69
Honje dan Rp 14,212,238ha per tahun. Hasil analisis RC ratio menunjukan nilai yang lebih besar dari satu, yaitu 6.28 untuk wilayah Pasir Honje dan 5.23
untuk wilayah Cidokom. Nilai produktivitas petani di Pasir Honje dan Cidokom masing-masing adalah 39.82 dan 37.62. Nilai produktivitas tersebut
masih lebih besar dari nilai rata-rata upah per hari yaitu Rp 15,000hari untuk tenaga kerja perempuan dan Rp 25,000hari untuk tenaga kerja lelaki.
Selanjutnya, hasil penelitian menunjukan bahwa persentase petani yang sejahtera lebih banyak di Pasir Honje yaitu 73 dibandingkan dengan petani
di Cidokom, petani yang sejahtera hanya 55. Hal ini terjadi karena adanya sebaran pendapatan rata-rata petani Cidokom yang tidak merata.
7.2. Saran 1 Implikasi dari hasil penelitian dapat dirumuskan saran-saran sebagai bahan
untuk peningkatan dan pengembangan penerapan sistem agroekologi. Pihak yang sangat berperan dalam hal ini adalah pemerintah atau stakeholder yang
terkait agar dapat merealisasikan mengenai pentingnya penerapan agroekologi yang dapat menjaga kelestarian lingkungan dan sekaligus
meningkatkan pendapatan petani. 2 Kegiatan yang dapat dilakukan pemerintah agar penerapan agroekologi dapat
murni dilakukan oleh petani dengan selalu melakukan kegiatan penyuluhan secara rutin kepada petani sehingga petani semakin memaknai penerapan
agroekologi itu sendiri. Selain itu, pemerintah atau stakeholder terkait juga selalu memperhatikan keberhasilan penerapan sistem yang dilakukan dan
pemerintah juga harus memperhatikan kesejahteraan petani.
70
DAFTAR PUSTAKA
Abriyanti, D. S. 2007. Analisis kelayakan pengusahaan sayuran organik kasus di Mataram Farm, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas
Pertanian. Intitut Pertanian Bogor, Bogor. Agus, Suyono, dan R. Hermawan. 2006. Analisis Kelayakan Usahatani Padi pada
Sistem Pertanian Organik di Kabupaten Bantul. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Yogyakarta.
Alteiri, M. 1991. Suistainable Agricultural Development in Latin Amerika: Agriculture, Ecosystem and Environment. Exploring the Possibilities. 39, 1-
21. Elsiever Science Publisher, Amsterdam. -----------------. 1993. Agroecology: Principles and Strategies for Designing
Sustainable Farming Systems. Berkeleyagrochemical, California. -----------------. 1995. Agroecology: The Science of Sustainable Agriculture.
Westview Press, Boulder. Badan Pusat Statistik. 2010. Data Statistik Jumlah Penduduk Menurut Provinsi.
http:www.datastatistikindonesiacomponentoptioncom_tabelkat,1idtabe, 11Itemid,165. Diakses 24 April 2010.
-----------------. 2010. Data Statistik Jumlah Penduduk Indonesia. http:www. batan.go.idppenweb2006PSE1_Penduduk_indonesia.pdf. Diakses pada
tanggal: 15 Mei 2010. Clements, D.,A. Sharestha. 2004. New Dimensions in Agroecology. Food Product
Press, Santa Cruz. Department of Agronomy, College of Agriculture. 2002. Comparative
Productivity, Profitability and Energy Use in Organic, LEISA and Conventional Rice Production in The Philippines. IFOAM Organic World
Congress Held at Victoria 21-24, Canada.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2010. Upah Minimum Provinsi 2010. http:www. gajimu.com main Gaji20Minimum. Di akses pada
tanggal: 30 Juni 2010. Dinas Tanaman Pangan. 2010. Data Statistik Padi. http:www.
datastatistikindonesia.comcomponentoption,com_staticfile,depan. phpitemid,17. Diakses pada tanggal: 24 April 2010.
Firdaus, M. 2008. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara, Jakarta. Gliessman, S. R. 2007. The Ecological Sustainable Food System. University of
California, Santa Cruz.
71
Gittinger, J. P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Universitas Indonesia, Jakarta.
