F. Analisis Konversi Biomassa
Dalam penelitian ini dilakukan analisis konversi biomassa yang bertujuan untuk mengetahui peranan atau manfaat penggunaan selulosa
mkrobial sebagai selulosa alternatif dalam pembuatan kertas. Peranan yang dikaji berdasarkan penghematan jumlah kayu yang dibutuhkan dalam
menghasilkan pulp yang disubtitusi dengan menggunakan selulosa mikrobial. Analisis ini dilakukan dengan melalui tahapan
– tahapan yaitu menghitung jumlah serat selulosa mikrobial yang dihasilkan per hektar per tahun.
Kemudian menentukan jumlah pulp yang dapat dihasilkan dengan menggunakan rendemen hasil penelitian ini. Selanjutnya, dilakukan
perhitungan terhadap bobot Acacia mangium tanaman pembanding yang dibutuhkan untuk menghasilkan pulp dalam jumlah yang sama dengan pulp
yang dihasilkan oleh selulosa mikrobial. Setelah itu, menghitung jumlah areal Acacia mangium dan jumlah pohon Acacia mangium yang dihemat serta total
penyerapan CO
2
sebagai dampak dari penghematan hutan tersebut. Adapun nilai analisis yang diperoleh seperti ditunjukan pada tabel 8.
Tabel 8. Hasil Analisa Tahapan Analisa
Nilai Serat selulosa mikrobial
369,778 tonhatahun Pulp serat selulosa mikrobial
14.097,78 tontahun Bobot Acacia mangium yang dihemat
18.464,87 tontahun Areal Acacia mangium yang dihemat
1.183,63 hatahun Jumlah Acacia mangium yang dihemat
1.973.116 pohontahun Jumlah penyerapan CO
2
276.236,24 tontahun 1.
Serat Selulosa Mikrobial Selulosa mikrobial yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30
lembar nata de coco dengan konversi berat 0,8 kg basah per 1 lembar nata de coco selulosa mikrobial. Dengan demikian banyaknya selulosa
mikrobial yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 24000 gram atau 24 kg basah. Dari hasil penelitian presentase serat selulosa
mikrobial adalah 2 maka serat yang dapat diperoleh berjumlah 480 gram basis kering. Selulosa mikrobial yang digunakan pada penelitian
ini merupakan hasil fermentasi dari kultur diam dengan luas satu wadah fermentasi selulosa mkrobial adalah 30 cm x 30 cm atau 900 cm
2
,
sehingga banyaknya wadah produksi selulosa mikrobial dalam 1 ha adalah 111.111,11 buah lembaran selulosa mikrobial untuk 1 tingkat tray
fermentasi. Asumsi yang digunakan adalah bahwa tingkatan tray sebanyak 4 dan perluasan lahan produksi sebesar 100 ha serta waktu
panen selulosa mikrobial 52 kalitahun. Dengan faktor konversi berat selulosa mikrobial dan presentase serat dapat dihitung massa total
selulosa mikrobial adalah 36.977,78 tontahun. Pulp yang dapat dihasilkan dihitung berdasarkan rendemen pada penelitian ini yaitu
38,125 basis kering oven serat, sehingga total keseluruhan pulp yang dapat dihasilkan adalah 14.097,78 tontahun.
2. Penghematan Acacia mangium
Dalam menghitung peranan penggunaan selulosa mikrobial dalam penghematan hutan dilakukan perbandingan terhadap banyaknya
kebutuhan kayu dalam menghasilkan pulp. Pada penelitian ini digunakan Acacia mangium sebagai pembanding dengan rendemen tertinggi pulp
Acacia mangium berdasarkan penelitian Ramadona 2001 adalah 76,35 . Dengan demikian dapat dihitung kebutuhan kebutuhan kayu untuk
menghasilkan pulp sebesar 14.097,78 tontahun adalah 18.464,673 tontahun.
