dengar pendapat, dengan TRTB Dinas Tata Ruang Tata Bangunan, dengan masyarakat, semua pihak sudah dikabari. Adapun pihak yang terlibat sebagai
implementor dalam kebijakan ini yaitu Dinas Tata Ruang Tata Bangunan dan masing-masing Kecamatan, seperti Kecamatan Medan Johor.
40
Dalam memahami pembentukan peraturan daerah dan implementasinya, tentu dibutuhkan gambaran
mengenai kondisi tata ruang dari wilayah yang dijadikan sebagai objek penelitian. Berikut akan dijelaskan mengenai kondisi tata ruang wilayah Kecamatan Medan
Johor.
3.2 Kondisi Tata Ruang Wilayah Di Kecamatan Medan Johor
Medan Johor merupakan salah satu Kecamatan di Kota Medan yang akan dikembangkan sebagai wilayah pemukiman sekaligus sebagai fungsi pendukung
pusat kota yang didukung dengan ruang terbuka hijau dan transportasi. Pendukung-pendukung lainnya seperti akses pemerintahan, asrama haji,
perkantoran, sekolah, fasilitas umum, pemukiman, dan perdagangan sebagai pendukung dua fungsi tadi yaitu fungsi kota secara keseluruhan, dan pemukiman
di Kecamatan Medan Johor itu sendiri. Terkait masalah tata ruang wilayah, Medan Johor memiliki beberapa masalah yaitu pada tahun 1995 Kecamatan
Medan Johor dinyatakan sebagai daerah pemukiman dan konservasi, artinya pemukiman berkualitas rendah dengan koefisien yang rendah pembangunannya.
Kenyataannya, setelah berjalan beberapa tahun dari tahun 1995 sampai tahun
40
Hasil wawancara dengan Ibu Alida pada tanggal 8 Desember 2014 pukul 12:19 WIB di kantor DPRD Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
2005, 10 tahun itu berkembang sangat pesat yaitu banyak pemukiman-pemukiman skala kecil sehingga di peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah yang
baru tidak lagi dinyatakan sebagai wilayah konservasi. Masalah kedua adalah akses jalan, karena tidak didukung dengan akses jalan
yang baik, akhirnya terjadi kemacetan, drainasenya kurang baik, beberapa daerah cekungan itu mengalami banjir berkala saat hujan.
41
Terutama masalah konstruksi drainase di Medan Johor, drainase itu sungguh-sungguh sangat penting karena
hujan kecil sudah menyebabkan banjir. Tanpa ada parit ini terbenahi otomatis diperbaiki jalan bagaimanapun akan tetap rusak karena kondisi air mempengaruhi
aspal. Jika drainasenya tidak lancar secara otomatis aspal akan cepat mengalami kerusakan.
42
Masalah-masalah tersebut dapat terjadi di Kecamatan Medan Johor karena terdapat pula beberapa hal yang menjadi penyebabnya.
Penyebab terjadinya masalah tata ruang di Kecamatan Medan Johor yang pertama, jika masalah penduduk dan pemukiman tadi yang terlalu padat, itu tidak
terlepas dari masalah Kota Medan karena dulu tidak ada yang berkembang lain kecuali pembangunan jalan di Jl.A.H Nasution. Dulu ringroad belum terbuka,
Marelan belum terbuka, Labuhan belum terbuka, akhirnya orang pindah ke Medan Johor karena salah satunya tempat itu hanya di Medan Johor. Tuntungan aksesnya
belum terlalu baik, belum selesai pembangunan disana. Kemudian satu-satunya hanya Medan Johor dan Amplas. Pemukiman perumahan kebanyakan di Johor,
41
Hasil wawancara dengan Bapak Benny Iskandar pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 09:30 WIB di Kantor Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
42
Hasil wawancara dengan Bapak Rustam Harahap pada tanggal 23 Desember 2014 pukul 13.37 WIB di Kantor Camat Medan Johor
Universitas Sumatera Utara
pemukiman masyarakat ada di Amplas. Jadi, dua daerah itu akhirnya berkembang dengan sangat padat termasuk Denai. Hanya wilayah selatan ini yang
berkembang, sementara yang lainnya tidak ada, itu permasalahan utamanya. Penyebab dari masalah kedua yaitu terkait permasalahan jalan. Jika masalah
kemacetan, beberapa ruas jalan yang sudah diamanahkan di tata ruang tahun 1970 sampai dengan saat ini tidak terbangun dengan baik misalnya pertama, jalan
menuju Kedai Durian, jalan menuju Deli Tua itu seharusnya lebarnya 26 meter tapi sampai sekarang lebarnya masih 12-14 meter. Kedua, Jalan Namorambe
Karya Jaya itu rencananya 26 meter sampai sekarang hanya 12 meter sehingga wajar terjadi permasalahan itu. Ketiga, jalan tembus Eka Surya ke jalan Luku
Pintu Air, itu putus sampai Karya Wisata saja sehingga orang tidak bisa menyeberang kesana sehingga bebannya semua ke Karya Wisata, A.H Nasution.
Jalan yang terakhir yang di ujung jalan Pintu Air itu jalannya hanya 12 meter, rencananya juga 26 meter. Jadi, tiga ruas utama ke selatan itu semuanya belum
terbangun dengan baik termasuklah jalan-jalan lain yang sifatnya horizontal seperti Karya Darma. Jalan tersebut juga belum tembus ke Karya Wisata sehingga
situasinya belum baik. Penyebab dari masalah ketiga yaitu terkait dengan masalah pengairan,
masalahnya di pertanahan itu diterbitkan sertifikat yang terkadang tidak mengamankan wilayah sungai atau wilayah parit sehingga ada beberapa lokasi
yang hilang dalam sertifikat itu. Tidak tergambar lagi sungainya, paritnya, atau terjadi pengecilan. Banyak di peta-peta dulu berupa alur air, di sertifikat yang baru
Universitas Sumatera Utara
tidak lagi dinyatakan sebagai alur air, itu lah permasalahannya.
43
Ditambah lagi dengan kurangnya kesadaran masyarakat yang membuang sampah sembarangan,
tidak ada rasa memiliki, drainase itu sebenarnya sudah memadai tapi masyarakat kurang mendukung. Terutama sampah, dengan seenaknya membuang sampah di
jembatan. Banyak sampah yang dibuang ke sungai menggunakan plastik dan langsung dibuang misalnya pada malam hari. Sudah di arahkan pemerintah
Kecamatan namun peraturannya masih kurang tegas.
44
Terkait masalah pembangunan, Johor itu salah satunya yang tidak ada di tata ruang tapi dibangun itu kanal. Itu tidak ada di tata ruang 1995, tidak ada di tata
ruang 2005 tapi dilaksanakan oleh pemerintah pusat namun hasilnya belum ada.
