III. METODOLOGI
A. Kerangka Penelitian
Pengembangan industri pertanian perlu dilaksanakan agar dapat mengoptimalkan fungsionalitas suatu perusahaan. Untuk melakukan
pengembangan industri perlu dilakukan suatu teknik pengambilan keputusan yang tepat agar dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas kinerja suatu
perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari integrasi antar departemen atau fungsi dalam perusahaan yang saling memberikan informasi kebutuhan
ke setiap masing-masing departemen atau fungsi perusahaan. Ketidaklancaran suatu arus informasi dan data dapat menjadi
permasalahan yang cukup serius di dalam suatu organisasi. Ketidaklancaran dalam integrasi antar fungsi perusahaan dapat mengakibatkan keterlambatan
dalam penyusunan rencana strategis sehingga menyebabkan suatu kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Permasalahan dalam ketidaklancaran informasi dapat diatasi dengan pembuatan suatu sistem yang dapat membantu dalam menetapkan suatu
keputusan dalam penyusunan rencana strategis perusahaan. Penyelesaian tersebut dilakukan dengan membuat sistem integrasi yang terkontrol dan
memiliki kompatibilitas data serta kebutuhan penelusuran data dari hulu ke hilir. Sistem tersebut mengintegrasikan antara kebutuhan-kebutuhan
perusahaan manufaktur, mulai dari kebutuhan bahan baku hingga dukungan purna jual, dan juga dukungan proses-proses pendukung seperti manajemen
sumber daya manusia, keuangan, dan sebagainya. Sistem yang dapat memberikan informasi terintegrasi dalam
penyusunan rencana pengambilan keputusan adalah sistem intelijen Enterprise Resource Planning
ERP. Informasi yang dapat ditampilkan oleh sistem ini berkaitan dengan delapan fungsi perusahaan, yaitu pemasaran,
PPIC, produksi, pembelian, material, distribusi transportasi, sumberdaya manusia, dan finansial. Sistem terintegrasi inilah yang dapat dijadikan suatu
acuan dalam pengambilan sebuah keputusan yang tepat dalam melakukan pengembangan industri yang bersangkutan.
B. Pendekatan Sistem
Sistem adalah kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan seperti orang, sumberdaya, konsep ataupun prosedur yang teratur
untuk mencapai suatu tujuan dalam lingkungan yang kompleks. Analisa organositoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai tolak analisa dapat
disebut suatu pendekatan sistem. Pendekatan sistem merupakan cara pemecahan masalah dengan cara
dilakukan identifikasi terhadap adanya sejumlah kebutuhan. Identifikasi terhadap semua kebutuhan yang diperlukan menghasilkan gambaran utama
dari sistem. Gambaran tersebut kemudian dibuat model sistem dalam bentuk program komputer dan diverifikasi menggunakan data yang diperoleh untuk
melakukan simulasi yang tepat dan sesuai dengan model yang telah dirancang sebelumnya.
Pendekatan sistem dirancang dengan tujuan untuk pengembangan dan pengelolaan sistem operasi, dan perancangan sistem informasi untuk
pengambilan keputusan. Gagasan dasar dan utama mengenai pendekatan sistem adalah hubungan timbal balik antar data, model, dan keputusan yang
dihasilkan. Titik awal pendekatan adalah tujuan dan fokusnya adalah pada rancangan sistem secara keseluruhan. Tujuan pendekatan sistem adalah
untuk mendapatkan suatu gugus alternatif sistem yang layak untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan yang telah diidentifikasi dan diseleksi.
Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
1. Analisa Kebutuhan
Awal pengkajian dari suatu sistem adalah tahap analisa kebutuhan. Suatu sistem memliki beberapa komponen yang saling berinteraksi.
Komponen-komponen tersebut mempunyai kebutuhan yang berbeda-
beda sesuai dengan tujuan masing-masing dan saling berhubungan satu sama lain dan memiliki pengaruh terhadap sistem yang ada. Analisa
kebutuhan untuk sistem ini adalah diperoleh dari wawancara dari pihak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT dan pihak Unit
Pengolahan Jagung Terpadu UPJT Kabupaten Bojonegoro dalam menentukan kebutuhan suatu sistem pada industri tepung jagung.
