Sistematika Penulisan Pengertian dan Jenis Akuisisi

G. Sistematika Penulisan

Pembahasan skiripsi ini, dibagi atas 5 lima bab, dimana masing-masing bab tersebut terdiri dari beberapa bagian sub bab yang disesuaikan dengan kebutuhan jangkauan penulisan dan pembahasan bab yang dimaksudkan. Berikut ini merupakan garis besar atau sistematika tata penulisan skripsi ini yang terdiri dari: Bab I PENDAHULUAN Terdiri dari latar belakang ditulisnya skripsi ini , permasalahan, tujuan, manfaat, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode dan sistematika penulisan yang terdiri dari Bab II PENGATURAN AKUISISI BERDASARKAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA Meliputi pengertian dan jenis akuisisi, kelebihan dan kelemahan malakukan akuisisi, syarat melakukan akuisisi, dan prosedur melakukan akuisisi. Bab III AKIBAT HUKUM AKUISISI PERSEROAN TERBATAS TERHADAP TENAGA KERJA Meliputi pengertian tenaga kerja, jenis perjanjian tenaga kerja, dan akibat hukum akuisisi terhadap perjanjian tenaga kerja. Bab IV PENYELESAIAN SENGKETA PERBURUHAN TERHADAP PERSEROAN YANG MELAKUKAN AKUISISI Meliputi pengertian sengketa perburuhan, peyelesaian sengketa perburuhan melalui lembaga non litigasi, penyelesaian sengketa perburuhan melalui lembaga litigasi, dan eksekusi putusan terhadap sengketa perburuhan. Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Terdiri dari kesimpulan semua pembahasan pada bab-bab sebelumnya serta saran yang merupakan gagasan sebagai suatu solusi terhadap permasalahan yang dibahas sesuai dengan fakta yang telah diuraikan di dalam bab-bab sebelumnya. 21 BAB II PENGATURAN AKUISISI BERDASARKAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA

A. Pengertian dan Jenis Akuisisi

1. Pengertian akuisisi Terminologi “akuisisi” biasanya digunakan untuk mencakup transaksi yang terjadi antara dua pihak atau lebih, pihak yang satu, pembeli paa akhirnya mendapatkan dan menjadi pemilik dari sebagian atau seluruh aset pihak lain, penjual. Akuisisi dapat terjadi dalam bentuk “akuisisi aset”, “akuisisi saham”, “konsiidasi” dan “merger”. Akuisisi yang diakukan tanpa dukungan dari pengurus “acquired company” sering disebut dengan “take over”. Beberapa penulis tidak dapat membedakan terminology akuisisi dan take over, tetapi menyebut menyebut pengambilalihan aset suatu perusahaan yang dilakukan dengan dukungan pengurus prusahaan sebagai “friendly takeover” dan tanpa dukungan pengurus sebagai “hostile takeover”. 25 Akuisisi perusahaan tidak sama dengan merger dan konsolidasi perusahaan. Secara sederhana akuisisi dapat diartikan dua perseroan atau lebih tetap ada hanya saja terjadi perubahan kepemilikan aset atau saham, sehingga 25 Rachmadi Usman, Dimensi Hukum Perusahaan Persroan Terbatas Bandung: PT Alumni, 2004, hlm. 205. mengakibatkan pula beralihya pengendalian terhadap persroan terbatas yang bersangkutan yang telah di ambil alih. 26 Pasal 1 Ayat 3 PP Nomor 27 Tahun 1998 memberikan pengertian bahwa pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambilalih baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut. Dalam akuisisi terdapat perusahaan yang membeli akuisisitor dan ada perusahaan yang menjadi target untuk dibeli sahamnya target company. Dengan adanya pembelian tersebut, maka perusahaan atau badan usaha pembeli akan menguasai atau mengambilalih