45
Berbagai masalah tata ruang dan penyebabnya yang terjadi di Kecamatan Medan Johor tentu membutuhkan kebijakan sebagai pedoman dalam menyelesaikan
setiap persoalan. Hadirnya peraturan daerah Kota Medan nomor 13 tahun 2011 tentang rencana tata ruang wilayah merupakan kebijakan yang diharapkan mampu
menanggulagi masalah tata ruang di Kota Medan khususnya di Kecamatan Medan Johor melalui program-program yang telah ditetapkan. Maka penting untuk
diketahui sejauh mana kebijakan tersebut diimplementasikan dan mampu tercapai karena sudah berjalan selama 3 tahun.
43
Hasil wawancara dengan Bapak Benny Iskandar pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 09:30 WIB di Kantor Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
44
Hasil wawancara dengan Bapak Rustam Harahap pada tanggal 23 Desember 2014 pukul 13.37 WIB di Kantor Camat Medan Johor
45
Hasil wawancara dengan Bapak Benny Iskandar pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 09:30 WIB di Kantor Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
Universitas Sumatera Utara
3.3 Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.13 tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah di Kecamatan Medan Johor
Peraturan daerah Kota Medan no.13 tahun 2011 tentang rencana tata ruang wilayah mengatur bentuk program tata ruang yang akan diterapkan di seluruh
wilayah administratif Kota Medan dan terdapat beberapa program yang ditetapkan untuk wilayah Kecamatan Medan Johor. Pertama, menetapkan Cadika sebagai
ruang terbuka hijau, hutan kota. Sebelum 3 tahun yang lalu walaupun dulunya Cadika, tetapi masih dikuasai masyarakat kemudian pemerintah merebut kembali
kepemilikan Cadika dan sudah 45 kali menang di pengadilan tetapi masih ada yang menggugat 2 lagi. Terlalu banyak yang mengaku pemiliknya dan walaupun
belum selesai semua di pengadilan tetap dibangun kegiatan disitu. Secara politiknya adalah pemerintah harus de facto menguasai lokasi tidak hanya de jure
nya. Pemerintah membangun taman seperti itu dan mencoba menarik perusahaan- perusahaan swasta maupun BUMN Badan Usaha Milik Negara untuk ikut
membangun Cadika, itu yang utama.
46
Ruang terbuka hijau sangat penting karena Medan merupakan Ibu Kota dan seharusnya secara signifikan atau berkala harus dibuat ruang terbuka hijau.
Tujuannya sebagai tempat rekreasi karena itu harus ada, jika ruang terbuka hijau ada, taman-taman juga ada, maka akan dapat dinikmati oleh masyarakat
46
Hasil wawancara dengan Bapak Benny Iskandar pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 09:30 WIB di Kantor Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
Universitas Sumatera Utara
khususnya masyarakat Medan Johor.
47
Ketentuan ini tertuang di dalam pasal 38 ayat 5 peraturan daerah Kota Medan no.13 tahun 2011 tentang rencana tata
ruang wilayah, bahwa RTH hutan kota diantaranya meliputi taman beringin di kecamatan Medan Baru, bumi perkemahan Cadika di Kecamatan Medan Johor,
kebun binatang di Kecamatan Medan Tuntungan dan taman hutan kota semula bandara polonia, kanal sungai deli di Kecamatan Medan Johor dan hutan kota di
kelurahan ladang bambu Kecamatan Medan Tuntungan.
48
Ruang terbuka hijau di Kecamatan Medan Johor lebih tepatnya terletak di Jl. Karya Wisata, Kelurahan
Pangkalan Mashyur dengan luas lahan Cadika 254.293 m². Dilaksanakan dalam kurun waktu sejak tahun 2011 sampai tahun 2031 dan pendanaan berasal dari
APBD Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
49
Kedua, membangun taman lagi dengan membebaskan yang di pinggir kanal. Program lainnya karena jalan yang disebutkan tadi, 3 ruas itu merupakan wilayah
Medan tapi kewenangannya, status jalannya, adalah jalan provinsi dan jalan negara. Pemerintah mengusulkan terus ke provinsi dan ke negara tetapi sampai
sekarang belum terlaksana. Yang sudah dilakukan lagi hanya itu dalam 3 tahun terakhir ini dan fly over yang termasuk wilayah Medan Johor. Itu merupakan
wujud dari pelaksanaan rencana tata ruang wilayah sementara, yang lainnya bertahap karena keuangan terbatas. Yang diharapkan sebenarnya jalan-jalan tadi
47
Hasil wawancara dengan Bapak Rustam Harahap pada tanggal 23 Desember 2014 pukul 13.37 WIB di Kantor Camat Medan Johor
48
Peraturan Daerah Kota Medan no.13 tahun 2011 tentang rencana tata ruang wilayah
49
Indikasi program utama tahunan dan lima tahunan RTRW Kota Medan tahun 2011-2031
Universitas Sumatera Utara
terbentuk tapi belum terbentuk dan hanya fly over itu lah yang negara punya.
50
Ketentuan mengenai ruas jalan tersebut tertuang di dalam pasal 17 ayat 2 huruf c peraturan daerah Kota Medan no.13 tahun 2011 tentang rencana tata ruang
wilayah, bahwa jaringan jalan arteri primer meliputi ruas jalan A.H Nasution. Untuk waktu pelaksanaannya, pembangunan jalan tersebut dijadwalkan pada
tahun 2012-2015 dan pembangunan fly over dijadwalkan pada tahun 2013-2025.
51
Selanjutnya yaitu terkait dengan masalah banjir yang sering terjadi di Kecamatan Medan Johor karena buruknya drainase akibat dari maraknya
pembangunan. Berdasarkan data yang diperoleh di Kecamatan Medan Johor, perbaikan drainase yang telah terealisasi pada tahun 2013 yang telah dilakukan
meliputi Kelurahan Kedai Durian, Kelurahan Pangkalan Mashyur, Kelurahan Gedung Johor, dan Kelurahan Kwala Bekala.
52
Masalah drainase tertuang di dalam Pasal 32 ayat a yang menyebutkan bahwa sistem drainase kota bertujuan
untuk mengurangi genangan air bagi kawasan permukiman dan komersial di permukiman.
53
Berdasarkan waktu pelaksanaan, program ini dilaksanakan pada tahun 2011-2014 dengan sumber dana yang berasal dari APBD.
54
Hasil implementasi peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah di Kecamatan Medan Johor yang terlihat nyata adalah Cadika contohnya, tapi ke
depan nanti akan ada jika sudah terwujud pelebaran karya wisata tentu ada,
50
Hasil wawancara dengan Bapak Benny Iskandar pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 09:30 WIB di Kantor Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
51
Indikasi program utama tahunan dan lima tahunan RTRW Kota Medan tahun 2011-2031
52
Ekspose Kecamatan medan Johor tahun 2014. hal. 21.