Menurut Uzair dan Sugiharto 1989, rata – rata pertumbuhan
tanaman Acacia mangium ditanah yang baik adalah 40 m
3
per ha per tahun dengan volume kayunya 415 m
3
per ha dengan berat jenis 0,39 gcm
3
. Dari data tersebut dapat dihitung luasan tanam Acacia mangium yang dapat disubtitusi adalah 1.183,63 hatahun. Menurut Yulistina
2001, banyaknya pohon Acacia mangium untuk 1 ha dengan jarak tanam 2 x 3 m adalah 1667 batang pohon. Dengan demikian jumlah total
subtitusi pohon Acacia mangium adalah 1.973.116 batang pohontahun. 3.
Penyerapan CO
2
Analisa lain yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menghitung banyaknya penyerapan CO
2
yang dihasilkan dari penghematan pohon Acacia mangium. Menurut Gusmailina 1995 rata
–
rata penyerapan CO
2
untuk satu batang pohon berumur 10 – 15 tahun
adalah 0,14 ton CO
2
tahun. Dari data tersebut dapat dihitung banyaknya penyerapan CO
2
dari jumlah pohon Acacia mangium yang dihemat adalah 276.236,24 ton CO
2
tahun. Berdasarkan Brahmana 2001, untuk memenuhi kapasitas industri
pulp pada tahun 2000 dibutuhkan 1,2 milyar batang pohon dengan dampak tidak terikatnya CO
2
sebesar 166 juta ton. Dengan demikian penggunaan selulosa mikrobial sebagai bahan baku pembuatan pulp dan
kertas dapat menghemat jumlah kayu dan kerusakan lingkungan dengan indikator CO
2
dapat dikurangi.
DAFTAR PUSTAKA
Allia. 2001. Sifat Pulp Abaka Asal Indonesia. Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.
Anonim. 2008. Kertas Masa Depan dari Laut Tidak Lagi dari Hutan. Diakses tanggal 21 Desember 2009.
http:bioindustri.blogspot.com .
Askari, M. 2000. Analisis Keseimbangan Karbon dari Pemanenan Hutan di Indonesia. Skripsi. Jurusan Geofisika dan Metereologi IPB, Bogor.
Benziman, M, A. Mazover. 1982. Journal Biological Chem. 248 :1603 – 1608.
Brahmana, Ricky Aswandi. 2001. Pemanfaaatan Serat Garut sebagai Bahan Baku Pembuatan Pulp. Skripsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, IPB. Bogor.
Britt, KW. 1964. Handbook of Pulp and Paper Technology. Reinhold publishing corporation, New York.
Brown, Jr. 1987. The biosynthesis of cellulose, Food Hydrocoloids, 1 1987 345 – 351.
Casey, J. P. 1966. Pulp and Paper, Chemistry and Chemical Technology. Interscience Publisher Inc., New York.
Casey, J.P. 1980. Pulp and Paper : Chemistry and Chemical Technology. Volume I, Third edition. Interscience Publisher Inc., New York.
Ciechanska D., Struszczyk H., Gruzinska K., 1998. Modification of Bacterial Cellulose, Fiber and Textiles in Eastren Europe. No 4 23 pp. 61
– 65. Czaja. W, Krstynowicz, S. Bielecki, R.M Brown Jr., Microbal cellulose
– The natural power to heal wounds, Biomaterial, 27 2006 145
– 151. Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 1976. Vademecum Kehutanan
Indonesia. Direktorat Jendral Kehutanan, Departemen Kehutanan Republik Indonesia, Jakarta.
Departemen Perindustrian. 1982. Penggolongan Kertas. Direktorat Jendral perindustrian, Departemen Perindustrian. Jakarta.
Donald, G White and Brown Jr. 1983. Prosefect for The Commercialitation of Biosynthesis of Microbial Cellulose. Departemen Botany. University of
Texas. USA. Fengel, D dan Wegener G. 1984. Kayu : Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-reaksi.
Diterjemahkan oleh Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Hlm 155 –
159 .
Figini, M.M. 1982. Cellulose and Other Natural Polimer System, pp.243 – 271.
