Identifikasi Sistem Pemodelan Sistem

2. Formulasi Masalah

Penyusunan sistem yang terintegrasi sering dihadapkan pada beberapa permasalahan. Permasalahan yang biasa terjadi yaitu kesulitan dalam memperkirakan kebutuhan bahan, permintaan konsumen, waktu pemesanan, tingkat persediaan, kebutuhan sumberdaya, informasi keuangan, dan integrasi antar fungsi. Penyusunan sistem yang baik dan tepat sangat diperlukan agar sistem dapat terintegrasi secara menyeluruh sehingga dapat memberikan informasi yang tepat antar divisi dalam mengelola kebutuhan. Adanya suatu model juga dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan secara sistematis, cepat, efisien, dan efektif agar dapat tercipta suatu keoptimalan dalam fungsionalitas perusahaan. Penerapan sistem diperlukan untuk mengelola data yang ada agar tercipta keteraturan data dalam mengolah informasi perusahaan dan dapat dijadikan suatu perencanaan strategis perusahaan.

3. Identifikasi Sistem

Identifikasi sistem merupakan rantai hubungan pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan dalam mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Identifikasi sistem bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap sistem yang dikaji berupa rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan antar komponen-komponen. Tujuan akhir dari identifikasi sistem yaitu menghasilkan spesifikasi yang terperinci tentang peubah yang menyangkut rancangan dan proses kontrol yang ditentukan dan ditandai dengan adanya kriteria jalannya sistem akan membantu dalam evaluasi alternatif sistem. Identifikasi sistem dapat dilakukan dengan menggunakan diagram lingkar sebab akibat yang ditunjukkan pada Gambar 7. Diagram input-output menggambarkan skema identifikasi yang didasarkan pada masukan dan keluaran dari model yang dikembangkan. Input terdiri dari input lingkungan dan input berasal dari sistem, sedangkan output terdiri dari output yang dikehendaki dengan output yang tidak dikehendaki. Diagram input-output dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 7. Diagram Lingkar Sebab Akibat Gambar 8. Diagram Input-Output

4. Pemodelan Sistem

Perancangan sistem intelijen untuk Enterprise Resource Planning ERP terdiri dari sistem pengolahan terpusat, manajemen dialog, manajemen basis data, dan manajemen basis model. Manajemen dialog berfungsi untuk menerima input dan memberikan output yang dikehendaki. Manajemen basis data berfungsi untuk menyimpan data sesuai perintah manajemen basis model dan manajemen dialog serta sebagai penghubung antar basis data yang terdapat dalam sistem intelijen untuk ERP. Manajemen basis model memberikan fasilitas pengelolaan model untuk mengkomputasi pengambilan keputusan dan meliputi semua aktivitas yang tergabung dalam pemodelan sistem intelijen untuk ERP. a. Sistem Pengolahan Terpusat Sistem pengolahan terpusat merupakan program utama dari sistem intelijen untuk ERP yang mengatur dan mengelola sistem yang terintegrasi dalam program. Hubungan antara sistem manajemen basis data dan sistem manajemen basis model diintegrasikan dan diatur oleh sistem pengolahan terpusat sehingga memudahkan pengguna dalam mengakses keseluruhan fasilitas yang ada. Dalam paket program sistem intelijen untuk ERP, sistem pengolahan terpusat ditampilkan dalam bentuk menu utama yang dapat diakses pengguna. b. Sistem Manajemen Dialog Sistem manajemen dialog merupakan fasilitas interaksi antara model dan pengguna dalam pengambilan keputusan. Sistem manajemen dialog mengatur tampilan, fleksibilitas, serta kemudahan dalam menjalankan program. Sistem ini akan mempermudah pengguna dalam menggunakan program karena dibuat user friendly. c. Sistem Manajemen Basis Data Sistem manajemen basis data berfungsi untuk memasukan data dan mengorganisasikannya sehingga memudahkan dalam penyuntingan dan pengambilan data. Sistem yang akan dikembangkan ini tersusun dari data-data yang diperlukan dan kemudian diolah oleh masing-masing bagian dalam mengintegrasikan informasi yang dibutuhkan. d. Sistem Manajemen Basis Model Intelijen Sistem manajemen basis model intelijen merupakan fasilitas yang berisi formulasi matematis dan menggunakan teknik berpikir konwledge sebagai alat perhitungan yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Sistem manajemen basis model intelijen yang akan dikembangkan yaitu model peramalan permintaan, model perencanaan agregat, model perencanaan kebutuhan bahan baku, dan model algoritma genetika.

5. Implementasi