53
Peraturan daerah Kota Medan no.13 tahun 2011 tentang rencana tata ruang wilayah
54
Indikasi program tahunan dan lima tahunan RTRW Kota Medan tahun 2011-2013
Universitas Sumatera Utara
penembusan eka surya, terakhir yang sudah dekat adalah fly over. Jika terlaksana semua pasti peraturan daerah ini akan mampu menyelesaikan masalah tata ruang
di Kecamatan Medan Johor.
55
Peraturan daerah ini dinilai pasti mampu menyelesaikan masalah karena mengatur tentang rencana tata ruang wilayah. Jika
tidak mampu maka tidak mungkin masih berjalan sampai sekarang.
56
Sejalan dengan pernyataan tersebut, pemerintah Kecamatan Medan Johor juga menyatakan implementasi peraturan daerah ini memuaskan, tapi tidak
langsung sangat memuaskan karena masih berjenjang. Misalnya mampu menyelesaikan masalah di Kecamatan Medan Johor dengan adanya kegiatan
gotong royong jika tidak tersumbat parit-parit tentu banjir tidak terjadi dan sepertinya tahun ini Kecamatan Medan Johor tidak mengalami banjir seperti tahun
2011 di daerah Al-Azhar. Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak ada kesulitan yang dirasakan karena daerah Medan Johor adalah daerah pemukiman,
masyarakatnya masih ada rasa kegotong royongan apalagi di 6 kelurahan itu seperti kelurahan Gedung Johor, ada partisipasi masyarakatnya untuk membantu
pemerintah Kecamatan dalam gotong royong. Gotong royong yang dilakukan yaitu membersihkan parit, bekerjasama dengan dinas kebersihan.
57
Berbeda dengan pernyataan-pernyataan tersebut, LSM dan tokoh-tokoh masyarakat
mempunyai pandangan yang berbeda.
55
Hasil wawancara dengan Bapak Benny Iskandar pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 09:30 WIB di Kantor Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
56
Hasil wawancara dengan Ibu Alida pada tanggal 8 Desember 2014 pukul 12:19 WIB di kantor DPRD Kota Medan
57
Hasil wawancara dengan Ibu Idah N, Bintang pada tanggal 23 Desember 2014 pukul 13.37 WIB di Kantor Camat Medan Johor
Universitas Sumatera Utara
Direktur Eksekutif LSM Walhi menyatakan bahwa peran legislator perlu untuk memastikan bahwa pembangunan di wilayah Kecamatan Medan Johor
sesuai atau tidak dengan perda, jika tidak sesuai tentunya terdapat pelanggaran dan pasti ada sanksi. Namun peran pemerintah dalam mengimplementasikan
perda ini dinilai masih belum cukup menjawab karena secara keseluruhan untuk Kota Medan, ruang terbuka hijau yang seharusnya 30 masih jauh dari harapan.
Kemudian hampir tidak bisa ditemui sejenis danau-danau buatan yang fungsinya untuk menjaga saat volume air tinggi sehingga air ditampung di tempat tadi.
Selanjutnya tentang perda tata ruang yang merupakan dokumen publik artinya setiap publik seyogyanya harus tahu minimal di level Kecamatan tetapi tidak ada,
seharusnya nanti bisa menggambarkan apakah perda ini dijalankan atau tidak sehingga publik pun bisa berperan serta melakukan pengawasan.
Jika bicara tepat sasaran atau tidak, kembali tadi pertama amanat dari perda itu sendiri apa konteksnya untuk wilayah Medan Johor. Pada saat pembangunan di
Medan Johor jika sesuai dengan perda itu bisa dikatakan tepat sasaran, jika tidak sesuai dengan perda dikatakan tidak tepat sasaran, jadi perlu kajian mendalam
tentunya. Jika ingin melihat mengenai sejauh mana tujuan dari perda ini dapat tercapai, sampai sekarang belum ada perda rencana tata ruang wilayah provinsi
yang seharusnya menjadi acuan. Selanjutnya harus dibuat suatu tabulasi dari amanat perda di lapangan. Harus ada audit menyeluruh terkait dengan
implementasi ini sehingga bisa tergambar dan bisa menginformasikan apakah
Universitas Sumatera Utara
perda ini betul-betul sudah dilaksanakan atau tidak khususnya oleh pemerintah Kecamatan Medan Johor.
Adanya perda rencana tata ruang wilayah akan memberikan dampak bagi wilayah Medan Johor yang merupakan daerah tengah yang merupakan pintu
masuk misalnya dari Namorambe, tentunya pembangunan di Medan Johor harus mempertimbangkan dan memperhitungkan juga beberapa fungsi-fungsi yang ada
di Medan Johor. Jika terjadi perubahan fungsi tentunya air akan melaju ke pusat kota, itu jika misalnya air, tentunya jika Medan Johor jadi hunian sepenuhnya.
Wilayah Medan Johor mempunya fungsi semacam pengaman artinya wilayah pintu masuk atau untuk Kota Medan sebagai sabuk hijau pengaman. Untuk
melihat peran perda ini mampu atau tidaknya menyelesaikan masalah tata ruang di Medan Johor, harus melihat kontribusinya. Bisa jadi Medan Johor karena itu
merupakan wilayah pintu masuk justru harus lebih luas ruang terbuka hijaunya.
58
Peraturan daerah tentang rencana tata ruang dinilai masih belum maksimal penerapannya, artinya penataan Medan Johor hari ini masih belum pas. Apakah
Medan Johor itu sebagai wilayah pemukiman atau wilayah usaha atau daerah pendidikan karena Medan Johor hari ini semuanya sudah ada. Belum maksimal
artinya Medan Johor ini hanya sebagai tujuan para investor dan pengusaha untuk berlomba-lomba mendirikan bangunan karena maraknya mendirikan perumahan-
perumahan dan ruko-ruko. Hadirnya peraturan daerah ini juga dinilai belum tepat
58
Hasil wawancara dengan Bapak Kusnadi pada tanggal 6 Januari 2015 pukul 08:45 di Yayasan Ekosistem Lestari
Universitas Sumatera Utara
sasaran karena perencanaan Medan Johor akan dijadikan kecamatan apa itu belum jelas. Kalau Medan utara, Belawan, dijadikan pusat ekonomi kelautan, Marelan,
pusat ekonomi pabrik. Jika dikatakan Medan Johor itu tata ruangnya untuk lingkungan hidup, hari ini kanal itu ada lahan kosong yang katanya akan dibuat
ruang terbuka hijau tapi hari ini tidak menjadi apa – apa dan hanya tumbuh
rumput – rumput dan tidak ada seninya.