Plenum New York. Gusmailina. 1995. Pengukuran Kadar CO
2
Udara Di Dalam Tegakan Beberapa Jenis Hutan Tanaman Di Cikole Dan Ciwidey, Jawa Barat. Skripsi. Jurusan
Teknologi Hasil Hutan, IPB. Bogor. Handayani. 1991. Struktur Serat. Balai Besar Selulosa dan PT. Kertas Leces,
Bandung dan Probolinggo. Hassid and Ballows, 1970. Di dalam W. Pigmen ed. The Carbohydrates,
Chemistry, Biochemistry, Physiology. Academis Press Inc., New York. Haygreen, J.G. dan J.L Bowyer, 1996. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Suatu
Pengantar. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Houghton, RA. 1990. The Global Effect of Tropical Deforestation. The Wood
Hole Research Center. Wood Hole, MA. http:faostat.fao.orgsite626DesktopDefault.aspx?PageID=626ancor
. Diakses pada tanggal 10 Januari 2010.
Iguchi. M, S Yamanaka, A. Budhiono. Bacterial cellulose a masterpiece of nature arts. J. Mater sci 35 2000 261
– 270. Ibnusantosa, G. 1987. Pulp untuk Kertas. Lembaga Penelitian Selulosa, Bandung.
J. Shah, Brown Jr., Toward electronic paper displays made from micobial cellulose, Appl. Microbiol. Biotechnol 66 2005 352
– 355. Krytynowicz A, Bieclecki S. 2001. Biosynthesis of Bacterial Cellulose and Its
Potential Application in the Different Industries. Pollish Biotechnology News. [http:www.Biotechnology-pl.comsciencekrystynowicz.htm]
Krystynowicz A, Bieclecki S, M. Turkiwiez, H. Kalinowska. 2005. Bacterial Cellulose. In : Polysaccharides and polyamydes in the food industry.
Weinheim, Germany 2005 pp. 31 – 85.
Mc Donald, R.G. dan J.N. Franklin. 1969. The Pulping Wood. 2
nd
. Ed 1. Mc Graw-Hill Book Company. New York. Hlm 50
–62. Out Law, T. G dan Robert Engelman. 1999. Forest Future : Population,
Consumption, and Wood Resources. Population Action International, Washington DC.
Page, DH. 1985. Mekanisme Pengembangan Pulp Kering dengan Penggilingan, Berita Selulosa XXI1 : 30.
Romadona, R. 2001. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan dengan Bahan Kimia terhadap Pelunakan Kayu Acacia Mangium dalam Pembuatan Pulp Putih
secara Kimia Mekanis. Skripsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, IPB. Bogor.
M. Shoda, Y. Sugano. Recent Advances in Bacterial Cellulose Production, Biotechnol. Bioprocess Eng. 10 2005 1
– 8. Setiawan, I. 1999. Manajemen Hutan Sebagai Upaya Pengurangan Gas Rumah
Kaca. Skripsi. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. IPB, Bogor. Schramn, M., dan S. Hestrin. 1954. Synthesis of Cellulose by Acetobacter
xylinum. Lab Microb. Chem of Dep of Biochem., Institut of Live Source The Hebrew University of Jerussalem, Jerussalem.
SII 0658 – 82. Tata nama kertas dan karton di Indonesia bagian 1. Departemen
Perindustrian Republik Indonesia. SNI 14
–0499–1989. Cara Uji Daya Serap Air Kertas dan Karton. Badan Standarisasi Nasional.
SNI 08 –7070–2005. Cara Uji Kadar Air. Badan Standarisasi Nasional.
SNI 08 –7070–2005. Cara Uji Daya Serap Air Kertas. Badan Standarisasi
Nasional. SNI 14
–0436 –1989 . Cara Uji Ketahanan Sobek Kertas dan Karton. Badan Standarisasi Nasional.
SNI 14 –0115–1998. Mutu kertas Tulis A atau HVS Hout Vrij Schriff Papier.
Badan Standarisasi Nasional. SNI 14
–0439–1989 . Cara Uji Gramatur dan Densitas Kertas dan Karton. Badan Standarisasi Nasional.
SNI 14 –4737–1998 . Cara Uji Ketahanan Tarik Kertas dan Karton. Badan
Standarisasi Nasional. SNI 7273
–2008. Persyaratan Mutu Kertas Koran. Badan Standarisasi Nasional. Soenardi, B. S. F. 1974. Hubungan Antara Sifat
–Sifat Kayu dan Kualitas Kertas. Berita selulosa X 3 :111-124.
