21
Seperti halnya salinitas, kadar oksigen terlarut juga mengalami peningkatan berdasarkan jarak dari pantai. Hal ini diduga karena pada jarak 1000 m, diduga
mendapat masukan lebih besar daripada jarak 1500 m atau 2000 m. Oksigen yang ada di perairan tersebut digunakan untuk mendekomposisi dan mengoksidasi bahan-
bahan tersebut. Selain itu juga, kadar oksigen terlarut dapat dipengaruhi oleh aktivitas fotosintesis dan gerakan massa air Sanusi 2006.
Nilai pH dan suhu pada ketiga lokasi pengamatan cenderung stagnan. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan jarak dari pantai tidak terlalu berpengaruh terhadap
perubahan nilai dari kedua parameter tersebut. Namun, nilai ini juga dipengaruhi oleh kondisi saat pengamatan dilakukan.
4.2. Logam Berat 4.2.1. Analisis Temporal
4.2.1.1. Logam Berat di Air a. Merkuri Hg
Salah satu logam berat yang biasa ditemukan di perairan adalah merkuri Hg. Hasil analisa merkuri Hg di perairan Teluk Lada ditunjukkan pada Tabel 6 di
bawah ini. Tabel 6. Kandungan logam berat merkuri Hg secara temporal di perairan
Teluk Lada, Banten
Waktu pengamatan
Hg ppm
Baku mutu ppm
Keterangan
Desember 0.0002 0.001
BBM
April 0.0004
BBM
Mei 0.0003
BBM
Juli 0.0002
BBM
Rataan 0.00028
BBM
Untuk rataan nilai 0.0002 dianggap 0.0002 Baku Mutu Air Laut KepMen LH No.51 Tahun 2004 untuk Biota Laut
BBM : Bawah Baku Mutu
Kadar merkuri di perairan berkisar antara 0.0002-0.0004 ppm dengan rata- rata 0.00028 ppm. Kadar merkuri yang diperoleh pada hasil pengukuran yang
dilakukan di perairan Teluk Lada selama pengamatan menunjukkan nilai yang berfluktuasi. Nilai yang fluktuatif ini dapat disebabkan karena perbedaan jumlah
masukan merkuri pada saat pengamatan. Letak lokasi pengamatan ini berada dekat dengan PLTU Labuan dan muara Sungai Cibama. Keberadaan Merkuri di perairan
22
tersebut diduga karena adanya buangan limbah cair PLTU yang mengandung merkuri. Dalam menjalankan operasinya PLTU Labuan menggunakan batubara
sebagai bahan bakarnya. Menurut Bilad 2010 batubara dan produk buangannya, berupa abu ringan, abu berat, dan kerak sisa pembakaran, mengandung berbagai
logam berat, salah satunya adalah merkuri. Meskipun unsur merkuri terkandung
dalam konsentrasi rendah, namun akan memberi dampak signifikan jika dibuang ke lingkungan dalam jumlah yang besar. Selain itu, sumber merkuri juga dapat berasal
dari masukan air Sungai Cibama yang membawa limbah hasil aktivitas manusia. Berbagai jenis aktivitas manusia dapat meningkatkan kadar merkuri di lingkungan.
Aktivitas tersebut antara lain adalah penambangan, peleburan untuk menghasilkan logam dari bijih tambang sulfidnya, pembakaran bahan bakar fosil, dan produksi
baja, semen serta fosfat Lu 1995. Penggunaan merkuri dan komponen- komponennya juga sering dipakai dalam pestisida Darmono 1995. Pada bulan Juli
terjadi penurunan kadar merkuri dalam perairan. Hal ini disebabkan terjadinya hujan sebelum pengamatan, sehingga terjadi pengenceran terhadap konsentrasi logam
berat. Penelitian terdahulu mengenai kadar merkuri telah dilakukan oleh BPLHD
pada perairan sekitar PLTU di daerah Ancol, yaitu sebesar 0.003 ppm Lestari Edward 2004. Jika dibandingkan dengan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa
Teluk Lada memiliki kadar merkuri yang lebih rendah. Perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan jumlah masukan merkuri ke dalam perairan, meskipun kedua
lokasi penelitian berada di sekitar PLTU. Berdasarkan nilai kandungan merkuri di Teluk Lada Tabel 6, dapat diketahui bahwa kandungan merkuri di perairan
tersebut masih di bawah baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah RI Kepmen LH No.51 tahun 2004 tentang kriteria baku mutu air laut untuk biota laut,
yaitu 0.001 ppm. Oleh karena itu, lingkungan perairan ini masih baik bagi kelangsungan hidup biota laut yang ada di dalamnya.
b. Kadmium Cd