e. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kota
f. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kota yang meliputi
penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi, dan acuan dalam administrasi pertanahan
2.2.4 Ruang Lingkup Pengaturan Peraturan Daerah No.13 Tahun 2011
Peraturan daerah No. 13 tahun 2011 tentang rencana tata ruang wilayah terdiri dari 7 bab dan 96 pasal diantaranya memuat:
a. Ketentuan umum Terdapat di dalam Bab 1 terdiri dari pasal 1-6
b. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah Kota Medan
Terdapat di dalam Bab 2 terdiri dari pasal 6-12 c.
Rencana struktur ruang wilayah kota Medan yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan sarana dan prasarana kawasan Terdapat di
dalam Bab 3 terdiri dari pasal 13-34 d.
Rencana pola ruang wilayah kota Medan yang meliputi kawasan lindung dan kawasan budi daya Terdapat di dalam Bab 4 terdiri dari pasal 35-49
e. Penetapan kawasan strategi kota Terdapat di dalam Bab 5 terdiri dari
pasal 50-54 f.
Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kota Medan yang terdiri dari indikasi program utama jangka menengah lima tahunan Terdapat di dalam Bab 6
terdiri dari pasal 55-61 g.
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kota Medan yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan
Universitas Sumatera Utara
insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi Terdapat di dalam Bab 7 terdiri dari pasal 62-96
Universitas Sumatera Utara
BAB III POLITIK KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA MEDAN DALAM
IMPLEMENTASINYA DI KECAMATAN MEDAN JOHOR
Bab tiga berisi penjelasan mengenai hasil data yang diperoleh di lapangan sekaligus menyajikan hasil analisis dari data yang diperoleh dengan menggunakan
teori kebijakan publik dan teori implementasi kebijakan publik. Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan maka telah dilakukan wawancara
terhadap lembaga legislatif yaitu DPRD Kota Medan yang diwakili oleh Kabag persidangan, risalah, dan hukum yaitu Ibu Alida, Dinas Tata Ruang Tata
Bangunan yang diwakili oleh Kabid tata ruang yaitu Bapak Benny Iskandar, Kecamatan Medan Johor yang diwakili oleh Kasi trantib yaitu Bapak Rustam
Harahap dan Kasubag umum Ibu Idah N. Bintang, LSM Walhi yang diwakili oleh Direktur Eksekutif Walhi yaitu Bapak Kusnadi, Tokoh masyarakat Medan Johor
yang diwakili oleh Bapak Ell Adrianshah dan Bapak Dedi Suhairi.
Lembaga legislatif penting untuk dijadikan sebagai salah satu informan di dalam penelitian ini karena melihat fungsi legislasinya yaitu membentuk
peraturan daerah yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapat persetujuan bersama.
31
Selain itu juga terdapat fungsi anggaran dan pengawasan. Selanjutnya pihak Dinas Tata Ruang Tata Bangunan penting untuk dijadikan sebagai salah
satu informan di dalam penelitian ini karena Dinas Tata Ruang dan Tata
31
Sadu Wasistiono dan Yonatan Wiyoso. 2009. Meningkatkan Kinerja DPRD. Bandung: Fokusmedia. hal. 43.
Universitas Sumatera Utara
Bangunan Kota Medan merupakan unsur pelaksana pemerintah Kota Medan dalam bidang tata ruang dan tata bangunan yang dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
32
Pihak Kecamatan Medan Johor penting dijadikan informan karena Kecamatan Medan Johor merupakan wilayah objek penelitian yang dipilih.
Informan selanjutnya yaitu dari pihak LSM Walhi dan tokoh masyarakat Medan Johor. Dipilihnya LSM Walhi dan tokoh masyarakat karena dinilai mengetahui
perkembangan tata ruang di Kecamatan Medan Johor dan mampu mewakili pandangan masyarakat, serta keterlibatan mereka sebagai bagian dari masyarakat
terhadap peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah. Berikut akan dijelaskan mengenai data yang diperoleh di lapangan dan hasil analisis.
3.1 Kebijakan Pemerintah Kota Medan Tentang Rencana Tata Ruang