perusahaan yang dibelinya, sehingga perusahaan pembeli akan dapat melakukan kontrol atau pengendalian terhadap perusahaan yang dibelinya tersebut, dengan kata lain perusahaan yang mengakuisisi menempatkan perusahaan yang diakuisisinya sebagai subsidiarnya. Pasal 1 Ayat 11 UUPT memberikan pengertian pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untk mengambilalih saham perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut. Dunia hukum bisnis mengartikan akuisisi adalah sederhana saja, yaitu setiap perbuatan hukum untuk mengambil alih seluruh atau sebagian besar saham danaset dari perusahaan lain. Apabila yang 26 Ibid., diambil alih tersebut adalah saham, maka dengan akuisisi tersebut beralih pula pengendalian terhadap perusahaan target tersebut. 27 Istiah “akuisisi” merupakan satu komponen dari tiga serangkai perbuatan hukum yaitu yang berupa “marger”,”konsolidasi”, dan “akuisisi”. Akan tetapi, kadang-kadang dalam praktek hukum dan praktek bisnis, untuk seluruh tiga serangkai tersebut disebut saja dengan istilah “marger dan akuisisi” yang sering disingkat dengan MA. Jika dengan merger, perusahaan yang satu masuk ke perusahaan yang lain, sehingga yang tinggal hanya satu perusahaan saja,sementara dengan konsolidasi, kedua perusahaan asal menjadi lenyap, dan yang tinggal adalah perusahaan yang baru terbentuk. Maka dengan akuisisi, baik perusahaan pengambil alih, ataupun perusahaan target tetap saja eksis. Jadi dengan akuisisi, tidak ada perusahaan yang lenyap dan tidak ada pula perusahaan yang baru yang terbentuk akibat dari setelah tindakan akuisisi tersebut. 28 Dasar hukum akuisisi adalah jual beli, direksi perusahaan yang akan mengakuisisi mengadakan jual beli dengan direksi perusahaan terakuisisi mengenai hak milik atas saham perusahaan terakuisisidi ambil alih. Perusahaan pengakuisisi akan menerima hak milik atas saham perusahaan terakuisisi, sedangkan perusahaan terakuisisi menerima penyerahan hak atas sejumah uang harga saham tersebut. Apabila saham tersebut atas nama, maka penyerahannya 27 Munir Fuady I, Op.Cit., hlm. 4 28 Ibid., hlm. 5 dilakukan dengan cessie hak tagih Pasal 613 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 29 Perusahaan pengakuisisi biasanya perusahaan besar yang memiliki dana yang kuat, manajemen yang baik, dan jaringan usaha yang luas, serta terkelompok dalam konglomerasi. Sedangkan perusahaan terakuisisi biasanya perusahaan kecil yang sulit berkembang atau perusahaan yang memang ingin bergabung dengan perusahaan konglomerasi tersebut, sehingga akuisisi tersebut dapat secara sukarelaramah friendly takeover atau terpaksa unfriendly takeoverhostile takeover. 30 2. Jenis Akuisisi Dalam perkembangannya, akuisisi bermacam-macam dan dapat di pilah- pilah berdasarkan kriteria yang dipakai adalah sebagai berikut: 31 a. Klasifikasi akuisisi dilihat dari jenis usaha Bila dilihat dari segi jenis usaha perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam transaksi akuisisi, maka akuisisi dapat digolong-golongkan sebagai berikut: 32 1 Akuisisi horizontal Dalam hal ini perusahaan yang di akuisisi adalah para pesaingnya, baik pesaing yang memproduksi produk yang sama, atau 29 Abdul Rasyid Saliman, dkk., Hukum Bisnis Untuk Perusahaan Teori dan contoh Kasus, Jakarta:Kencana, 2005, hlm.116. 30 Ibid., 31 Munir Fudy I , Op.Cit., hlm.69. 