Sjostrom, E. 1995. Kimia Kayu. Dasar – dasar dan Penggunaan. Gajah Mada
University Press, Yogyakarta. Sugiyama, J. et al. 1955. Preprints of `95 Cellulose RD 2 nd anual Meeting of
Cellulose Society of Japan, Kyoto. Pp7-8.
Suwarna. 2005. Pemanfaatan Batang Pisang Ambon Musa sapientum L sebagai Bahan Baku Pulp untuk Kertas Bungkus. Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil
Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Stephens, JA. Westland, A.N Neogi. Method Using Bacterial Cellulose as a
Dietary Fiber Component. US patent 4960763 1990. Syafii, W. 2000. Sifat Pulp Daun Kayu Lebar dengan Proses Organosolv. Jurnal
Teknologi Industri Pertanian. Vol. 102. Bogor. Hlm 54 –55.
Syarief, R. S. Santausa, St. Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan Laboratorium Rekayas Pangan PAU, Institut Pertanian Bogor.
Thiman and V. Kenneth. 1955. The Live of Bacteria. Mac Millan Co. New York.Uzair dan Sugiharto. 1989. Pembuatan Pulp Rayon dari Kayu Acacia
mangium. Berita Selulosa XXV 2 : 31 – 35.
Williams, WS and R.E Cannon. 1989. Alternatif Environmental Roles for Cellulose Produced by A. Xylinum. Application Environmental Microbial
vol 55. Yamanaka S, Iguchi M, Ichimura K, Y Nishi, M Uryu, K Watanabe. 1988.
Bacterial cellulose containing molding material having high dynamic strenght. US Patent 4742164 1988.
Yamanaka, S., K. Watanabe, N. Kitamura, et al. 1989. Material Sci. 24.3141 –
3145. Yoshinaga, F., N. Tonouchi, dan K. Watanabe. 1996. Research Progrees of
Bacterial Cellulose by Aeration and Agitation Culture and Its Application as A New Industrial Material
. Young, J.H. 1980. Fiber Preparation and Approach Flow. Di dalam : Casey, J.P.,
editor. 1981. Pulp and Paper : Chemistry and Chemical Technology. Edisi ke-3, vol IV. New York : J. Willey and Sons Inc.
Yulistina, ND. 2001. Analisis Energi dan Biomassa dalam Proses Pembuatan Briket Arang. Skripsi. Jurusan Teknologi Industri Pertania, IPB. Bogor.
Lampiran 1. Analisis Ragam Gramatur Kertas
ANOVA 2 Faktorial Nilai Gramatur Kertas
Kaolin Ulangan
Tapioka rata-rata
T0 T2.5
K0 1
35 28.5
2 37.5
33.9 rata-rata
36.25 31.2
33.725 K5
1 36.2
53.5 2
32.3 44.6
rata-rata 34.25
49.05 41.65
Total rata-rata 35.25
40.125 37.6875
FK 11362.78
JKTo 435.0688
JKP 370.1537
JKT 47.53125
JKK 125.6113
JKTK 197.0113
JKG 64.915
Keragaman db
JK KT
F-hit T
1 47.53125
47.53125 2.92883
K 1
125.6113 125.6113
7.740045 TK
1 197.0113
197.0113 12.13964
G 4
64.915 16.22875
Perlakuan 3
370.1537 123.3846
Total 7
Taraf 5 dengan db1 = 1 dan db2 = 4 maka F-tabel 7,706 Keterangan :
FK = Faktor Konversi
JKTo = Jumlah Kuadarat Total JKP
= Jumlah Kuadarat Perlakuan JKT
= Jumlah Kuadarat Faktor Tapioka JKK
= Jumlah Kuadarat Faktor Kaolin JKTK = Jumlah Kuadarat Interaksi kedua faktor
JKG = Jumlah Kuadarat Galat Percobaan
Lampiran 2. Analisis Ragam Indeks Tarik Kertas
ANOVA 2 Faktorial Nilai Indeks Tarik Kertas