Dampak perda ini terhadap Kecamatan Medan Johor dapat dilihat dari segi positif dan negatif. Dari sisi positifnya tentang fasilitas umum di Medan Johor ini
bertambah sehingga perputaran ekonominya meningkat. Fasilitas umum misalnya minimarket, sekolah, drainase, kanal, ini hal positif dari pelaksanaannya.
Kemudian dampak negatifnya hari ini Medan Johor termasuk Kecamatan dengan tingkat kemacetan yang tinggi, selanjutnya dalam penataan ruko-ruko itu dapat
mengakibatkan masyarakat kecil berimbas dampak negatifnya. Contohnya pembangunan ruko di depan UISU tanpa memikirkan drainasenya bagaimana,
limbah airnya bagimana, sehingga masyarakat yang dibelakang ketika sudah hujan deras pasti banjir. Hal ini terjadi karena tidak ada perencanaan pembuangan
saluran air. Masalah tata ruang di Medan Johor dapat berkurang jika ada tindak lanjut dari dampak negatif dan positif. Fasilitas yang sudah dilakukan oleh
pemerintah pasti ada manfaatnya, banyak bermanfaat tapi tata ruang perlu banyak diperbaiki.
Universitas Sumatera Utara
Keterlibatan pemerintah dalam mengimplementasikan peraturan daerah ini dinilai belum cukup baik karena tujuannya berbeda dengan realisasinya.
Contohnya lahan parkir daerah Jl. Karya Jaya yang diambil para pedagang yang menyebabkan kemacetan. Selanjutnya beberapa tahun belakangan ada perbaikan
drainase tapi masih terjadi banjir contohnya Jl. Karya Kasih. Sudah di aspal tapi masih banjir, drainase di Medan Johor itu masih jauh dari harapan.
59
Sedikit berbeda dengan pernyataan Bapak Kusnadi dan Bapak Dedi Suhairi, Bapak Ell
menilai bahwa peran pemerintah dalam mengimplementasikan perda ini di Kecamatan Medan Johor sedang-sedang saja tidak baik tidak buruk karena
memang ada perubahan dan ada juga upaya untuk memperbaiki. Tetapi tidak bisa melihat hanya hari ini saja, yang hari ini hanya orang yang
melanjutkan pekerjaan orang-orang terdahulu. Tidak bisa juga menyalahkan orang terdahulu tapi beginilah akhirnya kejadiannya. Karena tidak matangnya konsep
yang ada, sehingga para pengusaha hanya mementingkan kepentingan dirinya berdagang, yang seharusnya tidak bisa dibuat untuk berdagang tapi dibuat dan
fasilitasnya tidak dilengkapi. Seharusnya dilengkapi, harus ada fasilitas umum sekian persen dari pembangunan itu harus ada. Hadirnya perda ini dinilai tidak
dapat menyelesaikan masalah tata ruang di Kecamatan Medan Johor, tapi kalau untuk kategori berkurang ini berlomba dengan masyarakat yang ada,
pembangunan harus bersinergi jika terkait masalah berkurang atau tidak. Perkembangan masyarakat juga harus didukung dengan pembangunan yang pesat,
59
Hasil wawancara dengan Bapak Dedi Suhairi pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 11:18 WIB di Kantor AL-Washliyah Jl. SM Raja
Universitas Sumatera Utara
Jika pembangunan tidak mengejar, masyarakat lebih banyak dibandingkan pembangunan akhirnya akan timbul masalah baru. Begitu juga jika pembanguann
lebih semarak dari masyarakat juga akan menimbulkan masalah yang baru, artinya semua harus sejalan.
60
Dalam mengimplementasikan peraturan daerah ini tentu membutuhkan anggaran agar memenuhi kebutuhan dalam mencapai setiap
program yang telah ditetapkan. Besarnya anggaran yang digulirkan untuk mengimplementasikan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang wilayah tidak diketahui karena Dinas Tata Ruang Tata Bangunan yang menganggarkan. Karena mereka pasti ada kajian
akademis untuk membuat peraturan daerah, kajian tersebut ada anggarannya dan langsung dinas yang bersangkutan, dinas TRTB Tata Ruang Tata Bangunan.
Khusus dibunyikan mengenai anggaran untuk ranperda RTRW tidak ada, di APBD tidak ada bunyinya untuk ranperda itu, tapi di Dinas mungkin ada.
61
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Dinas Tata Ruang Tata Bangunan juga tidak mengetahui besaran anggaran yang digulirkan untuk mengimplementasikan
peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah di Kecamatan Medan Johor karena perda rencana tata ruang wilayah merupakan porsi Bappeda, Dinas Tata
Ruang Tata Bangunan porsinya rencana detail. Tapi sumber dana tidak murni dari Pemerintah Kota Medan misalnya Cadika, Pemerintah Kota Medan hanya
membangun infrastruktur dasarnya saja. Tapi seperti jogging track dan penataan
60
Hasil wawancara dengan Bapak Ell Adrianshah pada tanggal 20 Januari 2015 pukul 18:15 di Kantor DPD KNPI Kota Medan.
61
Hasil wawancara dengan Ibu Alida pada tanggal 8 Desember 2014 pukul 12:19 WIB di kantor DPRD Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
danau merupakan bantuan provinsi, bantuan pusat. Kemudian seperti fly over itu murni dana pusat, pemerintah membantu pendanaan pembebasan tanah itu saja.
Jadi, ada dana pemerintah kota, ada dana provinsi, ada dana pusat, ada dana dari masyarakat swasta misalnya seperti Cadika, pohon-pohonnya itu CSR dari
beberapa, ada BNI, mungkin plang-plangnya disitu ada beberapa. Selain mengetahui hasil implementasi dari peraturan daerah tentang rencana tata ruang
wilayah, hal yang sama pentingnya adalah dampak implementasi perda ini bagi masyarakat karena masyarakat yang merasakan dampak langsung dari hasil
kebijakan yang diterapkan khususnya di Kecamatan Medan Johor. Tata ruang mempunyai prinsip untuk kenyamanan hidup artinya dari segi
ekonomi, pergerakannya bagus, ekonominya lancar, kualitas kesehatan dengan jalannya, drainase, kemudian infrastruktur kesehatan, sekolah terbangun,
diharapkan naik seperti itu. Tapi tentu saja karena baru 3 tahun belum banyak yang terbuat. Maka dari itu pemerintah mencoba dengan hal yang berbeda seperti
Karya Budi, karena Karya Budi milik pemerintah kota maka Karya Budi yang dilebarkan terlebih dahulu karena ada penyempitan. Jika mobilisasinya baik maka
pergerakan ekonominya baik, maka pergerakan pendapatan masyarakat bisa naik. Karena tujuannya tata ruang itu ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan hidup.