32 Ibid., hlm.89. yang memiliki teritorial pemasaran yang sama. Jelas bahwa tujuan dari akuisisi ini adalah untuk memperbesar pangsa pasar atau membunuh pesaing 2 Akuisisi vertikal Akuisisi vertikal dimaksudkan sebagai akuisisi oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lain yang masih dalam 1 satu mata rantai produksi, yakni suatu perusahaan dalam arus pergerakan produksi dari hulu ke hilir. 3 Akuisisi konglomerat Yang dimaksudkan adalah akuisisi terhadap perusahaan- perusahaaan yang tidak terkait, baik secara horizontal maupun secara vertikal. b. Akuisisi dilihat dari lokalisasi Apabila dilihat dari segi lokalisasi, perusahaan pengakuisisi dan perusahaan target akuisisi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 Akusisi eksternal Akuisisi eksternal adalah akuisisi yang terjadi antara dua atau lebih perusahaan dalam grup yang berbeda atau tidak dalam grup yang sama. 2 Akuisisi Internal Akuisisi internal merupakan kebalikan dari akuisisi eksternal. Pada akuisisi internal, perusahaan-perusahaan yang melakukan akuisisi masih terdapat dalam satu grup atau kemlompok usaha. Di Indonesia, akuisisi ini sangat sering dilakukan, terlebih jika akuisisi itu merupakan perusahaan terbuka dengan pendanaan akuisisi yang diambil dari right issue. 33 c. Klasifikasi akuisisi dilihat dari objek akuisisi Apabila dilihat dari objek, akuisisi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 Akuisisi saham Adalah akuisisi yang terjadi antara dua dua atau lebih perusahaan dimana yang diakuisisi adalah sebagian besar atau seluruh saham dari perusahaan target, baik saham baru dikeluarkan maupun pembelian saham langsung dari pemegang saham. 34 2 Akuisisi aset Akuisisi aset adalah akuisisi yang terjadi antara 2 dua atau lebih perusahaan dimana yang diakuisisi adalah sebagian besar atau seluruh aset dari perusahaan target. 35 3 Akuisisi kegiatan usaha Akuisisi kegiatan usaha ini merupakan akuisisi yang terjadi antara dua atau lebih perusahaan dimana yang diakuisisi dari perusaan 33 Susanti Adi Nugroho, Op.Cit., hlm. 486. 34 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2012 selanjutnya disebut Munir fuady II, hlm.100. 35 Ibid., target adalah hanya kegiatan usahanya, termasuk jaringan bisnis, alat produksi, hak milik intelektual, dan lain-lain. 36 4 Akuisisi kombinasi Akuisisi kombinasi adalah jenis akuisisis gabungan atau kombinasi dari akuisisi saham dan akuisisi aset. 37 5 Akuisisi bertahap Pada jenis ini, akuisisi tidak dilaksanakan secara sekaligus. Misalnya, perusahaan target menerbitkan terlebih dahulu convertible bonds , sementara perusahaan pengakuisisi menjadi pembelinya. Dalam tahap ini, perusahaan pengakuisisi mantransfer sejumlah dana tertentu ke perusahaan target lewat pembelian surat utang. Tahap selanjutnya, ditukarkan dengan equity jika kinerja perusahaan target semakin baik. Dengan demikian, hak opsi ada pada pembeli surat utang, dalam hal ini adalah perusahaan pengakuisisi. 38 d. Klasifikasi akuisisi dilihat dari motivasi akuisisi 1 Akuisisi strategis Akuisisi strategis merupakan akuisisi di antara 2 dua atau lebih perusahaan dengan motif untuk meningkatkan produktivitas perusahaan target. Dengan akuisisi ini diharapkan agar dapat 36 Ibid., 37 Susanti Adi Nugroho, Op.Cit., hlm. 487. 38 Ibid., meningkatkan sinergi usaha, mengurangi resiko, memperluas pangsa pasar, dan sebagainya. 