Perjanjian kerja adalah perjanjian awal seorang berkerja, yang syarat dan ketentuannya bisa berubah mengikuti ada atau tidaknya Peraturan Pemerintah PP
danatau peraturan kerja bersama di sebuah perusahaan, tanpa harus merubah perjanjian kerja yang sudah ditandatangani.
83
B. Jenis Perjanjian Kerja
Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para
pihak Pasal 1 Ayat 14 UU Ketenagakerjaan. Jenis perjanjian kerja dapat digolongkan kedalam dua bentuk, yaitu:
1. Berdasarkan bentuk
Perjanjian kerja berdasarkan bentuk dapat digolongkan ke dalam dua bentuk yakni:
a. Perjanjian kerja berbentuk lisan atau tidak tertulis
Perjanjian kerja secara lisan atau tidak tertulis meskipun kontrak kerja dibuat secara tidak tertulis, namun kontrak kerja jenis ini tetap bisa
mengikat pekerja dan pengusaha untuk melaksanakan isi kontrak kerja tersebut.
Tentu saja kontrak kerja jenis ini mempunyai kelemahan fatal yaitu apabila ada beberapa isi kontrak kerja yang ternyata tidak dilaksanakan oleh
83
Indra Yana, Op. Cit., hlm. 11.
pengusaha karena tidak pernah dituangkan secara tertulis sehingga merugikan pekerja.
84
Perjanjian kerja yang dibuat secara lisan, pengusaha wajib membuat surat pengangkatan, untuk memberikan kepastian hukum
terutama mengenai hak-hak pekerja serta syarat-syarat kerja lainya. Kewajiban pembuatan perjanjian kerja dan surat pengangkatan dibebankan
kepada pengusaha, dan apabila pengusaha tidak melakukan kewajibannya itu maka pengusaha bertanggung jawab terhadap akibat dari pelaksanaan
hubungan kerja tersebut. b.
Perjanjian kerja bentuk tertulis Perjanjian kerja yang dituangkan dalam bentuk tulisan, dapat
dipakai sebagai bukti tertulis apabila muncul perselisihan hubungan industrial
yang memerlukan
adanya bukti-bukti
dan dapat
dijadikan pegangan terutama bagi buruh apabila ada beberapa kesepakatan yang tidak dilaksanakan oleh pengusaha yang merugikan buruh.
85
Perjanjian kerja tertulis dibuat dalam rangkap 2 yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing buruh dengan pengusaha
harus mendapat dan menyimpan perjanjian kerja Pasal 54 Ayat 3 UU Ketenagakerjaan
84
https:www.academia.edu4833527Jenis_Kontrak_kerja diakses pada tanggal 7 april 2015
85
Ibid.,
2. Berdasarkan waktu berakhirnya
Penggolongan jenis perjanjian kerja berdasarkan waktu berakhirnya digolongkan kedalam dua bentuk:
a. Perjanjian kerja waktu tertetu PKWT
Perjanjian kerja ini diatur dalam Pasal 56 sampai dengan Pasal 59 UU Ketenagakerjaan. Pasal 59 Ayat 1 UU Ketenagakerjaan
menyebutkan pengertian perjanjian kerja waktu tertentu adalah perjanjian kerja antara pekerjaburuh dengan pengusaha yang hanya dibuat untuk
pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu.
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap dalam undang-undang ini adalah pekerjaan
yang sifatnya terus-menerus, tidak terputus-putus, tidak dibatasi waktu dan merupakan bagian dari suatu proses produksi dalam satu perusahaan atau
pekerjaan yang bukan musiman penjelasan Pasal 59 Ayat 2 UU Ketenagakerjaan.
b. Perjanjian kerja waktu tidak tertentu PKWTT
Perjanjian kerja waktu tidak tertentu adalah perjanjian kerja antara pekerjaburuh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja yang
bersifat tetap. Perjanjian kerja waktu tidak tertentu dapat mensyaratkan masa percobaan kerja paling lama 3 tiga bulan, dimana dalam masa
percobaan kerja pengusaha dilarang membayar upah dibawah upah
minimum yang berlaku Dalam Pasal 63 undang-undang Ketenagakerjaan mengatakan bahwa dalam hal perjanjian kerja waktu tidak tertentu dibuat
secara lisan, maka pengusaha wajib membuat surat pengangkatan bagi pekerjaburuh yang bersangkutan. Surat pengangkatan yang dimaksud
sekurang-kurangnya memuat: 1
Nama dan alamat pekerjaburuh 2
Tanggal mulai bekerja 3
Jenis pekerjaan, dan 4
Besarnya upah Perjanjian kerja yang elah disebutkan diatas, baik perjanjian kerja waktu
tertentu maupun perjanjian kerja waktu tidak tertentu hanya dapat berakhir apabila pekerja meninggal dunia, berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja, adanya
putusan pengadilan danatau putusan atau penetapan lembaga penyelesian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap,
atau adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat
menyebabkan berkahirnya hubungan kerja.
86
86
Pasal 61 Undang-Undang Ketenagakerjaan.
C. Akibat Hukum Akuisisi Perseroan Terbatas Terhadap Perjanjian Tenaga