Identifikasi kebutuhan rancang bangun sistem intelijen untuk Enterprise Resource Planning
pada industri tepung jagung, yaitu: a.
Industri Tepung Jagung -
Kesulitan industri dalam memperkirakan jumlah permintaan -
Kepastian jumlah kebutuhan faktor produksi -
Kesesuaian kebutuhan bahan baku dengan permintaan -
Penjadwalan produksi yang sesuai dengan perencanaan -
Kesesuaian antara tersedianya bahan baku dengan produksi -
Jumlah sumber daya yang sesuai dengan kebutuhan b.
Pemilik Modal -
Kemudahan memperoleh informasi dalam perusahaan -
Terpenuhinya keuntungan dari penanaman modal -
Jaminan kembalinya modal usaha c.
Konsumen -
Terpenuhinya permintaan akan produk -
Kemudahan dalam memperoleh produk -
Harga produk yang terjangkau dan stabil -
Memperoleh produk yang memiliki kualitas yang baik d.
Pemasok -
Kepastian jumlah produk yang harus dikirim -
Kepastian waktu produk yang harus dikirim -
Penawaran harga dari konsumen yang sesuai
2. Formulasi Masalah
Penyusunan sistem yang terintegrasi sering dihadapkan pada beberapa permasalahan. Permasalahan yang biasa terjadi yaitu kesulitan
dalam memperkirakan kebutuhan bahan, permintaan konsumen, waktu pemesanan, tingkat persediaan, kebutuhan sumberdaya, informasi
keuangan, dan integrasi antar fungsi. Penyusunan sistem yang baik dan tepat sangat diperlukan agar
sistem dapat terintegrasi secara menyeluruh sehingga dapat memberikan informasi yang tepat antar divisi dalam mengelola kebutuhan. Adanya
suatu model juga dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan secara sistematis, cepat, efisien, dan efektif agar dapat tercipta suatu
keoptimalan dalam fungsionalitas perusahaan. Penerapan sistem diperlukan untuk mengelola data yang ada agar tercipta keteraturan data
dalam mengolah informasi perusahaan dan dapat dijadikan suatu perencanaan strategis perusahaan.
3. Identifikasi Sistem
Identifikasi sistem merupakan rantai hubungan pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus
dipecahkan dalam mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Identifikasi sistem bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap
sistem yang dikaji berupa rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan antar komponen-komponen.
Tujuan akhir dari identifikasi sistem yaitu menghasilkan spesifikasi yang terperinci tentang peubah yang menyangkut rancangan dan proses
kontrol yang ditentukan dan ditandai dengan adanya kriteria jalannya sistem akan membantu dalam evaluasi alternatif sistem. Identifikasi
sistem dapat dilakukan dengan menggunakan diagram lingkar sebab akibat yang ditunjukkan pada Gambar 7.
Diagram input-output menggambarkan skema identifikasi yang didasarkan pada masukan dan keluaran dari model yang dikembangkan.
Input terdiri dari input lingkungan dan input berasal dari sistem,
sedangkan output terdiri dari output yang dikehendaki dengan output yang tidak dikehendaki. Diagram input-output dapat dilihat pada
Gambar 8.
Gambar 7. Diagram Lingkar Sebab Akibat
Gambar 8. Diagram Input-Output
4. Pemodelan Sistem
Perancangan sistem intelijen untuk Enterprise Resource Planning ERP terdiri dari sistem pengolahan terpusat, manajemen dialog,
manajemen basis data, dan manajemen basis model. Manajemen dialog berfungsi untuk menerima input dan memberikan output yang
dikehendaki. Manajemen basis data berfungsi untuk menyimpan data sesuai perintah manajemen basis model dan manajemen dialog serta
sebagai penghubung antar basis data yang terdapat dalam sistem intelijen untuk ERP. Manajemen basis model memberikan fasilitas pengelolaan
model untuk mengkomputasi pengambilan keputusan dan meliputi semua aktivitas yang tergabung dalam pemodelan sistem intelijen untuk ERP.