39 2 Akuisisi finansial Akuisisi finansial merupakan akuisisi di antara 2 dua atau lebih perusahaan dimana yang diakuisisidibeli adalah sebagian besar atau seluruh aset dari perusahaan target. 40 e. Klasifikasi akuisisi dilihat dari divestitur 1 Take over atau pencaplokan perusahaan Akuisisi berbentuk take over atau pencaplokan perusahaan ini seringkali di beda-bedakan ke dalam: 41 a Take over bersahabat Hal ini take over dilakukan dengan baik-baik secara negosiasi. b Hostile take over Hostile take over ini sebagai suatu usaha untuk mengontrol manajemen dan perusahaan, yang dilakukan dengan menggunakan trik-trik bisnis, bahkan secara paksa. Dalam bahasa sehari-hari sering dijuluki dengan “pencaplokan perusahaan”. 39 Munir Fuady II, Op.Cit., hlm. 101. 40 Ibid., 41 Munir Fuady II, Op.Cit., hlm. 97. 2 Freezeouts dan squeezeouts perusahaan a Freezeouts perusahaan Freezeouts prusahaan adalah akuisisi yang terjadi antara 2 dua atau lebih perusahaan, dimana setelah pihak pengakuisisi menguasai dan mengendalikan perusahaan target, pihak pemegang saham minoritas di paksa keluar dari perusahaan target tersebut, dengan menggunakan berbagai teknik yang digunakan oleh hukum. Misalnya, dengan menjual seluruh aset perusahaan target kepada perusahaan lain dalam 1 satu grup, kemudian perusahaan target dilikuidasi sehingga pemegang saham minoritas keluar dari perusahaan target tersebut. 42 b Squeezeouts perusahaan Squeezeouts perusahaan mirip dengan Freezeouts. Akan tetapi dengan squeezeouts, pihak pemegang saham minoritas tidak dikeluarkan secara paksa, tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga pemegang saham minoritas tersebut tidak betah lagi di perusahaan target dan akhirnya keluar sendiri. Misalnya, dilakukan engan jalan membuat pembukuan perusahaan target tidak pernah untung sama sekali. 43 42 Munir Fuady II, Op.Cit., hlm. 100. 43 Ibid., hlm. 101. 3 Manajemen buyouts MBO Management Buyouts MBO merupakan terminology yang ditujukan kepada sekelompok manajer dari suatu perusahaan tertentu yang membeli saham seluruhnya atau bagian substansial dari suatu perusahaan. Misalnya, sekelompok manajer dari suatu anak perusahaan membeli saham suatu anak perusahaan dalam kelompok tersebut, yang dijual oleh pemilik kelompok konglemerat yang bersangkutan. MBO dapat mengambil pola LBO maka pendanaan diambil dari pihak ketiga dan dibayar oleh perusahaan target. 44 4 Leveraged buyouts LBO Leveraged buyouts adalah suatu variasi dari akuisisi atau take over, yang dilakukan dengan teknik-teknik dan tujuan ternetntu. Tujuan dilakukannya LBO adalah dengan membeli suatu perusahaan target, perusahaan target tersebut dipermak dan dibenahi, untuk kemudian setelah perusahaan target menjadi bagus, perusahaan target tersebut dijual kembali kepada pihak lain, di mana pihak penjual akan mendapatkankeuntungan finansial karenanya. Kerena itu, sering kali yang dibeli adalah perusahaan target yang sakit, tetapi dapat disembuhkan, untuk kemudian setelah sembuh perusahaan tersebut dijual kepada pihak ketiga. 45 44 Munir Fuady I, Op.Cit., hlm. 99. 