perbedaan berat serat antara selulosa mikrobial dan selulosa kayu yang pada akhirnya menyebabkan perbedaan rendemen.
B. Gramatur Kertas Selulosa Mikrobial
Gramatur adalah nilai yang menunjukan bobot kertas per satuan luas gm
2
. Pada pembuatan kertas selulosa mikrobial ini, target gramatur yang ingin dicapai adalah 60 gm
2
. Penentuan gramatur kertas akan sangat berguna untuk menentukan kekuatan fisik kertas. Gramatur yang diperoleh dalam
penelitian ini berkisar antara 31,2 – 49,5 gm
2
. Berdasarkan perbandingan SII 1982, gramatur kertas selulosa mikrobial yang berkisar antara 31,2
– 49,5 gm
2
sesuai untuk jenis kertas tik 28 – 31,5 gm
2
, kertas kitab 25 – 31,5
gm
2
, kertas lito 40 – 50 gm
2
, dan kertas toilet 16 – 31,5 gm
2
. Gramatur tertinggi dihasilkan dari perlakuan penambahan bahan aditif tapioka 2,5
dan kaolin 5 sedangkan gramatur terendah dihasilkan dari kombinasi perlakuan penambahan aditif tapioka 2,5 . Hasil pengujian gramatur dapat
dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil pengujian gramatur kertas selulosa mikrobial
Kode Perlakuan
Ulangan ke - Gramatur gm
2
Rata-rata NA
1 35
36,25 ± 7,31 2
37,5 KA
1 36,2
34,25 ± 7,31 2
32,3 TA
1 28,9
31,40 ± 7,31 2
33,9 TKA
1 53,5
49,05 ± 7,31 2
44,6
Keterangan : NA tanpa aditif, KA aditif kaolin 5 , TA aditif tapioka 2,5 dan TKA aditif kaolin 5 dan tapioka 2,5
Hasil gramatur yang didapat berada di bawah target gramatur yang hendak dicapai. Hal ini disebabkan oleh karakteristik selulosa mikrobial yang
memiliki daya serap air yang tinggi dan porositas yang tinggi Shoda dan Sugano, 2005. Oleh karena itu pada waktu pembuatan suspensi serat, pulp
selulosa mikrobial cenderung menyerap air dan mengembang, sehingga jumlah serat yang terambil saat akan dicetak lebih kecil dibandingkan
perhitungan per lembar kertas. Selain itu, faktor tingkat penyebaran serat
yang kurang merata menyebabkan jumlah serat pada tiap sisi tidak seimbang dan mengakibatkan nilai gramatur kertas tidak tercapai. Penyebaran serat
yang kurang merata disebabkan oleh proses pembentukan lembaran yang masih manual handmade. Pencapaian gramatur kertas selulosa mikrobial
yang diinginkan dapat dilakukan dengan pencampuran pulp selulosa mikrobial dan pulp kayu. Pencapaian gramatur tanpa pencampuran dengan
pulp kayu, dapat dilakukan dengan menggunakan alat pembentukan lembaran kertas.
a Tanpa Penambahan Aditif NA
b Penambahan Tapioka 2,5 TA
c Penambahan Kaolin 5 KA
d Penambahan Tapioka 2,5 dan
Kaolin 5 TKA
Gambar 13. Kertas selulosa mikrobial Pada penelitian ini dilakukan perlakuan penambahan bahan aditif yaitu
tapioka 0 dan 2,5 dan kaolin 0 dan 5 dari kering oven serat. Pengambilan presentase tapioka dan kaolin didasarkan atas kisaran presentase
penggunaan bahan aditif dalam pembuatan kertas yaitu 1,0 - 5,0 untuk tapioka dan 4,0 - 15,0 untuk kaolin dalam basis kering oven serat Casey,
1980. Hubungan penambahan bahan aditif dan gramatur dapat dilihat pada Gambar 14.
Keterangan : NA tanpa aditif, KA aditif kaolin 5 , TA aditif tapioka 2,5 dan TKA aditif kaolin 5 dan tapioka 2,5
Gambar 14. Pengaruh zat aditif terhadap gramatur kertas Berdasarkan analisa ragam pada taraf 5 , perlakuan penambahan
bahan aditif tapioka 2,5 dan kaolin 5 sangat berpengaruh nyata terhadap gramatur kertas yang dihasilkan dibandingkan NA kontrol, TA
penambahan tapioka 2,5 dan KA penambahan kaolin 5 . Kombinasi penambahan kedua bahan aditif tapioka 2,5 dan kaolin 5 menyebabkan
kenaikan nilai gramatur kertas dibandingkan dengan penambahan salah satu jenis bahan aditif dan tanpa bahan aditif. Hal ini diakibat dari adanya
akumulasi kedua bobot bahan tambahan yang meningkatkan berat kertas. Penambahan tapioka cenderung meningkatkan gramatur kertas karena
meningkatkan daya ikatan antar serat, sedangkan kaolin sebagai bahan anorganik yang berikatan pada permukaan serat selulosa mikrobial juga
menambah berat lembaran kertas yang terbentuk.
C. Indeks Tarik Kertas Selulosa Mikrobial