Kaolin Ulangan
Tapioka rata-rata
T0 T2.5
K0 1
19.84 39.81
2 19.84
39.81 rata-rata
19.84 39.81
29.825 K5
1 34.36
58.65 2
30.54 49.31
rata-rata 32.45
53.98 43.215
Total rata-rata 26.145
46.895 36.52
FK 10669.68
JKTo 1271.84
JKP 1220.926
JKT 861.125
JKK 358.5842
JKTK 1.2168
JKG 50.914
Keragaman db
JK KT
F-hit T
1 861.125
861.125 67.6533
K 1
358.5842 358.5842
28.17176 TK
1 1.2168
1.2168 0.095596
G 4
50.914 12.7285
Perlakuan 3
1220.926 406.9753
31.97355 Total
7 Taraf 5 dengan db1 = 1 dan db2 = 4 maka F-tabel 7,706
Keterangan : FK
= Faktor Konversi JKTo = Jumlah Kuadarat Total
JKP = Jumlah Kuadarat Perlakuan
JKT = Jumlah Kuadarat Faktor Tapioka
JKK = Jumlah Kuadarat Faktor Kaolin
JKTK = Jumlah Kuadarat Interaksi kedua faktor JKG
= Jumlah Kuadarat Galat Percobaan
Lampiran 3. Analisis Ragam Indeks Sobek
ANOVA 2 Faktorial Nilai Indeks Sobek Kertas
Kaolin Ulangan
Tapioka rata-rata
T0 T2.5
K0 1
18.05 21.55
2 18.05
21.26 rata-rata
18.05 21.405
19.7275 K5
1 18.04
14.45 2
18.04 14.08
rata-rata 18.04
14.265 16.1525
Total rata-rata 18.045
17.835 17.94
FK 2574.749
JKTo 51.1784
JKP 51.0679
JKT 0.0882
JKK 25.56125
JKTK 25.41845
JKG 0.1105
Keragaman db
JK KT
F-hit T
1 0.0882
0.0882 3.19276
K 1
25.56125 25.56125
925.2941 TK
1 25.41845
25.41845 920.1249
G 4
0.1105 0.027625
Perlakuan 3
51.0679 17.02263
616.2039 Total
7 Taraf 5 dengan db1 = 1 dan db2 = 4 maka F-tabel 7,706
Keterangan : FK
= Faktor Konversi JKTo = Jumlah Kuadarat Total
JKP = Jumlah Kuadarat Perlakuan
JKT = Jumlah Kuadarat Faktor Tapioka
JKK = Jumlah Kuadarat Faktor Kaolin
JKTK = Jumlah Kuadarat Interaksi kedua faktor JKG
= Jumlah Kuadarat Galat Percobaan
Lampiran 4. Analisis ragam daya serap air bagian atas kertas
ANOVA 2 Faktorial Daya Serap Air Bagian Atas Kertas
Kaolin Ulangan
Tapioka rata-rata
T0 T2.5
K0 1
77.20943 54.73597
2 66.73101
49.49676 rata-rata
71.97022 52.11637
62.04329 K5
1 71.557
61.90542 2
58.734 65.07652
rata-rata 65.14546
63.49097 64.31821
Total rata-rata 68.55784
57.80367 63.18075
FK 31934.46
JKTo 563.1201
JKP 407.2634
JKT 231.3044
JKK 10.35053
JKTK 165.6085
JKG 155.8567
Keragaman db
JK KT
F-hit T
1 231.3044
231.3044 5.936334
K 1
10.35053 10.35053
0.265642 TK
1 165.6085
165.6085 4.250274
G 4
155.8567 38.96418
Perlakuan 3
407.2634 135.7545
3.484083 Total
7 Taraf 5 dengan db1 = 1 dan db2 = 4 maka F-tabel 7,706
Keterangan : FK
= Faktor Konversi JKTo = Jumlah Kuadarat Total
JKP = Jumlah Kuadarat Perlakuan
JKT = Jumlah Kuadarat Faktor Tapioka
JKK = Jumlah Kuadarat Faktor Kaolin
JKTK = Jumlah Kuadarat Interaksi kedua faktor JKG
= Jumlah Kuadarat Galat Percobaan
Lampiran 5. Analisis ragam daya serap air bagian bawah kertas
ANOVA 2 Faktorial Daya Serap Air Bagian Bawah Kertas
Kaolin Ulangan
Tapioka rata-rata
T0 T2.5
K0 1
58.18282 67.42038
2 110.7128
50.73763 rata-rata
84.44781 59.079
71.76341 K5
1 44.947
88.79085 2
65.214 82.17289
rata-rata 55.08066
