Penentuan suhu pemanggangan Pembuatan snack bar

40 Tabel 11 . Formula V pada tahap formulasi snack bar Bahan Bobot gram Keterangan Tepung maizena 10 Permukaan tidak retak, aroma nenas mengurangi aroma langu, dan remah sedikit Tepung sorgum 10 Tepung ampas tahu 5 Selai nenas 14 Susu full cream 4 Telur 6 Minyak goreng 3 Formula ini memiliki karakteristik yang baik. Produk yang tidak retak dengan remah yang sedikit serta adanya aroma nenas sehingga mengurangi bau langu yang disebabkan oleh ampas tahu. Oleh karena itu, formula ini akan menjadi formula snack bar sorgum ampas tahu.

2. Penentuan suhu pemanggangan

Tahap selanjutnya tahap II adalah penentuan suhu pemangganan. Alat pemanggang yang digunakan adalah oven dengan panas berasal dari api yang dikendalikan oleh sumber gas. Alat ini mempunyai kontrol masing-masing untuk suhu bagian atas dan bagian bawah. Suhu penentuan yang diuji adalah 180⁰C, 160⁰C, dan 140⁰C untuk suhu bagian atas maupun bagian bawah. Hasil penentuan suhu pemanggangan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 . Penentuan suhu pemanggangan Bagian Suhu ⁰C Keterangan Atas 180 Case hardening, 20 menit 160 Matang, 25 menit 140 Keras, 35 menit Bawah 180 Hangus 160 Hangus 150 Matang 140 Matang, warna seperti suhu atas 160⁰C 41 Suhu 180⁰C terlalu tinggi untuk pembuatan bar sorgum ampas tahu. Produk yang dihasilkan mengalami case hardening yaitu bagian permukaan produk sudah matang kecoklatan namun bagian dalam produk masih belum matang sempurna. Bagian atas permukaan produk yang dipanggang pada suhu 160⁰C matang sempurna, namun bagian bawah produk memiliki warna yang lebih coklat. Pemanggangan pada suhu 160⁰C membutuhkan waktu 25 menit. Suhu 140⁰C membutuhkan waktu 35 menit pada proses pemanggangan, selain itu tekstur produk yang dihasilkan lebih keras dibandingkan dengan produk yang dipanggang ada suhu 160⁰C. Oleh sebab itu, suhu pemanggangan atas yang digunakan adalah suhu 160⁰C. Suhu bagian bawah yang diujikan adalah suhu 180⁰C, 160⁰C, 150⁰C, dan 140⁰C. Suhu bawah 180⁰C dan 160⁰C menghasilkan warna bagian dasar produk hangus. Suhu 150⁰C menghasilkan bar yang matang, namun menghasilkan warna yang lebih gelap dibandingkan bagian atas produk yang dipanggang pada suhu atas oven 160⁰C. Suhu oven bagian bawah yang dapat menghasilkan kematangan yang merata dengan suhu bagian atas 160⁰C adalah suhu 140⁰C.

3. Pembuatan snack bar

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah persentase tepung ampas tahu basis berat total tepung dan perbandingan sorgum terhadap maizena. Pemilihan dua taraf untuk variabel perbandingan sorgum terhadap maizena dilakukan dengan uji organoleptik tahap I. Hasil uji organoleptik rating kesukaan Lampiran 3 terhadap keseluruhan atribut produk menunjukkan sampel dengan perbandingan sorgum maizena 3:1 dan 1:1 merupakan sampel yang paling disukai diantara perbandingan sorgum dengan maizena lainnya, yaitu 100 sorgum, 4:1, dan 2:1. Selanjutnya, kedua perbandingan tersebut akan di formulasikan dengan tepung ampas tahu dan bahan baku lainnya. Ampas tahu yang digunakan pada formulasi ini terdiri dari tiga persentase, yaitu 20, 12, dan 8. Oleh karena itu akan diperoleh enam formulasi snack bar sorgum ampas tahu Tabel 13 yang selanjutnya akan dilakukan uji orgnoleptik tahap II, uji kadar 42 serat pangan, dan aktivitas antioksidan untuk menentukan formula terbaik dari keeenam formula tersebut. Gambar snack bar sorgum ampas tahu dapat dilihat pada Gambar 13. Tabel 13 . Enam formulasi snack bar sorgum ampas tahu Perbandingan sorgum dengan maizena Persentase tepung ampas tahu basis total tepung 20 B1 12 B2 8 B3 3:1 A1 A1B1 A1B2 A1B3 1:1 A2 A2B1 A2B2 A2B3 Gambar 13 . Snack bar sorgum ampas tahu