62
Menurut pemerintah Kecamatan Medan Johor sendiri, dampak langsung yang dapat dirasakan oleh masyarakat adalah berkurangnya masalah banjir karena
62
Hasil wawancara dengan Bapak Benny Iskandar pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 09:30 WIB di Kantor Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
Universitas Sumatera Utara
hasil gotong royong. Jika daerah-daerah di bantaran sungai, pemerintah Kecamatan terus memberikan saran agar masyarakat tidak membuang sampah ke
sembarang tempat dan ke sungai.
63
Namun LSM Walhi mempunyai pandangannya sendiri mengenai dampak perda rencana tata ruang wilayah bagi
masyarakat yang ditinjau dari segi positif dan negatif. Dampak positif dalam tanda kutip jika perda tadi betul-betul dijalankan
sedangkan dampak negatif jika perda tadi misalnya tidak dijalankan. Faktanya apakah itu dilaksanakan atau tidak, jika itu tidak dilaksanakan misalnya menjadi
hunian penuh maka itu melanggar perda tadi dampaknya bisa dirasakan sendiri volume mobilitas penduduknya. Dari sisi konservasi peruntukan RTH harus
dilihat secara keseluruhan karena perda ini dilahirkan tidak hanya untuk Medan Johor, wilayah-wilayah lain juga, kecamatan-kecamatan lain secara keseluruhan
sehingga harus dilihat betul pelaksanaan dari perda itu. Hal ini agar dampaknya dapat diminimalisir sekecil mungkin jika memang ada faktor kebutuhan akan
tempat hunian.
64
Persoalan tata ruang tidak begitu diperhatikan oleh masyarakat, yang masyarakat tahu hanya terjadi pembangunan, masyarakat hanya bisa melihat,
masyarakat hanya bisa menikmati, dan merasakan dampak negatif dan positifnya. Tapi untuk ikut serta dalam pengawasan, dalam pelaksanaan perda itu tidak
63
Hasil wawancara dengan Ibu Idah N, Bintang pada tanggal 23 Desember 2014 pukul 13.37 WIB di Kantor Camat Medan Johor
64
Hasil wawancara dengan Bapak Kusnadi pada tanggal 6 Januari 2015 pukul 08:45 di Yayasan Ekosistem Lestari
Universitas Sumatera Utara
terlibat padahal banyak yang berpendidikan tinggi di Medan Johor. Hal ini disebabkan karena kurangnya transparansi pemerintah terhadap perda tersebut.
65
Selanjutnya karena Medan Johor terdapat banyak perumahan-perumahan baru tentu banyak peluang masyarakat disana untuk berusaha yang artinya menambah
juga pemasukan karena masyarakat yang tinggal di Johor banyak perantauan yang bekerja di Medan, tidak rata-rata juga orang Medan asli. Peran pemerintah
diperlukan untuk berkoordinasi dengan pihak swasta yang mengelola jangan sampai dampak yang merugikan masyarakat terjadi. Apa yang menjadi standar
pemerintah harus diarahkan kepada pihak swasta agar mengikuti rule, peraturan- peraturan yang ada.
66
Pembahasan mengenai implementasi peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah tidak hanya sebatas mengenai sejauh mana
sebuah kebijakan telah dilaksanakan. Namun lebih luas lagi melihat para aktor politik yang berkuasa memainkan peran dalam proses implementasi kebijakan
rencana tata ruang wilayah di Kecamatan Medan Johor.
3.4 Implementasi Peraturan Daerah No.13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah di Kecamatan Medan Johor Tidak Maksimal
Implementasi peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah melibatkan semua pihak baik itu Dinas Tata Ruang Tata Bangunan, Kecamatan
Medan Johor, lembaga legislatif dan masyarakat. Dinas Tata Ruang Tata
65
Hasil wawancara dengan Bapak Dedi Suhairi pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 11:18 WIB di Kantor AL-Washliyah Jl. SM Raja
66
Hasil wawancara dengan Bapak Ell Adrianshah pada tanggal 20 Januari 2015 pukul 18:15 di Kantor DPD KNPI Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
Bangunan misalnya bertanggung jawab membantu membebaskan tanah seperti pada tahun ini membebaskan tanah dengan melebarkan jalan karya Budi, Karya
Wisata, walaupun dananya belum turun sepenuhnya tetapi sudah ada pelaksanaan konstruksinya. Kalau pertamanan mengurus Cadika, kalau provinsi juga harusnya
membangun jalan provinsi, membebaskan jalan Karya Jaya dan Deli Tua, itu harusnya semua. Semua yang di Johor belum ternormalisasi, belum ada
tanggulnya, belum ada jalan inspeksinya dan itu seharusnya oleh negara.
67
Begitu juga dengan pihak Kecamatan Medan Johor yang bertanggung jawab untuk selalu memberikan data misalnya menyurati ke PU apabila ada yang banjir
drainasenya, jika mati lampu dan kurang penerangan ke pertamanan.
68
Lembaga legislatif berperan dalam melakukan pengawasan dalam proses implementasi
menyatakan bahwa pengawasan terhadap perda ini pasti berjalan karena di antara lembaga legislatif dan Dinas TRTB sering komunikasi, minimal jika ada
bangunan yang bermasalah maka akan dipanggil yang bersangkutan atau komisi D yang memanggil Dinas TRTB kenapa hal tersebut bisa terjadi maka akan
dipanggil sesuai dengan perda itu contohnya bangunan yang bermasalah seperti Centre Point.
69
Selain keterlibatan Dinas Tata Ruang Tata Bangunan, Kecamatan Medan Johor, dan lembaga legislatif, masyarakat juga menjadi bagian penting
dalam implementasi peraturan daerah ini.
67
Hasil wawancara dengan Bapak Benny Iskandar pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 09:30 WIB di Kantor Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
68
Hasil wawancara dengan Bapak Rustam Harahap pada tanggal 23 Desember 2014 pukul 13.37 WIB di Kantor Camat Medan Johor
69
Hasil wawancara dengan Ibu Alida pada tanggal 8 Desember 2014 pukul 12:19 WIB di kantor DPRD Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Keterlibatan masyarakat dalam tata ruang diatur dalam Undang-Undang. Yang pertama hak, hak untuk mengetahui, hak untuk ikut serta dalam
perencanaan, jika masyarakat ingin melakukan evaluasi maka dapat mengusulkan. Tetapi masyarakat juga punya kewajiban, kewajiban pertama yaitu mematuhi.