85.48187 70.28126
Total rata-rata 69.76424
72.28044 71.02234
FK 40353.38
JKTo 3318.345
JKP 1572.204
JKT 12.66253
JKK 4.393509
JKTK 1555.148
JKG 1746.141
Keragaman db
JK KT
F-hit T
1 12.66253
12.66253 0.029007
K 1
4.393509 4.393509
0.010065 TK
1 1555.148
1555.148 3.56248
G 4
1746.141 436.5352
Perlakuan 3
1572.204 524.068
1.200517 Total
7 Taraf 5 dengan db1 = 1 dan db2 = 4 maka F-tabel 7,706
Keterangan : FK
= Faktor Konversi JKTo = Jumlah Kuadarat Total
JKP = Jumlah Kuadarat Perlakuan
JKT = Jumlah Kuadarat Faktor Tapioka
JKK = Jumlah Kuadarat Faktor Kaolin
JKTK = Jumlah Kuadarat Interaksi kedua faktor JKG
= Jumlah Kuadarat Galat Percobaan
47 Lampiran 6. Asumsi Perhitungang Konversi Biomassa
Asumsi Perhitungan Analisis Konversi Biomassa Massa nata
24000 gram berdasarkan penelitian
massa serat 480 gram
berdasarkan penelitian presentase serat
2 Rendemen pulp
38,125 berdasarkan penelitian
luasan lembaran nata 900 cm²
0,09 m² Konversi lembaran nata terhadap berat
nata 0,8
berdasarkan penelitian waktu panen selulosa mikrobial
7 hari berdasarkan literatur
panen dalam 1 tahun 52 kali
Jumlah tingkat tray fermentasi nata 4 tingkat
Perluasan lahan produksi nata 100 ha
Rendemen pulp Acacia mangium 76,35
berdasarkan penelitian massa kayu
15,6 tonha.thn berdasarkan literatur
jumlah batang pohon dalam 1 ha 1667 batangha
berdasarkan literatur Jumlah penyerapan CO2
0,14 ton
co2batang.thn berdasarkan literatur
Lampiran 7. Perhitungan Analisis Konversi Biomassa Perhitungan Analisis Konversi Biomassa
Keterangan Perhitungan
Hasil Satuan
hitung Jumlah nata per ha
10000luasan cetakan fermentasi 111111,11 buahha
massa natapanen 7 hari jumlah cetakan nata konversi berat
88888,889 kgha.7 hari massa total nata
52masa nata 1 x panen nata selulosa mikrobial 4622222,2 kgha.thn
Jumlah serat yang diperoleh serat massa total nata dalam 1 tahun
92444,444 kgha.thn jumlah serat dalam 4 tray fermentasi
4jumlah serat diperoleh 369777,78 kgha.thn
jumlah serat perluasan lahan produksi 100jumlah serat 4 tray
36977778 kgthn
36977,778 tonthn Pulp yang dihasilkan
rendemen pulpjumlah serat total perluasan lahan 14097,778 tonthn
Pulp Acacia mangium 14097,778 tonthn
massa kayu yang dibutuhkan jumlah pulp acacia mangiumrendemen acacia
mangium 18464,673 tonthn
Luasan daerah masa kayu yang dibutuhkanmasa kayu per 1 ha
1183,6329 hathn Jumlah pohon yang dihemat
jumlah pohonhaluas daerah 1973116 pohonthn
Total penyerapan CO2 0,14 jumlah pohon yang dihemat
276236,24 ton CO2thn
Lampiran 8. SNI Kertas Koran Komposisi lembaran
Mengandung pulp mekanis atau pulp bagas dengan rendemen tinggi
Gramatur 45
– 55 gm
2
Tebal Maks 0,1 mm
Indeks tarik Min 23,46 Nm.g
Indeks sobek Min 3,56 Nm
2
g Opasitas
Min 89 Derajat putih
Min 57 GE
Lampiran 9. SII.0658-82 TATA NAMA KERTAS DAN KARTON DI INDONESIA
1. RUANG LINGKUP
Standart ini meliputi definisi dan tata nama kertas dan karton di Indonesia 2.
