dengan pengayak 80 mesh. Asumsi data industri tepung jagung dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 1. Desain Kapasitas Mesin pada Industri Tepung Jagung
Mesin Fungsi Jumlah
Kapasitas
Disk Mill Menghancurkan dan memecah butir
jagung 2
1000 kgjam Polisher
Mengupas kulit dan menghaluskan butiran
2 1000 kgjam
Hammer Mill Menghaluskan butiran grits menjadi
ukuran yang lebih halus 2
1000 kgjam Bagging
Mengemas produk ke dalam karung 1
2000 kgjam
Jagung pipil kering sebanyak 15.000 kg dengan kadar air 14 dilakukan proses penggilingan pertama menggunakan disk mill menghasilkan
grits sebanyak 14.970 kg dengan loss 30 kg. Hasil penggilingan dilanjutkan
ke polisher yang berfungsi memisahkan kulit ari, lembaga, dan grits. Grits yang diperoleh dari proses pemisahan yaitu sebesar 12.425 kg dengan produk
samping yaitu ampok sebesar 2545 kg yang terdiri dari kulit ari dan lembaga. Grits
selanjutnya digiling menggunakan hammer mill sehingga menghasilkan tepung jagung 80 mesh sebanyak 12.400,15 kg. Neraca massa pembuatan
tepung jagung dapat dilihat pada Lampiran 3.
1. Peramalan Permintaan
Data permintaan aktual akan tepung jagung di suatu industri dari bulan Januari 2006 hingga bulan Desember 2007 dapat dilihat pada
Gambar 54. Permintaan akan tepung jagung diperoleh dari data aktual yang tercatat pada modul order management yang merupakan suatu
asumsi data permintaan berupa pesanan dari customer kepada industri yang bersangkutan selama beberapa periode yang lalu.
Gambar 54 memperlihatkan data permintaan jagung bulan Januari 2006 hingga bulan Desember 2007. Terlihat bahwa permintaan tepung
jagung mengalami peningkatan dengan nilai trend sebesar 9,67 selama periode bulan Januari 2006 hingga bulan Desember 2007. Peningkatan
permintaan akan tepung jagung perlu menjadi perhatian utama dalam
melaksanakan perencanaan produksi agar industri dapat mengoptimalkan produksi yang dilaksanakan. Hal yang dilakukan dalam mengoptimalkan
fungsi produktivitas yaitu dengan peramalan permintaan.
Gambar 54. Data Permintaan Tepung Jagung Model peramalan permintaan digunakan untuk memperkirakan
permintaan produk dari customer untuk beberapa bulan ke depan yang akan digunakan dalam perencanaan produksi perusahaan. Pemodelan
peramalan permintaan ini menggunakan suatu metode yaitu metode deret waktu. Metode ini melakukan pendugaan terhadap masa yang akan
datang berdasarkan atas nilai-nilai peubah atau nilai galat error pada masa lalu.
Metode peramalan permintaan dilakukan dengan melihat nilai error
terkecil dari 5 teknik yang digunakan, yaitu teknik perataan bergerak tunggal, teknik perataan bergerak ganda, teknik prakiraan
pemulusan eksponensial tunggal, teknik linear Brown satu parameter, dan teknik linear Holt dua parameter. Teknik yang memiliki nilai error
terkecil akan dijadikan landasan untuk melaksanakan model peramalan permintaan tepung jagung selama beberapa periode ke depan.
Pemodelan peramalan dilakukan dengan langkah awal yaitu menginisiasikan parameter-parameter yang diperlukan dalam perhitungan
peramalan permintaan. Parameter-parameter peramalan yang digunakan
50 100
150 200
250 300
350
1 3
5 7
9 11
13 15
17 19
21 23
Permintaan ton
Periode Permintaan
dan diinisiasikan yaitu periode peramalan bernilai 4, parameter moving average
bernilai 4, nilai parameter pemulus pertama alpha 0,1 dan nilai parameter pemulus kedua beta 0,1.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai MAPE yang berbeda-beda dari teknik peramalan yang digunakan. Nilai MAPE terkecil dihasilkan
oleh teknik double moving average yang bernilai 21,913 yang menunjukkan bahwa hasil peramalan dengan metode yang bersangkutan
memiliki nilai error sebesar 21,91 . Hasil peramalan yang diperoleh selama 4 bulan ke depan yaitu pada bulan Januari 2008 hingga April
2008 yaitu 324 ton, 335 ton, 345 ton, dan 356 ton. Hasil peramalan ini dapat dijadikan acuan dalam perencanaan produksi selama beberapa
bulan ke depan. Grafik peramalan permintaan terlihat pada Gambar 55.
Gambar 55. Grafik Peramalan Teknik Double Moving Average
2. Perencanaan Agregat