Merkuri Hg Logam Berat

7 Berdasarkan sifat kimia dan fisikanya, maka tingkat atau daya racun logam berat terhadap hewan air dapat diurutkan dari tinggi ke rendah adalah merkuri Hg, kadmium Cd, seng Zn, timah hitam Pb, krom Cr, nikel Ni, dan cobalt Co Sutamihardja dkk 1982 in marganof 2003. Keberadaan logam berat di perairan sangat berbahaya, baik secara langsung terhadap kehidupan organisme maupun efek tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat berdasarkan PPLH-IPB 1997 ; Sutamihardja et al. 1982 in Marganof 2003 yaitu : 1. Sulit terdegradasi, sehingga mudah terkumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami sulit terurai dihilangkan. 2. Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsi organisme tersebut 3. Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih tinggi dari konsentrasi logam dalam air. Di samping itu sedimen mudah tersuspensi karena pergerakan massa air yang akan melarutkan kembali logam yang dikandungnya ke dalam air, sehingga menjadi sumber pencemar dalam skala waktu tertentu.

2.2.1. Merkuri Hg

Merkuri Hg merupakan unsur renik pada kerak bumi. Merkuri terdapat di lingkungan sebagai senyawa anorganik dan organik Lu 1995. Logam ini biasanya disebut air raksa, biasanya bersenyawa dengan sulfid membentuk HgS, akan tetapi logam ini tersebar luas dalam bentuk gabungan pada batu dan tanah Moriber 1974. Berdasarkan Darmono 1995, merkuri memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1. Satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar 25°C dan memiliki titik beku yang rendah dibanding logam lainnya, yaitu -39ºC. 2. Memiliki kisaran suhu yang luas dalam bentuk cair, yaitu 396°C. 3. Memiliki volatilitas yang tinggi dibandingkan dengan logam lainnya. 4. Merupakan konduktor yang baik karena memiliki ketahanan listrik yang rendah. 5. Mudah dicampur dengan logam lain membentuk komponen yang disebut amalgam alloy. 8 6. Merkuri dan komponen-komponennya bersifat toksik terhadap semua makhluk hidup. Sumber merkuri dapat berasal dari pelapukan batuan dan erosi tanah yang melepas merkuri ke dalam perairan. Berbagai jenis aktivitas manusia dapat meningkatkan kadar merkuri di lingkungan. Aktivitas tersebut antara lain adalah penambangan, peleburan untuk menghasilkan logam dari bijih tambang sulfidnya, pembakaran bahan bakar fosil, dan produksi baja, semen serta fosfat Lu 1995 Bentuk merkuri di alam dapat dklasifikasikan menjadi dua, yaitu organik dan anorganik. Merkuri anorganik terdiri dari logam merkuri Hg, Hg + atau Hg ++ , serta garam-garamnya yaitu merkuri klorida HgCl 2 dan merkuri oksida HgO. Sedangkan merkuri organik terdiri dari fenil merkuri, metoksi merkuri, dan alkil merkuri Laws 1945. Merkuri anorganik dapat mengalami transformasi menjadi dimetil merkuri dengan bantuan aktivitas mikroba, baik pada kondisi aerob maupun anaerob. Pada kadar merkuri anorganik yang rendah, akan terbentuk dimetil merkuri sedangkan pada kadar merkuri anorganik yang tinggi akan terbentuk monometil merkuri. Pada perairan alami, kadar monometil merkuri dan dimetil akan dipengaruhi oleh keberadaan mikroba, karbon organik, kadar merkuri anorganik, metal merkuri dapat mengalami bioakumulasi dan biomagnifikasi pada biota perairan Effendi 2003. Tingkat kestabilan merkuri dalam perairan tergantung pada keadaan pH di lingkungan perairan tersebut. Kadar merkuri pada perairan laut berkisar antara 10 ngliter sampai 30 ngliter. Untuk melindungi kehidupan organisme laut merkuri yang diperbolehkan tidak boleh lebih dari 0,3 µgliter Moore 1991 in effendi 2003. Pencemaran perairan oleh merkuri mempunyai pengaruh terhadap ekosistem setempat yang disebabkan oleh sifatnya yang stabil dalam sedimen, kelarutan yang rendah dalam air dan kemudahan diserap dan terkumpul dalam jaringan tubuh organisme air, baik melalui proses bioakumulasi maupun biomagnifikasi yaitu melalui food chain Budiono 2002. 9

2.2.2. Kadmium Cd

Dokumen yang terkait

Kandungan Logam Berat Pb pada Air, Sedimen, dan Kerang Darah (Anadara granosa) di Pantai Belawan, Provinsi Sumatera Utara

7 128 81

Penentuan Kandungan Logam (Hg.Pb.Dan Cd) Dengan Penambahan Bahan Pengawet Dan Waktu Perendaman Yang Berbeda Pada Kerang Hijau (Perna Viridis L.) Di Perairan Muara Kamal, Teluk Jakarta

0 16 104

Analisis ekobiologi sebagai dasar pengelolaan sumberdaya kerang darah (Anadara granosa) di Teluk Lada Perairan Selat Sunda

6 66 231

Kandungan Logam Berat Air Laut, Sedimen Dan Daging Kerang Darah (Anadara Granosa) Di Perairan Mentok Dan Tanjung Jabung Timur

0 5 6

Keterkaitan akumulasi logam berat (Hg, Cd dan Pb) dalam sedimen dan bioakumulasi pada beberapa kerang laut ( anadara granosa, Trachycardium sp. dan Meritrix meritrix) di perairan Ujungpangkah, Jawa Timur

0 9 68

Morfometrik Kerang Anadara Granosa Dan Anadara Antiquata Pada Wilayah Yang Tereksploitasi Di Teluk Lada Perairan Selat Sunda

0 3 6

Kandungan Logam Berat Pb, Cu, Cd, dan Hg pada Kerang Darah Anadara granosa (Linnaeus, 1758) di Perairan Pesisir Kabupaten Tangerang

8 44 32

Kandungan Logam Berat (Pb, Cd, dan Hg) pada Kerang Bulu (Anadara antiquata) di Perairan Kronjo dan Cituis, Kabupaten Tangerang

0 4 30

Kandungan Logam Berat Pb pada Air, Sedimen, dan Kerang Darah (Anadara granosa) di Pantai Belawan, Provinsi Sumatera Utara

0 0 13

KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

0 0 14