Kegiatan Produksi Inventori Produk dan Bahan Baku

Gambar 61. Grafik Perhitungan EOQ

4. Kegiatan Produksi

Kegiatan produksi industri dikontrol melalui modul production yang mengatur kontrol biaya produksi reguler, lembur, dan penyimpanan produk serta kapasitas produksi reguler, lembur, dan penyimpanan produk. Biaya produksi reguler yaitu sebesar Rp 3.280.000,00 ton, biaya produksi lembur sebesar Rp 3.432.000,00 ton, dan biaya penyimpanan produk sebesar Rp 67.000,00 ton. Kapasitas produksi reguler yaitu sebesar 322 ton bulan, kapasitas produksi lembur sebesar 171 ton bulan, dan kapasitas penyimpanan produk sebesar 390 ton bulan. Rincian biaya produksi dan kapasitas produksi dapat dilihat pada Lampiran 2. Kegiatan produksi dilaksanakan dengan melihat perencanaan produksi yang telah direncanakan pada sub modul aggregate planning dimana pada bulan Januari 2008, produksi reguler yang dilaksanakan yaitu 322 ton dan 2 ton produksi lembur untuk memenuhi prakiraan permintaan pada bulan yang bersangkutan.

5. Inventori Produk dan Bahan Baku

Inventori produk dan bahan baku dikontrol oleh modul material. Inventori produk maksimal yang dapat disimpan di gudang produk yaitu sebanyak 390 ton atau sebanyak 7800 karung dalam luas ruang sebesar 208,84 m 2 . Kapasitas gudang produk tersebut diperhitungkan dengan 20000 40000 60000 80000 100000 5 10 15 20 25 30 35 40 Biaya Ribuan Rp Frekuensi Memesan Biaya Pemesanan Biaya Penyimpanan Total Biaya melihat volume dari satu karung produk yaitu tepung jagung ataupun ampok sebanyak 50 kg membutuhkan volume sebesar 0,04 m 3 . Hal ini dipengaruhi oleh densitas dari produk yaitu sebesar 1,39 gcm 2 Riyani, 2007. Banyaknya produk 50 kgkarung dibagi dengan densitas produk sebesar 1,39 gcm 2 maka diperoleh volume produk yaitu sebesar 0,04 m 3 karung. Dengan luas ruang sebesar 126,20 m 2 dan produk ditumpuk setinggi 15 tumpuk maka kapasitas gudang produk diperoleh yaitu sebesar 390 ton atau sebanyak 7800 karung. Sama halnya dengan kapasitas inventori produk, kapasitas inventori bahan baku juga diperhitungkan dengan melihat densitas kamba dari bahan baku dan luas ruang gudang bahan baku. Banyaknya bahan baku 50 kgkarung dibagi dengan densitas kamba bahan baku sebesar 0,83 gcm 2 Riyani, 2007 maka diperoleh volume bahan baku yaitu sebesar 0,06 m 3 karung. Dengan luas ruang sebesar 208,84 m 2 dan bahan baku ditumpuk setinggi 15 tumpuk maka kapasitas gudang bahan baku diperoleh yaitu sebesar 390 ton atau sebanyak 7800 karung. Inventori produk yang masuk ke gudang penyimpanan produk pada bulan Januari 2008 yaitu sebanyak 12,38 ton tepung jagung hari dan 2,55 ton ampok hari. Inventori ini merupakan hasil produksi setiap harinya yang kemudian disimpan terlebih dahulu di gudang untuk menunggu jadwal penjualan dan pengiriman produk ke customer. Ketika waktu pengiriman telah tiba maka produk akan keluar gudang sebesar jumlah permintaan pada tanggal yang bersangkutan. Hal tersebut menimbulkan biaya inventori tepung jagung sebesar Rp 2.223,00 ton hari dan biaya inventori ampok sebesar Rp 1.100,00 ton hari. Biaya inventori produk ini sebesar 20 dari masing-masing harga jual. Inventori bahan baku yang keluar gudang penyimpanan bahan baku pada bulan Januari 2008 yaitu sebanyak 15 ton hari. Pengeluaran bahan baku ini digunakan untuk bahan baku produksi setiap harinya yaitu sebanyak 15 ton jagung pipil. Jumlah bahan baku yang masuk sesuai dengan jumlah yang telah dibeli oleh bagian purchasing dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku. Biaya inventori bahan baku yang perlu dikeluarkan setiap harinya yaitu sebesar Rp 1.400,00 ton hari. Biaya inventori bahan baku sebesar 20 dari harga jual jagung pipilan.

6. Tenaga Kerja