Karakteristik Selulosa Kayu dan Selulosa Mikrobial

Keterangan : CS cellulose synthase, GK glucokinase, FBP fructose-1,6-biphosphate phosphatase, FK fructokinase, 1FPk fructose-1-phosphate kinase, PGI phosphoglucoisomerase, PMG phosphoglucomutase, PTS system of phosphotransferases, UGP pyrophosphorylase uridine diphosphoglucose, UDPGlc uridine diphosphoglucose, G6PDH glucose-6-phosphate dehydrogenase, NAD nicotinamide adenine dinucleotide, NADP nicotinamide adenine dinucleotide phosphate. Gambar 2. Biosintesis Selulosa Mikroba Brown, 1987

C. Karakteristik Selulosa Kayu dan Selulosa Mikrobial

Selulosa mikrobial mempunyai karakteristik yang unik dan relatif lebih unggul dari selulosa kayu terutama tingkat kemurniaannya White dan Brown, 1983. Pada tanaman kayu, selulosa yang dihasilkan masih berikatan kuat dengan senyawa lignin dan hemiselulosa. Persentase kandungan selulosa, lignin dan hemiselulosa adalah 42 , 16 dan 25 dari kayu lunak atau kayu daun lebar Sjostrom, 1995. Pada umumnya selulosa terdiri dari selulosa α dan selulosa β. Selulosa kayu dan selulosa mikrobial terdiri dari kedua selulosa tersebut, hanya memiliki perbedaan komposisi. Pada sel ulosa kayu, kandungan selulosa α lebih tinggi yaitu sekitar 70 dan sisanya 30 adalah selulosa β. Sedangkan pada selulosa bakteri kandungan selulosa β lebih besar yaitu sebanyak 60. Denstitas selulosa α lebih besar dari densitas selulosa β, maka densitas selulosa mikrobial lebih kecil dibandingkan dengan selulosa kayu Sugiyama et al., 1991. Dalam beberapa hal lainnya, selulosa kayu memiliki perbedaan dengan selulosa mikrobial. Pada selulosa kayu terdapat lamela atau ultrastruktur sel serat sedangkan selulosa mikrobial memiliki ultrafine sel serat. Hal ini menyebabkan perbedaan ukuran serat. Ukuran serat selulosa mikrobial lebih kecil 110 sampai 11000 dari ukuran serat selulosa kayu Yoshinaga et al., 1996. Perbedaan lainnya adalah derajat polimerisasi. Derajat polimerisasi selulosa kayu lebih konstan sedangkan derajat polimerasi selulosa mikrobial akan naik secara linier tergantung masa pertumbuhan organismenya Figini, 1982. Selain derajat polmerisasi, perbedaan juga terletak pada derajat kristalinitas bahan. Selulosa mikrobial lebih memiliki derajat kristalinitas yang lebih tinggi dibandingkan selulosa tanaman kayu Watanabe, 1994. Lapisan pelikel dari selulosa bakteri memiliki modulus young yang tinggi kira – kira 156 GPa. Modulus ini dipengaruhi oleh ikatan interfibril serta kristalinitas selulosa mikrobial. Selulosa mikrobial dapat diproses menjadi suspense stabil dengan menggunakan proses homogenisasi mekanik. Aplikasi dari selulosa mikrobial adalah untuk pembuatan akustik diafragma, kulit buatan penutup luka, dan pembuatan kertas bermutu tinggi Yamanaka et al,. 1994. Selulosa mikrobial mempunyai beberapa keunggulan antara lain kemurnian yang tinggi, derajat kristalinitas yang tinggi, mempunyai kerapatan antara 300 dan 900 kgm3, kekuatan tarik yang tinggi, dan elastis. Krystynowicz dan Bielecki, 2001. D. Kertas Kertas adalah lembaran yang terdiri dari serat – serat selulosa yang saling membentuk jalinan serat. Pada beberapa jenis kertas tertentu ditambahkan beberapa bahan penolong berupa zat organik dan anorganik. Departement Perindustrian 1982 menggolongkan kertas menjadi tiga bagian yaitu kertas budaya, kertas industri, dan kertas lain. Kertas budaya terdiri atas surat kabar, kertas cetak dan kertas tulis. Kertas industri terdiri atas kertas pengemas, kertas kraft, kertas rokok, dan karton. Kertas lain adalah kertas yang tidak termasuk kedua golongan tersebut misalnya kertas tissue dan house hold. Kertas surat kabar ialah kertas yang digunakan untuk mencetak. Kertas tersebut memiliki spesifikasi gramatur antara 45 – 60 gm 2 Anonim, 2008. Berikut ini adalah SNI untuk kertas koran : Tabel 1. Persyaratan Mutu Kertas Koran SNI 7273 – 2008 Parameter Satuan Persyaratan Gramatur gm 2 45 - 60 Ketahanan Tarik kNm Min. 1,18 Penetrasi minyak 1000mm Maks. 30 Derajat putih ISO Min. 55 Opasitas cetak Min. 90 Sumber : Badan Standarisasi Nasional 2008 Jenis kertas lainnya adalah kertas tulis A yang digunakan untuk keperluan tulis – menulis dengan nama di pasaran adalah kertas HVS Hout Vrij Schriff Papier. Kertas HVS ini memiliki variasi gramatur 60, 70, 80 gm 2 dan beredar dengan ukuran yang bervariasi seperti folio 215 mm x 330 mm dan kuarto 215 mm x 280 mm. Kualitas kertas HVS dilihat berdasarkan gramatur, sifat tulis, ketahanan hapus, dan derajat putih 75 ISO SNI 14 – 0115 – 1998. Selain itu, terdapat jenis – jenis kertas lain seperti kertas tissue, kertas medium, dan kertas bungkus. Kertas tissue memiliki nilai gramatur kertas yang berkisar antara 16 – 31,5 SII, 82 dengan daya serap yang baik. Kertas medium merupakan kertas yang digunakan untuk pelapis tengah pada karton. Kertas medium memiliki spesifikasi permukaan rata, tidak kisut dan tidak berlubang. Gramatur kertas medium adalah 60 gm 2 . Standar penelitian umum untuk kertas adalah gramatur 60 gm 2 . Adapun jenis kertas dan beberapa karakteristik sifatnya dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9.

E. Teknologi dan Zat Aditif Pembuatan Kertas