Mematuhi inilah yang sulit dan kebanyakan tidak patuh. Kewajiban kedua adalah menaati, jika masyarakat sudah patuh dan terlibat aktif menaati apa yang sudah
ada selanjutnya dapat mensosialisasikan kepada yang lain lagi. Yang terakhir haknya yaitu untuk ikut serta berperan aktif dalam memelihara, itu yang paling
sulit.
70
Keterlibatan masyarakat tersebut telah di atur di dalam Pasal 84 peraturan daerah Kota Medan tentang rencana tata ruang wilayah bahwa peran masyarakat
dalam penataan ruang dilakukan pada tahap proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Menurut pihak
Kecamatan Medan Johor, keterlibatan masyarakat dapat dilihat dari partisipasi masyarakat yang setiap bulan melakukan gotong royong. Untuk melihat
keterlibatan semua pihak di atas dalam proses implementasi, hal pertama yang harus diketahui oleh masing-masing pihak yang terlibat adalah ketetapan
mengenai peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah. Dinas Tata Ruang Tata Bangunan menyatakan bahwa peraturan daerah tentang rencana tata ruang
70
Hasil wawancara dengan Bapak Benny Iskandar pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 09:30 WIB di Kantor Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
Universitas Sumatera Utara
wilayah diberlakukan pada akhir tahun 2011, disosialisasikan sejak itu sampai dengan 2012, disosialisasikan melalui internet dan beberapa forum.
71
Berbeda dengan Dinas Tata Ruang Tata Bangunan yang mengetahui waktu diberlakukannya peraturan daerah tentang rencana tata ruang, pemerintahan di
Tingkat Kecamatan Medan Johor menyatakan tidak tahu kapan peraturan daerah tersebut dimulai karena di Kecamatan banyak pegawai baru. Sosialisasinya ada
tetapi kurang dorongannya untuk pihak Kecamatan terkait dengan apa yang harus pemerintah Kecamatan lakukan untuk menata, sehingga ke masyarakatnya juga
kurang. Sosialisasinya ada tetapi kurang kooperatif, kurang mendorong untuk kesediaan masyarakat itu lebih giat untuk penataan.
72
Namun sosialisasi melalui internet terlihat efektif karena informan dari LSM dan satu orang tokoh
masyarakat mengetahui peraturan daerah ini melalui internet, dan satu orang lagi tokoh masyarakat yang tidak mengetahui peraturan daerah ini karena belum tahu
sumbernya. Pengetahuan kalangan masyarakat tentang pemberlakuan perda tersebut tidak berarti bahwa masyarakat pasti terlibat dalam proses implementasi
di Kecamatan Medan Johor. Hal tersebut terkait dengan pernyataan LSM Walhi yang berpendapat bahwa
keterlibatan masyarakat di dalam implementasi peraturan daerah ini dinilai semu dan hanya sebagai pelengkap penderita saja karena di level Kecamatan tidak
71
Hasil wawancara dengan Bapak Benny Iskandar pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 09:30 WIB di Kantor Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
72
Hasil wawancara dengan Bapak Rustam Harahap pada tanggal 23 Desember 2014 pukul 13.37 WIB di Kantor Camat Medan Johor
Universitas Sumatera Utara
dipasang perda rencana tata ruang wilayah sehingga sulit bagi masyarakat untuk mengawasi karena tidak tahu instrumennya. Jika pemerintah ingin benar-benar
melibatkan masyarakat seharusnya perda tersebut disosialisasikan sehingga masyarakat dapat berperan sesuai dengan kapasitasnya.
73
Pernyataan ini berkaitan dengan ketentuan di dalam pasal 89 peraturan daerah Kota Medan tentang rencana
tata ruang wilayah yang menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan peran masyarakat, pemerintah daerah membangun sistem informasi dan dokumentasi
penataan ruang yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Selanjutnya masyarakat terdiri dari beberapa kategori, jika dari kategori
menengah ke bawah selama mereka tidak terganggu maka mereka tidak peduli. Jadi yang perlu dibenahi sebetulnya adalah rasa kecintaan terhadap kota, terhadap
negara bangsa kita karena rasa kecintaan masyarakat masih sangat minim disebabkan karena masyarakat sekarang tidak peduli dengan kepentingan
bersama.
74
Dalam proses implementasi perda rencana tata ruang, kalangan pemuda misalnya tidak dilibatkan dalam pelaksanaan perda tersebut. Notabenenya
KNPI Komite Nasional Pemuda Indonesia Medan Johor tidak pernah dilibatkan oleh pemerintah setempat dalam penataan di Medan Johor itu sendiri. Pemerintah
hanya menjalankan apa yang ditetapkan tanpa melibatkan, seharusnya semua
73
Hasil wawancara dengan Bapak Kusnadi pada tanggal 6 Januari 2015 pukul 08:45 di Yayasan Ekosistem Lestari
74
Hasil wawancara dengan Bapak Ell Adrianshah pada tanggal 20 Januari 2015 pukul 18:15 di Kantor DPD KNPI Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
tokoh di Medan Johor ikut serta, dalam reses dewan misalnya juga tidak pernah dilibatkan.
75
Persoalan ini menjadi hal penting yang harus segera diperbaiki karena jika proses sosialisasi hanya melalui internet dan forum tertentu maka tidak akan
menyebar ke seluruh lapisan masyarakat sehingga masyarakat tidak akan mengetahui apa yang harus dilakukan terkait tata ruang sehingga wajar jika timbul
permasalahan seperti masyarakat yang berdagang di pinggir jalan sehingga menimbulkan kemacetan, pembangunan yang tidak memikirkan drainase sehingga
menyebabkan banjir, kurang sadarnya masyarakat dalam membuang sampah yang benar. Hal ini semua terjadi karena sosialisasi belum sampai ke seluruh lapisan
masyarakat sehingga masyarakat tidak mengetahui harus melakukan hal apa untuk berpartisipasi dalam implementasi perda rencana tata ruang wilayah. Berbeda
dengan para implementor yang mengetahui apa yang harus mereka kerjakan. Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
mempunyai tugas untuk menyusun rencana detail, karena amanah dari Undang- Undang dan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah adalah
menyusun rencana detail. Pemerintah sudah selesaikan rencana detail, sudah mengajukannya
ke DPR,
sudah mengajukannya
ke Menteri,
sudah mengajukannya ke Gubernur, tinggal menunggu persetujuannya yang belum
75
Hasil wawancara dengan Bapak Dedi Suhairi pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 11:18 WIB di Kantor AL-Washliyah Jl. SM Raja
Universitas Sumatera Utara
keluar. Dalam melaksanakan tugas tersebut, pemerintah mempunyai strategi agar mampu mencapai sasaran.
