20
4.1.2. Horizontal
Kondisi lingkungan perairan pada lokasi pengamatan secara horizontal digambarkan melalui beberapa parameter fisika-kimia, yaitu suhu, kekeruhan,
salinitas, pH, dan DO. Hasil pengamatan tersebut ditunjukkan pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Parameter fisika-kimia perairan secara horizontal di perairan Teluk Lada, Banten
Jarak dari Pantai
m Parameter
Suhu °C
Kekeruhan NTU
Salinitas ppt
pH DO
mgl
1000 31.5±0.7
19±1.4 31±7.07
7.5±0.0 5.41±0.93
1500 32±1.4
15±0.0 32.5±3.54
7.5±0.0 6.46±0.02
2000 31.5±0.7
8.75±1.1 33±2.83
7.5±0.0 6.61±0.19
Baku Mutu 28-30
5 Alami
7-8.5 5
Baku Mutu Air Laut KepMen LH No.51 Tahun 2004 untuk Biota Laut
Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat diketahui nilai parameter fisika-kimia secara horizontal jarak lokasi dari pantai selama pengamatan. Parameter tersebut terdiri
dari suhu, kekeruhan, salinitas dan DO. Adapun nilai kisaran rata-rata dari keempat parameter tersebut masing-masing adalah 31.5-32 °C, 8.75-19 NTU, 31-33 ppt, 7.5,
dan 5.41-6.61 mgl. Selama pengamatan yang dilakukan di perairan Teluk Lada, dapat diketahui
bahwa nilai dari parameter kekeruhan mengalami penurunan berdasarkan jarak dari pantai. Semakin jauh dari pantai maka kekeruhan semakin rendah. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan jumlah masukan bahan organik maupun anorganik ke perairan. Lokasi pengamatan yang lebih dekat dengan pantai diduga
mendapat masukan lebih besar daripada yang letaknya lebih jauh. Sebaliknya, pada parameter salinitas dapat diketahui bahwa semakin jauh lokasi pengamatan dari
pantai maka nilainya akan semakin besar. Pada lokasi yang lebih dekat dengan pantai 1000 m diduga mendapat masukan air tawar dari muara Sungai Cibama,
sehingga terjadi pengenceran yang menyebabkan nilai salinitas lebih rendah daripada lokasi lainnya. Selain itu, menurut Nontji 2007 kadar salinitas di perairan
tergantung pada penguapan. Pada lokasi yang berjarak 2000 m dari pantai diduga terjadi penguapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya. Hal inilah
yang menyebabkan salinitas pada jarak 2000 m menjadi lebih tinggi.
21
Seperti halnya salinitas, kadar oksigen terlarut juga mengalami peningkatan berdasarkan jarak dari pantai. Hal ini diduga karena pada jarak 1000 m, diduga
mendapat masukan lebih besar daripada jarak 1500 m atau 2000 m. Oksigen yang ada di perairan tersebut digunakan untuk mendekomposisi dan mengoksidasi bahan-
bahan tersebut. Selain itu juga, kadar oksigen terlarut dapat dipengaruhi oleh aktivitas fotosintesis dan gerakan massa air Sanusi 2006.
Nilai pH dan suhu pada ketiga lokasi pengamatan cenderung stagnan. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan jarak dari pantai tidak terlalu berpengaruh terhadap
perubahan nilai dari kedua parameter tersebut. Namun, nilai ini juga dipengaruhi oleh kondisi saat pengamatan dilakukan.
4.2. Logam Berat 4.2.1. Analisis Temporal