Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat

38

5.1.2. Iklim dan

Hidrologi Kondisi iklim Kecamatan Leuwiliang didapat dari data sekunder hasil pendataan kecamatan Leuwiliang. Rata-rata curah hujan yang tercatat per tahun sekitar 512.29 mm, dengan jumlah hari curah hujan terbanyak sebanyak 20.92 hari. Suhu maksimum daerah ini adalah 35 C dan suhu minimum adalah 30 C. Keadaan suhu yang relatif panas dan dengan sebaran curah hujan yang cukup mendukung untuk daerah ini menjadi kawasan pertanian yang potensial bagi penduduk masyarakat setempat. Sebagian besar dari penduduk Leuwiliang memanfaatkan lahan sebagai lahan persawahan karena sesuai dengan iklim yang ada, padi dapat tumbuh dengan baik di daerah ini. Selain itu, petani juga memanfaatkan tanaman lain yang diduga cocok pada iklim yang ada seperti tanaman duku, durian, pete, dan lain-lain.

5.1.3. Topografi

Kondisi topografi Leuwiliang cukup beragam, dengan ketinggian yang berbeda. Bentuk wilayah terdiri dari 70 dataran, 20 berombak sampai berbukit, dan 10 berbukit sampai bergunung.

5.1.4. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat

Ruang lingkup kondisi sosial ekonomi masyarakat dapat dilihat dari aspek pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan. Kecamatan Leuwiliang terdiri dari 48 dusun dan 126 RW dan 418 RT yang tercakup dalam 11 desa. Penduduk Kecamatan Leuwiliang sampai akhir bulan Desember 2009 tercatat sebanyak 26,471 Kepala Keluarga, dengan jumlah penduduk terbanyak 113,345 jiwa yang terdiri dari laki-laki 58,360 jiwa dan perempuan 54,961 jiwa, rata-rata kepadatan penduduk 0.53 jiwakm 2 dan rata-rata penyebaran penduduk 4 jiwakm 2 . Jumlah 39 populasi penduduk tersebut sekitar 35,989 berumur antara 19-60 tahun yang merupakan usia angkatan kerja produktif. Masyarakat Kecamatan Leuwiliang sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang yaitu 9,213 orang 34.80, dan buruh 7,974 orang 30.10. Masyarakat yang hidupnya dari bertani yaitu 3,159 11.90 dan 23.20 lainnya adalah bekerja sebagai pegawai negeri sipil PNS dan bekerja di bagian jasa. Penelitian ini difokuskan pada masyarakat yang bekerja sebagai petani. Masyarakat petani yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka sedikit sekali yang dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah, dan sebagian besar masyarakat hanya berpindidikan tamatan SD. Kondisi kesehatan masyarakat petani dapat terpenuhi karena di wilayah ini dikembangkan berbagai sarana kesehatan seperti puskesmas, bidan desa, balai pengobatan, dokter praktek swasta, apotek serta laboraturim. Disamping itu, telah dikembangkan juga sarana upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, pada saat ini tercatat 222 posyandu dengan jumlah kader aktif 299 orang. Selanjutnya ada rumah sakit yang mempunyai sarana rawat inap yaitu rumah sakit daerah Leuwiliang. Persediaan prasarana kesehatan ini sangat membantu masayarakat untuk selalu dapat menjaga kesehatan mereka. Kondisi sosial dapat dilihat dari kategori penduduk miskin yang ada di daerah ini dengan alasan ekonomi dan non ekonomi. Kondisi sosial kesejahteraan keluarga Leuwiliang dapat dikategorikan sebagai keluarga pra KS berjumlah 4,895 KK 28,728 jiwa dan keluarga KS I berjumlah 4,877 20,294 jiwa, keluarga KS II berjumlah 6,058 KK 20,294 jiwa, kategori keluarga KS III berjumlah 2,496 KK dan keluarga sejahtera III plus 952 KK. 40

5.1.5. Sarana dan Prasarana