Strategi pertama yang dilakukan yaitu, pemerintah mengusulkan ke Bappeda karena induk pemerintahannya adalah Bappeda supaya apa yang dibangun, apa
yang dianggarkan dalam anggaran, itu sama sesuai dengan tata ruang. Artinya jangan sampai yang tidak ada di tata ruang dianggarkan, dan yang ada di tata
ruang tidak dianggarkan. Seperti pelebaran jalan, pengusulan pelebaran jalan, pengadaan taman, penembusan jalan Eka Surya, beberapa jalan lain. Kemudian
yang kedua, yang dilakukan pemerintah adalah bekerjasama dengan swasta seperti J.City. Ketika dia membangun, pemerintah menyarankan untuk membangun
jembatan supaya terbantu akses ke sana, kalau yang dilakukan yang lain harus membangun sesuai izin.
76
Sementara itu pemerintah Kecamatan Medan Johor dalam tugasnya sangat mendukung dan menghimbau warga agar berpartisipasi dalam hal ini misalnya
gotong royong sabtu minggu itu dilaksanakan. Hanya itulah yang perlu koordinasi dengan pihak-pihak terkait, tata kota misalnya dengan dinas tata kota, masalah
perizinan bangunan jangan asal diizinkan. Harus dikaji dengan badan lingkungan hidupnya, itu harus dikaitkan semua. Sinergi dengan SKPD masing-masing untuk
76
Hasil wawancara dengan Bapak Benny Iskandar pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 09:30 WIB di Kantor Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
Universitas Sumatera Utara
koordinasi dengan Kecamatan merupakan strategi yang dilakukan pemerintah Kecamatan Medan Johor.
77
Dalam upaya mengimplementasikan peraturan daerah ini terdapat waktu pelaksanaan dan tata cara pelaksanaannya, tahap-tahapannya terdapat di dalam
peraturan daerah rencana tata ruang wilayah pada bagian terakhir yaitu tahapan indikasi program. Pemerintah berusaha agar sesuai dengan itu.
78
Di tingkat Kecamatan, aturan waktu pelakasanaan tergantung pada proyek yang
dilaksanakan misalnya ada jalan rusak, kelurahan menyurati ke Kecamatan, Kecamatan menyurati ke pihak terkait seperti PU. Misalnya bangunan yang rusak,
kantor-kantor yang rusak ke perkim, ke perairan juga, untuk membangun Kecamatan ini programnya harus selesai berapa lama untuk proyeknya.
79
Namun peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah ini masih dinilai belum jelas.
Perintah untuk melaksanakan peraturan daerah ini dinilai belum jelas oleh pemerintah karena rencana tata ruang wilayah masih bersifat arahan umum, kalau
belum detail dia belum jelas. Kalau terkait dengan konsisten sejauh ini masih konsisten tapi belum terlaksana. Jadi seperti yang sudah dikatakan tadi, baru
sedikit dari yang diamanahkan karena bukan semua kewenangan pemerintah kota tapi kewenangan provinsi. Jadi misalnya pemerintah kota mempunyai uang 100
Milyar ingin menata fungsi sungai tidak boleh juga karena itu bukan kewenangan
77
Hasil wawancara dengan Bapak Rustam Harahap pada tanggal 23 Desember 2014 pukul 13.37 WIB di Kantor Camat Medan Johor
78
Hasil wawancara dengan Bapak Benny Iskandar pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 09:30 WIB di Kantor Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
79
Hasil wawancara dengan Ibu Idah N, Bintang pada tanggal 23 Desember 2014 pukul 13.37 WIB di Kantor Camat Medan Johor
Universitas Sumatera Utara
pemerintah kota. Jadi masalahnya adalah masalah koordinasi, masalah uang. Tapi masih konsisten sejauh ini, artinya konsisten adalah seperti ini: ketika suatu
rencana dibuat, itu beberapa diantaranya diupayakan untuk dilaksanakan dan belum ada hal yang tidak direncanakan, dilakukan. Kalau ada hal yang tidak
direncanakan dilakukan, tapi yang direncanakan belum dilakukan, itu yang tidak konsisten.
80
Komunikasi yang terjalin menunjukkan bahwa pemerintah melalui Dinas Tata Ruang Tata Bangunan mengerti apa yang akan dilakukan sebagai rangkaian
dalam proses implementasi peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah, namun di tingkat Kecamatan hanya dapat melakukan proses administratif yaitu
menyurati ke SKPD terkait kebutuhan Kecamatan dan mengajak masyarakat berpartisipasi agar bergotong royong. Namun arahan agar masyarakat dapat
mengerti tentang rencana tata ruang belum dapat dilaksanakan karena waktu pemberlakukan peraturan daerah ini, pemerintah Kecamatan tidak mengetahui
kapan diberlakukan dan sosialisasi yang kurang tentang apa yang harus dilakukan Kecamatan untuk menata. Peraturan daerah ini dinilai belum jelas karena
peraturan daerah ini hanya sebatas peraturan umum dan belum detail namun dinilai masih konsisten. Selain komunikasi, faktor sumberdaya menjadi variabel
kedua dalam proses implementasi.
80
Hasil wawancara dengan Bapak Benny Iskandar pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 09:30 WIB di Kantor Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
Universitas Sumatera Utara
Implementasi peraturan daerah tentang rencana tata ruang khususnya di Medan Johor belum memiliki tim khusus yang dibentuk, tetapi yang
mengevaluasi selalu adalah provinsi dinas tarukim, ada evaluasi konteks mebidangro Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo. Jumlah staf untuk evaluasi,
implementasi masih cukup, dan tidak ada kriteria khusus dalam menentukan staf yang terlibat dalam proses implementasi. Kalau yang belum di kelembagaan
artinya seperti di Bappeda yang seharusnya memonitoring rencana tata ruang wilayah, siapa yang harus bertanggung jawab itu pastinya BKPRD Badan
Koordinasi Penataan Ruang Daerah, BKPRD pun sudah ada dan sudah dibentuk tapi kapan jadwalnya itu yang belum ada, jadwal evaluasinya seperti apa,
walaupun setiap tahun Bappeda selalu melakukan evaluasi sebelumnya. Pemerintah dalam mengimplementasikan peraturan daerah tentang rencana tata
ruang wilayah di Medan Johor memiliki kewenangan terkait apa yang dilakukan agar program dapat tercapai dan masyarakat patuh terhadap kebijakan yang telah
ditetapkan. Hal pertama yang belum dilakukan dan harus dilakukan yaitu paling tidak
mensosialisasikan. Penyebab belum dilakukan pertama karena penganggaran kemarin beberapa tahun ini tidak dilaksanakan yaitu menempel informasi rencana
tata ruang wilayah di setiap kelurahan atau Kecamatan itu belum. Kemudian menyebarkan brosur ke masyarakat, itu wajib diketahui seperti perda paling tidak
di setiap kampus. Secara berkala itu harus disebarkan supaya masyarakat tahu. Jika masyarakat sudah tahu petanya barulah bisa di ajak. Kemudian yang belum
Universitas Sumatera Utara
dilakukan itu adalah membentuk komunitas, yang sudah adalah komunitas taman yang dibentuk oleh Pemko. Tetapi komunitas rencana tata ruang wilayah belum,
itu tahap selanjutnya yang harus dibuat.
