1.2 Perumusan Masalah
Kecamatan Medan Johor memiliki berbagai masalah penataan ruang seperti banjir, buruknya drainase, berkurangnya ruang terbuka hijau, dan kemacetan.
Permasalahan tersebut seharusnya tidak terjadi karena Medan Johor merupakan daerah resapan air yang seharusnya mencegah banjir, bukan malah menimbulkan
banjir. Namun karena disamping itu Medan Johor merupakan daerah yang potensial di bidang real estate, maka pembangunan di daerah ini juga tidak dapat
dihindari yang menyebabkan berkurangnya ruang terbuka hijau dan tidak diimbangi dengan drainase yang baik sehingga menimbulkan masalah banjir.
Selain itu semakin gencarnya pembangunan di kawasan ini menyebabkan semakin padatnya penduduk sehingga infrastruktur jalan tidak mampu menampung volume
kendaraan sehingga sering terjadi kemacetan. Hadirnya kebijakan pemerintah Kota Medan melalui peraturan daerah Kota
Medan no.13 tahun 2011 merupakan terobosan baru yang diharapkan mampu menanggulangi permasalahan tersebut karena peraturan daerah ini mengatur
tentang struktur dan pola ruang yang dibutuhkan. Pemerintah Kota Medan memiliki peran penting dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut melalui
individu ataupun kelompok yang berkuasa di dalamnya. Hal yang dibutuhkan Kecamatan Medan Johor adalah keseimbangan antara pemanfaatan ruang dan
fungsi ruang yang sebenarnya agar dampak negatif dari pemanfaatan ruang tidak lagi terjadi. Maka penting untuk diketahui sejauh mana implementasi peraturan
daerah ini mampu mencapai programnya dan variabel apa saja yang
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi aktor politik dalam proses implementasi tersebut sebagai bentuk politik kebijakan karena peraturan daerah ini sudah berjalan selama tiga tahun.
Sehingga yang menjadi pertanyaan penelitiannya adalah: bagaimana politik kebijakan pemerintah Kota Medan tentang rencana tata ruang wilayah dalam
implementasinya di Kecamatan Medan Johor?
1.3 Pembatasan Masalah