Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum; 3. Adanya pekerjaan yang dijanjkan; 22 Ibid., 4. Pekerjaan yang dijanjikan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perjanjian kerja berdasarkan Pasal 61 Ayat 1 UU Ketenagakerjaan berakhir apabila: 1. Pekerja meninggal dunia; 2. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja; 3. Adanya putusan pengadilan danatau putusan atau penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau 4. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja

F. Metode Penulisan