81
Untuk pihak Kecamatan sendiri, karena Kecamatan tidak mengerjakan proyek maka hanya berwenang untuk menyurati.
82
Artinya ketika ada kebutuhan terkait tata ruang di Kecamatan Medan Johor, pihak Kecamatan berwenang untuk mengajukan perbaikan kepada SKPD terkait sesuai
dengan kebutuhan. Selain adanya staf dan kewenangan, fasilitas merupakan faktor penting ketiga sebagai sumberdaya dalam proses implementasi.
Pemerintah sangat membutuhkan fasilitas, karena keterbatasan dana dan kewenangan tadi maka pemerintah butuh fasilitas misalnya untuk masyarakat.
Cadika contohnya pohonnya diisi oleh masyarakat, kemudian yang sekarang kalau dari isi yang merawatnya itu harus dilakukan kalau ada kelompok masyarakat
seperti Lion dan segala macam kelompok-kelompok silahkan saja, tidak apa apa dan tidak ada masalah, atau pramukanya yang melakukan pemeliharaan. Kalau
dana pusat sebenarnya tidak terbatas, banyak yang dibutuhkan. Jika pemerintah tidak membutuhkan dana, tetapi mereka yaitu pusat yang membangun, kemudian
sekarang Medan Johor ini bisa berkembang dan tidak macet, saluran drainasenya jalan, itu semua porsinya fasilitas. Diberikan pun uang ke pemerintah, kita tidak
81
Hasil wawancara dengan Bapak Benny Iskandar pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 09:30 WIB di Kantor Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
82
Hasil wawancara dengan Ibu Idah N, Bintang pada tanggal 23 Desember 2014 pukul 13.37 WIB di Kantor Camat Medan Johor
Universitas Sumatera Utara
bisa lakukan karena kewenangan tadi, fasilitasnya yang kita butuhkan.
83
Namun untuk fasilitas dalam ruang lingkup di Kantor Kecamatan dinilai cukup karena
seperti alat tulis kantor ada rekanannya.
84
Sumberdaya tersebut menunjukkan bahwa staf yang diperlukan dalam implementasi dinilai sudah cukup meskipun tidak ada kriteria khusus yang
menentukan. Informasi mengenai rencana tata ruang belum disalurkan kepada masyarakat, dan begitu juga dengan pihak Kecamatan yang hanya dapat
melakukan proses administrasi karena kurangnya sosialisasi tentang apa yang harus mereka lakukan untuk melibatkan masyarakat dalam implementasi
peraturan daerah ini. Dengan kondisi ini yang dapat dilakukan pemerintah kedepannya adalah melakukan sosialisasi untuk masyarakat dan membentuk
komunitas. Wewenang lain yang dilakukan adalah bekerja sama dengan pihak swasta yaitu J.City untuk membangun jembatan, kemudian melakukan pelebaran
Jl. Karya Budi. Fasilitas untuk mendukung kebijakan sangat diperlukan karena adanya keterbatasan dana dan wewenang, namun fasilitas dalam bentuk peralatan
kantor dinilai sudah cukup memadai dan dapat membantu pemerintah Kecamatan dalam urusan administratif. Setelah mengetahui faktor komunikasi dan
sumberdaya, maka faktor ketiga yang mempengaruhi implementasi peraturan daerah tentang rencana tata ruang adalah disposisi.
83
Hasil wawancara dengan Bapak Benny Iskandar pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 09:30 WIB di Kantor Dinas Tata Ruang Tata Bangunan
84
Hasil wawancara dengan Ibu Idah N, Bintang pada tanggal 23 Desember 2014 pukul 13.37 WIB di Kantor Camat Medan Johor
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah menilai peraturan daerah ini belum didukung oleh rencana detail tata ruang sehingga agak sulit melaksanakannya, itu yang pertama. Yang kedua,
peraturan daerah ini memang harus dikawal secara baik terus menerus. Dikawal secara baik walaupun ada beberapa kelemahan itu nanti bisa dilakukan di tahap
evaluasi setelah 5 tahun, ada beberapa hal yang mungkin berkembang sekarang misalnya ada keinginan masyarakat tapi belum ada di rencana tata ruang wilayah.
Implementasi peraturan daerah ini harus diteruskan dan untuk menyelesaikan setiap masalah di Kecamatan Medan Johor harus melihat kemampuan masing-
masing pihak. Selama tiga tahun berjalan, dengan adanya rencana tata ruang wilayah ini pemerintah bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang
tata ruang. Begitu juga dengan pandangan pemerintahan Kecamatan Medan Johor yang menyatakan bahwa programnya sudah berjalan dan pantas diteruskan untuk
lebih bagus kedepannya terkait tata ruang. Setelah mengetahui faktor komunikasi, sumberdaya, dan disposisi, maka faktor terakhir yang mempengaruhi
implementasi peraturan daerah adalah struktur birokrasi. Mengkoordinasikan kebijakan untuk diimplementasikan oleh para
implementor pasti terdapat kesulitan, yang jelas harus dikoordinasikan dengan cermat mebidangro tersebut. Dalam mengimplementasikan peraturan daerah ini di
Kecamatan Medan Johor, pemerintah mempunyai standar operasi prosedur, tahapannya ada di indikasi program per lima tahunnya apa apa yang harus
dibangun itu ada di lampiran peraturan tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah Kecamatan Medan Johor juga menyatakan jika kesulitan dikatakan
Universitas Sumatera Utara
tidak ada, nyatanya terdapat juga kesulitan dalam berkoordinasi karena masing- masing SKPD tentu memiliki urusan yang lebih penting. Pemerintah Kecamatan
selalu berkoordinasi dengan SKPD mengenai kebutuhan di Kecamatan. Buktinya sebagian jalan yang diperbaiki, tidak mungkin 100 juga karena diimbangi
dengan anggaran karena itu harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan. Secara bertahap memang sudah dilaksanakan pembuatan jalan, pengecoran jalan,
atau pengerasan jalan ulang, itu sudah dibuat dari kelurahan, dari Kecamatan, Kecamatan ke Instansi masing-masing.
Setelah mengetahui
keterlibatan para
aktor politik
dalam mengimplementasikan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah di
Kecamatan Medan johor, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data yang diperoleh selama penelitian berlangsung dengan menggunakan teori kebijakan
publik dan teori implementasi kebijakan publik.
3.5 Analisis