Persepsi Penelitian Terdahulu yang Relevan

Kuisioner CVM meliputi tiga bagian, yaitu: 1 penulisan detail tentang benda yang dinilai, persepsi penilaian sumberdaya non market, jenis kesanggupan dan alat pembayaran; 2 pertanyaan tentang WTP yang diteliti; 3 pertanyaan tentang karakteristik sosial demografi responden seperti usia, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan lainlain. Sebelum menyusun kuisioner terlebih dahulu dibuat skenarioskenario yang diperlukan dalam rangka membangun suatu pasar hipotesis sumberdaya non market yang menjadi pengamatan. Selanjutnya dilakukan pembuktian pasar hipotesis yang menyangkut pertanyaan perubahan kualitas lingkungan yang dijual atau dibeli. Asumsi dasar dari metode CVM ini adalah bahwa individuindividu memahami benar pilihan mereka dan bahwa mereka cukup familiar atau tahu kondisi lingkungan yang dinilai, dan bahwa apa yang dikatakan orang adalah sungguhsungguh apa yang akan mereka lakukan jika pasar untuk sumberdaya non market lingkungan benarbenar terjadi.

2.4 Persepsi

Menurut Veitch dan Arkkelin 1995 dalam Handoko 2003, persepsi merupakan salah satu dasar utama dan fundamental dari proses psikologi dalam kehidupan manusia. Menurutnya proses persepsi tersebut dimulai sejak manusia lahir dan terus berlangsung serta mempunyai peranan penting sepanjang hidup manusia. Veitch dan Arkkelin 1995 menyatakan persepsi adalah: “It is the process by which sensory impressions of stimuli in the environment are translated into mental representations, and, therefore, it is the first step in processing information from the world around us”. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa persepsi ditandai dengan adanya indera manusia yang menangkap stimuli dalam lingkungannya. Lebih lanjut Veitch dan Arkkelin 1995, menyatakan bahwa persepsi terhadap lingkungan tidak hanya sekedar proses indera yang menangkap stimuli informasi semata, namun persepsi juga merupakan proses “menamai” stimuli, melukiskan, menggambarkan serta memberikan arti bagi stimulidunia di sekitarnya. Menurut Sarwono 1999: ‘P ersepsi seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktorfaktor yang terdapat dalam individu, seperti jenis kelamin, umur, motif, tingkat pendidikan. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan di luar yang mempengaruhi persepsi seseorang, seperti lingkungan sosial budaya misalnya suku bangsa dan media komunikasi dimana seseorang memperoleh informasi tentang sesuatu’. Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi adalah merupakan interpretasi atau penafsiran seseorang akan makna sesuatu baginya di dalam memahami informasi tentang “dunianya”, baik melalui penglihatan, pendengaran, perasaan dan penalaran.

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian yang terkait dengan analisis willingness to pay dengan metode CVM pernah dilakukan oleh Ayu 2004. Penelitian yang dilakukan adalah menganalisis WTP masyarakat terhadap perbaikan ekosistem Hutan Mangrove. Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan CVM dengan alat analisis Regresi Logit. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi keinginan pengunjung untuk ikut atau tidaknya berpartisipasi dalam perbaikan kualitas lingkungan HMMA Hutan Mangrove Muara Angke adalah kegiatan pemanfaatan HMMA untuk berwisata, biaya yang dikeluarkan untuk sekali kunjungan, kemudahan mencapai lokasi, tingkat kenyamanan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan dan jumlah tanggungan dalam keluarga. Sedangkan faktorfaktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP pengunjung untuk kawasan HMMA adalah pengetahuan mengenai manfaat mangrove, tingkat umur, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan. Penelitian yang juga menggunakan metode CVM dilakukan oleh Harianja 2005. Penelitian yang dilakukan adalah menganalisis willingness to accept masyarakat terhadap tempat pembuangan akhir sampah Bantargebang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi kesediaan atau ketidaksediaan dalam menerima dana kompensasi TPA sampah bantargebang adalah tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan tingkat kepuasan terhadap dana kompensasi yang selama ini diberikan. Sedangkan faktorfaktor yang mempengaruhi nilai WTA responden Ciketing Udik adalah faktor tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, jarak tempat tinggal, ada tidaknya biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi dampak dari TPA sampah, dan penilaian responden terhadap pengolahan sampah yang dilakukan selama ini. Penelitian yang terkait dengan persepsi dilakukan oleh Handoko 2003 yang menganalisis tentang persepsi masyarakat bantaran Sungai Ciliwung terhadap Sungai Ciliwung yang menggunakan tabulasi frekuensi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktorfaktor yang berpengaruh terhadap persepsi masyarakat tentang aspek lingkungan sungai adalah faktor umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis kelamin dan jenis pekerjaan. Sedangkan penelitian terdahulu yang terkait dengan masyarakat bantaran Sungai Ciliwung lebih dilakukan dengan analisis kualitatif. Penelitian tersebut lebih menekankan pada aspek sosial dari perilaku masyarakat terhadap lingkungannya. Penelitian tersebut tidak menggunakan analisis kuantitatif, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adanya permasalahan lingkungan dianggap tidak mempunyai nilai pasar sehingga akan ditemukan kesulitan di dalam perhitungannya. Priambodo 2005 di dalam penelitiannya yang berkaitan dengan lingkungan di bantaran sungai adalah menganalisis tentang perilaku masyarakat bantaran sungai terhadap aktivitas pembuangan sampah rumah tangga. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa masyarakat memiliki sifat yang positif terhadap program kebersihan sungai. Sikap ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungannya. Namun masyarakat memiliki sifat negatif terhadap aktivitas membuang sampah. Hal ini ditunjukkan dengan sikap persetujuan masyarakat dalam membuang sampah ke sungai dengan alasan tidak terdapatnya sistem pembuangan sampah yang baik di sekitar tepian Sungai Ciliwung. Keadaan tersebut dianggap sebagai penyebab terjadinya banjir dan menunjukkan bahwa rendahnya kualitas lingkungan di bantaran sungai sehingga perlu penelitian lanjutan dalam upaya perbaikan lingkungan sekitar bantaran sungai dari berbagai kajian seperti aspek kajian ekonomi, tata ruang dan antropologi. Penelitian yang terkait dengan lingkungan di bantaran sungai yang dikaji dari aspek ekonomi dilakukan oleh Dimyati 2006 yang menganalisis tentang WTP masyarakat bantaran sungai terhadap program pembangunan rumah susun untuk meningkatkan kualitas lingkungan di bantaran sungai. Penelitiannya menggunakan pendekatan CVM dengan alat analisis Regresi Logit. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi kesediaan dan ketidaksediaan masyarakat terhadap program pembangunan rumah susun adalah jumlah tanggungan, pendidikan, rasio sewa dengan pendapatan. Sedangkan faktorfaktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP masyarakat untuk membayar sewa rumah susun adalah rasio sewa dengan pendapatan dan lama tinggal. Untuk meningkatkan kualitas lingkungan sekitar bantaran sungai, terdapat banyak program perbaikan lingkungan yang dapat diterapkan, untuk itu diperlukan penelitian mengenai kajian ekonomi yang lebih mendalam, agar dapat menerapkan kebijakan yang tepat dalam melaksanakan upaya perbaikan lingkungan sekitar bantaran sungai.

III. KERA GKA PEMIKIRA