D. Analisis Kimia Tepung Ampas Tahu dan Tepung Sorgum

Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal kandungan bahan terutama yang terkait dengan karakter snack bar berbahan baku tepung ampas tahu dan tepung sorgum. Analisis proksimat terhadap tepung ampas tahu dan sorgum meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, aktivitas antioksidan, dan kadar serat pangan total serat pangan, serat pangan larut, dan serat pangan tidak larut. 43 Tabel 14 . Hasil analisis tepung ampas tahu dan tepung sorgum Kandungan Zat Gizi Tepung Ampas Tahu bk Tepung Sorgum bk Kadar air 10.21 9.43 Kadar abu 2.92 1.45 Kadar lemak 19.80 4.16 Kadar protein 35.16 7.58 Kadar karbohidrat 31.91 77.38 Kadar serat pangan larut 3.25 2.44 Kadar serat pangan tak larut 32.65 7.55 Kadar total serat pangan 35.90 9.98 Aktivitas antioksidan 3.39 mg vit C eqi100g 43.58 mg vit C eqi100g Kadar air perlu ditetapkan karena sangat berpengaruh terhadap daya simpan bahan. Makin tinggi kadar air suatu bahan, maka makin besar pula kemungkinan bahan tersebut rusak atau tidak tahan lama. Menurut Winarno 1997, jumlah kandungan air pada bahan-bahan terutama bahan-bahan pertanian akan mempengaruhi daya tahan bahan terhadap serangan mikroba. Untuk memperpanjang daya simpan suatu bahan, maka sebagian air dari bahan dihilangkan sehingga mencapai kadar air tertentu. Pengeringan pada tepung bertujuan untuk mengurangi kadar airnya sampai batas tertentu sehingga pertumbuhan mikroba dan aktivitas enzim penyebab kerusakan pada tepung dan pati dapat dihambat. Batas kadar air minimum dimana mikroba masih dapat tumbuh adalah 14-15 basis basah Winarno,1997. Kadar air maksimal yang ditetapkan SNI untuk tepung-tepungan adalah 15 bb. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 14 , nilai kadar air tepung ampas tahu sebesar 10.21 bk dan tepung sorgum adalah 9.43 bk. Kadar air hasil analisis cukup baik karena sesuai dengan ketentuan SNI dan mencapai kadar air yang aman dari mikroba, yaitu kurang dari 15. Kadar abu menunjukkan besarnya kandungan mineral dalam tepung. Mineral merupakan zat anorganik dalam bahan yang tidak terbakar selama proses pembakaran di dalam tanur. Pengabuan juga merupakan tahapan persiapan contoh yang harus dilakukan pada analisis mineral. 44 Kadar abu sangat dipengaruhi oleh jenis bahan yang dianalisis. Secara kuantitatif nilai kadar abu dalam tepung yang dihasilkan berasal dari mineral- mineral ampas tahu. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar abu tepung ampas tahu adalah 2.92 bk, sedangkan tepung sorgum adalah 1.45 bk. Metode ekstraksi soxhlet merupakan metode analisis kadar lemak secara langsung dengan cara mengekstrak lemak dari bahan dengan pelarut organik non- polar seperti heksana, petroleum eter, dan dietil eter. Ekstraksi dilakukan dengan cara refluks pada suhu yang sesuai dengan titik didih pelarut yang digunakan. Jumlah lemak perberat bahan yang diperoleh menunjukkan kadar lemak kasar curd fat artinya komponen yang terekstrak oleh pelarut organik bukan hanya lemakminyak, tetapi komponen lain yang larut pelarut organik, seperti vitamin larut lemak A,D,E,dan K serta karotenoid Faridah et al., 2009. Berdasarkan Tabel 14, hasil analisis kadar lemak tepung ampas tahu diperoleh sebesar 19.80 bk dan tepung sorgum adalah 4.16 bk. Kadar lemak tepung ampas tahu yang relatif tinggi dapat mengganggu proses gelatinisasi karena lemak mampu membuat kompleks dengan amilosa sehingga amilosa tidak dapat keluar dari granula pati Lopulalan,2008. Lemak juga dapat menghambat proses gelatinisasi dengan cara sebagian lemak akan diserap oleh permukaan granula, sehingga terbentuk lapisan lemak yang bersifat hidrofobik disekeliling granula pati. Hal ini akan menyebabkan kekentalan dan kelekatan pati berkurang akibat jumlah air berkurang untuk terjadinya pengembangan granula pati Marissa, 2010. Data menunjukkan kadar protein tepung ampas tahu sebesar 35.16 dan tepung sorgum adalah 7.58. Kadar protein yang dihasilkan tepung ampas tahu tinggi. Tingginya kadar protein dalam tepung ampas tahu sangatlah diharapkan. Tepung dengan kandungan protein yang tinggi tidak memerlukan bahan subsitusi protein lagi dalam aplikasinya. Kadar protein yang terkandung dalam tepung sorgum pun cukup tinggi. Serat merupakan golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh usus manusia. Namun keberadaan serat ini sangatlah penting. Pada dasarnya serat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok serat kasar Crude Fiber dan kelompok serat pangan Dietary Fiber. Kelompok serat kasar terdiri dari selulosa, 45 hemiselulosa, dan lignin. Tabel 14 menunjukkan total serat pangan TDF tepung ampas tahu sebesar 35.90, dengan rincian 32.65 bk untuk IDF dan 3.25 bk untuk SDF sedangkan TDF yang terkandung pada tepung sorgum adalah 9.98 dengan IDF 7.55 dan SDF sebesar 2.44. Tingginya kandungan serat pangan pada tepung ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber utama serat untuk produk snack bar ini. Secara umum, antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat dan mencegah proses oksidasi. Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi oksidasi radikal bebas. Antioksidan dinyatakan sebagai senyawa yang secara nyata dapat memperlambat oksidasi, walaupun dengan konsentrasi yang lebih rendah dibanding substrat yang dapat dioksidasi Pokorny et al, 2008. Aktivitas antioksidan tepung sorgum adalah 43.58 mg eqivalen vitamin C100g sampel, sedangkan tepung ampas tahu adalah 3.39 mg eqivalen vitamin C100g sampel. Kandungan antioksidan yang tinggi pada tepung sorgum, umumnya didominasi oleh komponen fenolik. Tepung sorgum yang digunakan dalam formulasi snack bar ini akan menjadi sumber utama ketersediaan antioksidan pada produk.

E. Analisis Formula Snack Bar

1. Uji organoleptik Adawiyah dan Waysima, 2008