Penentuan formulasi snack bar

36 kembali sebagai bahan baku pangan lainnya, antara lain brownies ampas tahu, cookies, flakes, dan cereal pengganti sarapan.

C. Formulasi Snack Bar

1. Penentuan formulasi snack bar

Formulasi snack bar dibagi menjadi tiga tahap yaitu, penentuan formulasi snack bar, penentuan suhu pemanggangan, dan pembuatan snack bar menjadi enam formula berdasarkan variabel yang diberikan. Tahap I formulasi ini menggunakan berbagai bahan baku yang pada umumnya menjadi bahan baku utama snack bar seperti tepung dan bahan pengikat. Formula pertama yang dibuat dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 . Formula I pada tahap formulasi snack bar Bahan Bobot gram Keterangan Tepung terigu 125 Renyah dan aroma langu yang kuat Tepung sorgum 14 Tepung ampas tahu 11 Margarin 20 Madu 10 High frutose syrup 10 Susu full cream 8 Gula bubuk 32 Telur 8 Formula I tersebut memiliki karakteristik yang masih jauh dari karakteristik snack bar. Formula ini lebih menyerupai cookies karena penambahan margarin yang cukup banyak, selain itu terdapat aroma langu yang sangat tajam pada produk, sehingga diperlukan penambahan flavor tambahan untuk mengurangi aroma langu tersebut serta mengurangi penggunaan margarin pada produk. Tahap formulasi selanjutnya menggunakan bahan pengikat berupa tepung tapioka dan peanut butter sebagai pemberi rasa. Tepung tapioka mengandung 17 amilosa dan 83 amilopektin. Perbandingan amilosa dan amilopektin 37 akan mempengaruhi sifat kelarutan dan derajat gelatinisasi pati. Semakin kecil kandungan amilosa atau semakin tinggi kandungan amilopektinya, maka pati cenderung menyerap air lebih banyak. Pati yang kandungan amilopektinnya tinggi akan membentuk gel yang tidak kaku, sedangkan pati yang kandungan amilopektinnya rendah akan membentuk gel yang kaku Winarno, 1997. Untuk memaksimalkan proses gelatinisasi, semua bahan dasar tepung disangrai terlebih dahulu, selain itu, ditambahkan pula sedikit air agar membantu proses gelatinisasi tersebut. Formula II dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 . Formula II pada tahap formulasi snack bar Bahan Bobot gram Keterangan Tepung terigu sangrai 10 Tekstur padat dan retak pada permukaan Tepung tapioka sangrai 10 Tepung sorgum 20 Tepung ampas tahu 10 Margarin 20 Peanut butter 20 Madu 8 High frutose syrup 8 Susu full cream 8 Gula bubuk 10 Telur 8 Air 4 Penggunaan tepung tapioka membuat tekstur bar lebih padat daripada bar yang tidak ditambahkan tapioka. Akan tetapi, tidak ada perbedaan yang nyata antara tepung yang disangrai dengan yang tidak disangrai. Formula ini memiliki tekstur permukaan bar yang retak setelah proses pemanggangan. Hal ini karena pengembangan yang terlalu berlebihan sehingga tekstur permukaan mengalami keretakan yang tentunya akan mengurangi nilai penerimaan sensori produk bar tersebut. 38 Oleh karena itu, formula yang dibuat selanjutnya formula III tidak ada penambahan margarin maupun peanut butter untuk mencegah pengembangan yang berlebihan dan tidak dilakukan penyangraian pada bahan tepung, selain itu bagian telur yang ditambahkan hanya bagian putih telur karena kuning telur berfungsi sebagai perenyah sedangkan putih telur sebagai perekat pada produk. HFS yang ditambahkan pada formula ini lebih banyak daripada formula sebelumnya agar adonan tidak kering akibat tidak ditambahkan margarin dan peanut butter. Formula III juga ditambahkan bubuk kayu manis untuk mengurangi aroma langu yang disebabkan tepung ampas tahu. Formula III dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 . Formula III pada tahap formulasi snack bar Bahan Bobot gram Keterangan Tepung tapioka 10 Tekstur sangat keras dan bagian dalam belum matang Tepung sorgum 10 Tepung ampas tahu 5 High frutose syrup 10 Susu full cream 4 Gula bubuk 5 Putih telur 4 Bubuk kayu manis 1 Air 2 Namun, produk dari formula III memiliki tekstur yang sangat keras sehingga sulit untuk dikonsumsi, selain itu bagian dalam bar tidak matang. Hal tersebut mungkin dikarenakan tidak ada penambahan lemak pada produk sehingga produk tersebut menjadi sangat keras. Berdasarkan hasil formula III, formula IV yang dibuat selanjutnya diberi penambahan minyak goreng agar tekstur menjadi lebih baik dan dapat matang merata. Komposisi formula IV dapat dilihat pada Tabel 10. 39 Tabel 10 . Formula IV pada tahap formulasi snack bar Bahan Bobot gram Keterangan Tepung tapioka 10 Produk sangat kering dan sangat beremah Tepung sorgum 10 Tepung ampas tahu 5 High frutose syrup 10 Susu full cream 4 Gula bubuk 5 Putih telur 4 Bubuk kayu manis 1 Minyak goreng 2 Formula IV ini menghasilkan produk yang sangat kering dengan remah yang sangat banyak. Hal tersebut tentunya akan mempersulit orang yang mengkonsumsi produk ini. Oleh karena itu, diperlukan binder yang lebih baik daripada HFS agar masalah remah ini dapat teratasi. Maizena banyak digunakan sebagai bahan pengikat pada pembuatan pangan. Proses pembuatan banana bar yang dilakukan oleh Vera 2009 menggunakan maizena sebagai bahan pengikat. Berdasarkan acuan literatur tersebut, formula selanjutnya formula V menggunakan bahan pengikat yaitu tepung maizena untuk menggantikan tepung tapioka. Selain itu, selai nenas akan digunakan dalam formulas V ini berfungsi sebagai pemberi flavor dan sebagai bahan pelekat seperti karamel yang sering terdapat pada snack bar komersial. Telur yang digunakan pada formula ini adalah campuran kuning telur dan putih telur. Air dan HFS tidak ditambahkan pada formula ini. Komposisi formula V dapat dilihat pada Tabel 11. 40 Tabel 11 . Formula V pada tahap formulasi snack bar Bahan Bobot gram Keterangan Tepung maizena 10 Permukaan tidak retak, aroma nenas mengurangi aroma langu, dan remah sedikit Tepung sorgum 10 Tepung ampas tahu 5 Selai nenas 14 Susu full cream 4 Telur 6 Minyak goreng 3 Formula ini memiliki karakteristik yang baik. Produk yang tidak retak dengan remah yang sedikit serta adanya aroma nenas sehingga mengurangi bau langu yang disebabkan oleh ampas tahu. Oleh karena itu, formula ini akan menjadi formula snack bar sorgum ampas tahu.

2. Penentuan suhu pemanggangan