Penilaian Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Konsep

Keinginan untuk Membayar Keinginan untuk membayar atau Willingness to Pay adalah keinginan individu untuk membayar terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian terhadap sumberdaya alam dan jasa alami dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan. Dalam WTP dihitung seberapa jauh kemampuan setiap individu atau masyarakat secara agregat untuk membayar atau mengeluarkan uang dalam rangka memperbaiki kondisi lingkungan agar sesuai dengan standar yang diinginkan. WTP merupakan nilai kegunaan potensial dari sumberdaya alam dan jasa lingkungan Hanley dan Spash, 1993.

2.2 Penilaian Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Menurut Hufschmidt, et.al 1987 teknik untuk menilai manfaat perubahan lingkungan dibagi menjadi tiga kategori besar, yaitu: a. yang langsung berdasarkan pada nilai pasar atau produktivitas, b. yang menggunakan nilai pasar barang subtitut surogatganti atau pelengkapkomplementer, c. pendekatan yang menggunakan teknik survei. Secara umum, teknik valuasi ekonomi sumberdaya yang tidak dapat dipasarkan non market valuation dapat digolongkan ke dalam dua kelompok Garrod dan Willis, 1999. Kelompok pertama adalah teknik valuasi yang mengandalkan harga implisit dimana Willingness To Pay terungkap melalui model yang dikembangkan. Teknik ini sering disebut teknik yang mengandalkan revealed WTP keinginan membayar yang terungkap. Beberapa teknik yang termasuk ke dalam kelompok pertama ini adalah travel cost dan hedonic pricing. Kelompok kedua adalah teknik valuasi yang didasarkan pada survei dimana keinginan membayar atau WTP diperoleh langsung dari responden, yang langsung diungkapkannya secara lisan maupun tertulis. Salah satu teknik yang cukup populer dalam kelompok ini adalah yang disebut Contingent Valuation Method CVM. Dalam penelitian ini penghitungan WTP untuk valuasi non market dilakukan secara langsung direct method dengan pendekatan CVM, dengan cara survei dan melakukan wawancara terhadap masyarakat bantaran sungai.

2.3 Konsep

CVM Menurut Hanley dan Spash 1993, Contingent Valuation Method yang diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1963 merupakan suatu metode yang memungkinkan untuk memperkirakan nilai ekonomi dari suatu komoditi yang tidak diperdagangkan dalam pasar. Contingent Valuation Method menggunakan pendekatan secara langsung yang pada dasarnya menanyakan kepada masyarakat mengenai berapa besar nilai maksimum dari WTP untuk manfaat tambahan atau berapa besar nilai maksimum dari WTA sebagai kompensasi yang timbul akibat kerusakan barang lingkungan. Tujuan dari CVM adalah untuk menghitung nilai atau penawaran sumberdaya yang tidak dapat dipasarkan yang mendekati nilai sebenarnya, jika pasar dari sumberdaya non market tersebut benarbenar ada. Pasar hipotetik sedapat mungkin mendekati kondisi pasar yang sebenarnya. Dengan kata lain, responden harus mengenal dengan baik barang yang ditanyakan dalam kuisioner dan alat hipotesis yang digunakan untuk pembayaran, seperti pajak dan biaya masuk secara langsung, yang juga dikenal sebagai alat pembayaran. Kuisioner CVM meliputi tiga bagian, yaitu: 1 penulisan detail tentang benda yang dinilai, persepsi penilaian sumberdaya non market, jenis kesanggupan dan alat pembayaran; 2 pertanyaan tentang WTP yang diteliti; 3 pertanyaan tentang karakteristik sosial demografi responden seperti usia, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan lainlain. Sebelum menyusun kuisioner terlebih dahulu dibuat skenarioskenario yang diperlukan dalam rangka membangun suatu pasar hipotesis sumberdaya non market yang menjadi pengamatan. Selanjutnya dilakukan pembuktian pasar hipotesis yang menyangkut pertanyaan perubahan kualitas lingkungan yang dijual atau dibeli. Asumsi dasar dari metode CVM ini adalah bahwa individuindividu memahami benar pilihan mereka dan bahwa mereka cukup familiar atau tahu kondisi lingkungan yang dinilai, dan bahwa apa yang dikatakan orang adalah sungguhsungguh apa yang akan mereka lakukan jika pasar untuk sumberdaya non market lingkungan benarbenar terjadi.

2.4 Persepsi