a. Sistem Pengolahan Terpusat
Sistem pengolahan terpusat merupakan program utama dari sistem intelijen untuk ERP yang mengatur dan mengelola sistem
yang terintegrasi dalam program. Hubungan antara sistem manajemen basis data dan sistem manajemen basis model
diintegrasikan dan diatur oleh sistem pengolahan terpusat sehingga memudahkan pengguna dalam mengakses keseluruhan fasilitas yang
ada. Dalam paket program sistem intelijen untuk ERP, sistem pengolahan terpusat ditampilkan dalam bentuk menu utama yang
dapat diakses pengguna. b.
Sistem Manajemen Dialog Sistem manajemen dialog merupakan fasilitas interaksi antara
model dan pengguna dalam pengambilan keputusan. Sistem manajemen dialog mengatur tampilan, fleksibilitas, serta kemudahan
dalam menjalankan program. Sistem ini akan mempermudah pengguna dalam menggunakan program karena dibuat user friendly.
c. Sistem Manajemen Basis Data
Sistem manajemen basis data berfungsi untuk memasukan data dan mengorganisasikannya sehingga memudahkan dalam
penyuntingan dan pengambilan data. Sistem yang akan dikembangkan ini tersusun dari data-data yang diperlukan dan
kemudian diolah oleh masing-masing bagian dalam mengintegrasikan informasi yang dibutuhkan.
d. Sistem Manajemen Basis Model Intelijen
Sistem manajemen basis model intelijen merupakan fasilitas yang berisi formulasi matematis dan menggunakan teknik berpikir
konwledge sebagai alat perhitungan yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Sistem manajemen basis model intelijen
yang akan dikembangkan yaitu model peramalan permintaan, model perencanaan agregat, model perencanaan kebutuhan bahan baku, dan
model algoritma genetika.
5. Implementasi
Model sistem yang berhasil dibuat, kemudian diimplementasikan dalam bentuk suatu paket program komputer. Program komputer
dirancang memiliki sistem manajemen basis data, sistem manajemen basis model, sistem manajemen dialog, dan sistem pengolahan terpusat.
Dalam perancangan program komputer, juga disebutkan mengenai minimal permintaan spesifikasi komputer agar program dapat dijalankan
dengan baik.
6. Verifikasi
Program yang telah dibuat kemudian diuji dengan melakukan pengaturan masukan dan melakukan pengecekan untuk melihat
kesesuaian dengan keluaran. Pengujian bertujuan untuk mengetahui kemampuan program dalam melakukan simulasi sesuai dengan yang
diinginkan. Pengujian tersebut dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan dari sistem yang telah dibuat dengan hasil perhitungan
menggunakan alat bantu lain software.
Pada tahap ini juga akan dilakukan evaluasi terhadap berbagai kriteria yang berkaitan dengan aplikasi seperti kelengkapan, ketepatan
dan konsistensi pengetahuan, kemudahan mengakses, dan kemudahan melakukan komunikasi.
C. Tata Laksana
Pelaksanaan penelitian melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : 1.
Perancangan Sistem Tahapan ini merupakan tahap untuk menganalisa sistem, desain
sistem, dan tahapan pengembangan implementasi. Tahapan analisa sistem, bertujuan untuk menetapkan berbagai dasar sistem dan keperluan
serta menjadi landasan untuk merancang dan mengimplementasikan sistem. Pada tahap analisa sistem juga dilakukan penentuan ruang
lingkup yang bertujuan untuk menentukan batasan-batasan, asumsi- asumsi dan ruang lingkup permasalahan yang akan diimplementasikan
dalam sistem. Tahap desain sistem bertujuan untuk merancang dan mendesain
sistem sesuai dengan hasil analisa sistem. Tahap desain sistem didasarkan atas sistem yang dikaji meliputi tahap perancangan sistem
pengolah terpusat, sistem pengolahan data, sistem basis model, dan sistem dialognya. Sistem basis model yang dikembangkan yaitu model
peramalan permintaan, perencanaan agregat, dan perencanaan kebutuhan bahan baku.