DEFINISI 2.1
Kertas ialah lembaran yang terbuat dari serat selulosa alam atau serat buatan yang telah mengalami pengerjaan penggilingan, ditambahkan
beberapa bahan tambahan yang saing temple menempel dan jalin menjalin. Umumnya mempunyai gramatur lebih rendah dari 224
gramm
2
. 2.2
Karton ialah lembaran yang terbuat dari serat selulosa alam atau serat buatan yang telah mengalami pengerjaan penggilingan, ditambahkan
beberapa bahan tambahan yang saing temple menempel dan jalin menjalin. Umumnya mempunyai gramatur lebih dari 224 gramm
2
.
3. TATA NAMA KERTAS DAN KARTON
Tata nama kertas dan karton di Indonesia adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kertas merupakan produk yang berasal dari pemanfaatan selulosa
sebagai bahan bakunya. Kertas digunakan secara meluas dalam bidang pendidikan sampai bidang pengemasan Syafii, 2000. Peningkatan
perrmintaan kertas akan meningkatkan laju permintaan terhadap kebutuhan selulosa yang pada umumnya berasal dari kayu. Pada industri pulp dan kertas
dalam memproduksi 178 juta ton pulp akan menghabiskan kayu sebanyak
670 juta ton Anonim, 2008. Berdasarkan data resmi dari situs The UN Food Agriculture Organization’s FAO, menunjukkan bahwa sejak tahun 2001
sampai dengan tahun 2007 produksi kertas dan karton dunia rata-rata meningkat 3,05 setiap tahun dengan konsumsi 383.603.402 ton kertas dan
karton pada tahun 2007. Perkiraan pertumbuhan industri pulp dan kertas dalam dekade berikutnya berada antara 2 hingga 3,5 per tahun, sehingga
membutuhkan kenaikan jumlah kayu bulat yang dihasilkan dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta hektar setiap tahun Anonim 2008. Peningkatan
kebutuhan akan kayu tersebut dapat menyebabkan kenaikan laju deforestasi dan kerusakan hutan. Kenaikan laju deforestasi ini menimbulkan beberapa
dampak terhadap lingkungan salah satunya efek global warming. Penggundulan hutan yang terjadi mengurangi jumlah tumbuhan yang dapat
mengikat emisi CO
2
dari aktifitas manusia sehingga CO
2
yang tak terserap oleh tumbuhan membentuk lapisan yang mengakibatkan pemanasan global
global warming. Pemanasan global ini akan berdampak pada perubahan iklim secara tidak menentu. Selain itu, penggundulan hutan dapat
menyebabkan bencana alam seperti erosi dan banjir Setiawan, 1999. Kertas pada dasarnya dapat dibuat dari semua bahan setengah jadi
yang mengandung selulosa pulp. Namun demikian, selulosa pulp kayu sampai saat ini masih mendominasi sebagai bahan utama yang digunakan
dalam proses pembuatan kertas. Kayu yang digunakan untuk pembuatan kertas masih tercampur bahan lain seperti lignin dan hemiselulosa dengan
kandungan sebanyak 16 dan 25 dari kayu lunak atau kayu daun jarum
Sjostrom, 1995. Pulp merupakan hasil pemisahan serat kayu menjadi serat –
serat terpisah. Proses pemisahan dapat dilakukan dengan tiga macam cara yaitu cara mekanis, kimia, dan semi kimia Sjostrom, 1995. Dalam
menghasilkan pulp, pada ketiga cara ini terdapat beberapa kelemahan antara
lain konsumsi energi yang tinggi dan dapat menyebabkan p encemaran
lingkungan yang cukup tinggi. Pencemaran lingkungan timbul akibat penggunaan zat
– zat kimia berbahaya untuk proses delignifikasi pelarutan lignin pada metode semi kimia dan kimia. Di samping itu, pada pembuatan
kertas tertentu dibutuhkan proses pemutihan pulp yang menggunakan bahan kimia pemutih yang bisa berakibat pencemaran lingkungan Departemen
Kehutanan Republik Indonesia, 1976. Kelemahan lainnya ada pada produktifitas kayu yang rendah dan masa tebang kayu membutuhkan waktu
lama serta isu –isu yang terkait masalah lingkungan. Kelemahan atau masalah
yang terjadi ini menuntut sumber selulosa alternatif yang diharapkan dapat menggantikan selulosa kayu menjadi bahan baku pembuatan kertas.
