34
Nilai EF tenaga kerja diperoleh dengan mengalikan nilai energi tenaga kerja dengan faktor konversi tenaga kerja.
Sehingga: EF
L
= nilai energi tenaga kerja x faktor konversi tenaga kerja………………4.4
Nilai EF
f
dan EF
L
kemudian dikonversi dalam satuan hektar ha untuk menggambarkan luas lahan yang diperlukan untuk menyerap CO
2
yang dihasilkan dari penggunaan energi pada lahan tersebut. Apabila luas lahan yang diperlukan
untuk menyerap CO
2
lebih besar dari luas lahan yang ada maka akan terjadi ecological deficit
yang menunjukkan bahwa terjadinya penggunaan sumberdaya yang berlebihan. Sehingga, akan menyebabkan degradasi lingkungan. Sebaliknya,
jika luas lahan yang diperlukan untuk penyerapan CO
2
lebih kecil dari luas lahan yang ada, maka ecological deficit tidak terjadi artinya kondisi lingkungan tetap
lestari dan terjaga dari kerusakan Lustigova and Kuskova, 2006.
4.4.3. Estimasi Manfaat Ekonomi dari Penerapan Agroekologi dan Kesejahteraan Petani
Analisis kelayakan usahatani yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu pendapatan petani, analisis RC ratio, dan produktivitas tenaga kerja. Menurut
Soekartawi dan Brian 1986 pendapatan usahatani dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. secara umum
pendapatan diperoleh dari penerimaan dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan. Penerimaan ini dinilai berdasarkan perkalian antara total produk yang dihasilkan
dengan harga pasar yang berlaku. Sedangkan pengeluaran atau biaya usahatani merupakan nilai penggunaan sarana produksi dalam proses produksi suatu produk.
Secara matematis pendapatan petani dapat dirumuskan sebagai berikut:
Π
= TR – TC ………………………………......................................................4.5
35
Dimana:
Π
= Pendapatan Rp TR = Total Revenue Rp
TC = Total Cost Rp Dapat dijabarkan:
TR = PQ dan TC = PxQx…………………………………………………...4.6 Sehingga dapat dituliskan:
Π
= PQ – PxQx …………………………………………………………..…4.7 Dimana:
P = Harga Output Rpunit Q = Jumlah Output yang dihasilkan Unit
Px = Harga Input Rpunit Qx = Jumlah input yang digunakan Unit
Kriteria yang digunakan:
Π
= 0 ; maka titik impas
Π
0 ; maka untung
Π
0 ; maka rugi
Estimasi pendapatan petani dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengestimasi
kesejahteraan petani agroekologi. Kesejahteraan petani dilihat dengan menggunakan indikator pendapatan minimum provinsi tahun 2010. Menurut
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2010, upah minimum provinsi Jawa Barat adalah Rp 568,193.93 per bulan. Apabila pendapatan petani lebih besar dari
Rp 568,193.93 per bulan maka petani dikatakan sejahtera, dan sebaliknya apabila pendapatan petani berada di bawah Rp 568,193.93 maka petani dikatakan tidak
sejahtera
5
. Selain itu, analisis yang dilakukan yaitu analisis RC ratio untuk
mengatahui keuntungan yang dihasilkan dari penerapan sistem agroekologi. Rasio
5
http:www.gajimu.commainGaji20Minimum. Di akses: 30 Juni 2010.
36
penerimaan dan pengeluaran dipakai untuk mengukur efisiensi input-output. Secara matematis RC ratio dapat dirumuskan sebagai berikut.
RC ratio = …………………………………………..4.8
kriteria yang digunakan: RC
1 maka setiap satu rupiah yang digunakan untuk kegiatan pertanian agroekologi akan memberikan keuntungan lebih dari satu rupiah
menguntungkan. RC
1 maka setiap satu rupiah yang digunakan untuk kegiatan pertanian agroekologi akan memberikan keuntungan kurang dari satu rupiah
merugikan. RC =
1 maka setiap satu rupiah yang digunakan untuk kegiatan pertanian agroekologi akan memberikan keuntungan satu rupiah keuntungan normal.
Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara hasil kerja persatuan waktu Ravianti, 1986 dalam Agus et al., 2006, yaitu:
Produktivitas tenaga kerja =
R
………………………………
4.9 Kriteria pengujian:
Jika produktivitas TK upah usahatani agroekologi maka usahatani agroekologi layak untuk diusahakan.
Jika produktivitas TK upah usahatani agroekologi maka usahatani agroekologi tidak layak untuk diusahakan.
37
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1