2. Perancangan Model Algoritma Genetika
Perancangan ini merupakan tahap untuk menganalisa model algoritma genetika yang digunakan dalam menyelesaikan beberapa
desain model sistem agar diperoleh solusi yang optimal. Model algoritma genetika yang dirancang akan melakukan pencarian sejumlah
solusi fisibel dari suatu desain model sistem yang direpresentasikan sebagai kromosom. Kromosom-kromosom pada populasi dibangun
secara acak dan berevolusi melalui beberapa generasi yang diharapkan nilai generasi selanjutnya lebih baik dari generasi sebelumnya hingga
diperoleh nilai fitness yang diharapkan optimum dan dapat menghasilkan solusi dari desain model sistem yang telah dirancang
sebelumnya yaitu model perencanaan agregat. 3.
Pengumpulan Data dan Informasi Jenis informasi merupakan sekumpulan data yang dibutuhkan
dalam proses pengambilan keputusan. Data-data tersebut merupakan data numerik yang berupa nilai mengenai informasi yang digunakan
dalam suatu perusahaan. Pengumpulan data dan informasi diperoleh dari wawancara berbagai pihak, yaitu dari pihak Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi BPPT, pihak Unit Pengolahan Jagung Terpadu UPJT Kabupaten Bojonegoro, dan data-data sekunder berupa data
kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari UPJT Bojonegoro, laporan- laporan perusahaan, dan studi pustaka.
Studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi dan literatur yang berkaitan dengan pembuatan sistem intelijen untuk Enterprise
Resource Planning pada industri tepung jagung.
4. Implementasi
Tahap implementasi dilakukan koordinasi antar basis model dan basis data yang akan diimplementasikan ke dalam suatu program
komputer. Pengembangan sistem ini menggunakan perangkat lunak Borland Delphi
7.0 dan Microsoft Access 2007 untuk pengembangan sistem manajemen basis data.
5. Verifikasi
Model yang telah dikembangkan akan diverifikasi dan divalidasi untuk melihat apakah model tersebut layak untuk dapat digunakan dan
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Verifikasi tersebut dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan dari sistem yang telah dibuat
dengan hasil perhitungan menggunakan alat bantu lain software.
Metode ini dilakukan setelah data terkumpul pada tahap pengumpulan data yang kemudian dijadikan sebuah input dalam perencanaan sehingga
dapat mendukung suatu keputusan. 6.
Evaluasi Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah hasil verifikasi
benar atau tidak, yaitu dengan perhitungan manual untuk meyakinkan kebenarannya dan sebagai pembanding. Apabila hasil perhitungan
manual dan hasil perhitungan desain sistem sesuai, maka sistem telah dapat memenuhi kebutuhan yang diharapkan.
IV. PEMODELAN SISTEM
A. Konfigurasi Model
Sistem intelijen untuk Enterprise Resource Planning ERP pada industri tepung jagung ini dirancang dan dikembangkan dalam suatu paket
program aplikasi yang diberi nama Intel ERP. Paket program aplikasi ini
dirancang dengan bahasa pemrograman Pascal dengan menggunakan
perangkat lunak Borland Delphi 7.0. Paket program aplikasi Intel ERP
terdiri dari 2 komponen sistem, yaitu sistem manajemen basis data Data Base Management System
dan sistem manajemen basis model Model Base Management System
. Sistem tersebut berinteraksi secara timbal balik dengan sistem yang lainnya melalui pusat pengolahan sistem yang mengelola
dan mengatur seluruh bagian atau komponen sistem yang terintegrasi dalam paket program. Sistem manajemen dialog membantu dalam mempermudah
komunikasi antar pengguna dengan komputer. Diagram alir informasi dalam
paket program aplikasi Intel ERP dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Diagram Alir Informasi Intel ERP