Salah satu sumber selulosa alternatif adalah selulosa mikrobial. Selulosa mikrobial merupakan hasil produksi dari beberapa jenis
mikroorganisme bakteri antara lain spesies Acetobacter. Ada beberapa spesies Acetobacter yang dapat digunakan untuk memproduksi selulosa yaitu
A. xylinum, A. aceti, A. cetianum, dan A. pasteuranum. Dalam mensintesa selulosa, bakteri tersebut menggunakan sumber karbon yang berasal dari
glukosa, fruktosa, sukrosa, galaktosa dan gliserin. Selulosa bakteri memiliki beberapa kelebihan yaitu memiliki tingkat kemurnian yang tinggi karena
terbebas dari kandungan lignin, proses isolasi yang mudah, memiliki kristalinitas
dan produktifitas selulosa yang tinggi White dan Brown, 1983. Aplikasi selulosa mikrobial yang telah banyak diteliti adalah sebagai bahan
makanan berserat tinggi Stephens et al.,1990, sebagai bahan pembalut luka dalam bidang farmasi dan obat
– obatan Czaja et al,. 2006, sebagai bahan pembuatan electronic paper display J.Shah dan Brown, 2005 dan sekat
pengeras suara audio speaker diaphragms Yamanaka et al,. 1988 serta sebagai penambah kekuatan fisik kertas dalam proses pembuatan kertas
Iguchi et al., 2000. Kelebihan dan karakteristik selulosa mikrobial dapat
digunakan sebagai dasar pemanfaatan selulosa mikrobial untuk bahan baku pembuatan kertas.
Produktifitas seluosa mikrobial relatif lebih tinggi dibandingkan produktifitas selulosa kayu. Hal ini dapat ditunjukan dari laju pemanenan
selulosa mikrobial yang hanya membutuhkan 5 –7 hari dibandingkan selulosa
kayu yang membutuhkan waktu panen sekitar 4 –6 tahun. Produktifitas yang
tinggi ini menjadikan selulosa mikrobial sebagai bahan potensial untuk dikembangkan dalam proses pembuatan kertas. Pengembangan pemanfaatan
selulosa mikrobial merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi kelemahan dalam penggunaan selulosa kayu untuk produksi kertas. Dengan
demikian diharapkan dapat diperoleh kertas dengan mutu yang sama dan produktifitas yang lebih baik serta ramah terhadap lingkungan.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan selulosa mikrobial sebagai pengganti selulosa kayu dalam proses pembuatan kertas.
Secara spesifik, penelitian tersebut bertujuan : 1.
Mengetahui pengaruh penambahan bahan aditif pada kekuatan fisik kertas selulosa mikrobial yang dihasilkan.
2. Mengetahui besarnya peranan selulosa mikrobial dalam mensubtitusi
selulosa kayu sebagai bahan baku pembuatan kertas dengan melakukan analisis konversi biomassa.
C. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah : 1.
Karakterisasi selulosa mikrobial terkait dengan proses pembuatan kertas. 2.
Pembuatan kertas dengan menggunakan bahan baku selulosa mikrobial yang berasal dari kultivasi diam.
3. Pengujian karakteristik kertas yang dihasilkan.