Hakim, I., E. Y. Sutanti. 2009. Analisis Tataniaga dan Pasar Kayu Sengon Di Kabupaten Wonosobo Dan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Penelitian Sosial dan Ilmu Kehutanan Vol: 6: 99-115. Jiwo, A. 2009. Mengenal Agroekologi. http:mkundarto. swodpress.
com20091001 mengenal - agroekologi. Di akses pada tanggal: 26 Mei 2010.
Lustigova, L and P. Kuskova. 2006. Ecologycal Footprint in The Organic System. Czech Republic, Prague.
Mulvany. 2010. Perbandingan Pertanian Agroekologi dan Pertanian Industri. Bogor.
Nair. 1982. Agroforestry Systems. An agricultural System Where Trees Are Grown Together with Annual Crops andor Animals, Resulting in Enhanced
Complementary Relations Between Components Increasing Multiple Use of The Agroecosystem, Nairobi.
PANNA. 2009. Agroecology and Suistainable Development. Recycled Paper. San Francisco.
Perfecto, I. 2009. Agroecology and Suistainable Development. Pesticide Action Network North America, San Fransico.
Pemerintah Kabupaten Bogor Kecamatan Leuwiliang. 2009. Laporan Monografi Kecamatan Leuwiliang. Bogor.
Pemerintah Kabupaten Bogor Kecamatan Rumpin. 2009. Laporan Monografi Kecamatan Leuwiliang. Bogor.
Pretty, J., J. I. L. Morrison, and R. E. Hine. 2002. Can Ecological Agriculture Feed Nine Billion People?. University of Essex. England.
---------. 2003. Reducing Food Poverty by Increasing Agricultural Sustainability in Developing Countries. Agriculture, Ecosystems and Environment 95,
217-34, Berkeley. ---------. 2007. The Earthscan Reader in Suistainable Agriculture. Earthscan,
London. Rahim, A. B. D., D. R. D. Hastuti. 2007. Ekonomika Pertanian. Penebar
Swadaya, Jakarta. Reijntjes, C., B. Haverkort dan A. Waters-Bayer. 1999. Pertanian Masa Depan.
Kanisius, Yogyakarta.
72
Serikat Petani Indonesia. 2010. Konsepsi SPI tentang Pertanian Berkelanjutan Berbasis Keluarga Petani. http:www.spi.or.id?page_id=549. Di akses pada
tanggal: 19 Mei 2010. Soekartawi, H and J. Brian. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk
Pengembangan Petani Kecil. UI Press, Jakarta. Suharto, E. 2006. Welfare State Depsos. UGM Press, Yogyakarta.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius, Yogyakarta. Sutaryo, D. 2009. Penghitungan Biomassa Sebuah Pengantar untuk Studi Karbon
dan Perdagangan Karbon. Wetlands International Indonesia Programme, Bogor.
ossibil
Winangun, W. 2005. Membangun Karakter Petani Organik Sukses dalam Era Globalisasi. Universitas Indonesia, Jakarta.
LAMPIRAN
∑ Panen Beras Beras
Total Beras Bayam
Kangkung kacang
Singkong Pisang
Cabe Jagung
Sovyet Sengon
Kambing Jumlah
1 2
800,000 1,600,000
450,000 2,050,000
2 3
7,200,000 21,600,000
2,100,000 150,000
23,850,000 3
- 1,500,000
1,400,000 7,200,000
10,100,000 4
2 12,000,000
24,000,000 24,000,000
5 2
6,000,000 12,000,000
700,000 12,700,000
6 2
12,000,000 24,000,000
75,000 3,750,000
27,825,000 7
2 8,000,000
16,000,000 210,000
225,000 16,435,000
8 2
2,000,000 4,000,000
150,000 4,150,000
9 2
2,800,000 5,600,000
1,800,000 900,000
8,300,000 10
2 2,000,000
4,000,000 210,000
150,000 4,360,000
11 2
4,000,000 8,000,000
1,200,000 300,000
9,500,000 12
2 5,200,000
10,400,000 300,000
10,700,000 13
2 3,200,000
6,400,000 6,400,000
14 2
8,000,000 16,000,000
1,500,000 3,750,000
21,250,000 15
2 12,000,000
24,000,000 225,000
24,225,000
Lampiran 1. Output Petani Low External Input Agriculture di Desa Pasir Honje dan Desa Cidokom