22
tersebut diduga karena adanya buangan limbah cair PLTU yang mengandung merkuri. Dalam menjalankan operasinya PLTU Labuan menggunakan batubara
sebagai bahan bakarnya. Menurut Bilad 2010 batubara dan produk buangannya, berupa abu ringan, abu berat, dan kerak sisa pembakaran, mengandung berbagai
logam berat, salah satunya adalah merkuri. Meskipun unsur merkuri terkandung
dalam konsentrasi rendah, namun akan memberi dampak signifikan jika dibuang ke lingkungan dalam jumlah yang besar. Selain itu, sumber merkuri juga dapat berasal
dari masukan air Sungai Cibama yang membawa limbah hasil aktivitas manusia. Berbagai jenis aktivitas manusia dapat meningkatkan kadar merkuri di lingkungan.
Aktivitas tersebut antara lain adalah penambangan, peleburan untuk menghasilkan logam dari bijih tambang sulfidnya, pembakaran bahan bakar fosil, dan produksi
baja, semen serta fosfat Lu 1995. Penggunaan merkuri dan komponen- komponennya juga sering dipakai dalam pestisida Darmono 1995. Pada bulan Juli
terjadi penurunan kadar merkuri dalam perairan. Hal ini disebabkan terjadinya hujan sebelum pengamatan, sehingga terjadi pengenceran terhadap konsentrasi logam
berat. Penelitian terdahulu mengenai kadar merkuri telah dilakukan oleh BPLHD
pada perairan sekitar PLTU di daerah Ancol, yaitu sebesar 0.003 ppm Lestari Edward 2004. Jika dibandingkan dengan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa
Teluk Lada memiliki kadar merkuri yang lebih rendah. Perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan jumlah masukan merkuri ke dalam perairan, meskipun kedua
lokasi penelitian berada di sekitar PLTU. Berdasarkan nilai kandungan merkuri di Teluk Lada Tabel 6, dapat diketahui bahwa kandungan merkuri di perairan
tersebut masih di bawah baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah RI Kepmen LH No.51 tahun 2004 tentang kriteria baku mutu air laut untuk biota laut,
yaitu 0.001 ppm. Oleh karena itu, lingkungan perairan ini masih baik bagi kelangsungan hidup biota laut yang ada di dalamnya.
b. Kadmium Cd
Kadmium merupakan salah satu logam berat yang biasa ditemukan di perairan yang mendapatkan masukan dari berbagai aktivitas manusia. Kandungan logam
berat kadmium Cd di perairan Teluk Lada ditunjukkan pada Tabel 7 di bawah ini.
23
Tabel 7. Kandungan logam berat kadmium Cd secara temporal di perairan Teluk Lada, Banten
Waktu pengamatan
Cd ppm
Baku mutu ppm
Keterangan
Desember 0.005 0.001
BBM
April 0.005
BBM
Mei 0.0140 -
Juli 0.007 -
Rataan 0.0078 -
Untuk rataan nilai 0.005 dianggap 0.005
Baku Mutu Air Laut KepMen LH No.51 Tahun 2004 untuk biota laut
BBM : Bawah Baku Mutu
Kadar Kadmium Cd yang didapatkan pada hasil pengukuran yang dilakukan di Teluk Lada selama empat bulan berkisar antara 0.005-0.014 ppm
dengan rata-rata 0.0078 ppm. Kandungan logam berat kadmium di perairan Teluk Lada umumnya lebih rendah jika dibandingkan dengan hasil pengamatan di Teluk
Banten. Berdasarkan penelitian Jumariyah 2001 kadar Cd pada saat pengamatan berkisar antara 0.024-0.034 ppm dengan rata-rata 0.028 ppm.
Rendahnya nilai kandungan Cd di Teluk Lada jika dibandingkan dengan perairan Teluk Banten diduga karena industri-industri yang terdapat di sekitar Teluk
Banten lebih banyak dibandingkan dengan Teluk Lada, contohnya PLTU Suralaya, industri penambangan batubara galangan kapal, dan industri yang bergerak
pengeboran minyak lepas pantai Mantunar et al. 1995 in Jumariyah 2001. Masukan kadmium pada perairan Teluk Lada diduga berasal dari air sungai
dan air limbah buangan PLTU. Penggunan batubara sebagai bahan bakar dapat menghasilkan limbah berupa logam berat, yaitu kadmium Darmono 1995.
Berdasarkan Pacyna 1987 in Darmono 1995, dalam batubara terdapat kandungan kadmium sebesar 0.01-300 µgg. Selain itu, kegiatan manusia yang berada di
sepanjang sungai menjadi salah satu penyumbang keberadaan kadmium di perairan Teluk Lada. Kadmium banyak digunakan dalam industri metalurgi, pelapisan logam,
pigmen, baterai, peralatan elektronik, pelumas, peralatan fotografi, gelas, keramik, tekstil, dan plastik Lu 2006.
Pada Tabel 7 dapat terlihat terjadinya kenaikan kadar Cd di perairan. Kenaikan ini diduga karena adanya perbedaan masukan kadmium ke perairan,
dimana pada bulan Mei masukannya lebih besar dibandingkan pada bulan Desember
24
maupun April. Pada bulan Juli terjadi penurunan kadar kadmium di perairan dikarenakan adanya pengenceran dari air hujan.
Beradasarkan nilai kandungan kadmium Cd pada perairan Teluk Lada yang diperoleh selama pengamatan Tabel 7, jika dibandingkan dengan KepMen LH No.
51 tahun 2004 baku mutu air laut untuk biota laut sudah melewati ambang batas yang ditetapkan yaitu 0.001 ppm. Oleh karena itu, kadar kadmium pada perairan ini
dapat membahayakan biota yang hidup di dalamnya.
c. Timbal Pb