45 Munir Fuady II, Op.Cit., hlm. 101. f. Klasifikasi akuisisi dilihat dari model pembayaran 1 Akuisisi dibayar tunai Tentunya, model pembayaran harga saham dalam akuisisi yang paling jelas dilakukan adalah dengan jalan membayarnya secara tunai cash. 46 2 Akuisisi dibayar dengan saham Pada jenis ini, pihak pengakuisisi menyerahkan sejumlah sahamnya atau saham perusahaanyya kepada pihak perusahaan yang diakuisisi atau kepada pemegang saham yang dibeli sebesar nilai harga saham. 47 Dalam hal ini terdapat beberapa kemungkinan sebagai berikut: a Inbreng saham Inbreng saham sebenarnya hanya salah satu metode penyetoran saham kepada perusahaan oleh pemegang saham, di mana dalam hal ini saham tersebut disetor dengan pemberian saham perusahaan lain. Dengan demikian, setelah inbreng saham terjadi, maka perusahaan yang menerima penyetoran saham tersebut menjadi pemegang saham pada perusahaan lain. 48 46 Susanti Adi Nugroho, Op.Cit., hlm. 488. 47 Ibid., 48 Munir Fuady I, Op.Cit., hlm. 102. b Share swap Share Swap atau “saling tukar saham” adalah pertukaran saham antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, saham mana semula berasal dari portepel, atau saham baru yang khusus dikeluarkan untuk tujuan share swap tersebut. Setelah transaksi share swap tersebut, maka masing- masing perusahaan saling memegang saham satu sama lain. 49 c Penukaran saham pemegang saham Penukaran sahan pemegang saham ini sebenarnya murni tukar menukar saham. Berbeda dengan swap saham, dalam penukaran saham pemegang saham ini, yang dipertukarkan bukanlah saham dalam portepel atau saham baru yang khusus ditujukan untuk swap saham, melainkan yang dipertukarkan adalah saham yang sudah diisukan dan sudah dibayar paid in oleh pemegang sahamnya. 50 3 Akuisisi dibayar dengan aset Adakalanya pembayaran harga akuisisi dibayar oleh perusahaan pengakuisisi dengan aset yang dimiliki kepada perusahaan target. 51 Jadi, model pembelian dengan aset ini ditandai dengan penyerahan pembaliknamaan sejumlah aset dari pihak pengakuisisi 49 Ibid., hlm. 103. 50 Ibid., 51 Susanti Adi Nugroho, Op.Cit., hlm.488. atau pihak ketiga kepada perusahaan target atau kepada pemegang saham perusahaan target yang sahamnya di akuisisi. 52 4 Akuisisi dengan sistem pembayaran kombinasi Sering juga dalam praktek, suatu akuisisi dibayar dengan sistem pembayaran kombinasi. Untuk itu dapat dikombinasikan pembayarannya antara: a Pembayaran tunai; b Pembayaran dengan saham; c Pembayaran dengan aset; d Pembayaran dengan bonds. Sistem pembayaran kombinasi ini lebih fleksibel bagi pihak pengakuisisi, tetapi tidak selamanya memuaskan bagi pihak perusahaan target. 53 5 Akuisisi dengan tahapan Pada akuisisi bertahap ini, akuisisi tidak dilaksanakan skaligus. Akan tetapi pembayaran dilakukan bertahap sesuai dengan perkembangan perusahaan target setelah diakuisisi. Hal ini dapat dilakukan misalnya sebagian di bayar tunai atau dengan saham sedangkan sebagian lagi di bayar dengan bonds. Misalnya perusahaan target menerbitkan convertible bonds, sementara perusahaan 52 Munir Fuady I, Op.Cit., hlm.104. 53 Ibid., pengakuisisi menjadi pembelinya. Maka dalam hal ini, setelah pembayaran sejumlah tertentu, kemudian perusahaan pengakuisisi mendrop dana ke perusahaan target lewat pembelian bonds. Tahap selanjutnya dibayar harga saham dengan jalan menukar bonds tersebut dengan equity, jika kinerja perusahaan target semakin baik. Dengan demikian, hak opsi ada pada pemilik convertible bonds, yang dalam hal ini merupakan perusahaan pengakuisisi. 54

B. Kelebihan dan Kelemahan Melakukan Akuisisi